Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

PARTUS PREMATURUS

Disusun oleh
KELOMPOK 2 :
1. Aziz Muhammad Yusuf
2. Bobby Wahyu Pratama
3. Jaka Praditya
4. Mardoni Ustanto
5. Restu Teo Fandi
6. Rolanda Gusti Al-Syukron
7. Wahyu Eko Aprianto

UMPRI F.Kes S1 ILMU KEPERAWATAN Pringsewu/Lampung


Tahun Ajaran 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PARTUS PREMATURUS IMMINENS
1. KONSEP DASAR
A. Pengertian
Menurut Oxorn (2010), partus prematurus atau persalinan prematur dapat
diartikan sebagai dimulainya kontraksi uterus yang teratur yang disertai pendataran dan
atau dilatasi servix serta turunnya bayi pada wanita hamil yang lama kehamilannya
kurang dari 37 minggu (kurang dari 259 hari) sejak hari pertama haid terakhir.  
Menurut Nugroho (2010) persalinan preterm atau partus prematur adalah
persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu)
atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. Partus preterm adalah kelahiran setelah
20 minggu dan sebelum kehamilan 37 minggu dari  hari pertama menstruasi terakhir
(Benson, 2012).
Menurut Rukiyah (2010), partus preterm adalah persalinan pada umur kehamilan
kurang dari 37 minggu atau berat badan lahir antara 500-2499 gram.
B. Etiologi
Faktor resiko PPI menurut Wiknjosastro (2010) yaitu :
1. Janin dan plasenta : perdarahan trimester awal, perdarahan antepartum, KPD,
pertumbuhan janin terhambat, cacat bawaan janin, gemeli, polihidramnion
2. Ibu : DM, pre eklampsia, HT, ISK, infeksi dengan demam, kelainan bentuk uterus,
riwayat partus preterm atau abortus berulang, inkompetensi serviks, pemakaian obat
narkotik, trauma, perokok berat, kelainan imun/resus
Namun menurut Nugroho (2010) ada beberapa resiko yang dapat menyebabkan
partus prematurus yaitu :
1. Faktor resiko mayor : Kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks
terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar/memendek
kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih
dari 1 kali, riwayat persalinan pretem sebelumnya, operasi abdominal pada
kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.
2. Faktor resiko minor : Penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam setelah
kehamilan 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari,
riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali.
C. Manifestasi Klinis
Partus prematurus iminen ditandai dengan :
1. Kontraksi uterus dengan atau tanpa rasa sakit
2. Rasa berat dipanggul
3. Kejang uterus yang mirip dengan dismenorea
4. Keluarnya cairan pervaginam
5. Nyeri punggung
Gejala diatas sangat mirip dengan kondisi normal yang sering lolos dari
kewaspadaan tenaga medis.
Menurut Manuaba (2009), jika proses persalinan berkelanjutan akan terjadi
tanda klinik sebagai berikut :
1. Kontraksi berlangsung sekitar 4 kali per 20 menit atau 8 kali dalam satu jam
2. Terjadi perubahan progresif serviks seperti pembukaan lebih dari 1 cm,
perlunakan sekitar 75-80 % bahkan terjadi penipisan serviks.
D. Patofisiologi
Persalinan prematur menunjukkan adanya kegagalan mekanisme yang
bertanggung jawab untuk mempertahankan kondisi tenang uterus selama kehamilan
atau adanya gangguan yang menyebabkan singkatnya kehamilan atau membebani jalur
persalinanan normal sehingga memicu dimulainya proses persalinan secara dini. Empat
jalur terpisah, yaitu stress, infeksi, regangan dan perdarahan (Norwintz, 2007).
Enzim sitokinin dan prostaglandin, ruptur membran, ketuban pecah, aliran darah
ke plasenta yang berkurang mengakibatkan nyeri dan intoleransi aktifitas yang
menimbulkan kontraksi uterus, sehingga menyebabkan persalinan prematur.
Akibat dari persalinan prematur berdampak pada janin dan pada ibu. Pada janin,
menyebabkan kelahiran yang belum pada waktunya sehingga terjailah imaturitas
jaringan pada janin. Salah satu dampaknya terjadilah maturitas paru yang menyebabkan
resiko cidera pada janin. Sedangkan pada ibu, resiko tinggi pada kesehatan yang
menyebabkan ansietas dan kurangnya informasi tentang kehamilan mengakibatkan
kurangnya pengetahuan untuk merawat dan menjaga kesehatan saat kehamilan.
E. PATHWAY

- Faktor ibu - Faktor mayor


- Faktor janin & - Faktor monor
plasenta

Kehamilan < 37 minggu

Partus maturus Imminens

Rangsangan pada uterus Krisis situasional

Kontraksi Uterus Mk: Ansietas

Prostaglandin Mk: Kurang


pengetahuan

Dilatasi Serviks

Mk: Nyeri Akut

Kehilangan Mk: Intoleransi


energiberlebihan Aktivitas
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonografi : Pengkajian getasi (dengan berat badan janin 500 sampai 2500 gram)
2. Tes nitrazin : menentukan KPD
3. Jumlah sel darah putih : Jika mengalami peningkatan, maka itu menandakan adanya
infeksi amniosentesis yaitu radio lesitin terhadap sfingomielin (L/S) mendeteksi
fofatidigliserol (PG) untuk maturitas paru janin, atau infeksi amniotic
4. Pemantauan elektronik : memfalidasi aktifitas uterus/status janin.
G. Penatalaksanaan
 Rehidrasi dan tirah baring
Untuk mempertahankan keadaan umum ibu dan mengurangi frekuensi kontraksi
yang bisa timbul karena aktifitas pasien.
 Terapi Kortikosteroid
Terapi kortikosteroid diberikan bila usia kehamilan <35 minggu.
Diberikan untuk mempercepat pematangan paru janin
- Betamethasone 12 mg 1 M tiap 24 jam selama 48 jam
- Dexamethasone 6 mg 1 M tiap 12 jam selama 48 jam
Efek optimal terjadi setelah 24 jam pemberian terakhir mencapai puncak dalam
48 jam dan bertahan sampai 7 hari.
Pemberian ulang kortikosteroid tidak berguna, bahkan dapat mengganggu
perkembangan motorik dan psikomotorik janin.
 Tokolitik
Berikan tokolitik bila : kehamilan <35 minggu, dilatasi serviks <3cm, tidak ada
amnionitis, pre-eklampsia, atau perdarahan aktif, tidak ada gawat janin.
1. Betamimetik (ritrodine, terbutaline)
2. Magnesium Sulfat
Pemberian harus diawasi dengan ketat melalui pemeriksaan reflek patela, frekuensi
pernapasan, produksi urine.
Harus tersedia antidotium kalsium glukonat 10 ml dalam larutan 10%.
3. Indomethacine
Pemberian dapat peroral atau perektal. Dosis 50 – 100 mg diikuti dengan
pemberian selama 24 jam yang tidak melebihi 200 mg. Pemberian Indomethacine
selama 7 hari atau lebih pada kehamilan < 33 minggu tidak meningkatkan resiko
medis pada neonatus (A.B S yaifuddin, 2002).
4. Calcium Charel Bloker
Aktifitas miometrium bereaksi langsung dengan kalsium bebas dalam sitoplasma
dan penurunan kadar kalsium menyebabkan terhambatnya konstraksi uterus.
5. Nifedipine
Nifedipine adalah tokolitik yang lebih aman dan efektif disbanding betamimetik.
Pemberian Nifedipine jaringan digunakan bersama dengan MgSO4 karena akan
memperkuat efek blokade neuromuskuler yang dapat mengganggu fungsi jantung
dan paru. Dosis Nifedipine 20 mg peroral setipa 6 jam sampai konstraksi uterus
menghilang.

ASUHAN KEPERAWATAN
 Pengkajian
a. Anamnesa
- Biodata klien.
b. Keluhan utama: ibu mengeluh perutnya terasa kenceng dan keluar darah atau lender dari
kemaluan dengan usia kehamilan 20-34 minggu.
c. Riwayat Kehamilan Ini
TM I : Pusing, mual muntah berlebihan, kurang darah, anemia meningkatkan faktor
resiko terjadinya partus prematurus iminen.
TM II : Keluhan perdarahan pada UK 20 minggu< merupakan salah satu faktor
terjadinya partus prematurus
TM III : Keluhan pengeluaran darah/lendir/air ketuban merupakan penyebab persalinan
preterm. Dapat disertai kenceng-kenceng yang semakin sering.
d. Riwayat Kesehatan
Pernah / sedang menderita penyakit diabetes, hipertensi, penyakit jantung atau paru,
penyakit infeksi kelamin (oleh trichomonas, streptococcus, gonococcus).
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya infeksi menular dalam keluarga dapat menyebabkan persalinan preterm apabila
ibu hamil tertular infeksi. Seperti TBC, pneumonia, dll.
Fokus pengkajian keperawatan yaitu :
1. Sirkulasi
Hipertensi, Edema patologis (tanda hipertensi karena kehamilan (HKK), penyakit
sebelumnya.
2. Intregitas Ego
Adanya ansietas sedang.
3. Makanan/cairan
Ketidakadekuatan atau penambahan berat badan berlebihan.
4. Nyeri/Katidaknyamanan
Kontraksi intermiten sampai regular yang jaraknya kurang dari 10 menit selama paling
sedikit 30 detik dalam 30-60 menit.
5. Keamanan
Infeksi mungkin ada (misalnya infeksi saluran kemih (ISK) dan atau infeksi vagina)
6. Seksualitas : Tulang servikal dilatasi, Perdarahan mungkin terlihat, Membran mungkin
ruptur (KPD), Perdarahan trimester ketiga, Riwayat aborsi, persalinan prematur,
riwayat biopsi konus, Uterus mungkin distensi berlebihan, karena hidramnion,
makrosomia atau getasi multiple.
a. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : -
 Tanda – tanda vital : TD , RR, N, T
 Head to toe:
- Kepala : hygiene rambut, keadaan rambut
- Mata : sclera: ikterik/tidak, konjungtiva: anemis/tidak, mata: simetris/tidak
- Leher : pembengkakan kelenjar tiroid, tekanan vena jugularis
- Dada : pernafasan: jenis pernafasan, bunyi nafas, penarikan sela iga.
- Abdomen : nyeri tekan pada abdomen, teraba massa/ tidak pada abdomen
- Ekstremitas : nyeri /tidak pada ekstremitas atas ataupun bawah, tidak ada
kelemahan
- Eliminasi / urinasi: ada/tidak konstipasi/ BAB dan susah BAK
b. Pemeriksaan per sistem
1. Status nutrisi dan penggunaan kimia :
Mengukur Berat Badan dan Tinggi Badan, Mengukur lipat kulit trisep, Mengukur
lingkar lengan atas, Mengkaji kadar protein darah dan keseimbangan kadar elektrolit
dalam darah, Pengobatan lokal dan alkohol
2. Status pernafasan
Latihan napas dan penggunaan spinometri intensif, Pemeriksaan fungsi paru dan
AGD, riwayat sesak napas.
3. Status kardiovaskuler
Penyakit kardiovaskuler, Kebiasaan merubah posisi secara mendadak, Riwayat
imobilisasi berkepanjangan, Hipotensi dan hipoksia, Kelebihan cairan atau darah,
Riwayat perdarahan
4. Fungsi imunologi
Kaji adanya alergi, Riwayat transfuse darah, Riwayat asthma bronchial, Riwayat
transplantasi ginjal.
5. Perkembangan gerontologi
Penyakit kronis, Ketakutan lansia, Fungsi jantung, ginjal, Aktivitas GI, Dehidrasi,
konstipasi, malnutrisi, Penurunan penglihatan dan sensasi, Penyakit pribadi, Keadaan
mulut
c. Pemeriksaan diagnostic
- Ultrasonografi : Pengkajian getasi (dengan berat badan janin 500 sampai 2500
gram)
- Tes nitrazin : menentukan KPD
- Jumlah sel darah putih : Jika mengalami peningkatan, maka itu menandakan adanya
infeksi amniosentesis yaitu radio lesitin terhadap sfingomielin (L/S) mendeteksi
fofatidigliserol (PG) untuk maturitas paru janin, atau infeksi amniotik.
- Pemantauan elektronik : memfalidasi aktifitas uterus / status janin.
3 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen injuri (fisik, biologis, kimia, psikologis), kontraksi otot dan efek
obat-obatan.
2. Intoleransi aktivitasb.d hipersensitivitas otot/seluler, tirah baring, kelemahan
3. Ansietas, ketakutan b.d krisis situasional, ancaman yng dirasakan atau aktual pada diri
dan janin.
4. Kurang pengetahuan mengenai persalinan preterm, kebutuhan tindakan danprognosis b.d
kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber
informasi.
3.3 Intervensi Keperawatan
1. Nyeri Akut
Rencana Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
Nyeri akut NOC : NIC :
berhubungan a. Pain a. Lakukan pengkajian nyeri
dengan agen Level, secara komprehensif termasuk
injuri (fisik, b. pain lokasi, karakteristik, durasi,
biologis, kimia, control, frekuensi, kualitas dan faktor
psikologis), c. comfort presipitasi
kontraksi otot level b. Observasi reaksi nonverbal
dan efek obat- Setelah dilakukan dari ketidaknyamanan
obatan.  tinfakan keperawatan c. Bantu pasien dan keluarga
selama …. Pasien tidak untuk mencari dan
mengalami nyeri, dengan menemukan dukungan
kriteria hasil: d. Kontrol lingkungan yang dapat
a. Mampu mempengaruhi nyeri seperti
mengontrol nyeri suhu ruangan, pencahayaan
(tahu penyebab nyeri, dan kebisingan
mampu menggunakan e. Kurangi faktor presipitasi
tehnik nyeri
nonfarmakologi untuk f. Kaji tipe dan sumber nyeri
mengurangi nyeri, untuk menentukan intervensi
mencari bantuan) g. Ajarkan tentang teknik non
b. Melapor farmakologi: napas dala,
kan bahwa nyeri relaksasi, distraksi, kompres
berkurang dengan hangat/ dingin
menggunakan h. Berikan analgetik untuk
manajemen nyeri mengurangi nyeri: ……...
c. Mampu i. Tingkatkan istirahat
mengenali nyeri j. Berikan informasi tentang
(skala, intensitas, nyeri seperti penyebab nyeri,
frekuensi dan tanda berapa lama nyeri akan
nyeri) berkurang dan antisipasi
d. Menyata ketidaknyamanan dari
kan rasa nyaman prosedur
setelah nyeri k. Monitor vital sign sebelum dan
berkurang sesudah pemberian analgesik
e. Tanda pertama kali
vital dalam rentang
normal
f. Tidak
mengalami gangguan
tidur

2. Intoleransi aktivitas
Rencana Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
Intoleransi aktivitas NOC : NIC :
berhubungan a. Self a. Observasi adanya pembatasan
dengan Care : ADLs klien dalam melakukan aktivitas
hipersensitivitas b. Tolera b. Kaji adanya faktor yang
otot/seluler, tirah nsi aktivitas menyebabkan kelelahan
baring, kelemahan c. Konser c. Monitor nutrisi dan sumber
vasi eneergi energi yang adekuat
Setelah dilakukan d. Monitor pasien akan adanya
tindakan keperawatan kelelahan fisik dan emosi secara
selama …. Pasien berlebihan
bertoleransi terhadap e. Monitor respon kardivaskuler
aktivitas dengan terhadap aktivitas (takikardi,
Kriteria Hasil : disritmia, sesak nafas, diaporesis,
a. Berpar pucat, perubahan hemodinamik)
tisipasi dalam f. Monitor pola tidur dan lamanya
aktivitas fisik tanpa tidur/istirahat pasien
disertai peningkatan g. Kolaborasikan dengan Tenaga
tekanan darah, nadi Rehabilitasi Medik dalam
dan RR merencanakan progran terapi
b. Mamp yang tepat.
u melakukan h. Bantu klien untuk
aktivitas sehari hari mengidentifikasi aktivitas yang
(ADLs) secara mampu dilakukan
mandiri i. Monitor respon fisik, emosi,
c. Kesei sosial dan spiritual
mbangan aktivitas
dan istirahat

