Sampai saat ini mortalitas danmorboditas neonatus pada banyi preterm/prematur masih
sangat tinggi. Hal ini berkaitan dengan maturitas organ pada bayi lahir, seperti paru, otak, dan
gastrointestinal. Penyebab persalinan preterm dapat dikenali dengan jelas. Namun penyebab
pasti tidak dapat diketahui. Beberapa faktor mempunyai andil dalam terjadinya persalinan
preterm seperti faktor pada ibu, faktor janin dan plasenta, ataupun faktor lain seperti
sosioekonomik. Pendekatan obsetetrik yang baik terhadap persalinan preterm akan
memberikan harapan terhadap ketahan hiodup dan kwalitas hidup bayi preterm.
DEFINISI
Persalinan preterm adalah persalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20-37
minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Dan pada tahun 2005 himpunan kedokterana
fetomaternal pagi disemarang menetapkan bahwa persalinan preterm adalah persalinan yang
terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu.
Permasalahan yang terjadi pada persalinan preterm bukan saja pada kematian
perinatal, melainkan bayi prematur ini sering pula disertai dengan kelainan, kelainan jangka
pendek maupun jangka panjang. Kelainan jangka pendek yang sering terjadi adalah RDS,
pendarahan intra/periventrikuler, displasi Bronco-Pulmonar, sepsi dan paten duktus arteriosus.
Dan adapun kelainan jangka panjang sering berupa kelainan neurologik seperti serebral palsi,
retinopati, retardasi mental, dapat terjadi disfungsi neurobehavioral dan prestasi sekolah yang
kurang baik. Dan bila melihat permasalahan yang dapat terjadi pada bayi preterm, maka
menunda persalinan preterm, bila mungkin, masih tetap memberi suatu keuntungan.
Banyak kasus persalinan prematur sebagai akibat proses patooganik yang MPK
mediator biokimia yang mempunyai dampak terjadinya kontraksi rahim dan perubahan
serviks yaitu :
1. Aktivitas aksis kalenjer Hypotalamus-Hypofisis-advernal baik pada ibu maupun
pada janin, akibat setress pada ibu atau janin.
2. Inflamasi desidua-korioamnion atau sistematik akibat infeksi asenden dan traktus
genitounaria atau infeksi sistemik.
3. Perdarahan desidua.
4. Peregangan uterus patologik.
5. Kelainan pada uterus atau serviks.
~ Ibu
- Penyakit berat pada ibu.
- Diabetusmellitus/DM.
- Preklamsi/Hiperensi.
- Infeksi seluruh kemih/genital/intra uterin.
- Penyakit infeksi dengan demam.
- Setres pesikologik.
- Kelainan bentuk uterus/serviks
- Riwayat persalinan preterm/abortus berulang.
- Inkompetensi serviks (panjang serviks kurang dari 1 cm)
- Pemakaian obat narkotik.
- Trauma.
- Perokok berat.
- Kelainan imunologi/kelainan resus.
Disamping faktor resiko diatas, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat
Sosio-ekonomi, riwayat lahir mati, dan kehamilan diliuar nikah, merupakan langkah penting
dalam pencegahan persalinan preterm, adalah bagaimana mengidentifikasikan faktor resiko
dan kemudian memberikan perawat auteratal serta penyuluhan agar ibu dapat mengurangi
resiko tambahan.
DIAKNOSIS
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah persalinan preterm antara lain sbb :
- Hindari kehamilan pada ibu terlalu muda (kurang dari 17th).
- Hindari jarak kehamilan terlalu dekat.
- Menggunakan kesempatan periksa hamil dan memperoleh pelayanan autenantal
yang baik.
- Anjuran tidak untuk merokok dan mengkonsumsi obat terlarang (narkotika).
- Hindari kerja berat dan cukup istirahat.
- Obati penyakit yang dapat menyebabkan persalinan preterm.
- Kenali dan obati infeksi genital/saluran kencing.
- Deteksi dan pengamanan faktor resiko terhadap persalinan preterm.
