Anda di halaman 1dari 59

Infeksi TORCH pada Kehamilan

Dr. Fadhilah Armaijn, SpOG


Toxoplasmosis Rubella
Protozoa Parasit T. gondii Antigen : Virus Rubella
Famili : Sarcocystidae Famili : Togaviridae
Tachyzoite 2-4 & 4-8 mm Ukuran : 60 - 70 nm
Oocyst 12,1 x 11 mm
Cyst 200 mm

TORCH
Cytomegalovirus Herpes Genitalis
Antigen : Virus Cytomegalo Antigen : Virus Herpes
Famili : Herpesviridae Simpleks-2
Ukuran : 180 - 200 nm Famili : Herpesviridae
Ukuran : 180 - 200 nm
Infeksi TORCH mempunyai
beberapa kemiripan :
- Infeksi yang terjadi pada ibu hamil biasanya
tidak bergejala (asimptomatik)
- Infeksi pada janin dampaknya bervariasi :
* tidak terjadi infeksi
* terjadi infeksi ringan sampai berat hingga
terjadi kematian janin
* bayi lahir dengan gejala2 : gangguan/kerusakan
pada otak, paru-paru, mata atau telinga
TOXOPLASMOSIS
Sumber Infeksi Toxoplasma

 Tinja kucing (mengandung ookista)


 Hewan potong yang terinfeksi
(mengandung kista)
 Ibu yang terinfeksi pada saat hamil
 Organ/darah donor yang terinfeksi
Toxoplasma gondii
terdapat dalam 3 bentuk :

Trofozoit

Kista

Ookista
Bagaimana terjadinya penularan
Infeksi Toxoplasma ?
 Makan makanan : sayuran dan buah-buahan
yang tercemar tinja kucing (sumber ookista)
 Makan daging yang masih mentah atau
kurang matang (mengandung kista)
 Melalui kontaminasi mukosa (mulut & mata)
 Secara vertikal dari ibu ke janin
 Melalui transfusi darah
 Melalui transplantasi organ
Bila mengenai orang dewasa dan
anak-anak yang sistem kekebalannya
berfungsi baik/normal
biasanya tidak berbahaya
Bahaya ! bagi….
Janin , bila ibu yang sedang hamil mengalami infeksi primer (infeksi yang
pertama kali terjadi semasa hidupnya) atau
Seseorang yang mengalami gangguan fungsi
sistem kekebalan (penderita AIDS, kanker,
penderita yang mengalami transplantasi organ)
Dapat menyebabkan :
 abortus spontan
 bayi lahir mati
Semakin muda usia kehamilan saat  Hydrocephalus, gangguan/kelainan
Ibu terinfeksi primer, semakin parah mata, telinga (pendengaran),
akibat yang ditimbulkannya pengapuran di otak, konvulsi
Bagaimana gejala infeksi ini ?

Pada umumnya infeksi ini tidak
bergejala, kalaupun ada gejalanya
tidak khas/spesifik (seperti flu)
sehingga dokter atau pasien ybs.
tidak mengenalinya

Diagnosis klinik sukar ditegakkan
Diagnosis infeksi ini sangat bergantung pada
pemeriksaan laboratorium
Px Lab apa saja yang diperiksa ?
 Identifikasi protozoa parasit
(kultur jaringan, inokulasi pada mencit,
Deteksi DNA-PCR).
Pemeriksaan ini selain rumit, tidak praktis
Juga membutuhkan waktu yang lama
 Pemeriksaan antibodi terhadap Toxo-
plasma, yaitu IgM, IgG, IgA dan
IgG Avidity
Apakah IgM, IgG, IgA dan
IgG Avidity itu ?
 IgM, IgG dan IgA adalah
Imunoglobulin yang akan
meningkat bila terjadi infeksi

 IgG Avidity adalah kekuatan


ikatan antara antibodi IgG
dengan antigen
Manfaat Px IgG Avidity

 Untuk memperkirakan kapan infeksi terjadi


pada dugaan adanya infeksi primer baru
(IgG (+) dan IgM (+)) pd serum yg sama,
 Bila terjadi keragu2an :
IgM (-), dan IgG  stabil atau IgM (-) dan IgG meningkat
bermakna
 Hasil yang tinggi : infeksi diperkirakan
terjadi > 4 bln sebelumnya.
Hasil yang rendah : infeksi diperkirakan
terjadi <4 bln sebelumnya
Bagaimanakah interpretasinya ?
IgG (+) dan IgM (-)
• Pernah terinfeksi sebelumnya (infeksi sudah
lama) dan sekarang telah memiliki kekebalan.
Ibu selanjutnya tidak harus diperiksa lagi
kecuali bila IgG-nya tinggi.
• Kemungkinan Dr akan minta pemeriksaan
tambahan IgG Avidity atau bila ada pertim-
bangan lain, Dr akan minta diperiksa 1 x lagi
(3 mg kemudian) untuk menyingkirkan
adanya infeksi primer.
Bagaimanakah interpretasinya ?
IgG (+) dan IgM (+)
• Kemungkinan mengalami infeksi primer yang ba
atau infeksinya sudah lampau tapi IgM nya
masih terdeteksi (lambat hilang) = persisten.

