Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN KRITIS

ASUHAN KEPERAWATAN AKUT MIOKARD INFARK (AMI)


Dosen Pengampu : Ns. Yusnita, M. Kes
1. Ani Septianingrum (142012018004)
2.
3.
Disusun Oleh:
Desvi Royana (142012018009)
Ellsa Yulicka Pratiwi (142012018012)
4. Mutahit (142012018024)
5. KELOMPOK 3
Restu Teo Fandi (142012018033)
6. Rika Asmita (142012018034)
7. Tri Yesi Fransiska (142012018041)
8. Wahyu Eko Apriyanto (142012018043)
Definisi

Akut Miokard Infark

• Akut Miokard Infark adalah nekrosis daerah miokardial yang biasanya disebabkan oleh suplai
darah yang terhambat atau berhenti terlalu lama dan manifestasi klinis pertama adalah iskemia
 jantung, atau adanya riwayat angina pectoris (Sunaryo, 2015).
• Infark Miokard Akut adalah suatu penyakit yang mengacu pada kerusakan bagian jaringan
miokard saat suplai darah secara tiba-tiba terganggu (Manurung, 2016)
• Infark Miokard Akut adalah suatu istilah atau terminologi yang digunakan untuk menggambarkan
sprektum keadaan atau kumpulan proses penyakit yang meliputi angina pektoris tidak stabil
(Nurarif, 2015)
Etiologi

Faktor pembuluh darah


• artheroclerosis, spasme, dan arteritis (Kasron, 2016)

Faktor curah jantung yang meningkat

Seperti aktifitas berlebihan, emosi, makan terlalu banyak, dan hypertiroidisme. (Wijaya, 2013)

a. Suplai oksigen ke miokard berkurang karena disebabkan oleh faktor pembuluh darah, sirkulasi dan darah itu sendiri. (Nurarif,
2015)

b. Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh


• Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen mampu dikompensasi diantaranya dengan meningkatnya denyut jantung
untuk meningkatkan COP.
Manifestasi Klinis

• Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, biasanya di atas region sternal
bawah dan abdomen bagian atas
• Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak tertahankan lagi.
• Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan terus ke bawah menuju
lengan (biasanya lengan kiri).
• Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan emosional),
• Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
• Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening atau kepala terasa
melanyang dan mual muntah.
• Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri
Patofisiologi

• Akut Miokard Infark sering terjadi pada orang yang memiliki satu atau lebih faktor resiko seperti
merokok, obesitas, hipertensi dan lain-lain. Faktor ini disertai dengan proses kimiawi terbentuknya
lipoprotein di tunika intima yang dapat menyebabkan interaksi fibrin dan patelet sehingga
menimbulkan cedera endotel pembuluh darah koroner. Interaksi tersebut menyebabkan invasi dan
akumulasi lipid yang akan membentuk plak fibrosa. Trombus yang dapat menyumbat pembuluh
darah menyebabkan aliran darah berkurang sehingga suplai oksigen yang diangkut darah ke
jaringan miokardium berkurang yang berakibat penumpukan asam laktat Asam laktat yang
meningkat menyebabkan nyeri dan perubahan pH endokardium yang menyebabkan perubahan
elektrofisiologi endokardium, yang pada akhirnya menyebabkan perubahan sistem konduksi jantung
sehingga jantung mengalami distritmia. Iskemik yang berlangsung lebih dari 30 menit menyebabkan
kerusakan otot jantung yang ireversibel dan kematian otot jantung (infark) (Aspiani, 2015).
Komplikasi

1. Gagal jantung kongesti 1. Aneurisma ventrikel

2. Syok kardiogenik 2. Tromboembolisme

3. Disfungsi otot papilaris 3. Perikarditis

4. Defek sektum ventrikel 4. Aritmia


• Ruptura jantung
Pemeriksaan Diagnostik

• EKG (Electrocardiogram )
• Test Darah
• Pemeriksaan Enzim jantung : (CPK-MB/CPK, LDH/HBD, AST/SGOT)
• Oronary Angiography
• GDA
• Angiografi coroner
• Foto dada
Penatalaksanaan

• Berikan oksigen (-6 L /menit melalu binasal kanul)


• Pasang monitor kontinyu EKG segera
• Mengistirahatkan jantung berarti memberikan kesempatan kepada sel-selnya untuk memulihkan diri
• Pemasangan IV line
• Obat-obatan trombolitik
• Obat-obatan antikoagulan
• Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) Inhibitors
• Beta Blocker
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
• Riwayat Kesehatan (Pernapasan, Sirkulasi)
• Pengkajian fisik (Tingkat kesadaran, Frekwensi dan irama jantung, Bunyi jantung, Tekanan darah ,
nadi perifer, Warna dan suhu kulit, auskultasi paru, Status volume cairan, Fungsi gastrointestinal )
• Diagnosa Keperawatan
• Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri ditandai
dengan nyeri dada dengan/tanpa penyebaran, wajah meringis, gelisah, perubahan nadi dan tekanan
darah. (Kode 00132)
Continue..
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan, adanya
iskemik/nekrosis jaringan miokard ditandai dengan gangguan frekuensi jantung, terjadi disaritmia, kelemahan umum (Kode
00092)

2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan preload, perubahan afterload, perubahan volume sekuncup, perubahan
frekuensi jantung yang ditandai dengan perubahan pada elektrokardiografik, takikardi, palpitasi jantung, distensi vena jugular,
edema, keletihan, dispnea, kulit lembab (kode 00029)

3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hipertensi, diabetes melitus ditandai dengan edema, nyeri
ekstremitas, penurunan nadi perifer, CRT < 3 detik, warna kulit pucat, perubahan ekstremitas kulit (kode 00204

•  
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC
  NIC
1. Nyeri Akut  berhubungan Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri (1400)
dengan agens cedera keperawatan selama 3 x 24 jam • Lakukan pengkajian nyeri
 biologis (mis, iskemia) diharapkan dengan kritera hasil komprehensif yag meliputi
: Kontrol Nyeri (1605) lokasi, karakteristik, durasi,
160502 frekuensi, kualitas, intensitas
mengenali kapan nyeri terjadi atau beratnya nyeri, dan faktor
160501 menggambarkan faktor  pencetus
penyebab – • Observasi adanya petunjuk
160504 menggunakan tindakan nonverbal mengenai
 pengurangan nyeri tanpa ketidaknyamanan terutama
analgesik  pada mereka yang tidak dapat
160513 melaporkan  perubahan  berkomunikasi secara efektif
terhadap gejala nyeri pada • Evaluasi bersama pasien dan
profesional kesehatan tim kesehatan lainnya,
mengenai efektifitas tindakan
 pengontrolan
nyeri yang pern  pengontrolan nyeri
yang pernah digunakan sebelumnya
• Kendalikan faktor lingkungan
yang dapat mempengaruhi
respon pasien tehadap
ketidaknyamanan (misalnya
suhu, ruangan, pencahayaan,
suara bising)
• Ajarkan prinsip manajemen
Kolaborasi dengan pasien,
pasien, orang terdekat dan tim
kesehatan lainnya untuk memilih
dan mengimplementasikan
tindakan  penurun nyeri
nonfarmakolo  penurun nyeri
nonfarmakologi, sesuai
kebutuhan
• Pemberian Analgesik (2210)
• Cek perintah pengobatan
meliputi obat, dosis, dan
frekuensi obat analgesik yang
diresepkan
• Cek adanya alergi obat
• Berikan analgesik sesuai waktu
 paruhnya, terutama pada nyeri
yang berat
• Kolaborasikan dengan dokter
apakah obat,
2. Risiko Penurunan Setelah dilakukan asuhan • Perawatan Jantung (02075)
Penurunan Curah keperawatan selama 3 x 24 jam • Identifikasi tanda/gejala
Jantung diharapkan dengan kritera primer  penurunan curah
hasil : jantung (meliputi dispnea,
Curah Jantung (02008) – kelelahan, edema,
Kekuatan nadi  perifer ortopnea, paroxysmal
Distensi vena  jugularis nocturnal dyspnea,
Dispnea peningkatan CVP)
Gambaran EKG aritmia • Identifikasi tanda/gejala
sekunder penurunan curah
 jantung (meliputi
peningkatan  berat badan,
hepatomegali, distensi vena
jugularis,  palpitasi, ronkhi
basah, oliguria, batuk, kulit
pucat)
• Monitor tekanan darah
• Monitor intake dan
ouput cairan
• Monitor saturasi oksigen
• Monitor EKG 12 sadapan
• Monitor aritmia (kelainan
irama dan frekuensi)
• Monitor nilai laboratorium
 jantung (misalnya
elektrolit,enzim jantung,
BNP, Ntpro-BNP)
• Posisikan pasien semi fowler
atau fowler dengan kaki ke
 bawah atau posisi nyaman
• Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen > 94 %
• Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu 3
3. Intoleransi aktivitas • Setelah dilakukan asuhan • Manajemen Energi
 berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 (05178)
ketidakseimbangan antara jam diharapkan dengan • Monitor pola tidur dan jam
suplai dan kebutuhan oksigen kritera hasil : tidur
• Toleransi Aktivitas (05047) • Monitor lokasi dan
• Frekuensi nadi ketidaknyamanan selama
• Saturasi oksigen melakukan aktivitas
• Keluhan lelah • Monitor kelelahan fisik
• EKG iskemia • Berikan aktivitas distraksi
• Frekuensi nafas yang menenangkan
• Tekananan darah • Anjurkan tirah baring
• Anjurkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
• Lakukan latihan rentang
gerak  pasif dan atau aktif
4. Ketidakefektifan Pola • Setelah dilakukan asuhan • Pemantauan Respirasi
Nafas  berhubungan keperawatan selama 3 x (01014)
dengan hiperventilasi 24 jam diharapkan • Monitor frekuensi, irama,
dengan kritera hasil : kedalaman, dan upaya
• Pola Nafas (01004) napas
• Tekanan ekspirasi • Monitor pola napas (seperti
• Tekanan inspirasi  bradipnea, takipnea,
• Dispnea hiperventilasi, kussmaul,
• Penggunaan otot  bantu cheyne-stokes, biot, ataksik)
napas • Monitor adanya produksi
• Pernapasan cuping sputum
hidung • Palpasi kesimetrisan
• Frekuensi napas ekspansi  paru
• Kedalaman napas • Auskultasi bunyi napas
• Monitor saturasi oksigen
• Monitor nilai AGD
• Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
5. Gangguan Pertukaran • Setelah dilakukan asuhan • Terapi Oksigen (01026) –
Gas berhubungan deng keperawatan selama 3 x 24 • Memberikan tambahan
 berhubungan dengan jam diharapkan dengan oksigen untuk mencegah
ketidakseimbangan kritera hasil : dan mengatasi kondisi
ventilasi  –  perfusi • Pertukaran Gas (01003) kekurangan oksigen
• Dispnea - Bunyi napas  jaringan
tambahan • Monitor kecepatan aliran
• Diaforesis oksigen
• Napas cuping hidung • Monitor aliran oksigen
• PCO2 secara  periodik dan
• PO2 pastikan fraksi yang
• Takikardi -  pH arteri diberikan cukup
• Monitor efektifitas terapi
oksigen (mis, oksimetri,
saturasi oksigen)
• Monitor tanda  –  tanda
hipoventilasi
• Monitor tingkat
kecemasan akibat terapi
oksigen
• Pertahankan kepatenan
jalan napas
Thank You

Anda mungkin juga menyukai