PENGELOLAAN
Pengelolaan persalinan preterm adalah apakah memamg persalinan preterm. Mencari
penyebab nya dan menilai kesejahteraan janin yang dapat dilakukan secara klinis,
laboratories, atau pun USG. Meliputi pertumbuhan/berat janin, jumlah dan keadaan cairan
amnion, presentasi dan keadaan janin atau kelainan kongenital. Dan bila proses ersalinan
kurang bulan masih tetap berlangsung atau mengancam, meski telah dilakukan segala upaya
pencegahan, maka perlu di pertimbangan :
- Seberapa besar kemampuan klinik untuk menjaga kehidupan bayi preterm atau
berapa persen yang akan hidup menurut berat dan usia gestasi
- Bagaimana sebaiknya persalinan berakhir, pervaginaan atau bedah sesar
- Komplikasi apa yang akan timbul, misalnya perdarahan otak atau sindroma gawat
nafas
- Bagaimana pendapat pasien dan keluarga mengenai konsekuensi perawatan bayi
preterm dan kemungkinan hidup atau cacat
- Seberapa besar dana yang diperlukan untuk merawat bayi preterm, dengan rencana
perawatan intensif Neonatus.
Ibu hamil yang mempunyai resiko terjadi persalinan preterm dan / atau menunjukan tanda –
tanda persalinan preterm peru dilakukan intervensi untuk meningkatkan Neonatal Outcomes.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada persalinan preterm, terutama mencegah
Morbiditas dan Mortalitas Neonatus Preterm adalah :
- Menghambat proses persalinan preterm dengan pemberian tokolisis.
- Pematangan surfaktan paru janin dengan Kortikoseteroid
- Pencegahan terhadap infeksi
Tokolisis
Aasan pemberian tokoisis pada persalinan preterm adalah :
- Mencegah Mortalitas dan Morbiditas pada bayi premature
- Memberi kesempatan bagi terapi Kortikoseteroid untuk mensetimulir Surfaktan
Paru janin
- Memberi kesempatan transfer Intrauterin pada fasilitas yang lebih lengkap
- Optimalisasi personel.
Kortikosteroid
Untuk pematangan surfaktan paru janin, menurunkan insidensi RDS, mencegah
perdarahan Intraventikuler yang akhirnya menurunkan kematian Neonatus.
Obat yang diberikan adalah : Dexamethason atau Betametason -> Dan tidak diulang karena
resiko terjadinya pertumbuhan janin terhambat.
Dosis tunggal Kortikosteroid adalah :
- Betametason = 2x12 mg. im. dengan jarak pemberian 24jam
- Dexametason = 4x6 mg. im. dengan jarak pemberian 12jam
Antibiotika
Diberikan bilamana kehamilan mengandung resiko terjadinya infeksi seperti kasus
KPD. Obat Oral yang dianjurkan adalah : Eritromisin 3x500 mg selama 3 hari. Obat lain
adalah Ampisilin 3x500 mg selama 3 hari.
Yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan pasien dengan KPD pada preterm :
- Semua alat untuk periksa vagina harus steril.
- PD vagina tidak dianjurkan, tetapi dilakukan dengan Spekulum.
Penderita dengan KPD dilakukan pengakhiran persalinan pada usia kehamilan 36mg. Bila
ditemukan adanya bukti infeksi maka pengakhiran persalinan dipercepat/di induksi, tanpa
melihat usia kehamilan.
Cara Persalinan
Bila janin presentasi kepala, maka diperbolehkan partus pervaginaan dan dengan
melihat berat janin. SC tidak memberi Prognosis yang lebih baik bagi bayi, bahkan merugikan
ibu. Prematuritas jangan dipakai untuk indikasi melakukan SC. SC dilakukan atas indikasi
Obstetri.
Pada kehamilan letak sungsang 30-34mg. SC dapat dipertimbagkan setelah kehamilan
lebih dari 34mg, persalinan dibiarkan terjadi karena Morbiditas dianggap sama dengan
kehamilan Aterm.
Perawatan Neonatus
Perawatan bayi preterm baru lahir perlu diperhatikan keadaan umum, Biometri kemampuan
bernafas, kelainan fisik, dan kemampuan minum. Keadaan kritis pada bayi preterm adalah
kedinginan, pernafasan yang tidak Adekwat, atau Trauma. Suasana hangat diperlukan untuk
mencegah Hipotermia pada Neonatus (suhu badan dibawah 36,5 derajat C).
Bayi dirawat secara KANGURU untuk menghindari Hipotermia. Dibuat perencanaan
pengobatan dan asupan cairan. ASI diberikan lebih sering bila memungkinkan diberikan
Sonde atau dipasang Infus. Bayi baru lahir harus mendapat nutrisi sesuai dengan kemampuan
dan kondisi bayi.
Sebaiknya persalinan bayi terlalu muda atau terlalu kecil berlangsung pada fasilitas
yang memadai, seperti pelayanan Perinatal dengan personel dan fasilitas yang Adekwat
termasuk perawatan Perinatal Intensif.