• Perlu dilakukan pemeriksaan tambahan IgG


Avidity langsung pada serum yang sama untuk
memprediksi kapan infeksinya terjadi, sebelum
atau sesudah hamil.
Infeksi yg terjadi sebelum kehamilan
tidak perlu dirisaukan, hanya infeksi
primer yg terjadi pada saat ibu hamil
yg berbahaya, khususnya pada TM I.

 Perlu diketahui
kapan pemeriksaan dilakukan
pada kehamilan
Bagaimanakah interpretasinya ?

IgG (-) dan IgM (-)

Belum pernah terinfeksi. Bila wanita tsb.


sedang hamil perlu diperiksa pada
trimester berikutnya, sampai dengan
trimester ke-III, bila hasilnya tetap negatif
Bagaimanakah interpretasinya ?
IgG (-) dan IgM (+)
• Kasus ini jarang terjadi. Kemungkinan
merupakan awal dari infeksi. Harus di-
periksa kembali 3 minggu kemudian
apakah IgG berubah menjadi positif/tidak.
• Bila tidak, berarti IgM tidak spesifik,
artinya ibu ybs tidak terinfeksi.
Diagnosis Infeksi Primer

 Terjadi serokonversi IgG dari negatif


ke positif atau terjadi peningkatan titer
IgG yang bermakna (> 2 x) pada
pemeriksaan serial selang waktu 3 mgg
 IgM positif dan/atau IgA positif
 IgG Avidity rendah
Diagnosis Infeksi Kongenital

 IgM positif dan/atau IgA positif

 Adanya IgG yang menetap pada


tahun pertama setelah kelahiran
(pemeriksaan serial)
Interpretasi Hasil Uji Serologik
Toxoplasmosis Kongenital
''Cord Blood'
IgG IgM Interpretasi

+ - * Mungkin IgG dari ibu tidak terjadi infeksi


kongenital
* Mungkin infeksi sedang berlangsung, IgM masih <<
atau sudah menghilang
* Ulangi pemeriksaan IgM dan IgG 1 bulan kemudian
+ + * Mungkin infeksi kongenital
* Mungkin IgM non spesifik
* Ulangi pemeriksaan IgM 1 minggu kemudian dan/
atau periksa IgA
- - * Tidak terinfeksi
Interpretasi Hasil Uji Serologik
Toxoplasmosis Kongenital
IgM dari Serum Ibu vs Neonatus

IgM
Interpretasi
Ibu Neonatus
+ + * Infeksi kongenital
* Mungkin kontaminasi dari darah Ibu (kebocoran
plasenta)
* Ulangi pemeriksaan IgM bayi 1 mg kemudian. Bila
hasil tetap positif / meningkat : infeksi kongenital
- + * Infeksi kongenital
Siapa saja yang Perlu
Diperiksa Toxoplasma ?

Wanita yang akan hamil (idealnya)

Wanita yang baru/sedang hamil
(bila hasil sebelumnya negatif atau belum
diketahui, minimal diperiksa setiap TM

Bayi baru lahir yang ibunya terinfeksi
pada saat hamil

Penderita yang diduga terinfeksi
Apakah infeksi Toxoplasma
bisa diobati ?
• Pengobatan tidak 100% menyembuhkan
tetapi dapat mencegah kerusakan lebih
lanjut. Perlu diberikan pengobatan sedini
mungkin setelah diketahui terinfeksi primer.
• Bila bayinya terinfeksi, diberikan pengobatan
sampai usia 1 tahun.
Upaya pencegahan
Masaklah daging sampai matang
*
* Hindari memegang mulut dan mata pada waktu
mengolah daging mentah, cucilah tangan dgn bersih
* Cucilah permukaan dan peralatan dapur yang
bersentuhan dengan daging mentah
* Cucilah buah2an dan sayuran dengan bersih
sebelum dimakan
* Pakailah sarung tangan bila berkebun/menyentuh
benda yang mungkin terkontaminasi kotoran kucing
Rendamlah piring makan kucing selama 5 menit
*
dengan air mendidih
PENGOBATAN TOKSOPLASMOSIS

• Sulfonamida :
Mekanisme kerja : Bakteriostatik dgn menghambat

sintesa asam folat dan sbgn menginaktivasi enzim2 lain

bakteri seperti dehydrogenase atau carboxylase yg

berperanan pd repsirasi bakteri


• Pyrimethamine
Anti parasit, kimiawi dan farmakologi menyerupai
trimetoprim.
Mekanisme kerja : mengganggu metabolisme parasit
seperti sulfonamida.
Dosis dewasa : 50-75 mg/oral 1x/sehari
Dikombinasi 1 - 4 gr/hari sulfonamida selama 1-3 mgg
=> kmdn dikurangi dosis setiap obat 1/2 dosis selama 4-
5 mgg.
Efek samping :paling sering kerusakan sel darah jika
diberikan dosis tinggi.
Kekurangan asam folat memicu agranulositosis.
Urtikaria dpt timbul selama terapi
• Pyrimethamine
Anti parasit, kimiawi dan farmakologi menyerupai
trimetoprim.
Mekanisme kerja : mengganggu metabolisme parasit
seperti sulfonamida.
Dosis dewasa : 50-75 mg/oral 1x/sehari
Dikombinasi 1 - 4 gr/hari sulfonamida selama 1-3 mgg
=> kmdn dikurangi dosis setiap obat 1/2 dosis selama 4-
5 mgg.
Efek samping :paling sering kerusakan sel darah jika
diberikan dosis tinggi.
Kekurangan asam folat memicu agranulositosis.
Urtikaria dpt timbul selama terapi
• Spiramycin (Rovamycine)
– Antibiotika makrolida yang paling aktif thdp
Toksoplasmosis Sebagai Bakterioside
– Konsentrasi diplasenta yang sangat tinggi (6.2 mg/L), shg
dpt mencegah infeksi maternal infiltrasi ke janin.
– Aman bagi fetus
– Ditolerasi dgn baik oleh bumil
– Dosis spiramisin utk profilaksis Toksoplasmosis
kongenital : 3x/sehari 3 MIU atau 3x1gr selama 3
mgg lalu diulangi setelah interval 2 mgg hingga
saat partus.
– Menurut Lab. Immunologi FKUI sebaiknya
dikombinasi pengobatan antimikroba/parasit dan
immunoterapi dan anti viral (pada Torch) :
1. Isoprinosin (immunotherapy) 4x500 mg/hr 2hr/mgg
2. Spiramisin (antitoksoplasma/anti parasit); 3x500 mg/hr
selama 10 hari
3. Acyclovir (anti viral) 3x200 mg/hr selama 10 hari
4. Obat2 diatas diulangi setiap mgg (1) & setiap bulan
(2&3) sampai partus
Rangkuman
 Toxoplasmosis berbahaya bagi janin
khususnya bila ibu terinfeksi pada TMI
 Diagnosis klinik sukar ditegakkan 
pemeriksaan laboratorium sangat
diperlukan
 Pemeriksaan awal kehamilan :
IgG dan IgM
 Bila negatif, perlu dilakukan
pemantauan secara periodik
minimal setiap awal trimester
Rangkuman
 Bila IgG dan IgM (+), belum tentu infeksi
Primer  periksa IgG Avidity
 IgG Avidity yang tinggi menyingkirkan
dugaan adanya infeksi primer yang terjadi
< 4 bulan sebelumnya, sehingga tindakan
yang tidak diperlukan dapat dihindari
 Bayi yang ibunya terinfeksi primer pada
saat hamil perlu diperiksa IgG & IgM
RUBELLA
Sumber Infeksi
 Sekresi Nasofaring
 Ibu yang terinfeksi pada saat hamil
Akibat yang ditimbulkan pada
janin :

Kematian janin  abortus

Bayi lahir mati

Kelainan jantung, mata dan telinga
dengan/tanpa retardasi mental dan
microcephaly
Risiko Transmisi Infeksi dan
Kecacatan pada Janin
Bagaimana gejalanya ?
 Biasanya terjadi demam ringan, sakit
kepala, rasa lelah dan perasaan tidak
karuan, sakit tenggorokan, batuk
 30-50% tidak bergejala
 Ruam akan timbul sekitar 16-18 hari
setelah terpapar
 Pada orang dewasa kadang2 disertai
sakit pada persendian
Diagnosis Laboratorik

 Isolasi virus pada kultur jaringan


(urine, sekresi nasofaring)

 Deteksi RNA (PCR)

 Deteksi antibodi (pemeriksaan


Serologi) : IgM, IgG dan IgA terhadap
Rubella serta aviditas IgG
Respon Imun

IgM
 Muncul 2 -3 hari setelah ruam
 Kadar puncak dicapai sekitar
1 - 4 minggu
 Dapat dideteksi pada 3 - 8 minggu
 Menetap hingga 6 - 12 bulan
Respon Imun
IgG
Terdeteksi 5 - 10 hari setelah ruam
(bisa lebih awal)
 Kadar puncak dicapai sekitar 15 - 30 hari

 Menurun perlahan sampai beberapa


tahun hingga mencapai titer rendah
dan konstan
Upaya pencegahan apa yang
bisa dilakukan ?
Vaksinasi

Bayi pada usia 1 tahun

Anak2 remaja usia 11-12 tahun

Wanita usia subur yang seronegatif
* sebelum hamil (jika mungkin)
* setelah melahirkan

Para pekerja ‘Healthcare’
Apakah kekebalan setelah
Vaksinasi dapat bertahan
seumur hidup ?
 Dewasa : bertahan > 8 thn (bila titer
tinggi)
 Anak2 : 25% akan kehilangan
antibodinya 5 th kemudian

Oleh sebab itu perlu diperiksa kembali


IgG Rubella pada saat merencanakan
akan hamil (3-6 bln sebelumnya)
Siapa saja yang perlu diperiksa ?

Wanita sebelum hamil (idealnya)

Pada kehamilan dini dan pada usia
kehamilan menjelang 20 mgg (bagi
yang seronegatif)

Neonatus yang ibunya terinfeksi primer
pada saat hamil

Penderita yang diduga terinfeksi

Setelah vaksinasi
CMV
Sumber Infeksi

 Saliva
 Urin
 Sekresi Serviks/Vagina
 Sperma
 ASI
 Darah/organ donor yang terinfeksi
 Ibu yang terinfeksi pada saat hamil
Cara Penularan
• “Respiratory droplets”
• Kontak dgn sumber infeksi (saliva,
urin, sekresi serviks dan vagina,
sperma, ASI, airmata)
• Melalui transfusi & transplantasi organ
• Secara vertikal dari ibu ke janin :
* prenatal (plasenta)
* perinatal (pada saat kelahiran)
* postnatal (ASI, kontak langsung)
Bagaimana risiko penularan dari
Ibu ke Janin ?

Bila ibu terinfeksi primer selama
kehamilan penularan ke janin
adalah 40%

Bila ibu terinfeksi sekunder (sudah
pernah terinfeksi sebelum hamil), maka
risiko penularan ke janin 1-2%
Bagaimana gejalanya ?

90 % infeksi primer pada orang

dewasa dan anak-anak yang

imunokompeten adalah asimptomatik


Diagnosis laboratorium

Langsung • Histopatologi
• Kultur jaringan
• PCR

Tidak langsung • Pemeriksaan serologi


IgM, IgG dan
IgG Avidity
Kapan dan siapa saja yang
perlu diperiksa ?

 Donor darah/organ
 Resipien organ transplantasi
 Wanita sebelum hamil (idealnya),

bila negatif, periksa pada kehamilan


dini, selanjutnya pd kehamilan lanjut
 Neonatus yang ibunya terinfeksi
Upaya pencegahan
* Jangan mencium anak2 usia dibawah 6 thn pada
mulut dan pipi
* Jangan makan/minum pada piring/gelas yg sama
atau menggunakan sikat gigi yg sama dgn anak kecil
* Cucilah tangan dgn sabun dan air setelah mengganti
popok bayi atau setelah kontak dgn air liur anak
* Petugas di pusat perawatan/penitipan bayi
sebaiknya menggunakan sarung tangan saat
mengganti popok
* Cucilah mainan anak dengan sabun dan air
HSV
Sumber Infeksi

 Saliva
 Cairan Vesikel
 Ibu yang terinfeksi pada saat
hamil
Cara penularan HSV

• Kontak dengan lesi


• Kontak tidak langsung
• Secara vertikal dari ibu ke janin
* Prenatal (plasenta  jarang
1 : 200.000 kehamilan)
* Perinatal
* Postnatal
Bagaimana gejalanya ?
Infeksi primer
demam, sakit kepala, malaise, neuralgia
lesi yang luas
limfadenopati
asimtomatik (8%)

Infeksi rekuren
gejalanya lebih ringan dan waktu
penyembuhan lebih cepat
Diagnosis Laboratorium

 Kultur jaringan

 Pemeriksaan serologi IgG dan IgM


(HSV-1 dan HSV-2)
Kapan dan siapa saja yang perlu
diperiksa ?
 Penderita yang diduga terinfeksi
 Wanita sebelum hamil
bila (-) periksa pada kehamilan dini
* bila (-), periksa pasangannya
* bila (-), pasangan (+) dgn riwayat
Herpes Genital, periksa (istri)
menjelang akhir kehamilan
 Neonatus yang ibunya terinfeksi
Upaya pencegahan

* Hindari melakukan hubungan seksual


bila terdapat lesi pada alat genital
* Sebaiknya gunakan kondom
* Proses kelahiran dilakukan dengan
“Caesarean section”, bila terdapat
lesi (mencegah transmisi ibu-bayi)

Anda mungkin juga menyukai