Anda di halaman 1dari 40

ANEMIA

DALAM
KEHAMILAN
Pembimbing:
Dr. Sarma N. Lumbanraja, SpOG(K)

Oleh:
Rizal K. Aritonang 040100088
Christia 040100252
Novella Goutama 040100256
Definisi
Anemia

Anemia = kadar hemoglobin <12 gr/100ml.


Pada ibu hamil:
Anemia fisiologis –> Hb antara 10 – 12 gr/100ml.
Anemia patologis –> Hb <10 gr/100ml.
Bila kadar Hb kurang dari 10 gr%, disebut anemia berat.
Bila kurang dari 6 gr% disebut anemia gravis.
Patofisiologi
Dalam kehamilan, terjadi pengenceran darah untuk
melindungi ibu dari beban kerja jantung;
pertambahan volume darah melindungi vaskularisasi ibu di
uterus dan mencegah syok hipovolemik saat partus.
Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut:
plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%.
Etiologi
kurang gizi (malnutrisi)
kurang zat besi dalam diet
malabsorpsi
kehilangan darah yang banyak: persalinan yang
lalu, haid, dan lain-lain.
penyakit-penyakit kronik: TB paru, cacing usus,
malaria, dan lain-lain.

Klasifikasi
• Anemia defisiensi besi (62,3%)
• Anemia megaloblastik (29,0%)
• Anemia hipoplastik (8,0%)
• Anemia hemolitik (0,7%)
Anemia Defisiensi Besi
Anemia dalam kehamilan yang paling banyak
dijumpai.
Bersifat normositik hipokromik.
Penyebab:
kurang unsur besi dalam makanan,
gangguan resorpsi,
gangguan penggunaan,
besi banyak hilang dari tubuh, misalnya perdarahan.
Sifat khas:
kadar besi serum rendah
daya ikat besi serum tinggi
protoporfirin eritrosit tinggi
tidak ditemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.
Anemia Defisiensi Besi
Terapi
Keperluan zat besi untuk wanita non-hamil, hamil,
dan dalam laktasi yang diajukan adalah:
FNB Amerika Serikat : 12 mg – 15 mg – 15 mg.
LIPI Indonesia : 12 mg – 17 mg – 17 mg.
Pemberian zat besi dapat per oral atau parenteral:
Per oral : sulfas ferosus atau glukonas ferosus
dengan dosis 3 – 5 x 0,2 mg.
Parenteral: imferon, jectofer, dan ferrigen.

Pemberian secara parenteral dapat secara


intramuskuler atau intravena. Diberikan bila ibu hamil
tidak tahan pemberian per oral atau absorbsi di
saluran pencernaan kurang baik.
Garam besi sebanyak 600-1000 mg sehari, seperti
sulfas-ferrosus atau glukonas ferrosus.
Dosis sulphas ferrosus adalah 325 mg per oral
atau 10 mL sirup 3 kali sehari antara makan dan
diminum berjarak dengan obat lain.

Terapi dianggap adekuat apabila terjadi


peningkatan Hb setidaknya 2 g/dL dalam 3
minggu.
Kontraindikasi : Hemosiderosis, hemochromatosis,
dan anemia haemolytic.
Efek samping gastrointestinal : nausea, konstipasi,
dan diare.
Docusate 100 mg dapat diberikan untuk
mengatasi konstipasi.
Terapi Besi Parenteral, diberikan pada
pasien dengan malabsorpsi saluran cerna,
intoleransi terhadap preparat besi oral atau
Hb kurang dari 6 g/dL

Dosis besi yang akan diberikan dapat


dihtung dengan rumus :
Total iron deficit [mg] =
body weight [kg] x (target Hb-actual Hb) [g/dl]
x 2.4* + depot iron [mg]
Karbonas besi, bentuk ini kurang toksik
disbanding garam besi namun bioavailibilitas
hanya sekitar 70% disbanding sulphas ferrosus.
Dosis : 45 mg per oral, 3-4 kali sehari antara
makan dan diminum berjarak dengan obat lain.
Terapi dianggap adekuat apabila terjadi
peningkatan Hb setidaknya 2 g/dL dalam 3
minggu.
Kontraindikasi : Hemosiderosis, hemochromatosis,
dan anemia haemolytic.
Efek samping gastrointestinal : nausea, konstipasi,
dan diare. Docusate 100 mg dapat diberikan untuk
mengatasi konstipasi.
Anemia Megaloblastik
Bersifat makrositik hiperkrom.
Penyebab:
Defisiensi asam folat (paling banyak)
Defisiensi vitamin B12
Diagnosis anemia megaloblastik dibuat apabila
ditemukan megaloblas atau promegaloblas dalam
darah atau sumsum tulang.
Terapi:
Asam folat 15 – 30 mg per hari
Vitamin B12 3x1 tablet per hari
Sulfas ferosus 3x1 tablet per hari
Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya
lamban sehingga dapat diberikan transfusi darah.
Anemia Hipoplasti
Bersifat normositik normokromik.
Penyebab: hipofungsi sumsum tulang membentuk
sel-sel darah merah baru.
Diagnosis memerlukan pemeriksaan:
darah tepi lengkap
pemeriksaan pungsi sternal
pemeriksaan retikulosit
Sumsum tulang menunjukkan gambaran
normoblastik dan hipoplasia eritropoeisis.
Terapi dengan obat-obatan tidak memuaskan;
biasanya diterapi dengan transfusi darah berulang.
Anemia Hemolitik
Sumsum tulang menunjukkan normoblastik dengan
hiperplasia yang nyata, terutama sistem
eritropoietik.
Penyebab: penghancuran sel darah merah yang
lebih cepat dari produksinya.
Gejala utama: anemia, hemoglobinemia,
hemoglobinuria, hiperbilirubinemia,
hiperurobilinuria, dan sterkobilin lebih banyak
dalam feses. Pembesaran limpa dapat terjadi pada
kasus kronis.
Terapi dengan obat-obatan tidak memuaskan;
biasanya diterapi dengan transfusi darah berulang.
Pengaruh anemia terhadap
kehamilan, persalinan, dan nifas:
abortus
partus prematurus
partus lama karena inertia uteri
perdarahan postpartum karena atonia
uteri
syok
infeksi intrapartum maupun postpartum
anemia yang sangat berat dengan Hb
kurang dari 4g/100ml dapat
menyebabkan dekompensasi kordis.
Pengaruh anemia terhadap
hasil konsepsi:
a.kematian mudigah
b.kematian perinatal
c.prematuritas
d.cacat bawaan
e.cadangan besi kurang.

Anemia dalam kehamilan


merupakan sebab potensial
morbiditas serta mortalitas
ibu dan anak.
LAPORAN KASUS

STATUS PASIEN
Anamnesis Pribadi
Nama : Ny. K
Umur : 38 Tahun
MR : 69.53.83
Tanggal Masuk : 9 Nopember 2009
Jam Masuk : 22.30 WIB
Anamnesis Umum
1. Tiba di kamar bersalin tanggal 9 Nopember 2009
jam 22.30 WIB.
2. Pasien datang sendiri dan diantar oleh
keluarganya.
3. Keluhan Utama : Mau Bersalin.
4. Telaah : Keluar lendir dijumpai, darah
dijumpai pada pukul 20.00 WIB sebelum masuk
RSU Pirngadi Medan.
5. Gravida 2 Paritas 1 Abortus 0.
6. Periksa hamil pada bidan.
a. TM I : 3x
b. TM II : 2x
c. TM III : 2x
7. Haid
a. Haid terakhir : 25 Februari 2009
b. TTP : 1 Desember 2009
c. Lama Siklus : 28 hari
d. Siklus : Teratur
8. Tanda-tanda Inpartu : Ada
a. Show (tanda) : Keluar tanggal 9
Nopember 2009 jam 20.00 WIB
b. His teratur mulai tanggal: 10 Nopember 2009
c. Rasa mengedan : Ada
9. Komplikasi kehamilan : Tidak Ada
10.Penyakit-penyakit dalam hamil ini : Anemia
11.Keluarga Berencana : Tidak Pernah
12.Riwayat Infertilitas : Tidak Ada
RIWAYAT KEHAMILAN
1. Laki-laki/ aterm/ RS/ SC/ Dokter/ 3.000 gram/ Mati.
2. Hamil ini.
PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan Umum : Baik
2. Keadaan Gizi : Baik
3. Kesadaran : Baik
4. Ketenangan : Tenang
5. Anemia : Ada
6. Ikterus : Tidak Ada
7. Cyanose : Tidak Ada
8. Dyspnoe : Tidak Ada
9. Edema : Ada
10.Tanda-tanda Dehidrasi : Tidak Ada
11.Pernafasan : 22x/ menit
12.Tek. Darah : 120/80 mmHg
13.Nadi : 88x/ menit
14.Suhu : 36,5 0C
15.Hb (gr%) : 7,4
16.Refleks KPR : Normal
17.Kelainan Fisik : Tidak Ada

STATUS GENERALISATA
Kepala: Mata: Konjungtiva Palpebra Inferior pucat (+)
T/H/M : Tidak ada kelainan
Leher : Dalam Batas Normal
Thoraks : Dalam Batas Normal
Ekstremitas Superior : Dalam Batas Normal
Inferior : Edema (+)
STATUS LOKALISATA
1. Fundus Uteri : 3 jari di bawah Proc.
Xyphoideus ( 33 cm)
2. Punggung janin : Kiri
3. Presentasi : Kepala
4. Turunnya Kepala : 4/5
5. Denyut Jantung Janin : 132x/ menit
6. Tanda-tanda RUI : Tidak Ada
7. Tanda Ruptur Uteri : Tidak Ada
8. Taksiran BBJ : 3.255 gram
9. Osborn : Tidak Ada
10.Krepitasi : Tidak Ada
11.His : Lemah
PERIKSA DALAM
Tanggal : 11 Nopember 2009
Jam : 05.15 WIB
Dokter: dr. Sarma N Lumbanraja,Sp.OG (K)
Pembukaan : 3 cm
Effacement : 40%
Bagian Terbawah : Kepala
Presentasi : Kepala
Tali Pusat Menumbung: Tidak
Moulage : Tidak Ada
Caput : Tidak Ada
Ketuban : Belum Pecah
PERIKSA DALAM (Con’t)
Turunnya Bagian Terdepan : H-I
Skor Pelvik :<5
Air Ketuban :-
Meconium : Tidak Ada.
Pelvimetri Klinik
a. Promontorium : Tidak teraba
b. Linea Innominata : Teraba 2/3 bagian depan
c. Sakrum : Cekung
d. Os Coccygeus : Mobile
e. Spina Ischiadika : Lancip
f. Arcus Pubis : Tumpul
g. Vagina : Normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
( 11 Nopember 2009 )

Darah rutin : Urine rutin :


Hb : 7,4 gr/ dL Warna : Kuning
Leukosit : 10.700/mm3 Kekeruhan : Keruh
Trombosit : 131.000/mm3 Protein : +
MCV : 92 µm3 Reduksi : -
MCH : 27,4 pg Berat jenis : 1,030
MCHC : 29,8 g/dL
RDW : 21,3 %
KESIMPULAN
Umur kehamilan : 36-38 minggu
Letak anak : Kepala
Panggul : Normal
Kehamilan resiko tinggi : Ya
Perdarahan Antepartum : Tidak Ada
Inpartu : Sudah
Keadaan Janin : Sehat
Tanda RUI : Tidak Ada
Pecah Ketuban : Belum
Preeklampsi : Tidak Ada
His : Lemah
Komplikasi : Tidak Ada
DIAGNOSIS SEMENTARA
Previous SC 1x + SG + KDR ( 36-38 minggu)
+ PK + AH + Inpartu

PROGNOSA
Baik

RENCANA PERSALINAN
Sectio Caesaria
PENATALAKSANAAN

Tirah baring
IVFD Ringer laktat 20 gtt/menit makro
Kateter terpasang
Rencana : Transfusi darah
Laporan Operasi
Tanggal Operasi : 11 Nopember 2009
Jam Operasi : 10.00 WIB
Jenis Anastesi : Spinal Anastesi
Operator : Dr. Sarma N
Lumbanraja, Sp.OG (K)
Asisten : koas, perawat
Supervisor : Dr.Sarma N
Lumbanraja, Sp.OG (K)
Indikasi Operasi : Previous SC 1 x
Persiapan Operasi : 40 Menit
Jenis Insisi kulit : Midline
Jenis Insisi Uterus : Low –Cervical
Tindakan lain : Tidak ada
Cara melahirkan anak : Meluksir
kepala
Kesulitan melahirkan anak : Tidak ada
Cara melahirkan placenta : PTT
Kesulitan melahirkan plasenta : Tidak ada
Keadaan khusus yang dijumpai: Ibu anemi,
darah belum tersedia
Keadaan ibu post SC : Sadar
Janin : Laki-laki/3500gr/51cm/AS : 8/9
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
POST OPERASI
11 NOPEMBER 2009 14 NOPEMBER 2009
Darah rutin : Darah rutin :
Hb : 6,5 gr/ dL Hb : 5,6 gr/ dL
Leukosit : 10.100 / mm3 Leukosit: 6.200 / mm3
Trombosit : 170.000/ mm3 Trombosit : 194.000/ mm3
MCV : 90 µm3 MCV : 75 µm3
MCH : 26,0 pg MCH : 21,0 pg
MCHC : 28,8 g/dL MCHC : 28,0 g/dL
RDW : 21,5 % RDW : 15,9 %
LED : 50 mm/jam
ANALISA GAS DARAH
(14 NOPEMBER 2009)
pH : 7,439
PCO2 : 27,5 mmHg
PO2 : 181,6 mmHg
TCO2 : 19,6 mmol/L
HCO3 : 18,8 mmol/L
BE : - 5,6 mmol/L
Sat O2 : 98,7%
INSTRUKSI :
Bed Rest
Cek Hb 2 jam post operasi. Bila Hb 2 jam post
op ≤ 8 gr/dl → transfusi WB sesuai kebutuhan
Awasi vital sign, tanda – tanda perdarahan dan
syok
TERAPI :
Tirah baring
IVFD Ringer laktat 20 gtt/menit makro +
Sintosinon 10-10-5 IU
Inj. Ceftriaxone 1gr/ 12 jam
Inj. Gentamicin 80mg / 12 jam
Meloxicam supp k/p
Rencana : Transfusi darah
FOLLOW UP POST SC
Hari NH1 NH2 NH3

Tgl 12 Nopember 2009 13 Nopember 2009 14 Nopember 2009

Sens CM CM CM

T.D 110/60 110/70 160/100

HR 90 x/i 77 x/i 112 x/i

RR 28 x/i 29 x/i 36 x/i

Temp 36,7 °C 37,1 °C 38,5 °C

Cor N N N

Pulmo N N N

Mammae N N N

ASI Belum ada Belum ada Belum ada

TFU 3 jari bawah pusat 3 jari bawah pusat 3 jari bawah pusat

Luka Operasi Tertutup verban Tertutup verban Tertutup Verban

Peristaltik Lemah Lemah Kuat

Urine Cukup Cukup Cukup

Defekasi Belum ada Belum ada Belum ada

Diet MI MI MI
Terapi --IVFD Ringer -IVFD Ringer Inj.
laktat 20 laktat 20 Ciprofloxacin
gtt/menit makro gtt/menit makro 0,2 gr/24 jam
+ Sintosinon 10- + Sintosinon 10- - Inj. Cefotaxim
10-5 IU 10-5 IU 2 gr/12 jam
-Inj. Ceftriaxone -Inj. Ceftriaxone Inj.
1gr/ 12 jam 1gr/ 12 jam Dexamethasone
-Inj. Gentamicin -Inj. Gentamicin 1 amp/ 8 jam
80mg / 12 jam 80mg / 12 jam -Transfusi
-Meloxicam -Meloxicam dilanjutkan, os
supp k/p supp k/p menggigil,T0:
- Transfusi PRC -Transfusi PRC 37,10C,
1 bag ½ bag, os transfusi stop.
demam, T0: -Konsul Interna,
38,70C anjuran ICU.
Transfusi stop
Hari NH4 (ICU) NH5 (ICU) NH6

Tgl 15 Nop ‘09 16 Nop ‘09 17 -18Nop ‘09

Sens CM CM CM

T.D 120/70 110/70 160/110

HR 100 x/i 80 x/i 90 x/I

RR 30 x/i 30 x/i 20 -/i

Temp 36,7 °C 37,1 °C 37,2 °C

Cor N N N

Pulmo N N N

Mammae N N N

ASI Belum ada Belum ada Sedikit

TFU 3 jari bawah pusat 3 jari bawah pusat 3 jari bawah pusat

Luka Operasi Tertutup verban Tertutup verban Tertutup Verban

Peristaltik Kuat Kuat Kuat

Urine Cukup Cukup Cukup

Defekasi Belum ada Ada Ada

Diet MI MI MII
Terapi - IVFD RL 30 -- IVFD RL 30 - IVFD RL 30
gtt/menit gtt/menit gtt/menit
- Inj. - Inj. - Inj.
Ciprofloxacin 0,2 Ciprofloxacin Ciprofloxacin
gr/24 jam 0,2 gr/24 jam 0,2 gr/24 jam
- Inj. Cefotaxim - Inj. Cefotaxim - Inj. Cefotaxim
2 gr/12 jam 2 gr/12 jam 2 gr/12 jam
Inj.Dexamethas Inj.Dexamethas Inj.Dexamethas
one 1 amp/ 8 one 1 amp/ 8 one 1 amp/ 8
jam jam jam

