Anda di halaman 1dari 5

NOTULENSI

PARTUS PREMATURUS, PARTUS PREMATURUS IMMINEN DAN ABORTUS

PARTUS PREMATURUS IMMINENS


Persalinan premature adalah Persalinan dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu
dihitung dari hari pertama haid terakhir atau berat janin kurang dari 2500 gram. sedangkan
Partus Prematurus Imminens (PPI) atau ancaman kelahiran premature merupakan adanya
kontraksi uterus disertai dengan perubahan serviks berupa dilatasi dan effacement < 37 mgg usia
kehamilan serta dapat menyebabkan kelahiran prematur.

Etiologi dan Faktor resiko


Janin dan Plasenta
1. Perdarahan trimester awal
2. Perdarahan antepartum (plasenta previa, solusio plasenta, vasa previa)
3. Ketuban pecah dini (KPD)
4. Pertumbuhan janin terhambat
5. Cacat bawaan janin
6. Polihidramnion
7. Gemelli/kehamilan ganda
Indkasi Ibu
1. Penyakit berat pada ibu
2. Diabetes mellitus preeklampsia/hipenensi Infeksi saluran kemih/genital/intrauterin
3. Stres psikologik
4. Kelainan bentuk uterus/serviks
5. Riwayat persalinan preterm/abortus berulang
6. Inkompetensi serviks (panjang serviks kurang dari 1 cm)
7. Pemakaian obat narkotik
8. Trauma
9. Perokok berat - Kelainan imunologi/kelainan resus

Diagnosis PPI berdasarkan:


1. Kontraksi berulang sedikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 x dalam waktu 10 menit
2. Adanya nyeri pd punggung bawah
3. Perdarahan bercak
4. Perasaan menekan daerah serviks
5. Pmx serviks  telah tjd pembukaan sedikitnya 2 cm, & penipisan 50-80%
6. Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina isiadika
7. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm
8. Terjadi pada UK 22-37 minggu
Terdapat beberapa indikator dilakukannya persalinan preterm:
1. Klinik: Timbul kontraksi, pemendekan serviks, KPD
2. Laboratorium: Jumlah leukosit dalam air ketuban (20/ml atau lebih), Pmx CRP (> 0,7
mg/ml), Pmx leukosit serum ibu (> 13.000/ml).
Pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi partus prematurus yakni menghindari
kehamilan pada ibu terlalu muda, menghindari jarak kehamilan terlalu dekat, memperoleh
pelayanan antenatal yang baik, tidak merokok maupun konsumsi obat terlarang, menghindari
kerja berat dan perlu cukup istirahat, serta mengobati penyakit yang dapat menyebabkan
persalinan preterm.
Tatalaksana yang diberikan pada persalinan preterm yakni melihat beberapa faktor seperti
keadaan selaput ketuban, pembukaan serviks, usia kehamilan, penyebab / komplikasi persalinan
preterm, kemampuan fasilatas intesif untuk bayi yang dilahirkan nantinya (intensive care
facilities).
Tatalaksana tersebut meliputi non farmakologis berupa tirah baring dan tidak berhubungan
suami istri sementara, serta farmakologis meliputi pemberian tokolitik untuk memperpanjang
waktu persalinan (Nifedipin 10mg diulang tiap 30 menit, max. 40mg / 6 jam atau pilihan lain
yakni salbutamol atau terbutalin), kortikosteroid untuk pematangan surfaktan paru janin yang
direkomendasikan di UK 28-34 minggu (Betametason 12mg/24 jam IM sebanyak 2x atau pilihan
lain Deksametason) dan antibiotik bila terbukti adanya infeksi contohnya ISK (Eritromisin P.O
3x500mg 3 hari atau Ampicilin 3x500mg 3 hari, tidak direkomendasikan ko-amoksiklaf karena
berisiko terjadi necrotizing enterocolitis).

ABORTUS
Definisi : Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan. WHO IMPAC menetapkan batas usia kehamilan kurang dari 22 minggu, namun
beberapa acuan terbaru menetapkan batas usia kehamilan kurang dari 20 mingguatau berat janin
kurang dari 500 gram

Factor predisposisi :

• Faktor dari janin (fetal),yang terdiri dari: kelainan genetik (kromosom)

• Faktor dari ibu (maternal) infeksi, kelainan hormonal seperti hipotiroidisme, diabetes
mellitus, malnutrisi, penggunaan obatobatan, merokok, konsumsi alkohol, faktor
immunologis dan defek anatomis seperti uterus didelfis,inkompetensia serviks (penipisan
dan pembukaan serviks sebelum waktu in partu, umumnya pada trimester kedua)

• Faktor dari ayah (paternal): kelainan sperma

Klasifikasi Abortus:

1. Abortus imminens yaitu abortus tingkat permulaan (threatened abortion) dimana


terjadi perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi
masih baik dalam kandungan.
2. Abortus insipiens (inevitable abortion) yaitu abortus yang sedang mengancam
dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil
konsepsi masih dalam kavum uteri.
3. Abortus inkomplit (incomplete abortion) yaitu jika hanya sebagian hasil konsepsi
yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.
4. Abortus komplit (complete abortion) artinya seluruh hasil konsepsi telah keluar
(desidua atau fetus), sehingga rongga rahim kosong.
5. Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya
masih tertahan dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih.
6. Abortus habitualis (recurrent abortion) adalah keadaan terjadinya abortus tiga
kali berturut-turut atau lebih.
7. Abortus infeksius (infectious abortion) adalah abortus yang disertai infeksi
genital.
8. Abortus septik (septic abortion) adalah abortus yang disertai infeksi berat dengan
penyebaran kuman ataupun toksinnya kedalam peredaran darah atau peritonium.

Diskusi:
1.kapan di lakukan pemberian Tokolitik dan Terminasi?
2. Jika Terjadi Abortus habitualis dengan abortus berulang bagaimana caranya jika ingin hamil
kembali ?

Jawab:

1.Evaluasi selaput ketuban pecah/ tidak,pembukaan serviks mencapai 4 cm,ada nya penyebab
atau komplikasi persalinan preterm

2. Faktor resiko terjadinya abortus dikarenakan beberapa factor seperti kelainan autoimun
(dianggap benda asing sehingga setiap kehamilan terjadi abortus) sehingga jika ingin hamil
kembali maka perbaiki penyebabnya terlebih dahulu jika sudah sembuh maka bisa mulai
perencanaan kehamilan

Anda mungkin juga menyukai