Anda di halaman 1dari 10

EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT MENULAR
SIFILIS
KELOMPOK 1

PENGERTIAN

Sifilis ialah penyakit infeksi oleh Treponema


palidum dengan perjalanan penyakit yang kronis,
adanya remisi dan aksaserbasi, dapat menyerang
semua organ dalam
tubuh terutama sistem
kardiovaskular, otak, dan susunan saraf, serta
dapat terjadi sifilis kongenital (Mansjoer Arif, 2000).
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh Treponema pallidum. Penyakit
menular seksual adalah penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Penyakit ini sangat
kronik, bersifat sistemik dan menyerang hampir
semua alat tubuh (Hidayat, 2009).

EPIDEMIOLOGI
Sifilis tersebar diseluruh dunia dan telah dikenal sebagai penyakit
kelamin klasik yang dapat dikendalikan dengan baik. Di Amerika Serikat
kejadian sifilis dan sifilis kongenital yang dilaporkan meningkat sejak
tahun 1986 dan berlanjut sampai dengan tahun 1990 dan kemudian
menurun sesudah itu. Peningkatan ini terjadi terutama di kalangan
masyarakat dengan status sosial ekonomi rendah dan di kalangan
anak-anak muda dengan kelompok usia yang paling sering terkena
infeksi adalah golongan usia muda berusia antara 20 29 tahun, yang
aktif secara seksual. Adanya perbedaan prevalensi penyakit pada ras
yang berbeda lebih disebabkan oleh faktor sosial daripada faktor
biologis. Dari data tahun 1981-1989 insidensi sifilis primer dan
sekunder di Amerika Serikat meningkat 34% yaitu 18,4% per 100.000
penduduk. Dibanyak wilayah di AS, terutama di daerah perkotaan dan
di daerah pedesaan bagian selatan faktor risiko yang melatarbelakangi
peningkatan prevalensi sifilis pada kelompok ini antara lain pemakaian
obat-obat terlarang, prostitusi, AIDS dan hubungan seks pertama kali
pada usia muda. Pada tahun 2003-2004 terjadi peningkatan prevalensi
sifilis sebanyak 8 % dari 2,5 menjadi 2,7 per 100.000 populasi.
Sedangkan pada tahun 2006 2007 terjadi peningkatan 12% dari 3,3
menjadi 3,7 per 100.000 populasi (Liu,2009).

FAKTOR PREDISPOSISI

Hubungan seksual yang bebas (Genitogenital,


Orogenital maupun Anogenital).
Sering berganti pasangan.
Melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan
alat kontrasepsi yang aman.
Melakukan hubungan seksual dengan orang yang
mengidap sifilis.
Janin yang orang tuanya menderita sifilis.
Kurangnya kebersihan diri.
Virulensi kuman yang tinggi.
Kontak langsung dengan lesi yang mengandung
Bakteri Treponema Pallidum.

ETIOLOGI
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema
pallidum
yang
merupakan
spesies
Treponema dari famili Spirochaetaceae,
ordo Spirochaetales.

PATOGENESIS
STADIUM DINI
T. pallidum masuk ke dalam kulit melalui
mikrolesi atau selaput lendir, biasanya melalui
sanggama. Kuman tersebut membiak jaringan
bereaksi dengan membentuk infiltrat yang
terdiri atas sel-sel limfosit dan sel- sel plasma,
terutama di perivaskular, pembuluh- pembuluh
darah kecil berproliferasi di kelilingi oleh T.
pallidum dan sel-sel radang. Treponema
tersebut terletak di antara endotelium kapiler
dan jaringan perivaskular disekitarnya.

STADIUM LANJUT
Stadium laten dapat berlangsung bertahuntahun dan keadaan treponema dalam
keadaan
dorman.
Meskipun
demikian
antibodi tetap ada dalam serum penderita.
Keseimbangan antara treponema dan
jaringan dapat berubah karena sebabnya
belum
jelas,
kemungkinan
trauma
merupakan salah satu faktor presipitasi.
Pada saat itu munculah S III berbentuk
guma

PATOFISIOLOGI
Bakteri Treponema masuk ke dalam tubuh
manusia mengalami kontak, organisme
dengan cepat menembus selaput lendir
normal atau suatu lesi kulit kecil dalam
beberapa jam. Kuman akan memasuki
limfatik dan darah dengan memberikan
manifestasi infeksi sistemik. Pada tahap
sekunder, SSP merupakan target awal infeksi,
pada pemeriksaan menunjukkan bahwa lebih
dari 30 % dari pasien memiliki temuan
abnormal dalam cairan cerebrospinal (CSF).

MANIFESTASI KLINIS

SIFILIS AKUISITA (SIFILIS PRIMER)

Sifilis primer biasanya ditandai oleh tukak tunggal


(disebut chancre), tetapi bisa juga terdapat tukak lebih
dari satu. Tukak dapat terjadi dimana saja di daerah
genitalia eksterna yaitu 3 minggu setelah kontak. Lesi
awal biasanya berupa papul yang mengalami erosi,
teraba keras karena terdapat indurasi. Permukaan
dapat tertutup krusta dan terjadi ulserasi. Ukurannya
bervariasi dari beberapa mm sampai dengan 1-2 cm.
Bagian yang mengelilingi lesi meninggi dan keras. Bila
tidak disertai infeksi bakteri lain, maka akan berbentuk
khas dan hampir tidak ada rasa nyeri.

KOMPLIKASI
Tanpa pengobatan, sifilis dapat membawa
kerusakan pada seluruh tubuh. Sifilis juga
meningkatkan resiko infeksi HIV, dan bagi
wanita, dapat menyebabkan gangguan
selama hamil. Pengobatan dapat membantu
mencegah kerusakan di masa mendatang
tapi tidak dapat memperbaiki kerusakan
yang telah terjadi.

Anda mungkin juga menyukai