ETIOLOGI
Faktor penyebab persalinan kurang bulan diantaranya ibu dengan paritas pertama dan
paritas kelima atau lebih
usia dibawah 18 – 20 tahun dan diatas 35 tahun dan ibu yang bekerja berat
pernah mengalami persalinan preterm sebelumnya, pernah mengalami ketuban pecah dini
dan pernah mengalami keguguran.
pendidikan seseorang atau ibu dapat berpengaruh dengan persalinan preterm, hal ini di
sebabkan karena ibu yang mempunyai pendidikkan yang rendah cendrung malas untuk
mencari informasi yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan bayi sewaktu hamil
sehingga ia malas untuk memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan.
Kelelahan yang berlebihan dapat diakibatkan oleh beban kerja terlalu berat dan posisi tubuh
saat bekerja. Kebiasaan mengangkat barang-barang berat didalam pekerjaan sehari-hari
pada wanita hamil akan menyebabkan gangguan kesehatan yaitu gangguan tulang punggung
dan tulang belakang. Hal ini akan membahayakan kehamilannya dan kemungkinan
terjadinya persalinan kurang bulan.
riwayat preterm sebelumnya, KEK, preeklampsi dan eklampsi, diabetes melitus tipe 2,
hypertensi, gagal ginjal,TBC, dan penyakit degeneratif seperti lupus, kusta.
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko mayor: kehamilan multipel, polihidramnion, anomali uterus, dilatasi serviks >2
cm pada usia kehamilan 32 minggu, riwayat abortus 2 kali atau lebih pada trimester II,
riwayat persalinan preterm sebelumnya, riwayat menjalani prosedur operasi pada serviks,
penggunaan kokain dan amfetamin, operasi besar pada abdomen
Faktor risiko minor: perdarahan pervaginam setlah 12 minggu, riwayat pyelonefritis,
merokok
KLASIFIKASI
Idiopatik/Spontan : Sekitar 50% penyebab persalinan preterm tidak diketahui, oleh karena
itu digolongkan pada kelompok idiopatik atau persalinan preterm spontan.
Iatrogenik/indicated preterm labor
a. Keadaan ibu yang sering menyebabkan persalinan preterm adalah :
1. Preeklamsi berat dan eklamsi,
2. Perdarahan antepartum (plasenta previa dan solution plasenta),
3. Korioamnionitis,
4. Penyakit jantung yang berat atau penyakit paru atau ginjal yang berat.
b. Keadaan janin yang dapat menyebabkan persalinan preterm adalah :
1. Gawat janin,
2. Infeksi intrauterin,
3. Pertumbuhan janin terhambat (IUGR),
4. Isoimunisasi Rhesus.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI
DIAGNOSIS
TALAK
PENCEGAHAN
Pendidikan masyarakat melalui media yang ada tentang bahaya dan kerugian kelahiran
preterm atau berat lahir rendah. Masyarakat diharapkan untuk menghindarkan faktor risiko
di antaranya ialah dengan menjarangkan kelahiran menjadi lebih dari 3 tahun, menunda usia
hamil sampai 22-23 tahun dan sebagainya.
Menggunakan kesempatan periksa hamil dan memperoleh pelayanan antenatal yang baik.
Mengusahakan makan lebih baik pada masa hamil agar menghindarkan kekurangan gizi dan
anemia.
Menghindari kerja berat selama hamil. Dalam hal ini diperlukan peraturan yang melindungi
wanita hamil dari sangsi pemutusan hubungan kerja.
Dilaksanakan perawatan prenatal, diet, pemberian vitamin dan penjagaan hygiene.
Aktivitas (kerja, perjalanan, coitus) dibatasi pada pasien-pasien dengan riwayat partus
prematurus.
Penyakit-penyakit panas yang akut harus diobati secara aktif dan segera.
Keadaan seperti toksemia dan diabetes memerlukan kontrol yang seksama.
Tindakan pembedahan abdomen yang elektif dan tindakan operatif gigi yang berat harus
ditunda.
KOMPLIKASI
Bayi yang lahir preterm sering mendapat risiko yang berkaitan dengan imaturitas sistem organnya.
Komplikasi yang sering timbul pada bayi yang lahir sangat preterm adalah sindroma gawat nafas
atau respiratory distress syndrome(RDS), perdarahan otak atau intraventricular hemorrhage (IVH),
bronchopulmonary dysplasia (BPD), patent ductus arteriosus (PDA), necrotizing enterocolitis (NEC),
sepsis, apnea, dan retinopathy of prematurity (ROP). Untuk jangka panjang, bayi yang lahir preterm
mempunyai risiko retardasi mental berat, cerebral palsy, kejang-kejang, kebutaan, dan tuli. Di
samping itu juga sering dijumpai gangguan proses belajar, gangguan adaptasi terhadap
lingkungannya, dan gangguan motoris
a. Prematuritas dewasa ini merupakan faktor yang paling sering terjadi yang terkait kematian
dan morbiditas bayi. Sebagian besar bayi yang meninggal dalam 28 hari pertama mempunyai
bobot yang kurang dari 2.500 gram pada saat lahir.
b. Anoksia 12 kali lebih sering terjadi pada bayi-bayi prematur.
c. Gangguan respirasi menyebabkan 44% kematian yang terjadi pada umur kurang dari 1
bulan. Jika berat bayi kurang dari 1.000 gram, angka kematian naik menjadi 74%.
d. Karena lunaknya tulang tengkorak dan immaturitas jaringan otak, bayi prematur lebih rentan
terhadap kompresi kepala.
e. Perdarahan intracranial lima kali lebih sering pada bayi prematur dibandingkan pada bayi
aterm. Kebanyakan keadaan ini terjadi akibat anoksia.
f. Cerebral palsy lebih sering dijumpai pada bayi-bayi prematur.
PROGNOSIS
Prognosis untuk kesehatan fisik dan intelektual pada bayi berat badan lahir rendah belum jelas
sekalipun telah dilakukan sejumlah penyelidikan. Tampaknya terdapat insidensi kerusakan organik
otak yang lebih tinggi pada bayi-bayi prematur (meskipun banyak orang-orang jenius dilahirkan
sebelum aterm. Pada pusat pelayanan yang maju dengan fasilitas yang optimal, bayi yang lahir
dengan berat 2.000-2.500 gram mempunyai harapan hidup lebih dari 97%. 1.500-2.000 gram lebih
dari 90%, dan 1.000-1.500 gram sebesar 65-80%.