EPIDIDIMO ORKITIS
Oleh:
Wulan Purwanty
150070300011040
Kelompok 13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Epididymitis dan orchitis merupakan inflamasi dari epididimis dan testis,
dengan atau tanpa disertai infeksi. Kelainan ini bisa diklasifikasikan menjadi akut,
subakut, atau kronik berdasarkan durasi gejala dirasakan. Pada epididymitis
akut, gejala biasanya menetap kurang dari enam minggu dan ditandai dengan
nyeri dan pembengkakan. Epididymitis kronik ditandai dengan nyeri umumnya
tanpa pembengkakan yang terjadi lebih dari tiga bulan. Orchitis biasanya terjadi
bila inflamasi menyebar dari epididymis ke testis. Sebagian besar kasus
berhubungan dengan infeksi virus gondong , namun, virus lain dan bakteri dapat
menyebabkan orchitis.
Insidensi orchitis umumnya ditemukan pada pria prepubertas terutama
pasien yang mengalami penyakit gondong. Bakteri yang dapat menyebabkan
orchitis antara lain Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, Escherichia
coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus,
Streptococcus, bakteri tersebut biasanya menyebar dari epididymitis terkait
dalam seksual pria aktif atau laki-laki dengan BPH
Untuk menegakkan diagnosis orchitis diperlukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang baik. Pemeriksaan penunjang tidak terlalu membantu
untuk menegakkan diagnosis orchitis. USG dapat membantu menyingkirkan
diagnosis lain nya seperti torsio testis.
Penatalaksanaan dari orchitis terutama bersifat suportif karena biasanya
sebagian besar pasien orchitis akan sembuh spontan dalam 3- 10 hari, kecuali
bila penyebabnya bakteri, perlu diberikan antibiotik.
2.1 Definisi
Orchitis adalah inflamasi akut pada testis (Black, 1997) (kongesti testikular),
yang biasanya dapat disebabkan oleh factor-faktor pyogenik, virus, spiroseta,
parasit, traumatis, kimia, atau factor yang tidak dapat diketahui.
Orchitis adalah reaksi inflamasi akut pada testis akibat sekunder dari infeksi
(Emedicine, 2010). Orchitis adalah inflamasi pada satu atau kedua testis,
biasanya diakibatkan oleh virus yang menyebabkan gondok (Mayo Clinic, 2009) .
2.2
Etiologi
Penyebab orchitis bisa piogenik bakteria, gonokokokus, basil tuberkal, atau
virus seperti paramiksovirus, penyebab dari gondongan (parotitis). Sekitar 20%
darah biasanya berawal unilateral pada kutub bawah epididimis. Dapat terbentuk
nodula-nodula yang kemudian mengalami ulserasi melalui kulit. Infeksi dapat
menyebar melalui fenikulus spermatikus menuju testis. Penyebaran lebih lanjut
terjadi pada epididimis dan testis kontralateral, kandung kemih, dan ginjal. (Price,
2005).
2.4 FAKTOR RESIKO
-
Berganti-ganti pasangan
Kelelahan / mialgia
Mual
Sakit kepala
2.6 KOMPLIKASI
Sebagian besar sekitar 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa
derajat atrofi testis, selain itu dapat berupa komplikasi lainnya seperti :
Abscess scrotalis
Infark testis
Rekurensi
Epididymitis kronis
Yang lebih penting adalah azoospermia yang jauh lebih tidak umum, yang
disebabkan oleh gangguan saluran epididymal yang diamati pada laki-laki
penderita epididymitis yang tidak diobati dan yang diobati tidak tepat. Kejadian
kondisi ini masih belum diketahui.
2.7 PENGELOLAAN KASUS
Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis yang menunjukkan gejala dan
tanda-tanda epididimo orkitis, yaitu nyeri hebat dan pembengkakan di daerah
belakang testis hingga testis disertai skrotum yang bengkak dan berwarna
merah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada sisi yang sakit,
teraba epididimis yang edema dari ekor hingga kepala epididimis. Salah satu
pemeriksaan yang penting adalah Prehn Sign untuk menyingkirkan diagnosis
banding torsio testis. Meskipun Prehn Sign bukan patokan pasti untuk diagnosis
torsio testis, namun dalam praktek klinik dimana tidak terdapat alat Doppler,
pemeriksaan ini dapat membantu untuk menetapkan dilakukan eksplorasi testis
dengan segera atau tidak. Menurut 2010 United Kingdom national guideline for
Diagnosis Differensial
Torsio Testis
kolik abdomen, konstipasi, keerahan pada skrotum, dan bila di auskultasi dapat
didengat bunyi bising usus di daerah skrotum.
Tumor testis
Pembesaran testis yang tidak nyeri, biasanya terjadi pada usia 20-50
tahun dan sering disertai dengan limfadenopati.
DAFTAR PUSTAKA