3. Ansietas
Rencana Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
Ansietas, ketakutan NOC : NIC:
berhubungan a. Anxiety control Coping Enhancement
dengan krisis b. Fear control a. Jelaskan pada pasien tentang
situasional, Setelah dilakukan proses penyakit
ancaman yng tindakan keperawatan b. Jelaskan semua tes dan
dirasakan atau selama......takut klien pengobatan pada pasien dan
aktual pada diri dan teratasi dengan kriteria keluarga
janin. hasil : c. Sediakan reninforcement positif
a. Memiliki ketika pasien melakukan perilaku
informasi untuk untuk mengurangi takut
mengurangi takut d. Sediakan perawatan yang
b. Menggunakan berkesinambungan
tehnik relaksasi e. Kurangi stimulasi lingkungan
c. Mempertahankan yang dapat menyebabkan
hubungan sosial dan misinterprestasi
fungsi peran f. Dorong mengungkapkan secara
d. Mengontrol verbal perasaan, persepsi dan rasa
respon takut takutnya
g. Perkenalkan dengan orang yang
mengalami penyakit yang sama
h. Dorong klien untuk
mempraktekan tehnik relaksasi

4. Kurang pengetahuan
Rencana Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
Kurang NOC: NIC :
pengetahuan a. Kowlw a. Kaji tingkat pengetahuan
mengenai dge : disease process pasien dan keluarga
persalinan preterm, b. Kowle b. Jelaskan patofisiologi dari
kebutuhan tindakan dge : health penyakit dan bagaimana hal ini
dan prognosis Behavior berhubungan dengan anatomi dan
berhubungan Setelah dilakukan fisiologi, dengan cara yang tepat.
dengan kurangnya tindakan keperawatan c. Gambarkan tanda dan gejala
keinginan untuk selama …. pasien yang biasa muncul pada penyakit,
mencari informasi, menunjukkan dengan cara yang tepat
tidak mengetahui pengetahuan tentang d. Gambarkan proses penyakit,
sumber-sumber proses penyakit dengan dengan cara yang tepat
informasi. kriteria hasil: e. Identifikasi kemungkinan
a. Pasien penyebab, dengan cara yang tepat
dan keluarga f. Sediakan informasi pada
menyatakan pasien tentang kondisi, dengan
pemahaman tentang cara yang tepat
penyakit, kondisi, g. Sediakan bagi keluarga
prognosis dan informasi tentang kemajuan
program pengobatan pasien dengan cara yang tepat
b. Pasien h. Diskusikan pilihan terapi atau
dan keluarga mampu penanganan
melaksanakan i. Dukung pasien untuk
prosedur yang mengeksplorasi atau
dijelaskan secara mendapatkan second opinion
benar dengan cara yang tepat atau
c. Pasien diindikasikan
dan keluarga mampu j. Eksplorasi kemungkinan
menjelaskan sumber atau dukungan, dengan
kembali apa yang cara yang tepat
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan lainnya

DAFTAR PUSTAKA
Benson, Ralph C dan Pernoll, Martin L. (2012). Buku Saku Obsetri dan Ginekologi. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Manuaba. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2. Jakarta : EGC
Nugroho, Taufan. (2010). Kesehatan Wanita, Gender dan Permasalahannya. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Oxorn Harry, dkk. (2010). Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan (Human Labor
and Birth). Yogyakarta : YEM.
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. (2010). Asuahan Kebidanan Patologi. Jakarta : Trans Info Media
Wiknjosastro, H. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka, Sarwono
Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai