3. Paritas Tinggi
4. Kekurangan protein
5. Infeksi virus
KLASIFIKASI
1. Mola hidatidosa komplet atau klasik
Teknik operasi sampai saat ini belum dijumpai secara utuh diberbagai
pustaka. Oleh karena itu dianjurkan teknik operasi sebagai berikut:
a. Jangan terlalu banyak melakukan manipulasi uterus sehingga dapat
mengurangi metastase saat operasi berlangsung.
b. Lakukan laangkah histerektomi dengan mencari dulu pembuluh darah yang
besar di potong dan diikat sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan
perdarahan.
c. Lakukan vaginal alkohol tampon padat sehingga tercecernya sel trofoblas dari
uterus segera mengalami denaturasi dan dapat mengalami kemungkinan hidup
untuk metastase.
d. Jika dapat dilakukan, serviks di jahit sehingga kanalis servikalis tertutup dan
mengurangi kemungkinan tercecernya sel trofoblas saat operasi berlangsung.
e. Metastase durante operationum, dapat dilindungi dengan kemoterapi drip
(belum umum di Indonesia) tetapi dianjurkan dan evaluasi hasilnya.
3. Program lanjut
Setelah evaluasi suatu kehamilan mola pasien diamati
dengan seksama terhadap serangkaian titer chorionic
gonadotrophin (hCG), menggunakan radioimmunoassay untuk
submit β, setiap satu atau dua minggu sampai negatif hilangnya
hCG secara sempurna diperkirakan terjadi dalam sembilan
sampai lima belas minggu setelah pengosongan uterus. Pasien
disarankan untuk menghindari kehamilan sampai titer chorionic
gonadotrophin (hCG) negatif selama satu tahun. Biasanya
diberikan kontrasepsi oral esterogen-progestin
KOMPLIKASI
1. Perforasi uterus saat melakukan tindakan kuretase (suction curettage)
terkadang terjadi karena uterus luas dan lembek (boggy). Jika terjadi
perforasi, harus segera diambil tindakan dengan bantuan laparoskop.
2. Perdarahan (hemorrhage) merupakan komplikasi yang sering terjadi saat
pengangkatan (evacuation) mola. Oleh karena itu, oksitosin intravena
harus diberikan sebelum evakuasi mola. Methergine dan atau Hemabate
juga harus tersedia. Selain itu, darah yang sesuai dan cocok dengan pasien
juga harus tersedia.
3. Penyakit trofoblas ganas (malignant trophoblastic disease) berkembang
pada 20% kehamilan mola. Oleh karena itu, quantitative HCG sebaiknya
dimonitor terus-menerus selama satu tahun setelah evakuasi
(postevacuation) mola sampai hasilnya negatif.
Lanjutan………
1. Biodata
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi :
nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan,
status perkawinan, perkawinan ke-, lamanya perkawinan dan
alamat
2. Keluhan utama
Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
pervaginam berulang
3. Riwayat kesehatan, yang terdiri atas :
> Riwayat kesehatan sekarang
yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau
pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar
siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia
kehamilan.
Lnjtn....
• Riwayat kesehatan masa lalu :
1. Riwayat pembedahan
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis
pembedahan, kapan, oleh siapa dan di mana tindakan tersebut
berlangsung.
2. Riwayat penyakit yang pernah dialami
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM,
jantung, hipertensi, masalah ginekologi/urinari, penyakit
endokrin, dan penyakit-penyakit lainnya.
3. Riwayat kesehatan keluarga.
Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut
dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit
menular yang terdapat dalam keluarga.
4. Riwayat kesehatan reproduksi
Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya,
sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan
menopause terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya.
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan
hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
6. Riwayat seksual
Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang
digunakan serta keluahn yang menyertainya.
7. Riwayat pemakaian obat
Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral, obat
digitalis dan jenis obat lainnya.
Pem Fisik
1. Inspeksi
mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna,
laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap
kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan
postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik,
dan seterusnya.
2. Palpasi
merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan
kontraksi uterus.Tekanan : menentukan karakter nadi,
mengevaluasi edema, memperhatikan posisi janin atau
mencubit kulit untuk mengamati turgor. Pemeriksaan dalam
: menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang
abnormal.
4. Perkusi
ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan, massa atau konsolidasi.
Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada
tidaknya refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa
refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau
tidak.
5. Auskultasi
Mendengar : mendengarkan di ruang antekubiti untuk
tekanan darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen
untuk bising usus atau denyut jantung janin.(Johnson &
Taylor, 2004)
DIAGNOSA