Anda di halaman 1dari 26

Dr.

Y uli s Susanto
Dr. Puj i Ayu
lestari Eta
PERSALINAN PREMATUR R abu Pintar
UPTD Puskesmas
Lohbener
PERSALINAN (PRETERM)

 Definisi
WHO  persalinan yang terjadi antara usia kehamilan 20
minggu sampai kurang dari 37
minggu. ( dihitung
dari hari pertama haid terakhir
pada siklus 28 hari)

Prematuritas murni  masa gestasinya <37 mg


dan BB bayi sesuai dengan berat badan untuk
masa gestasi itu.   ( H a s s a n , R u s e p n o . 2 0 0 5 )
PERSALINAN (PRETERM)

Pada persalinan preterm/ Prematur risiko


terbesar adalah terjadi bayi lahir dengan berat
badan rendah (BBLR)
BBLR  penyebab utama kematian Bayi

Trias kematian Perinatal :


1. Asfiksia
2. Prematuritas
3. Sepsis Neonatorum
KLASIFIKASI

Menurut kejadiannya
 Idiopatik/Spontan.
Sekitar 12,5% persalinan preterm
spontan didahului oleh ketuban pecah
dini(KPD), disebabkan faktor infeksi
(korioamnionitis).
- Iatrogenik /Elektif preterm
KLASIFIKASI

Menurut usia kehamilan


1. Preterm kurang bulan: usia kehamilan
32 — 36 minggu.
2. Very preterm /sangat kurang bulan:
usia kehamilan 28 — 32 minggu.
3. Extremely preterm /ekstrim kurang
bulan: usia kehamilan 20 — 27 minggu
FAKTOR RISIKO PERSALINAN PRETERM

1. Idiopatik
2. latrogenik (elektif)
3. Sosiodemografik
4. Faktor ibu
5. Penyakit medis dan keadaan kehamilan
6. Infeksi
7. Genetik

Greer l, Norman 2005


FAKTOR RISIKO PERSALINAN PRETERM:
IATROGENIK (ELEKTIF)

Prinsip pelaksaan persalinan preterm


elektif:
 (fetus as a patien)  apabila
kelanjutan kehamilan membahayakan
janin di lahirkan.
 Apabila kehamilan membahayakan ibu
dilahirkan
(KONDISI) PENYEBAB PERSALINAN
PRETERM ELEKTIF

Keadaan ibu Keadaan janin


Preeklamsi berat dan Gawat janin.
eklamsi lnfeksi intrauterin
Perdarahan antepartum Pertumbuhan janin
Korioamnionitis terhambat (PJT)
Penyakit jantung ,paru- Isoimunisasi rhesus
paru, ginjal yang Tali pusat kusut (C'ord
berat Entanglement) pada
kembar
monokorionik
FAKTOR RISIKO PERSALINAN PRETERM:
SOSIODEMOGRAFIK
1. Faktor psiko-sosial.
 Kecemasan
 Stres
 Respon emosional
 Dukungan sosial
 Pekerjaan perilaku
 Aktivitas seksual
 Keinginan untuk hamil
2. Faktor demografik
 usia ibu,
 status marital,
 Kondisi sosio-ekonomi,
 ras dan etnik
FAKTOR RISIKO PERSALINAN PRETERM:
FAKTOR MATERNAL

1. lnkompetensi Serviks.
2. Riwayat Reproduksil (Pernah mengalami)
 persalinan preterm
 Pernah mengalarni KPD
 Pernah mengalami abortus trimester II
 lnterval kehamilan <6 bulan
 Paritas nol
3. Kehamilan Multifetus
4. Kehamilan Hasil Teknologi Reproduksi Berbantu
5. Kelainan Uterus
6. Pemeriksaan Kehamilan Kejadian
persalinan preterm pada ibu hamil tanpa
pemeriksaan kehamilan meningkat sebanyak
2.8 kali (Greer l, Norman 2005)
7. Skoring Risiko (Creasy)
 risiko rendah skor 1-5
 sedang pada skor 6-9 dan
 tinggi bila >10.
Skor Karakterristik Riwayat obstetri Kebiasaan Keadaan kehamilan
ibu sekarang

1 Dua anak, Abortus < 1 th terakhir Bekerja Kelelahan fisik


sosek ↓

2 Usia <20 th 2x bortus Merokok > Kenaikan BB<13 kg s/d uk


10btg/hari 32 mg

3 Sosek sangat 3x abortus Berkerja Sungsang pada kehamilan


↓ berat 32mg,
BB↓> 2 kg,
Kepala sudah enggaged,
demam

4 Usia < 18 Riwayat pielonefritis Perdarahan < 12 mg,


Pendataran serviks,
Iritabilitas uterus, Plasenta
Previa

5 Abortus trimester 2 Anomali uterus,


Hidramnion, terpapar
DES (dietilbestrol)

6 Abortus trimester 2 berulang, Hamil kembar, Riw


riw persalinan preterm Operasi Abdomen
FAKTOR RISIKO PERSALINAN PRETERM:
P E NY A K IT M E D IS D A N K E A D A A N KE HA MIL A N

1. Hipertensi kronis dan hipertensi dalam kehamilan


2. Lupus eritematosus sisternik (SLE)
3. Penyakit paru restriksi
4. Hipertiroidisrne
5. Diabetes melitus pregestasional dan gestasional
6. Penyakit jantung
7. Penyakit ginjal
8. Hidramnion
9. Kelainan kongenital
10. Anemia berat
FAKTOR RISIKO PERSALINAN PRETERM:
INFEKSI

1.Infeksi genital, terutama oleh


vaginosis bakterial
2.Infeksi intra uterin.
3.nfeksi ekstra uterin,
(pielonefritis dan periodontitis)
PATOFISIOLOGI PERSALINAN PRETERM

Teori mekanisme persalinan Preterm:


1. aktivasi poros hypothalamus-pituitary-
ovary (HPO) maternal-fetal,
2. inflamasi atau infeksi,
3. perdarahan desidua atau thrombosis,
4. distensi uterus patologis
DIAGNOSIS

Anamnesis
 penentuan usia kehamilan,
 faktor risiko (riwayat obstetri, perdarahan,
infeksi)
Gejala dini persalinan preterm
 Nyeri perut bawah dan/atau kram dan/atau
pelvic pressure
 Nyeri pinggang belakang
DIAGNOSIS:
T A N D A P E R SA L I N A N P RE T E R M

Kontraksi uterus :
intensitas, frekuensi, durasi. His yang regular dengan interval
tiap 8-10 menit yang disertai perubahan serviks.
Kriteria Creasy dan Heron:
Kontraksi uterus 4x dalam 20 menit atau 8x dalam
satu jam, dan disertai dengan salah satu keadaan di
bawah ini:
1. Pecahnya kantung amnion
2. Pembukaan serviks >2 sentimeter dinilai dengan
3. Pendataran serviks >50%. pemeriksaan berkala
DIAGNOSIS:
TANDA PERSALINAN PRETERM
Peningkatan duh vagina
Perubahan serviks
 Digital, dengan memeriksa panjang dan pembukaan
serviks, pemeriksaan ini sangat subjektif
USG abdominal, transvaginal, transpfrineal
Perdarahran (bercak, bercampur lendir/show)
Pemeriksaan fibronektin fetus
kadar dalam sekret servikovagina >50 ng/mL pada
gestasi >22 mg meningkatkan risiko terjadinya
persalinan preterm spontan
TATA LAKSANA

1. Tirah baring (bedrest)


2. Hidrasi dan sedasi ( Hidari oral/ iv)
3. Pemberian tokolitik
 Nipedipin
 COX inhibitor
 MgSO4
 Atosiban (analog Oksitosin)
 Beta2- Simpathomimetic (terbutalin, salbutamol, dll)
 progesteron
4. Pemberian steroid
5. Pemberian antibiotik
6. Perencanaan persalinan
 pertimbangkan kasus perkasus,
 kehamilan <32 mg rujuk k RS yg tdpt fasilitas
neonatal intensive care unit (NICU).
 Kehamilan <24 mg dilahirkan pervaginam. (RS)
 Kehamilan 24-37 mg diperlakukan sesuai dengan
risiko obstetrik lainnya
dan disamakan dengan aturan persalinan aterm.
Tidak dianjurkan forseps atau episiotomi elektif
LUARAN PERINATAL

Bayi prematur mempunyai beberapa risiko komplikasi setelah lahir :


1. Apneu of prematurity (kondisi henti napas selama 20 detik, atau
untuk periode singkat < 20 detik diikuti oleh bradikardia, sianosis,
atau pucat)
2. Respiratory distress syndrome (RDS)/ Penyakit membran Hialin
(PMH)
3. Retinopathy of prematurity (ROP)
4. (intraventricular hemorrhage / IVH)
5. Broncho pulmonary dysplasia (BPD)
6. patent ductus arteriosus /PDA
7. Ikterus
8. Necrotizing enterocolitis (NEC)
9. Sistem imunitas yang imatur
Contoh :
Seorang perempuan usia 19 tahun datang ke BPM pada
tanggal 22 April 2019 bersama suaminya, mengatakan
terlambat menstruasi 2 minggu dari jadwal menstruasi.
Dari anamnesa di dapatkan HPHT: 11 Maret 2019,
riwayat abortus 8 bulan yang lalu pada usia kehamilan
12 minggu. Hasil pemeriksaan didapatkan hamil 6 mg
dalam kondisi normal. Dari kasus tersebut didapatkan
skor:
 Usia 19 tahun = 2 skor
 Riwayat abortus 8 bulan = 1 skor
 Total skor = 3 skor
Maka, ibu hamil tersebut termasuk dalam kategori resiko
rendah untuk terjadi persalinan preterm
System Scoring Creasy dapat digunakan sebagai
penapisan awal untuk terjadinya persalinan preterm.
Bidan mampu menggunakannya sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki saat memberikan
pelayanan antenatal.
Pemahaman terhadap ibu hamil yang memiliki
faktor risiko
kelahiran preterm  cara efektif untuk menurunkan
kejadian kelahiran preterm dan kematian prenatal.
Bidan merupakan bagian dari tenaga
kesehatan yang memiliki peran dalam upaya
menurunkan angka kamatian neonatus.
Kemampuan bidan dalam mengenali penyebab
persalinan preterm secara dini dapat
memperbaiki derajat kesehatan untuk ibu dan
janin
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai