Anda di halaman 1dari 4

Pemeriksaan secara Kualitatif

Metode Natif (Direct slide)


Metode ini dipergunakan untuk pemeriksaan secara cepat dan baik untuk infeksi
berat, tetapi untuk infeksi yang ringan sulit ditemukan telur-telurnya. Cara pemeriksaan
ini menggunakan larutan NaCl fisiologis (0,9%) atau eosin 2%. Penggunaa eosin 2%
dimaksudkan untuk lebih jelas membedakan telur-telur cacing dengan kotoran
disekitarnya.

Metode Apung (Flotation method)


Metode ini digunakan larutan NaCl jenuh atau larutan gula atau larutan gula
jenuh yang didasarkan atas BD (Berat Jenis) telur sehingga telur akan mengapung dan
mudah diamati. Metode ini digunakan untuk pemeriksaan feses yang mengandung
sedikit telur. Cara kerjanya didasarkan atas berat jenis larutan yang digunakan,
sehingga telur-telur terapung dipermukaan dan juga untuk memisahkan partikel-partikel
yang besar yang terdapat dalam tinja. Pemeriksaan ini hanya berhasil untuk telur-
telurNematoda, Schistostoma, Dibothriosephalus, telur yang berpori-pori dari
familiTaenidae, telur-telur Achantocephala ataupun telur Ascaris yang infertil.

Metode Selotip
Metode ini digunakan untuk mengetahui adanya telur cacing Enterobius vermicularis
pada anak yang berumur 1 10 tahun.

Maksud : Mengetahui adanya telur cacing Enterobius vermicularis pada anak yang
berumur 1 10 tahun.

Tujuan : Mengetahui presentase anak yang terinfeksi E. vermicularis.


Mertiola-formaldehid (MIF)

Baik sekali dipakai untuk mendiaknosa secara klinis adanya Amuba dan Lamblia
didalam tinja. Zat zat yang dipergunakan larutan dasar (1) 250 ml aquades, 20 ml
Tincture of merthiolet (Thimerosal), 25 ml formaldehid dan 5 ml gliserin. Larutan dasar
(2) larutan lugol 5 % yang segar ( tidak boleh dsimpan lama lebih dari 3 minggu). Kedua
larutan tersebut disimpan dalam botol yang berwarna cokelat ( Natadisastra, 1996).

Metode Konsentrasi

Teknik konsentrasi merupakan teknik yang sering dikerjakan karena cukup murah dan
mudah mengerjakannya. Pada teknik konsentrasi ini dapat dibedakan menjadi 2 cara,
yaitu : sedimentasi (pengendapan) dan flotasi (pengapungan).

Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah mikroskup,


centrifuge, tabung centrifuge, obyek glass, deck glass, aplikator/lidi, pipet tetes, larutan
NaCl jenuh, NaCl fisiologis. Sedangkan sample pemeriksaan berupa faeces.

Metode Kato

Teknik sediaan tebal (cellaphane covered thick smear tecnique) atau disebut teknik
Kato. Pengganti kaca tutup seperti teknik digunakan sepotong cellahane tape. Teknik
ini lebih banyak telur cacing dapat diperiksa sebab digunakan lebih banyak tinja. Teknik
ini dianjurkan untuk Pemeriksaan secara massal karena lebih sederhana dan murah.
Morfologi telur cacing cukup jelas untuk membuat diagnosa.

Maksud : Menemukan adanya telur cacing parasit dan menghitung jumlah telur
Tujuan : Mengetahui adanya infeksi cacing parasit dan untuk mengetahui berat
ringannya infeksi cacing parasit usus
Dasar teori : Dengan penambahan melachite green untuk memberi latar belakang
hijau. Anak-anak mengeluarkan tinja kurang lebih 100 gram/hari, dewasa mengeluarkan
tinja kurang lebih 150 gram/hari. Jadi, misalnya dalam 1 gram feces mengandung 100
telur maka 150 gram tinja mengandung 150.000 telur.
Kekurangan : Bahan feses yang di gunakan banyak.
Kelebihan : Dapat mengidentifikasi tingkat cacing pada penderita berdasar jumlah telur
dan cacing, baik di kerjakan di lapangan, dapat digunakan untuk pemeriksaan tinja
masal karena murah dan sederhana, cukup jelas untuk melihat morfologi sehingga
dapat di diagnosis.

Metode Pemeriksaan Larva

Metode Harada Mori

Metode ini digunakan untuk menentukan dan mengidentifikasi larva cacing


Ancylostoma Duodenale, Necator Americanus, Srongyloides Stercolaris dan
Trichostronngilus yang didapatkan dari feses yang diperiksa. Teknin ini memungkinkan
telur cacing dapat berkembang menjadi larva infektif pada kertas saring basah selama
kurang lebih 7 hari, kemudian larva ini akan ditemukan didalam air yang terdapat pada
ujung kantong plastik.

Maksud : Mengidentifikasi larva cacing Ancylostoma Duodenale, Necator Americanus,


Srongyloides Stercolaris dan Trichostronngilus spatau mencari larva cacing-cacing
parasit usus yang menetas diluar tubuh hospes
Tujuan : Mengetahuia adanya infeksi cacing tambang
Dasar teori : Hanya cacing-cacing yang menetas di luar tubuh hospes akan menetas 7
hari menjadi larva dengan kelembaban yang cukup.
Kekurangan : Dilakukan hanya untuk identifikasi infeksi cacing tambang, waktu yang
dibutuhkan lama dan memerlukan peralatan yang banyak.
Kelebihan : lebih mudah dilakukan karena hanya umtuk mengidentifikasi larva infektif
mengingat bentuik larva jauh lebih besar di bandingkan dengan telur.
TUGAS PARASITOLOGI

PEMERIKSAAN CACING SECARA KUALITATIF DAN PEMERIKSAAN


LARVA

Disusun Oleh :

Nama : Figur Rosandi Rustiawan

NPM : 3116045

Kelas : Analis Kesehatan / B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI

DIII ANALIS KESEHATAN

2017

Anda mungkin juga menyukai