Anda di halaman 1dari 19

PARTUS PREMATURUS IMMINENS

(Referat)

Disusun oleh :
Dara Marissa Widya Purnama
1618012050

Perceptor :
dr. Ratna Dewi Puspita Sari, Sp.OG

SMF OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI


RSUD Dr. Hi. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
2017
Definisi

Partus Prematurus Imminens (PPI) atau


persalinan prematur adalah adanya suatu
ancaman pada kehamilan dimana
timbulnya tanda-tanda persalinan pada
usia kehamilan yang belum aterm (20
minggu-37 minggu) dan berat badan lahir
bayi kurang dari 2500 gram.
Masalah Persalinan Preterm

1. Perawatan bayi prematur, yang semakin muda usia


kehamilannya semakin besar morbiditas dan
mortalitas.
2. Kelainan jangka pendek : RDS (Respiratory Distress
Syndrome), perdarahan intra/periventricular, NEC
(Necrotizing Entero Cilitis), displasi bronco-pulmonar,
sepsis dan paten duktus arteriosus
3. kelainan jangka panjang : kelainan neurologic seperti
serebral palsy, retinopati, retardasi mental, juga dapat
terjadi disfungsi neurobehavioral dan prestasi sekolah
yang kurang baik.
Etiologi
Menurut Oxorn (2010), penyebab partus prematurus yaitu:
1. Iatrogenik
 Pengakhiran kehamilan yang terlalu dini karena alas an bahwa
bayi lebih baik dirawat dibangsal anak daripada dibiarkan dalam
Rahim.

2. Spontan
1) Idiopatik. Sebab persalinan premature tidak diketahui pada 50%
kasus
2) Ketuban pecah dini
3) Inkompetensi cervix
4) Insufisiensi placenta
5) Overdistensi uterus : Kehamilan kembar,
Polyhidramnion, Janin yang besar

6) Perdarahan dalam trimester ketiga : Plasenta previa,


Solusio plasenta, Vasa previa

7) Abnormalitas uterus : Hypoplasia uteri, Uterus septata


ata bicornuata, Synechiae intrauterine, Leiomyoma
8) Trauma : Jatuh, Terpukul pada perut, Tindakan
pembedahan

9) Penyakit pada ibu seperti toksemia, anemia, penyakit


ginjal yang kronis dan penyakit-penyakit demam yang
akut.

10) Faktor-faktor yang menyertai : Status sosioekonomi


yang rendah, Kelompok-kelompok etnik tertentu, Wanita
yang kecil, Merokok, Bakteriuria, Perawatan prenatal
yang jelek
Faktor Risiko

1. Faktor resiko mayor: Kehamilan multiple, hidramnion,


anomali uterus, riwayat abortus pada trimester II
lebih dari 1 kali, riwayat persalinan pretem
sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan
preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas
uterus.

2. Faktor resiko minor: Penyakit yang disertai demam,


perdarahan pervaginam setelah kehamilan 12
minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10
batang perhari, riwayat abortus pada trimester II,
riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali.
Patofisiologi
Diagnosis
1. Kontraksi uterus yang berulang sedikitnya setiap 7-8 menit
sekali atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit dengan atau tanpa
rasa sakit
2. Rasa nyeri pada punggung bawah
3. Perdarahan bercak
4. Perasaan menekan daerah serviks
5. Pemeriksaan serviks menunjukkan telah terjadi pembukaan
sedikitnya 2cm dan penipisan 50-80%
6. Persentasi janin rendah sampai mencapai spina ischiadica
7. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal
terjadinya persalinan preterm
8. Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu
Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium
 Kultur urine
 Gas dan ph darah janin
 Darah rutin
 Bakteriologi vagina

2. Ultrasonografi
usia gestasi, jumlah janin, besar janin, aktivitas biofisik, cacat
kongenital, letak dan maturasi plasenta, volume cairan tuba dan
kelainan uterus
Komplikasi
1. Anoksia 12 kali lebih sering terjadi pada bayi premature
2. Gangguan respirasi Sindroma gawat pernafasan (penyakit membran
hialin).
3. Cerebral palsy
4. Perdarahan intracranial
5. Intoleransi pemberian makanan
6. Jaundice
7. Displasia bronkopulmoner
8. Retinopati
9. Infeksi
10.Perkembangan dan pertumbuhan yang terlambat
11.Pada ibu, infeksi endometrium -> sepsis dan lambatnya penyembuhan
luka episiotomi
Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi terletak pada penghambatan (inhibisi)


persalinan yaitu memperpanjang lama kehamilan hingga 37 minggu
untuk mendapatkan maturitas janin.