Tanggal 19 Nop 2009 pasien PBJ


RESUME
Seorang wanita berumur 38 tahun, datang ke RSUPM dengan
keluhan mau bersalin. Riwayat keluar lendir dijumpai, darah
dijumpai, pada pukul 20.00 WIB.
Pada pemeriksaan umum dijumpai TD 120/80 mmHg. Pada
pemeriksaan laboratorium dijumpai Hb = 7,4 gr%; MCV: 92 µm3;
MCH: 27,4 pg; MCHC : 29,8 g/dL; RDW : 21,3 %.
Pasien ini kemudian didiagnosa dengan Prev SC 1x + SG + KDR
(36-38 minggu) + PK + AH + Inpartu + Anemia.
Pada pemeriksaan dalam, dijumpai skor pelvik <5.
Dilakukan transfusi darah pre-operasi pada tanggal 11 November
2009.
Diputuskan terminasi kehamilan dengan pilihan Sectio Caesaria.
Operasi berlangsung selama 50 menit. Anak lahir dengan BB =
3500 gr, PB = 51 cm, A/S = 8/9.
Kondisi ibu dipantau untuk mengawasi adanya perburukan kondisi.
Pasca operasi, kondisi ibu menunjukkan adanya penurunan Hb dari
7,4 gr% menjadi 6,5 gr% dan mencapai titik terendah 4 hari post
operasi yaitu 5,6 gr%.
ANALISA KASUS
Telah dilaporkan kasus anemia pada seorang ibu usia 38
tahun, IRT, G2P1AB0. Pada saat kedatangannya, usia
kehamilan 36-38 minggu. Dari anamnesa, keluhan utama
pasien adalah mau bersalin. Dari pemeriksaan fisik, dijumpai
konjungtiva palpebra inferior pucat, telapak tangan pucat.
Dari pemeriksaan laboratorium dijumpai Hb 7,4 gr%, MCV
92 µm3 ,MCH 27,4 pg. Dari pemeriksaan fisik dan
laboratorium dijumpai kesan anemi.
Pada pemeriksaan obstetrik, TFU 3 jari di bawah prosesus
xyphoideus (33 cm), punggung janin teraba di kiri dengan
presentasi kepala, turunnya kepala 4/5 (Hodge I), denyut
jantung janin 132x/menit, taksiran BBJ 3.255 gram, dan his
dijumpai lemah. Dari data yang diperoleh maka dapat
ditegakkan diagnosa Previous SC 1x + SG + KDR ( 36-38
minggu) + PK + AH + Inpartu + Anemia.
Dari literatur yang kami baca dan peroleh, bahwa
anemia yang paling sering adalah anemia
defisiensi besi. Oleh karena itu diperlukan
pemeriksaan profil besi, namun pada pasien ini
tidak dilakukan.
Pada wanita hamil, lazim dijumpai anemia yang
bersifat fisiologis. Namun pada pasien ini dijumpai
Hb < 10 gr%, yang sudah termasuk dalam kriteria
anemia pada kehamilan yang patologis.
Pada pukul 10.30 WIB pasien ini melahirkan anak
secara sectio caesaria, dengan jenis kelamin laki-
laki, BB: 3.500 gram, PBJ: 51 cm dan A/S: 8/9.
PERMASALAHAN

Mengapa pasien dengan Hb < 10 gr% tetap


dilakukan operasi Sectio Cesaria?
Mengapa pasien langsung diberikan transfusi
darah tanpa dilakukan pengobatan percobaan
besi terlebih dahulu?
Mengapa tidak dilakukan pemeriksaan profil besi
serum mengingat anemia defisiensi besi
merupakan penyebab anemia tersering pada
kehamilan?
TERIMA KASIH
ATAS
PERHATIAN ANDA

Anda mungkin juga menyukai