Anda di halaman 1dari 9

Institut ilmu kesehatan

Developing health expert


Jl. KH. Wachid Hasyim 65 Kediri 64144 Telp. (0354)773299 Fax. (0354)771539
Website : www.iik.ac.id

FORMAT ASUHAN KEBIDANAN ABORTUS

Nama Mahasiswa : FRANSISKA SOPIA DEVI DAN NURUL HIDAYU


NIM : 30719011 & 30719018
Tempat Praktek : RS PANTI NIRMALA
Tanggal / Jam : 8 Maret 2021/ 14.10

DEFINISI

Abortus insipiens disebut juga dengan keguguran yang tidak bisa dihindari. Pada keguguran jenis ini,
janin masih utuh di dalam rahim, tetapi ibu hamil sudah mengalami perdarahan dan pembukaan jalan
lahir sehingga keguguran pasti terjadi. 

Pada abortus insipiens, biasanya terjadi perdarahan yang sangat banyak, tetapi belum ada gumpalan
jaringan janin. Selain itu, gejala lain yang mungkin dirasakan oleh ibu hamil saat terjadi abortus
insipiens adalah kram perut yang hebat.

A. Penyebab Abortus Insipiens

Penyebab keguguran bisa sangat beragam. Bahkan, terkadang sulit untuk menentukan penyebab
keguguran dengan pasti. Namun, ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko ibu hamil mengalami
abortus insipiens, di antaranya:

1. Kelainan kromosom Kelainan kromosom pada calon janin bisa menyebabkan calon janin tersebut
tidak dapat berkembang, sehingga keguguran tidak dapat dihindari. Hal ini merupakan penyebab
abortus insipiens terbanyak.
2. Kelainan pada rahim Adanya masalah atau kelainan pada rahim, seperti miom atau bentuk rahim
tidak normal, bisa menyebabkan gangguan pada proses implantasi calon janin di dinding rahim
sehingga terjadilah abortus insipiens. Selain itu, kondisi leher rahim yang lemah (inkompetensi
rahim) juga dapat menyebabkan abortus insipiens lebih mudah terjadi.

3. Penyakit akibat infeksi Beragam penyakit infeksi yang terjadi selama masa kehamilan,
seperti chlamydia, gonore, sifilis, dan toksoplasmosis, dapat menyebabkan perubahan pada struktur
dinding rahim, proses implantasi, dan sistem imun ibu hamil. Hal-hal ini dapat mengganggu proses
pembentukan plasenta atau transfer nutrisi dari ibu ke janin sehingga berpotensi menyebabkan
abortus insipiens.

4. Penyakit kronis Beragam penyakit kronis pada ibu hamil, seperti diabetes, tekanan darah
tinggi, penyakit lupus, hipotiroid, dan hipertiroid, juga dapat meningkatkan risiko terjadinya
abortus insipiens. Risiko terjadinya keguguran akan semakin tinggi jika penyakit kronis tidak
ditangani atau dikontrol dengan baik. Sebagian penyakit kronis bisa merupakan kondisi yang
sudah dimiliki ibu sejak lahir, contohnya sindrom antifosfolipid. Kondisi ini diketahui bisa
mengganggu proses implantasi calon janin di dinding rahim dan juga mengganggu suplai darah ke
plasenta. Kedua hal ini akan meningkatkan risiko terjadinya abortus insipiens.

5. Gaya hidup Gaya hidup yang tidak sehat selama kehamilan, seperti merokok, minum alkohol, dan
menggunakan obat-obatan terlarang, juga dapat membahayakan kehamilan. Bahan-bahan kimia
yang ada dalam rokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang bisa mengganggu perkembangan janin
dan melemahkan fungsi plasentahingga meningkatkan risiko terjadinya abortus insipiens.

B.Cara Mencegah Abortus Insipiens

Hingga saat ini, belum ada langkah yang secara spesifik dapat mencegah abortus insipiens. Namun,
Anda bisa melakukan beberapa cara di bawah ini guna mencegah terjadinya keguguran secara umum:

 Konsumsi makanan bergizi seimbang.


 Konsumsi suplemen asam folat.
 Jaga berat badan ideal.
 Lakukan olahraga secara rutin.
 Jangan merokok dan jauhi paparan asap rokok.
 Hindari konsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang.
 Lakukan vaksinasi untuk menghindari berbagai penyakit infeksi.

1. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Identitas klien
a. Nama Ibu dan Suami
Untuk membedakan atau menetapkan identitas pasien karena mungkin memiliki nama yang sama.
b. Umur

Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-30 tahun.

c. Agama

Dalam hal ini berhubungan dengan tingkat penderitaan sesuai dengan keyakinan

d.  Pendidikan

Mengetahui tingkat intelektual

e.  Pekerjaan

Mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi dan apakah pekerjaannya berdampak buruk
untuk bayinya atau tidak.

f. Alamat

Untuk mengetahui ibu tinggal dimana bila ada kunjungan rumah

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengalami sering merasa mules yang kuat, kram perut hebat dan juga
terjadi pendarahan bertambah banyak.
(https://www.academia.edu/29212746/Askeb_kasus_abortus_insipiens_docx)
3. Riwayat Menstruasi
Usia menarche 12 tahun, siklus menstruasi 28 hari (teratur/tidak teratur), lama
menstruasi 7 hari tiap bulan, banyaknya darah 4x ganti pembalut ,konsistensi cair,
dysmenorhore ada (sebelum/selama/sesudah menstruasi), Fluour Albus ada
(sebelum/sesudah menstruasi) warna jernih, bau gatal tidak ada, HPHT 2 Oktober
2020
Keluhan saat haid : ( contreng sesuai dg keluhan )
Disminorhe
√ Spoting Menorrhagia Premenstual syndroma

4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu : G1P0A0


• Pernah keguguran : Tidak pernah
• Pernah dikuret : Tidak pernah
• Keguguran terakhir : Tidak ada
• Jarak antara kehamilan : Tidak ada
• Imunisasi TT : Belum

3. Riwayat Penyakit yang pernah diderita :


Pasien yang memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, lupus,
hipotiroid,hipertiroid bisa meningkatkan abortus insipiens.
(https://www.alodokter.com/ketahui-penyebab-abortus-insipiens)
Nama Penyakit : Tidak ada
Pernah dirawat : Ya / Tidak Kapan : Tidak ada Dimana ; Tidak ada
Pernah dioperasi : Ya / Tidak Kapan : Tidak ada Dimana ; Tidak ada

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Penyakit menurun tidak ada
Penyakit menahun tidak ada
Penyakit menular tidak ada

5. Status Perkawinan : Ya / Tidak ( Coret Yang Tidak sesuai )


Kawin : 1 kali
Kawin usia : 19 tahun
Lama menikah : 3 tahun

4. Riwayat KB
Kontrasepsi yang yang pernah digunakan : Tidak ada
Lama Pemakaian : Tidak ada
Masalah yang dialami : Tidak ada
Rencana kontrasepsi yang akan datang : Belum direncanakan

5. Riwayat Ginekologi : ( contreng yg sesuai )


Infertilitas Infeksi virus PMS Endometriosis
Polip serviks tumor kandungan Perkosaan DUB
lain – lain............................ Tidak pernah

6. Pola makan / minum / eliminasi / istirahat ( contreng yg sesuai )


Pola makan : 3 kali/hari
Pola minum ; 7-8 gelas / hari : air putih, teh, susu
Pola eliminasi : BAK 6x/hr, warna : jernih / kuning/ kuning pekat /
grosshematuri
BAK terkahir jam : Pagi (06.45)
BAB 2 kali/hr, karakteristik : lembek / keras
BAB terakhir jam : Siang (11.00)
Pola istirahat : 8 jam/hari, tidur terakhir jam : 12.00

B. Data Obyektif
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum dilakukan untuk mengetahui secara umum kondisi pasien terhadap
penyakit yang dirasakan. Pemeriksaan dilakukan secara langsung dengan melihat atau
menanyakan keadaannya saat ini, dilakukan pemeriksaan TTD dan diikuti pemeriksaan
fisik.
(https://www.slideshare.net/mobile/chuliecsztstefanerszt/pemeriksaan-keadaan-umum-pasien)
Keadaan umum : Kurang baik
Kesadaran : Apatis
Keadaan Emosional : Kurang baik
Tekanan darah : 90/60
Suhu : 36,5°C
Nadi : 78x/menit
Respirasi : 22x/menit
Tinggi badan : 152 cm
BB (sebelum hamil) : 52 kg (Sekarang) : 55 kg
TB : 152 cm
LLA : 24 cm

Pemeriksaan Leopold
Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada pasien dengan perabaan yang mana untuk
memperkirakan posisi bayi dalam rahim.
(https://www.alodokter.com/fungsi-dan-tahapan-pemeriksaan-leopold-pada-ibu-hamil)
• Leopold 1 : TFU 3 jari diatas simpisis
• Leopold 2 : Belum teraba
• Leopold 3 : Belum teraba
• Leopold 4 : Belum teraba

Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Infeksi dilakukan untuk mengetahui jumlah pendarahan pervaginam (Wiknjosastro, 2009)

- Kepala : Warna rambut : Hitam


Rontok: Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Ketombe : Tidak ada

- Muka : Cloasma gravidarum : Tidak ada

- Mata : Kelopak mata : Tidak odema


Conjungtiva : Tidak pucat (merah muda)
Sklera : Putih
Pandangan : Normal

- Hidung : Bentuk : Simetris (+)(+)


Secret : Tidak ada
Polip : Tidak ada
Kebersihan : Bersih

- Mulut dan gigi Hipersalivasi : Tidak ada


Gigi : Bersih
Gusi : Tidak ada kelainan atau pendarahan
Stomatitis : Tidak ada
Bibir : Lembab
Lidah : Bersih

- Telinga Bentuk : Simetris


Serumen : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
- Leher Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada

- Axilla Pembesaran Kelj. Limfe : Tidak ada


Kebersihan : Tidak ada

- Payudara Bentuk : Simetris (+)(+)


Pembesaran : Ada
Hiperpigmentasi : Tidak ada
Papila mamae : Menonjol
Benjolan / tumor : Tidak ada
Keluaran : Tidak ada
Kebersihan : Bersih

- Abdomen Pembesaran : Ada sesuai umur kehamilan


Striae albican : Tidak ada
Strie livida : Tidak ada
Linea alba : Tidak ada
Linea nigra : Tidak ada
Bekas operasi : Tidak ada
Kontraksi. : Ada (+)

- Anogenital vulva dan vagina warna : Merah muda


Varices : Tidak ada
Oedem : Tidak ada
Keluaran : Ada pengeluaran pervaginam darah berwarna merah kecoklatan

Kelainan : Tidak ada


Hemoroid : Tidak ada
Kebersihan : Bersih

- Ekstremitas atas dan bawah Oedema : Tidak ada


Varices : Tidak ada
Simetris : Ya (+)(+)
Lain – lain : Tidak ada

b. Palpasi
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui atau melihat besarnya rahim
sesuai dengan umur kehamilan (Wiknjosastro, 2009).

- Leher Pembesaran vena jugularis : Tidak ada


Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada

- Payudara Benjolan / tumor : Tidak ada


Keluaran : Tidak ada

- Perut Pembesaran : Sesuai umur kehamilan

- Ekstremitas atas dan bawah oedem : Tidak ada


lain – lain : Tidak ada
c. Auskultasi
Pada ibu dengan Abortus Insipiens perlu dilakukan untuk mendengar detak jantung janin
(Wiknjosastro, 2009).

- Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan dalam : Dilakukan VT dengan pembukaan 1 cm, pendarahan sedang
30cc, USG Gestasional pecah, jaringan (+) , PP test (+)
 Pemeriksaan Lab : HB 9,5 gr% Golongan Darah O, Gula darah 106 mg/dl

II. INTERPRETASI DATA DASAR ( 8 Maret 2021 / 14.15 WIB )


A、Pada langkah ini dilakukan identifikasi dengan benar terhadap diagnosis
atau masalah yang dihadapi klien berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan, diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan
masalah dan diagnosis yang spesifik ( Yulifah dan Surachmindari, 2013)
B、Diagnosa Kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup
praktek kebidanan dan memenuhi standart nomenklatur diagnosa kebidanan
(Varney,2004)
C、Diagnosa kebidanan “Ny. X G...P...X dengan abortus insipiens

Data Dasar Diagnosa


Ny R G1P0A0 umur 22 tahun, umur
Ds : kehamilan 17 minggu dengan
 Ibu mengatakan mengalami sering Abortus Insipiens
merasa mules yang kuat, kram perut
hebat dan juga terjadi pendarahan
bertambah banyak
 Ibu mengatakan ini kehamilan
pertamanya
 Ibu mengatakan hari pertama
menstruasi terakhir pada tanggal 11
September 2021
 Ibu mengatakan berumur 22 Tahun

Do :
 Keadaan umum : Kurang baik
Kesadaran : Apatis
Keadaan Emosional : Kurang baik
Tekanan darah : 90/60
Suhu : 36,5°C
Nadi : 78x/menit
Respirasi : 22x/menit
Tinggi badan : 152 cm
BB (sebelum hamil) :52kg (Sekarang) :
55 kg
TB : 152 cm
LLA : 24 cm

 Pemeriksaan dalam : Dilakukan VT


dengan pembukaan 1 cm,
pendarahan sedang 30cc, USG
Gestasional pecah, jaringan (+) , PP
test (+)
 Pemeriksaan Lab : HB 9,5 gr%
Golongan Darah O, Gula darah 106
mg/dl

III. DIAGNOSA POTENSIAL ( 8 Maret 2021 / 14.30 WIB )

Diagnosis potensial berdasarkan masalah yang sudah diidentifikasi tujuan dari langkah ketiga
ini adalah mengatisipasi semua kemungkinan yang akan muncul (Yulifah dan
Surachmindari,2013)
Pada kasus ini ibu hamil dengan diagnosa abortus insipiens diagnosa potensial yang mungkin
terjadi adalah Abortus Inkomplit , Abortus Komplit (Manuaba, 2008)

Potensi terjadi Abortus Inkomplitus atau Abortus Komplit

IV. TINDAKAN SEGERA ( 8 Maret 2021 / 14.35 WIB )

Dalam kasus Abortus Insipiens antisipasi yang dilakukan adalah berkolaborasi dengan dokter
Obgyn untuk pemberian terapi : untuk tindakan segara dilakukan pemasangan infus RL 40
tetes/menit, Metil Ergometrin 0,2 mg, (dapat di ulang sesudah 15 menit jika perlu) serta
dukungan keluarga berupa motivasi dukungan kepada ibu (Wiknjosastro, 2006)

Lakukan kolaborasi dengan dr SPOG untuk dilakukan rujukan di rumah sakit dan pemberian
infus RL 20 tpm , dan penatalaksanaan Abortus Insipiens.

V. RENCANA TINDAKAN ( 8 Maret 2021 / 14.50 WIB )

Pada langkah ini dilakukan bidan merumuskan rencana asuhan apa yang akan diberikan sesuai
dengan pembahasan rencana asuhan bersama klien kemudian membuat kesepakatan bersama
sebelum melaksanakannya (Yulifah dan Surachmindari, 2013).

Menurut Saifudin (2002), Rencana yang dapat dilakukan pada ibu dengan Abortus Insipiens
sebagai berikut :

1. Lakukan pemeriksaan kepada pasien termasuk tanda-tanda vital


2. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda syok (berkeringat, sistolik kurang dari 90 mmhg, nadi lebih dari
112/mnt)
3. Lakukan pemasangan infus RL
4. Lakukan pemenuhan gizi nutrisi ibu
5. Lakukan pencegahan infeksi dengan melakukan vulva hygiene