Indikasi dan persyaratan dalam penghambatan persalinan, yaitu:


1. Janin harus normal dan sehat
2. Tidak boleh ada kontraindikasi maternal atau fetal untuk
memperpanjang umur kehamilan.
3. Kemampuan bangsal bayi dalam merawat bayi-bayi yang kecil.
4. Dilatasi servix <5cm.
5. Ketuban masih utuh.
6. Tidak ada perdarahan.
Kontraindikasi dalam penghambatan persalinan, yaitu:
1. Keadaan maternal atau fetal yang memerlukan
pengakhiran kehamilan. Keadaan ini mencakup hipertensi,
preeklamsia, diabetes dan erythoblastosis yang menyertai
inkompatibilitas rhesus.
2. Janin mati atau malformasi
3. Kehamilan >35 minggu dan perkiraan berat janin >2500
gram.
4. Retardasi pertumbuhan intrauterine
5. Abruption placenta dan placenta previa
6. Amnionitis.
7. Ketuban pecah dini atau ketuban yang menonjol lewat
cervix kedalam vagina.
8. Cervix melebar >5 cm.
Langkah yang dapat dilakukan pada PPI:
1. Menghambat proses persalinan preterm dengan pemberian
tokolitik
Kalsium antagonis: nifedipin 10 mg/oral diulang 2-3 kali/jam,
dilanjutkan tiap 8 jam sampai kontraksi hilang. Obat dapat
diberikan lagi jika timbul kontaksi berulang. dosis maintenance
3x10 mg.
Obat ß-mimetik: seperti terbutalin, ritrodin, isoksuprin, dan
salbutamol dapat digunakan
Penghambat produksi prostaglandin: indometasin, sulindac,
nimesulide
Kontraindikasi relatif penggunaan tokolisis:
 Oligohidramnion
 Korioamnionitis berat pada ketuban pecah dini
 Preeklamsia berat
 Hasil nonstrees test tidak reaktif
 Hasil contraction stress test positif
 Perdarahan pervaginam dengan abrupsi plasenta, kecuali
keadaan pasien stabil dan kesejahteraan janin baik
 Kematian janin atau anomali janin yang mematikan
 Terjadinya efek samping yang serius selama penggunaan
beta-mimetik
Indeks tokolitik > 8 menunjukkan kontraindikasi pemberian
tokolitik

0 1 2 3 4

Kontraksi Tidak ada Irregular Regular - -

Ketuban Tidak ada - Tinggi/tidak - Rendah/peca


pecah jelas h

Perdarahan Tidak ada Spotting Perdarahan - -

Pembukaan Tidak ada 1 cm 2 cm 3 cm 4 cm


2. Pematangan surfaktan paru janin dengan kortikosteroid
 Betametason 2 x 12 mg i.m. dengan jarak pemberian 24 jam.
 Deksametason 4 x 6 mg i.m. dengan jarak pemberian 12 jam.

3. Pencegahan terhadap infeksi dengan menggunakan antibiotik.


 eritromisin 3 x 500 mg selama 3 hari
 ampisilin 3 x 500 mg selama 3 hari

4. Neuroprotection dengan menggunakan magnesium sulfat


4-6 gr/iv, secara bolus selama 20-30 menit, dan infus 1 gr/jam
(maintenance) sampai 24 jam setelah melahirkan.
Cara persalinan

1. Janin presentasi kepala : pervaginam dengan episiotomy


lebar dan perlindungan forceps terutama pada bayi < 35
minggu.
2. Indikasi seksio sesarea:
 Janin sungsang
 Taksiran berat badan janin < 1500 g (masih kontroversial)
 Gawat janin
 Infeksi intrapartum dengan takikardi janin, gerakan janin
melemah, oligohidramnion dan cairan amnion berbau.
 Kontraindikasi partus pervaginam lain (letak lintang, plasenta
previa, dan sebagainya)
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai