Anda di halaman 1dari 37

TATALAKSANA

CYTOMEGALOVIRUS
Oleh
Desy Puspita Sari, S.Ked
I4A012097
PEMBIMBING : DR. dr. Edi Hartoyo, Sp.A(K)
BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM/RSUD ULIN
BANJARMASIN
April, 2016

Cytomegalovirus (CMV) merupakan salah satu


infeksi TORCH yang bisa berdampak negatif
terhadap janin atau fetus yang dikandung
oleh wanita hamil
infeksi CMV ternyata dapat memicu banyak
macam penyakit lain, antara lain keganasan,
penyakit autoimun, bermacam inflamasi
seperti radang ginjal-saluran kemih, hati,
saluran cerna, paru, mata, dan infertilitas
Di USA angka kejadian mencapai 0,2-2%
kelahiran hidup dan didapatkan 40.000
kejadian dalam satu tahun.

Cytomegalovirus (CMV) merupakan


kelompok agen dalam family herpes virus
yang dikenal penyebarannya yang luas
pada manusia dan hewan.
Infeksi Cytomegalovirus (CMV) biasanya
dikelompokkan dalam infeksi TORCH yang
merupakan singkatan dari Toxoplasma,
Rubella, Citomegalovirus, dan Herpes

CMV merupakan human herpesvirus 5,


anggota family dari 8 virus herpes
manusia, subgrup beta-herpesvirus.
Cytomegalo berarti sel yang besar. Sel
yang terinfeksi akan membesar lebih dari
atau sama dengan 2x sel yang tidak
terinfeksi.

Infeksi CMV tersebar luas di seluruh dunia,


dan terjadi endemik tanpa tergantung
musim. Iklim tidak mempengaruhi prevalensi
Prevalensi infeksi CMV kongenital bervariasi
luas di antara populasi yang berbeda, ada
yang melaporkan sebesar 0,2 3%, ada pula
sebesar 0,7 sampai 4,1%. Peneliti lain
mendapatkan angka infeksi 1%-2% dari
seluruh kehamilan

Kebanyakan bayi yang terinfeksi CMV


kongenital tidak menunjukkan gejala saat
lahir, tetapi pada pemeriksaan selanjutnya 55% dari bayi tersebut menunjukkan gejala
penyulit seperti tuli sensoris dan retardasi
mental. Beberapa peneliti menyatakan
bahwa CMV merupakan virus tersering yang
menyebabkan retardasi mental. Di Indonesia
belum banyak diketahui angka kejadian
infeksi yang disebabkan oleh CMV.

Transmisi infeksi CMV bisa melalui


intrauterus, prenatal, dan post natal, lalu
penyebaran endogen

Viremia pada ibu hamil dapat menyebar


melalui aliran darah (per hematogen),
menembus plasenta, menuju ke fetus
Transmisi tersebut dapat terjadi setiap saat
sepanjang kehamilan, namun infeksi yang
terjadi sampai 16 minggu pertama, akan
menimbulkan penyakit yang lebih berat

perinatal terjadi karena sekresi melalui


saluran genital atau air susu ibu.
wanita hamil dengan CMV seropositif,
melepaskan CMV ke sekret serviks uteri dan
vagina saat melahirkan
wanita seropositive yang mengalami
reaktivasi biasanya melepaskan CMV ke ASI.

Transmisi postnatal dapat terjadi melalui


saliva, mainan.
Transmisi juga dapat terjadi melalui kontak
langsung atau tidak langsung, kontak seksual,
transfusi darah, transplantasi organ

terdapat pelepasan virus dari sel terinfeksi,


maka virus akan beredar dalam sirkulasi
(viremia)
terjadi penyebaran per hematogen ke sel
lain yang berjauhan, atau dari satu organ ke
organ lainnya

CMV memasuki sel dengan cara terikat pada


reseptor yang ada di permukaan sel normal,
kemudian menembus membran sel, masuk
ke dalam vakuole di sitoplasma, lalu
selubung virus terlepas, dan nucleocapsid
cepat menuju ke nukleus sel normal.

Gejala yang mungkin timbul pada anak dengna


infeksi CMV diantaranya:
BBLR
Hepatosplenomegali
Ikterus
Kejang
Pneumonitis
Ptekie
Trombositopeni
Ruam morbiliform

Pada 80-90% bayi yang tidak menunjukan gejala saat lahir


maka pada masa yang akan dating dapat menyebabkan:
Gangguan pendengaran atau tuli
Retardasi mental
Gangguan visual
Infeksi ginjal
Hepatitis CMV
Infeksi dan inflamasi mukosa saluran cerna
Kelelahan
Malaise
Myalgia

Infeksi kongenital CMV


Infeksi perinatal CMV
Mononucleosis CMV
Infeksi pada Imunocompromised Host

Ptekie, hepatosplenomegali, ikterik pada 6080% kasus. Mikrocephalus, retardasi


pertumbuhan intrauteri, prematur pada 3050% kasus, pada kasus jarang bisa timbul
hernia inguinal dan chorioretinitis

Kasus perinatal CMV pada 40-60% bayi yang


disusui ibu positif CMV lebih 1 bulan akan
terinfeksi. Gejala yang muncul antara lain :
interstisiel pneumonitis, BBLR, adenopathy,
rash, hepatitis, anemia, atipical limfositosis.

Terjadi pada immunocompeten host. Berupa


monnucleosis sindrom
panas lama,
menggigil,
malaise,
myalgia,
headache,
splenomegali,
pharingitis eksudativa,
limfadenopati leher.
Gejala yang jarang meliputi : rash rubelliform,
pneumonia, miokarditis, pleuritis, arthritis,
encephalitis.

Gejala pada recipients transplant dapat


berupa demam, leukopeni, hepatitis,
pneumonitis, esophagitis, gastritis, colitis,
retinitis.
Pada penderita AIDS CD4 <100/miL bisa
terjadi retinitis

Diagnosis kuat : klinis mendukung, isolasi


virus atau deteksi CMV antigen atau DNA
bersama peningkatan titer antibodi 4x .
Deteksi IgM anti CMV memperkuat diagnosis
untuk infeksi akut
Diagnosis kuat bila lebih banyak cara yang
dipakai secara komplementer

Gansiklovir
Sidofuvir
Foscarnet ( Foscavir)
Immunoglobulin
Valganciclovir
Acyclovir : Profilaksis

Gansiklovir adalah sebuah analog nukleosida


asiklik.
Gancyclovir 6 mg/kgBB/dosisIV drip dalam
satu jam, diberikan setiap 12 jam selama 6
minggu
Efek samping utama terapi gansiklovir
termasuk demam, ruam, diare, dan efek
hematologi (yaitu, neutropenia, anemia,
trombositopenia).

Sidofovir adalah fosfanat nukleosid asiklik.


Sidofovir adalah analog nukleotida yang
selektif menghambat produksi DNA virus pada
CMV dan infeksi virus herpes lainnya.

Foscarnet adalah analog organik pirofosfat


anorganik yang menghambat replikasi
virus herpes yang dikenal, termasuk CMV,
HSV-1, dan HSV-2.
Dimana foscarnet menghambat replikasi
virus di lokasi pirofosfat dengan mengikat
polimerase DNA virus-spesifik.
Foscarnet bukan merupakan analog
nukleosida sejati, tetapi dapat juga
secara langsung menghambat polimerase
virus

Immune globulin intravenous (Carimune,


Gamimune, Gammagard S / D, Gammar-P,
Polygam S / D)
Cytomegalovirus immunoglobulin
(CytoGam) : biasa dikombinasikan dengan
Gansiklovir

Valgansiklovir (VGCV) adalah sebuah prodrug


turunan valyl dari gansiklovir. Setelah
absorbsi di intestinum, moase valine cepat
diurai oleh hepar menghasilkan gansiklovir.
Zat ini inaktif dan membutuhkan trifosforilasi
untuk aktivitas virostatis.

Pada Retinitis :
Berat : ganciclovir 5mg/kg BB/12 jam selama
21 hari dilanjutkan 5mg/kgBB/hari
Sedang : valganciclovir 2x900mg 21 hari
dilanjutkan 1x900mg
Untuk yang resisten ganciclovir diberiikan
Foscarnet, cidofovir, fomivirsen

Terapi lain:
Pembedahan : Terapi operatif yang dibutuhkan
seperti pada kejadian dengan cerebral palsy yaitu
dengan operasi ortopedik dan gastrotomy.
Gastrotomy dilakukan untuk mengganti nutrisi
untuk ke enteral.
Transplantasi organ
Tranfusi darah

Hepatitis CMV

Infeksi saluran gastrointestinal


Radang mata dan tuli
Cacat mental
kematian

Pada bayi yang telah terinfeksi CMV pada


saat lahir lebih dari 90 % bayi yang
mempunya gejala infeksi CMV akan dapat
mengalami gangguan hati, gangguan
pertumbuhan, gangguan penglihatan dan
pendengaran, gangguan mental dan
abnormalitas atau gangguan neurologis
Pada infeksi mononucleosis CMV,
penderita dapat sembuh total, namun
demikian beberapa kasus terjadi resiko
kekambuhan

Pada infeksi berat, kematian bisa terjadi dan


bila tidak, pasien dapat mengalami
kecacatan secara mental
Ad vitam
: dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
Ad functionam : dubia ad malam

Cytomegalovirus (CMV) merupakan kelompok agen


dalam family herpes virus yang dikelompokkan
dalam infeksi TORCH yang merupakan singkatan
dari Toxoplasma, Rubella, Citomegalovirus, dan
Herpes
Transmisi infeksi CMV bisa melalui intrauterus,
prenatal, dan post natal, lalu penyebaran
endogen.
Diagnosis pada bayi baru lahir dibuat dengan
isolasi virus atau dengan PCR, biasanya dari
sampel urin, saliva.
Obat-obat infeksi virus yaitu Gansiklovir, Sidofuvir,
Foscarnet
(
Foscavir),Immunoglobulin,
Valganciclovir, Acyclovir : Profilaksis
Prognosis dari penyakit ini buruk, kematian bisa
terjadi dan bila tidak, maka pasien akan
mengalami kecacatan secara mental

Anda mungkin juga menyukai