Anda di halaman 1dari 3

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA

HERPES ZOSTER
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :
UPTD
dr. Faridah
PUSKESMAS
NIP. 19690728 200604 2 002
TANAH TINGGI

1. Pengertian
Herpes Zoster adalah infeksi kulit dan mukosa yang disebabkan oleh virus varisela-
zoster. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer.
No. ICPC II : S70 Herpes Zoster
No. ICD X : B02.9Zoster without complication

2. Tujuan
Memberikan panduan tatalaksana pada pasien dengan Herpes zoster.

3. Kebijakan
Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tanah Tinggi
Nomor : / / / Tentang Jenis Pelayanan Yang Ada di
Puskesmas Tanah Tinggi.

4. Referensi
PERMENKES No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter di Fasilitas
Pelayanan Primer.

5. Alat dan Bahan


 Alat pengukur tanda vital
 Lup

6. Prosedur

Hasil Anamnesis (Subjective)


Keluhan
Nyeri radikular dan gatal terjadi sebelum erupsi. Keluhan dapat disertai dengan gejala
prodromal sistemik berupa demam, pusing, dan malaise. Setelah itu timbul gejala kulit
kemerahan yang dalam waktu singkat menjadi vesikel berkelompok dengan dasar eritem
dan edema.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Sekelompok vesikel dengan dasar eritem yang terletak unilateral sepanjang distribusi
saraf spinal atau kranial. Lesi bilateral jarang ditemui, namun seringkali, erupsi juga terjadi
pada dermatom di dekatnya.

Gambar 25. Herpes zoster


Sumber: http://myherpestips.com/category/about-herpes/page/72/

Pemeriksaan Penunjang
Bila diperlukan, pemeriksaan mikroskopis dengan menemukan sel Tzanck yaitu sel datia
berinti banyak; meskipun pemeriksaan ini tidak spesifik.

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Catatan
untuk diperhatikan:
1. Herpes zoster hemoragik, yaitu jika vesikel mengandung darah.
2. Herpes zoster generalisata, yaitu kelainan kulit unilateral dan segmental ditambah
kelainan kulit generalisata berupa vesikel soliter yang berumbilikasi.
Keduanya merupakan tanda bahwa pasien mengalami imunokompromais.
3. Herpes zoster oftalmikus, yaitu infeksi cabang pertama nervus trigeminus sehingga
menimbulkan kelainan pada mata, di samping itu juga cabang kedua dan ketiga
menyebabkan kelainan kulit pada daerah persarafannya.
4. Herpes zoster abortif: penyakit yang hanya berlangsung dalam waktu singkat dan
kelainan kulit hanya berupa beberapa vesikel dan eritem.

Rencana Penatalaksanaan komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
a. Terapi suportif dilakukan dengan menghindari gesekan kulit yang mengakibatkan
pecahnya vesikel, pemberian nutrisi TKTP, dan istirahat dan mencegah kontak
dengan orang lain.
b. Gejala prodromal diatasi sesuai dengan indikasi. Aspirin dihindari oleh karena dapat
menyebabkan Reye’s syndrome.
Topikal :
Stadium vesikel : bedak salisil 2% atau bedak kocok kalamin agar vesikel tidak
pecah.
Apabila erosif, diberikan kompres terbuka, apabila terjadi ulserasi, dapat
dipertimbangkan pemberian salep antibiotik.
c. Pengobatan antivirus oral, antara lain dengan:
1. Asiklovir: dewasa 5 x 800 mg/hari, anak-anak 4 x 20 mg/kgBB (dosis maksimal
800 mg), atau
2. Valasiklovir: dewasa 3 x 1000 mg/hari.
Pemberian obat tersebut selama 7-10 hari dan efektif diberikan pada 24 jam
pertama setelah timbul lesi.

Konseling dan Edukasi


a. Edukasi tentang perjalanan penyakit Herpes Zoster.
b. Edukasi bahwa lesi biasanya membaik dalam 2-3 minggu pada individu
imunokompeten.
c. Edukasi mengenai seringnya komplikasi neuralgia pasca-herpetik.

Kriteria rujukan
Pasien dirujuk apabila:
a. Penyakit tidak sembuh pada 7-10 hari setelah terapi.
b. Terjadi pada pasien bayi, anak dan geriatri (imunokompromais).
c. Terjadi komplikasi.
d. Terdapat penyakit penyerta yang menggunakan multifarmaka

7. Unit Terkait
a. Poli Umum
b. Laboratorium

8. Rekaman historis perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai


diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai