Anda di halaman 1dari 2

EPIDIDIMITIS

Patofisiologi

Reaksi inflamasi pada epididimis paling banyak disebabkan oleh adanya bakteri pada
uretra yang kemudian menjalar secara ascending ke epididimis. Infeksi dimulai dari kauda
epididimis dan meluas ke korpus dan hulu epididimis. 1 Epididimitis juga dapat disebabkan
karena terjadi refluks urin melalui duktus ejakulatorius, penyebaran bakteri secara hematogen
atau langsung ke epididimis.2

Tatalaksana

Pemilihan antibiotika tergantung pada kuman penyebab infeksi. Pada pasien yang
berusia dibawah 35 tahun dengan perkiraan kuman penyebabnya adalah Chlamidia
trachomatis atau Neiseria gonorrheae, antibiotik yang dapat diberikan adalah Ceftriakson
250mg IM dosis tunggal + Doksisiklin 2x100mg 10-14 hari. Untuk epididimitis yang
disebabkan oleh infeksi saluran kemih, dapat diberikan Fluoroquinolon yaitu Levofloksasin
1x100mg atau Ciprofloksasin 2x500mg sampai 2 minggu.6
Sebagai terapi simtomatis untuk menghilangkan nyeri dianjurkan memakai celana
ketat agar testis terangkat (terletak lebih tinggi), mengurangi aktivitas seperti berolahraga
atau mengangkat beban berat, atau pemberian analgetik seperti parasetamol atau ibuprofen.
Untuk mengurangi pembengkakkan dapat dikompres dengan es. Pemberian terapi di atas
akan meghilangkan keluhan nyeri dalam beberapa hari, akan tetapi pembengkakan baru
sembuh setelah 4-6 minggu, dan indurasi pada epididimis akan bertahan sampai beberapa
bulan.2

Komplikasi4

1. Abses dan pyocele pada scrotum


2. Infark pada testis
3. Epididimitis kronis dan orchalgia
4. Infertilitas sekunder sebagai akibat dari inflamasi maupun obstruksi dari duktus
epididimis
5. Atrofi testis yang diikuti hipogonadotropik hipogonadism
6. Fistula kutaneus
7. Penyebaran infeksi ke organ lain atau sistem tubuh

Prognosis

Epididimitis akan sembuh total bila menggunakan antibiotik yang tepat dan adekuat
serta melakukan hubungan seksual yang aman dan mengobati partner seksualnya.
Kekambuhan epididimitis pada seorang klien adalah hal yang biasa terjadi.4

1. Sjamsuhidajat R, De Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2017.

2. Basuki B. Purnomo. 2011. Dasar-Dasar Urologi. CV. Sagung Seto; Jakarta.


4. Syukharial, AS. Case Report Epididimitis. Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit
Tk.Ii Moh Ridwan Meuraksa. 2018

6. Louette, Aaron., etc. Treatment of Acute Epididymitis: A Systematic Review and


Discussion of the Implications for Treatment Based on Etiology. American Sexually
Transmitted Diseases Association. Volume 45, Number 12, December 2018

Anda mungkin juga menyukai