No Diagnosa Intervensi Rasional


1. Ny R G1P0A0  Ibu dapat
umur 22 tahun, Tujuan : mengetahui
umur kehamilan 17 Ibu hamil Trimester II dapat kondisikehamilan
minggu dengan berjalan normal tanpa nya untuk
Abortus Insipiens komplikasi mengurangi
kecemasan
Kriteria Hasil :  kondisi ibu agar
 Keadaan umum : baik mempercepat
 Kesadaran:composmentis pemulihan
 TTV : N 60-90x/menit  Agar keluarga
 TTD : 100/60 - 130/90 mmHg dapat menyetujui
 Pernafasan:16-24x/menit tindakan yang
 suhu : 36,5 - 37,5 dilakukan bidan
Derajadcelcius untuk dilakukan
curratage oleh
 BB:Normal penambahan 0,5 dokter SPOG
kg - 2,5 kg TM 1  Seks dapat
memicu kontraksi
 LILA:Normal 23,5 cm pada kehamilan
usia muda
 TB  :       Lebih dari 146   Kebutuhan nutrisi
harus terpenuhi
untuk pemukihan
kondisi ibu
INTERVENSI
 Kebutuhan Nurisi
 Beritahu ibu tentang hasil selama kehamilan
pemeriksaan. yaitu: protein ±
15%, lemak ±
 Anjurkan ibu untuk Bed rest 30% dan
total Karbohidrat ±
55%.
 Jelaskan pada keluarga kondisi  Untuk tetap
kehamilan ibu menjaga
kebersihan
 Anjurkan ibu agar tidak genetalia dan
berhubungan seks dulu terjaga dari
infeksi
 Anjurkan ibu mengonsumsi  Agar ibu
makanan bergizi mendapatkan
perawatan secara
 Anjurkan ibu untuk melakukan cepat dan tepat
personal hygiene agar tidak
membahayakan
 Lakukan kolaborasi dengan kondisi ibu
dokter SPOG

VI. IMPLEMENTASI ( 8 Maret 2021 / 13.00 WIB )

Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti diuraikan pada langkah kelima

dilaksanakan secara efisien dan aman. (Yulifah dan Surachmindari, 2013).

No Diagnosa Implementasi
1. 15.00 Melakukan
pemeriksaan keadaan
umum pasien termasuk
tanda vital
2. 15.15 Memberitahu
kondisi pasien kepada
keluarga
Ny R G1P0A0 umur 22 tahun, umur kehamilan
1. 3. 15.20 mengobservasi
17 minggu dengan abortus insipien
pendarahan pervaginam
4. 15.27 Meminta
persetujuan keluarga
untuk agar dapat
dilakukan curratage
5. 15.40 Curratage
dilakukan oleh dr SPOG

VII. EVALUASI ( 8 Maret 2021/15.35 WIB)

Hasil yang diharapkan dari asuhan kebidanan ibu hamil dengan abortus insipiens ini adalah KU
baik , pendarahan dapat teratasi, rasa nyeri dapat teratasi. (Wiknjosastro, 2009)

1. Ibu dan keluarga sudah mengerti mengenai abortus insipiens

2. Keluarga sudah mengetahui dan paham tentang kondisi ibu

3. Ibu bersedia bed rest total tanpa melakukan kegiatan apapun

4. Ibu bersedia untuk mengonsumsi makanan bergizi

5. Ibu bersedia melakukan personal hygiene

6. Keluarga telah setuju untuk dilakukan curratage pada dr. SPOG

DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/hestikusdianingrum/askeb-abortus-imminens

http://digilib.ukh.ac.id/files/disk1/16/01-gdl-roroayules-796-1-tahap2.pdf

https://www.klikdokter.com/tanya-dokter/read/2774473/flek-dan-berhubungan-saat-hamil-muda

http://jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/download/6354/5220

https://nurhibatullah.blogspot.com/2017/01/manajemen-kebidanan-tujuh-langkah.html

http://ecampus.imds.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3/1591964492362_SK%20Hidayatul

%20Fitriyah%20%2815%20mei%202020%29%20pdf.pdf?sequence=1&isAllowed=y

http://www.litbang.kemkes.go.id:8080/handle/123456789/65944

Anda mungkin juga menyukai