Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

“BERBAGAI KEPUTIHAN PADA WANITA”

Pembimbing :dr. Melok Tin H., M.Kes, Sp.KK

Disusun Oleh :
Bevi Ayu Kumala Wardani
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN – UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU
2019
PENDAHULUAN
Keputihan (Leukore/fluor albus/vaginal discharge leukore) merupakan cairan yang keluar dari
vagina. Umumnya disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri ataupun virus. Indikasi keputihan
dapat dilihat dari jumlah cairan, warna, bau dan konsistensi.

Infeksi yang terjadi pada vagina dapat ditandai dengan abnormalitas sekret vagina, yaitu
berwarna abu-abu, putih atau kuning, hijau, dan disertai bau busuk. Terkadang juga disertai
dengan gatal, ruam, dan nyeri.

Infeksi yang kerap kali menyebabkan keputihan adalah bacterial vaginosis, candidiasis,
trichomonas vaginalis, Servisitis gonore, dan Clamydia trachomatis.
TINJAUAN PUSTAKA
Keputihan dalam bahasa medis dikenal leukorea/ Fluor albus merupakan
DEFINISI sekresi vaginal abnormal pada wanita.

Fluor albus patologis disebabkan infeksi, bakteri vaginosis (BV) penyebab


(40-50% terinfeksi vagina), vulvovaginal candidiasis (VC) 80-90% oleh
EPIDEMIOLOGI candida albicans, trichomoniasis (TM) disebabkan trichomoniasis vaginalis
5-20% kasus infeksi vagina.

4 penyebab utama yang dapat menyebabkan perubahan flora normal dan


PENYEBAB memicu keputihan :
a. Faktor Fisiologis
b. Faktor konstitusi
c. Faktor iritasi
d. Patologis
Patologis
■ Bakteri
(a) Gonococcus
Neisseria gonorrhoeae diplokokus berbentuk biji kopi, tidak dapat
bergerak, tidak memiliki spora, gram negatif, ukuran 0,8-1,6 mikro, bersifat
tahan asam.
Memiliki 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 mempunyai pili dan bersifat
virulen, tipe 3 dan 4 tidak mempunyai pili dan bersifat nonvirulen. Pili
melekat pada mukosa epitel menyebabkan reaksi radang. Menyerang
membran mukosa, khususnya epitel kolumnar pada uretra, servik uteri,
rectum, dan konjungtiva.
(b) Clamidya Trachomatis

Penyebab penyakit mata yang dikenal dengan penyakit traukoma.


Dapat ditemukan pada cairan vagina berwarna kuning seperti pus. Sering
kencing dan terdapat perdarahan vagina yang abnormal. Pada mikroskop
setelah diwarnai dengan Giemsa, membentuk badan inklusi berada dalam
sitoplasma sel-sel vagina.
(c) Gardanerella (d) Treponema Palidum

Bakteri ini biasanya mengisi penuh Penyebab sifilis, kutil - kutil kecil di
sel epitel vagina dengan membentuk vulva dan vagina yang disebut
bentukan khas dan disebut clue cell. kondilomalata. Berbentuk spiral
Pertumbuhan yang optimal pada pH panjang 6-15 μ, lebar 0, 25 μ,
5-6,5. lilitan 9-24 bergerak aktif (gerak
maju & mundur, Berotasi undulasi
sisi ke sisi) pada pemeriksaan
mikroskopis lapangan gelap.
■ Parasit ( Trichomonas Vaginalis )
Lonjong dan mempunyai bulu getar, bergerak berputar-
putar dengan cepat. Cara penularan dengan senggama.
Walaupun jarang dapat juga ditularkan melalui
perlengkapan mandi, seperti handuk atau bibir kloset.
Jamur (Candida Albicans)
Cairan kental, putih seperti
susu pecah atau seperti keju,
disertai gatal, vagina
kemerahan. Pemeriksaan
KOH 10% tampak
(blastospora) dan hifa semu
(pseudohifa).
■ Virus
a.Herpes Simplek
Paling sering (> 95%) virus herpes simpleks tipe 2 yang
ditularakan melalui senggama, namun 15%-35% disebabkan
virus herpes simpleks tipe 1. Awal infeksi kelainan kulit seperti
melepuh , terkena air panas kemudian pecah dan menimbulkan
luka seperti borok. Pasien merasa kesakitan.

b. Human Papilloma Virus


Human papilloma virus penyebab kondiloma akuminata.
Kondiloma ditandai kutil-kutil yang kadang sangat banyak
bersatu membentuk jengger ayam berukuran besar. Cairan
berbau tanpa rasa gatal.
GEJALA
Indikasi keputihan dilihat dari jumlah cairan, warna, bau dan
konsistensi.
Keputihan normal, jumlah cairannya sedikit, warnanya putih
jernih, bau yang ditimbulkan tidak menyengat dan khas dan dengan
konsistensi agak lengket, keputihan abnormal jumlahnya lebih
banyak, warnanya kuning, coklat, kehijauan, bahkan kemerahan,
baunya dapat berbau asam, amis, bahkan busuk. Konsistensinya
bisa cair atau putih kental susu.6
Keluarnya cairan berwarna putih, kekuningan atau putih kelabu
dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, dan kadang-
kadang berbusa. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher
rahim.
PATOGENESIS
Terganggunya Simbiosis dengan
keseimbangan bakteri fakultatif
flora normal
sehingga
Bakteri patogen
masuk
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTIHAN
■ Faktor endogen (berasal dari dalam tubuh) :
o Kelainan pada lubang vagina
o Imunitas Ketika daya tahan tubuh seseorang menurun
■ Faktor eksogen (berasal dari luar tubuh):
o Infeksi yang meliputi infeksi jamur, bakteri, parasit dan virus
o Non-infeksi yang meliputi masuknya benda asing ke vagina baik
sengaja maupun tidak, perilaku cebok kurang tepat dan tidak
bersih, daerah sekitar kemaluan lembab, stres dan kelainan
endokrin atau hormon.
URAIAN KASUS

■ Identitas Pasien
Nama : Ny. D
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 32 tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Klaten
Status : Sudah Menikah
Tanggal Periksa : 19 Desember 2019
Anamnesis

■ Keluhan utama :
Keputihan pada organ intim
■ Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien Ny. D berobat ke Poliklinik Kulit pada tanggal 19 November
2019 dengan keluhan keputihan pada daerah kemaluan. Keluhan
dirasakan ± sejak 1 minggu yang lalu. Pasien mengatakan terasa
gatal dan saat dilihat terdapat lendir kental seperti susu dan berbau
amis.
Riwayat Riwayat Riwayat Pribadi Riwayat
Penyakit Penyakit Ekonomi
Dahulu Keluarga
Keluhan keputihan UMUM
(-) tinggal bersama de
ngan suami, person
al higiene kurang k
esan ekonomi c
ukup. ± 1 minggu
pasien menga
lami keluhan
yang sama hi
ngga saat ini.
PEMERIKSAAN FISIK
■ TIDAK DILAKUKAN
Bila dilakukan dapat ditemukan patch eritem dengan bau amis
yang khas pada organ kemaluan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
■ TIDAK DILAKUKAN, Usulan pemeriksaan penunjang adalah :
– pemeriksaan AMSEL
■ pH cairan Vagina
■ Secret Vagina
■ Malodor vagina ( whiff test )
■ Pemeriksaan Clue Cells
– Kultur
– Pewarnaan gram
PENATALAKSANAAN

■ Diagnosa kerja : Bacterial Vaginosis


■ Diagnosis banding:
a. Candidiasis
b. Trichomonas Vaginalis
c. Servisitis Gonore
d. Clamydia Trachomatis
 Secara topikal, digunakan :
- Krim Sulfonamida tripel sebagai acid cream base dengan pH 3,9
selama 7 hari.
- Supositoria vaginal berisi tetrasiklin atau yodium povidon 76%

 Secara sistemik, berikan :


