I.
PENDAHULUAN
Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis yang
berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang
berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis". Istilah "Hepatitis"
dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya dapat
berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat
tradisional. Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, B, C, D, E, F dan
G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus dapat akut (hepatitis A) dapat pula
hepatitis kronik (hepatitis B,C) dan adapula yang kemudian menjadi kanker hati
(hepatitis B dan C). Tetapi infeksi virus hepatitis yang sering menimbulkan
masalah yang berhubungan dengan kehamilan adalah virus hepatitis B (VHB)
dan Virus Hepatitis E (VHE). Meskipun masalah yang ditimbulkan pada
kehamilan oleh VHB dan VHE hampir sama, tetapi terdapat perbedaan pada
endemisitas, cara penularan,
cara pencegahan
dan morbiditas
serta
mortalitas. 1,2
Pada wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepatitis virus adalah
sama dengan wanita tidak hamil pada umur yang sama. Kelainan hepar yang
mempunyai hubungan langsung dengan peristiwa kehamilan ialah : Acute fatty
liver of pregnancy (Obstetrik acute yellow-atrophy). Infeksi hepatitis virus pada
kehamilan tidak berhubungan langsung dengan peristiwa kehamilan, namun tetap
memerlukan penanganan khusus, mengingat penyulit-penyulit yang mungkin
timbul baik untuk ibu maupun janin.3,4
Infeksi virus hepatitis pada kehamilan dapat disebabkan oleh banyak
macam virus hepatitis, seperti pada orang dewasa umumnya. Infeksi ini dapat
menimbulkan masalah, baik pada kehamilan/persalinan maupun pada bayi yang
dilahirkannya (penularan vertikal). Bayi yang tertular kemungkinan besar akan
menjadi pengidap kronik dan berakhir dengan kanker hati primer atau sirosis hati
D, Hepatitis E)
b. Non infeksi: komplikasi dari penyakit lain, alkohol, obat-obatan kimia atau
zat kimia, penyakit autoimun.
Sebagian besar kasus hepatitis disebabkan oleh bermacam-macam virus
hepatitis. Nama-nama virus penyebab hepatitis yang saat ini telah dikenali adalah
virus hepatitis A atau VHA, virus hepatitis B atau VHB, virus hepatitis C atau
VHC, virus hepatitis D atau VHD, virus hepatitis E atau VHE.2
Virus hepatitis yang sering menimbulkan masalah yang berhubungan
dengan kehamilan adalah, virus hepatitis B (VHB) dan virus hepatitis E (VHE).
Meskipun masalah yang ditimbulkan pada kehamilan oleh VHB dan VHE hampir
sama, tetapi terdapat perbedaan pada; endemisitas, cara penularan, cara
pencegahan, dan morbilitas serta mortalitas.1
Ikterus merupakan salah satu gejala klinis pada wanita hamil dengan
hepatitis. Ikterus dapat timbul pada satu dari 1500 kehamilan, 41% diantaranya
adalah hepatitis virus, 21% oleh karena kolestatis intrahepatik, dan kurang dari
6% oleh karena obtruksi saluran empedu di luar hati. Adapun ikterus dalam
di dunia. Diperkirakan bahwa saat ini di dunia kira-kira 350 juta orang pengidap
HBsAg dan 220 juta (78%) diantarnya adalah orang ASIA termasuk Indonesia.
Berdasarkan pemeriksaan HBsAg pada kelompok donor darah di Indonesia,
prevalensi hepatitis B berkisar 2,5%-36,17%. Sebanyak 20-40% dari 200 juta
penduduk Indonesia menderita hepatitis menahun yang kemudian menjadi sirosis
atau pengerutan hati. Selain itu di Indonesia infeksi virus hepatitis B terjadi pada
bayi dan anak, diperkirakan 25%-45% adalah karena infeksi perinatal. Hal ini
berarti bahwa Indonesia termasuk daerah endemis hepatitis B. Virus hepatitis B
diperkirakan menginfeksi 2 miliar manusia. Lebih 300 juta penduduk dunia menderita
infeksi kronik. Di Indonesia prevalensi HBsAg 3,5 9,1%, rata-rata 5,5%. Di
beberapa negara mencapai 17%. Transmisi VHB melalui parenteral dan pada
wanita hamil, VHB dapat ditransmisikan secara perinatal dari ibu ke bayinya.
Sekitar 1 dalam setiap 500-1000 wanita hamil telah hepatitis saat dia melahirkan.
Wanita hamil lebih mungkin terinfeksi tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda.4,5,6
VHC ditransmisikan secara parenteral (intravena, transfuse darah) dan
vertikal. Risiko transmisi VHC secara sexual lebih rendah daripada risiko
transmisi VHB. >50% individu yang terinfeksi VHC akan menjadi kronik carrier
dan 75% asimptomatik. Diperkirakan virus hepatitis C telah menyerang lebih dari
170 juta orang di seluruh dunia. Tidak seperti hepatitis A dan B, hingga saat ini
hepatitis C belum ada vaksinnya.4,5
Infeksi VHD tersebar diseluruh dunia dan memiliki prevalensi tertinggi di
Mediterania, Timur Tengah, Asia Tengah, dan Afrika Timur. Transmisi VHD
secara parenteral (obat intravena dan cairan tubuh), termasuk juga secara vertikal
(perinatal). Angka kronisitas dari VHD adalah 1-3% dan 70-80% untuk VHD
koinfeksi dengan VHB. VHD + VHB koinfeksi memiliki risiko sebesar 70-80%
untuk menjadi sirosis hepatis dan hipertensi portal, serta 25% kasus kematian
akibat kegagalan hepatik. Infeksi akut VHD meningkatkan insiden kegagalan
hepatic fulminan dan angka mortalitas sebesar 2-20%. Insiden ko-infeksi VHBVHD diIndonesia sekitar 2,7%.5,7
dapat permanen dan terjadinya gangguan pada fungsi hati. Individu dengan kronik
akan sebagai karier penyakit dan resiko berkembang biak menjadi penyakit kronik
hati atau kanker hati.1,2
dan bereplikasi juga dalam sitoplasma sel hati (limfosit T sitolitik, sel hati
hancur).4
-
Aktifitas seksual baik anal maupun oral. Konsentrasi VHA dalam berbagai
macam cairan tubuh.
Patogenesis.
VHA tahan asam, melalui asam lambung, bereplikasi di usus halus,
lalu masuk ke hati dan bereplikasi kembali, lalu masuk ke sal. Empedu
melalui kanalis biliaris masuk ke usus lagi lalu keluar bersama dengan
tinja. VHA menyebabkan kerusakan pada semua lobus hati terutama
sentral lobules.4
Infeksi
VHA
biasanya
tidak
menyebabkan
gejala
apa-apa
c. Letih lesu
d. Nyeri perut kanan atas
e. Nafsu makan hilang
f. Mual muntah
g. Diare.
h. Urin seperti teh (bilirubi direk), tinja lebih pucat
-
Infeksi VHA dalam kehamilan tidak banyak dibicarakan karena kasusnya yang
jarang dan tidak menimbulkan infeksi pada janin. Belum ditemukan bukti
bahwa infeksi VHA bersifat teratogenik. Resiko penularan pada janin
tampaknya nol dan pada bayi baru lahir cukup kecil. Tetapi resiko kelahiran
preterm cukup meningkat untuk kehamilan yang dipersulit hepatitis A.8
Diagnosis:4
Terapi 4,8
*
Penanganan umum:
Istirahat
Suportif
Pencegahan
Level
protektif
antibodi
terhadap
VHA
Wanita hamil yang baru saja kontak dengan penderita infeksi VHA
harus mendapatkan terapi profilaksis dengan gamma globulin 1 ml. 8
2. Hepatitis B
-
Transmisi VHB.
Penularan in utero atau intra uterine (pada saat bayi didalam
kandungan). Kalau ini terjadi umumnya tidak dapat dicegah dengan
imunisasi.
Penularan
perinatal,
terjadi
pada
persalinan,
karena
Imunopatogenesis:4
Identifikasi: 3,4
*
HbsA
Anti-HBc Anti-HBs
Status hepatitis B
g
-
Tidak
pernah
terinfeksi
(pertimbangkan
11
Pemeriksaaan Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi menunjukkan nekrosis sel hati
sentrilobuler, infiltrasi sel radang di segitiga portal, sedangkan
kerangka retikulin masih baik.4
Biopsi Hati
Tes darah tidak dapat memberikan semua informasi tentang
keadaan hati seseorang. Mengukur viral load VHB, tingkat enzim hati,
dan AFP dalam darah tidak dapat menentukan apakah ada kerusakan,
dan bila ada, tingkat kerusakan. Untuk ini, dibutuhkan biopsi hati.
Biopsi hati hanya diusulkan untuk pasien dengan viral load VHB yang
tinggi (di atas 100.000 kopi) dan tingkat enzim hati yang tinggi.4,10
12
Terapi :
* Pada wanita hamil diberikan pengobatan anti virus (ex: Lamivudin dan
Interferon), untuk hepatitis B kronik, SGOT/SGPT > 1.5x N, HBsAg
(+), VHB DNA (+). Fungsi pengobatannya :8
Untuk anti replikasi
Untuk imunomodulator
Anti proliferasi virus
*
13
dari ibu dengan HbsAg positif atau tidak. Pencegahan penularan VHB
vertikal dapat dipastikan akan berhasil lebih optimal jika diberikan
vaksinasi dengan dosis lebih besar dengan pola yang khusus, atau
diberikan imunisai pasif (HBIG = Hepatitis B imunoGlobin)
di
samping imunisasi aktif bayi bayi yang terlahir dari ibu dengan titer
tinggi DNA-VHB.3,4
*
Jika ibu dengan HBsAg positif tetapi HBeAg negatif, cukup diberi
vaksin HB dengan dosis 10 mikrogram seperti diatas.4,8
Ibu dengan VHB dan ingin menyusui bayinya tidak ada masalah untuk
menyusui bayinya. Jika bayi telah divaksinasi segera setelah lahir,
14
fetoprotein
Setiap 1-2 bulan: VHB-DNA (tidak rutin)
Setiap 2 bulan: >3x pemeriksaan berturut-turut HBsAg tetap (+),
SGOT/SGPT >1.5x N
Biopsy hati: sebelum anti virus untuk melihat respon terapi.
3. Hepatitis C
-
Imunopatogenesis: sitopatik, respon imun (selular > humoral), Th2 VHC >
Th2 VH kronisitas meningkat, mutasi tinggi escape immune
system.12
15
infeksi
VHC
juga
dapat
dibuat
secara
orang
dengan
hepatitis
akut
atau
kronik
akan
4,8
Gejala klinis:
*
Akut:12
hati
bengkak,
nekrosis,
infiltrasi
sel
mononuclear, kolestasis.
*
Kronis:12
17
Terapi:
4. Hepatitis D
18
Identifikasi VHD:4,5
Antigen VHD
VHD RNA
Pencegahan. 4,5
Terapi
Alpha interferon digunakan pada pasien dengan hepatitis B dan
D kronik. Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan dosis yang
lebih tinggi dari biasanya menunjukkan hasil yang lebih baik. 4,5
5. Hepatitis E
-
4,8
19
Diagnostik
Identifikasi: antigen VHE dan anti VHE (konvalesense)
Test diagnostik belum tersedia secara komersial. Serum IgM dan IgG
anti VHE dapat dideteksi dengan ELISA. Infeksi VHE didiagnosa jika
anti VHE IgM atau VHE RNA-nya positif . 4,8
hepatitis
anikterik,
hipoglikemia,
hipotermia,
dan
20
Terapi
Sampai saat ini belum ada vaksin yang tersedia untuk VHE.
Imunoprofilaksis untuk VHE belum tersedia tapi mungkin saja dengan
menggunakan darah donor dari penderita yang berasal dari negara
dengan prevalensi hepatitis E yang tinggi. Untuk itu pecegahan secara
primer dengan meningkatkan higiene dan memastikan bahwa air yang
digunakan bersih sangat penting. Wanita hamil yang menderita infeksi
VHE harus berobat dan diawasi oleh tenaga ahli sesegera mungkin
disamping istirahat dan minum air yang lebih banyak untuk mencegah
dehidrasi. 4
VI.
KESIMPULAN
Infeksi virus hepatitis pada kehamilan trisemester I dan II dapat
menyebabkan penularan secara vertical sebesar 10%, namun jika infeksi virus
hepatitis terjadi pada kehamilan trisemester III, maka risiko penularan secara
vertical dapat meningkat menjadi 76%. Risiko terjadinya hepatitis pada wanita
hamil sama besar dengan hepatitis pada wanita tidak hamil, maka perlu dilakukan
skrining pada setiap ibu hamil untuk menentukan terapi yang dapat diberikan pada
wanita hamil tersebut untuk kesejahteraan ibu dan anak serta keamanan penolong.
1,2,4
Dilakukan skrining dan diberikan HBIg 0.06 ml/kgBB (IM) dosis tunggal
dalam jangka waktu 7 hari setelah terpapar kemudian dilanjutkan serial: 7
hari, 1 bulan, dan 6 bulan.
b. Wanita hamil yang sedang mengidap hepatitis.
Tidak perlu diberikan vaksinasi karena tidak berguna lagi.
c. Wanita hamil yang carrier / pembawa hepatitis.
2. Bayi. 4,8
a. Bayi dengan ibu yang tidak melakukan skreening hepatitis dapat diberikan
imunisasi aktif setelah kelahiran dengan vaksinasi 1ml (IM) dilanjutkan
dengan dosis 0.5 ml pada usia 7 hari, 1 bulan, dan 6 bulan.
b. Bayi dengan ibu yang sedang mengidap hepatitis.
Diberikan gabungan imunisasi, yaitu imunisasi pasif dan imunisasi aktif
dengan memberikan vaksinasi 0.5 ml(IM) pada saat bayi umur 7 hari, 1
bulan, dan 6 bulan dan immunoglobulin 0.5 ml (IM) dalam 12 jam
pertama setelah lahir.
c. Bayi dengan ibu carrier hepatitis.
Diberikan imunisasi aktif, yaitu immunoglobulin 0.5 ml (IM) setelah lahir,
kemudian diulang saat bayi berumur 3 bulan, lalu 6 bulan.
-
3. Persalinan.
Hepatitis pada kehamilan bukan merupakan indikasi untuk dilakukan
abortus / terminasi kehamilan. Dengan pengobatan konservatif, kehamilan
dipertahankan se-aterm mungkin. Sampai saat ini, peras bedah Caesar masih
kontroversi karena perbedaan angka transmisi hepatitis dari ibu ke bayi
dianggap tidak memiliki perbedaan yang bermakna antara persalinan
pervaginam dan perabdominal, sehingga persalinan perabdominal dilakukan
22
jika ada indikasi obstetrik saja. Pada kala II persalinan dilakukan peringanan
trauma pada jalan lahir dan bayinya. 4,8
Namun dari referensi lain, menyatakan bahwa pilihan persalinan
dengan Seksio sesaria telah diusulkan dalam menurunkan resiko transmisi
VHB dari ibu ke janin. Walaupun dari penelitian para ahli cara persalinan
tidak menunjukkan pengaruh yang bermakna dalam transmisi VHB dari
ibu
ke
janin
yang
mendapatkan
imunoprofilaksis. ACOG
tidak
DAFTAR PUSTAKA
1. Surya Putu I Gede, Infeksi Virus Hepatitis Pada Kehamilan. Ilmu kedokteran
fetomaternal, Himpunan Kedokteran Fetomaternal Perkumpulan Obstetri dan
Ginekologi Indonesia. Surabaya; 2004. p. 662-5
2. Sanityoso Andri, Hepatitis Virus Akut. Dalam: Ilmu Penyakit Dalam. Editor:
Sodoyo, Stiyohadi dkk. Edisi IV. Jakarta; 2007. P.427-32
3. Tandra, H. Hepatitis pada kehamilan. Cermin dunia kedokteran; 1991. p.1617
4. Achmad H, Penyakit hepatitis pada kehamilan. Dalam: Ilmu Penyakit Dalam.
Editor: Sodoyo, Stiyohadi dkk. Edisi IV. Jakarta; 2007. P.467-70
5. Gabbe Steven G. Hepatitis, Obstetriks Normal and
Problem
23
24