Anda di halaman 1dari 3

VARIOLA

Defenisi

Variola ialah penyakit virus yang di sertai keadaan umum yang buruk, dapat
menyebabkan kematian, efloresensinya bersifat monomorf terutama terdapat di perifer tubuh.

Epidemiologi

Penyebaran penyakit ini kosmopolit, Tetapi pada daerah tertentu memberi insidens
yang tinggi, misalnya di amerika tengah dan selatan, hindia barat, dan timur jauh. Dengan
vaksinisasi yang teratur dan terorganisasi baik, maka insidens akan jauh menurun, sehingga di
daerah yang sebelumnya terdapat endemi tidak lagi dijumpai kasus variola dan daerah ini
dapat disebut sebagai bebas variola seperti di indonesia. Sejak tahun 1984, WHO menyatakan
seluruh dunia telah bebas dari penyakit ini. Meskipun demikian kita harus waspada terhadap
munculnya kembali penyakit ini.

Etiologi

Penyebab variola ialah virus poks (pox virus variola). Dikenal 2 tipe virus yang
hampir identik, tetapi menyebabkan 2 tipe variola, yaitu variola mayor dan variola minor
(alastrim). Perbedaan kedua tipe virus tersebut adalah bahwa virus yang menyebabkan variola
mayor bila diinokulasikan pada membran korioalantoik tumbuh pada suhu 38-38,5°C,
sedangkan yang menyebabkan variola minor tumbuh dibawah suhu 38°C. Virus ini sangat
stabil pada suhu ruangan, sehingga dapat hidup di luar tubuh selama berbulan-bulan.

Patogenesis

Transmisi terjadi secara arrogen karena virus ini terdapat dalam jumlah yang sangat
banyak di saluran napas bagian atas dan juga terdapat/terbawa di pakaian penderitaan. Setelah
masuk ke dalam tubuh, virus akan mengalami multipikasi dalam sistem retikuloendotelial,
kemudian masuk ke dalam darah (virema) dan melepaskan diri melalui kapiler dermis menuju
sel epidermis (epidermotropik) dan membentuk badan inklusi intra sitoplasma yang terletak di
inti sel ( badan guarneri). Tipe variola yang timbul tergantung pada imunitas, tipe virus dan
gizi penderita.

Gejala klinik

Inkubasinya 2-3 minggu, terdapat 4 stadium :

1. Stadium inkubasi erupsi (prodromal)

Terdapat nyeri kepala, nyeri tulang dan sendi disertai demam tinggi,
menggigil, lemas, dan muntah-muntah, yang berlangaung selama 3-4 hari.
2. Stadium makulo-papular

Timbul banyak makula eritomatosa yang cepat menjadi papul, terutama di


wajah dan ekstremitas, termasuk telapak tangan dan telapak kaki. Pada stadium ini
suhu tubuh normal kembali, penderita merasa sehat dan tidak timbul lesi baru.

3. Stadium vesikulo-pustulosa

Dalam waktu 5-10 hari timbul vesikel yang kemudian menjadi pustul dan
pada saat ini suhu tubuh meningkat lagi. Pada kelainan tersebut timbul umbilikasi.

4. Stadium resolusi

Stadium ini berlangsung dalam waktu 2 minggu, timbul krusta dan suhu tubuh
mulai menurun. Kemudian, krusta terlepas dan menibggalkan sikatriks yang atrofi.
Kadang-kadang dapat timbul perdarahan yang disebabkan depresi hematopoietik dan
disebut sebagai black variola yang sering batal. Mortalitas variola bervariasi di antara
1-50%.

Penunjang diagnosis

Terdiri atas inokulasi pada koriolantoik, pemeriksaan virus dengan mikroskop


elektron dan deteksi antigen virus pada agar sel. Kecuali itu juga pemeriksaan histopatologik
dan tes serologik (tes ikatan komplemen).

Pengobatan

Penderita harus dikarantinakan. Sistemik dapat diberikan obat antiviral (asiklovir atau
valasiklovir) misalnya isoprinoson dan interferon dapat pula diberikan globulin gama.
Kecuali itu obat bersifat simtomatik misalnya analgetik/antipiretik. Diawasi pula
kemungkinan timbulnya infeksi sekunder, maupun infeksi nosokomial, serta cairan tubuh dan
elektrolit. Jika dimulut masih terdapat lesi, diberikan makanan lunak. Pengobatan topikal
bersifat penunjang, misalnya kompres dengan antiseptik atau salep antibiotic.

Pencegahan

Vaksinasi dengan virus vaksinia yang diberikan dengan metode multiple puncture
merupakan teknik yang dianggap terbaik. Pada waktu pemberian vaksinasi tempat tersebut
tidak dibersihkan dengan alkohol tetapi cukup dengan eter atau aseton agar alkohol tidak
menginaktifkan virus vaksinasi tersebut. Kontraindikasi vaksinasi adalah atopi, penderita
yang sedang mendapat kortikosteroid dan dengan defisiensi imunologik.

Prognosis
Prognosis sangat bergantung pada penatalaksanaan pertama dan fasilitas perawatan
yang tersedia, maka mortalitas sangat bervariasi di anatara 1-50%. Jaringan parut yang timbul
dapat diperbaiki dengan tindakan dermabrasi atau pemberian collagen implant.

Komplikasi

Komplikasi ialah bronkopneumonia infeksi kulit sekunder (furunkel, impetigo dan


sebagainya), ulkus kornea, ensefalitis, efluvium, telogen dalam waktu 3-4 bulan

Anda mungkin juga menyukai