- Metronidazol 2 x 500 mg tiap hari selama 7 hari, atau
- Tinidazol 2 x 500 mg selama 5 hari, atau
- Amoksisilin atau ampisilin dengan dosis 4 x 500 mg per oral
selama 5 hari. Pemberian ampisilin dan tetrasiklin merupakan
predisposisi timbulnya kandidosis vaginal.
EDUKASI
• Membersihkan vagina dari depan ke belakang`
• Gunakan air hangat bersih, tidak perlu menggunakan sabun
• Bersihkan bagian labia mayora dan minora dengan baik
• Keringkan vagina setelah membersihkan dengan menepuk-nepuk hingga kering
• Hindari kebiasaan perawatan vagina yang salah, yaitu:
- Mencuci vagina dengan cairan/sabun pembersih
- Menggunakan panty liner secara rutin, meskipun sedang tidak haid
- Menggunakan pembalut yang mengandung deodorant
- Memakai produk bedak, cairan, tissue kewanitaan, ataupun parfum vagina
- Mencuci vagina dan vulva pada saat mandi dengan sabun
• Beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan vagina adalah:
- Menghindari pakaian terlalu ketat
- Memilih pakaian dalam berbahan katun, hindari pakaian dalam berbahan nilon
- Tidak menggunakan pakaian dalam saat tidur malam atau gunakan celana yang longgar
- Mengganti pembalut secara berkala saat sedang haid
- Gunakan pembalut hanya pada saat haid
- Menjaga kebersihan diri secara umum, misalnya dengan mandi teratur
- Hindari penggunaan detergen yang terlalu kuat untuk mencuci pakaian dalam.
- Menjaga vagina tetap kering dan tidak lembab.
• Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah bakterial vaginosis adalah:
- Menghindari faktor risiko
- Melakukan perawatan vagina dengan benar
- Mencegah infeksi menular seksual lain
- Pemilihan alat kontrasepsi yang tepat
- Konsumsi probiotik
PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad fungsionam : dubia ad bonam

Quo ad sanam : dubia ad bonam


PEMBAHASAN
Non-specific genital infection Candidosis Vulvovagininalis Trikomoniasis Bacterial vaginosis Servisitis gonore
Clamydia Trachomatis Candida Albicans Trichomonas vaginalis Gardnerella vaginalis Neisseria gonorrhoe

• Lebih sering terjadi di serviks  Sangat gatal  Strawberry appearance  Gatal gatal ringan  Disuria
gejala (-)  Disuria  Sakit  Polakisuria
• Disuria ringan  Dispareunia  OUE merah
• Sering kencing  Hyperemia
• Nyeri pelvis  Erosif
• Dispareunia
• Tanda servisitis disertai folikel
kecil mudah berdarah
 Gumpalan putih seperti  Lebih encer  Abu abu  mukopurulen
susu  putih kehijauan  Homogen
 Kental  Berbuih  Bau amis
 Bau asam

Sediaan lagsung hasil negatif Sediaan langsung : • Clue cell (bakteri • Gram negatif
KOH : • Trikomonas vaginalis mengelilingi epitel • Diplococcus dalam PMN
• Blastospora • Leukosit >15 vagina ) intraseluler/ekstraseluler
• Pseudohifa • Test amin (+)
• Ph 4.5 - 5.5

Terapi : Terapi : Terapi : Terapi : Terapi :


• Tetrasiklin HCL 4 x 500 mg 7 hari • Tab nisstatin supp • Metronidazol 2 x 500 mg 7 • Metronidazol 2 x 500 mg • Kanamisin im 2 gr
• Tab ketokonazol 2 x 200mg hari 7 hari
KESIMPULAN
Keputihan (Leukore/fluor albus/vaginal discharge leukore) merupakan
cairan yang keluar dari vagina. Keputihan merupakan penyakit yang disebabkan
oleh infeksi jamur, bakteri ataupun virus.
Pada kasus ini dari anamnesis dan pemeriksaan fisik ditarik kesimpulan
diagnosis adalah bacterial vaginitis (BV) dengan keluhan keluar cairan keputihan,
seperti susu, gatal dan berbau amis pada bagian organ kewanitaan. Beberapa
penyakit yang memiliki ciri yang hampir sama antara lain Candidiasis,
Trichomonas Vaginalis, Servisitis Gonore, Clamydia Trachomatis.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai