HIV
PADA
KEHAMILAN
KEHAMILA
N
Pembimbing:
Muhammad Rizki
Ramadana
Uswatul Khaira
Bagian/ SMF Obstetri dan Ginekologi
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh/ FK UNSYIAH
BAB I
LAPORAN
KASUS
Identitas pasien
Nama
: Ny. NO
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 25 Tahun
Tempat/ Tanggal Lahir
: 30 November 1989
Alamat
: Sinabang, Kabupaten Simeulue,
Aceh.
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Agama
: Islam
Perkawinan
: Menikah
No. CM
: 1-00-80-51
Tanggal masuk dirawat : 13 Oktober 2014
Pendidikan
: Strata 1
Anamnesis..
Keluhan utama: Keluar cairan berwarna kuning dari vagina.
RPS: Pasien datang dengan keluhan keluar cairan dari
vagina. Cairan keluar bewarna kekuningan seperti santan
dan merembes hingga ke kaki disetiap pagi hari. Pasien
mengaku hamil 8 bulan dengan G 1P0A0, HPHT: 24 Februari
2014, TTP: 29 November 2014. 32-33 minggu. Pasien ANC
teratur selama ini dengan dokter spesialis Obgyn sebanyak
7 kali. Pemeriksaan USG (+), gerakan janin dirasakan (+),
mulas (-), perdarahan (-), lendir berdarah (-), keluar cairan
kuning seperti santan (+), nyeri perut bagian bawah (+),
nyeri kepala hingga ke leher (+), keputihan (+), berwarna
putih kekuningan, bau (+) dan gatal (+).
Anamnesis..
Riwayat Haid: 13 tahun, 5 7 hari, teratur, GP 3-4x/hari, nyeri haid
(Negatif).
Riwayat Perkawinan: 1 kali, usia 25 tahun, 8 bulan yang lalu.
Riwayat Obstetri: G1P0A0 (Hamil saat ini).
Riwayat KB Tidak ada
Riwayat Antenatal Care: Di dokter Sp.OG, pemeriksaan USG (+) dan
janin dikatakan dalam keadaan baik.
Riwayat Penyakit Dahulu: Penyakit Jantung (-), DM (-), asma (-),
hipertensi (-), TB Paru (+) sejak tahun 2013, HIV (+) sejak Maret 2014
Riwayat Penggunaan Obat: OAT sebelumnya akan tetapi saat
memasuki bulan ke 5 pasien tidak mengkonsumsinya lagi. Saat ini
pasien juga mengkonsumsi obat ARV sejak April 2014.
Riwayat Operasi: Belum pernah operasi.
Riwayat Penyakit Keluarga: Ibu pasien menderita Diabetes Melitus (+)
Pemeriksaan
obstetrik
Status Praesens
Keadaan Umum
: Baik, kesadaran compos
mentis
Tekanan Darah
: 110 / 70 mmHg
Nadi
: 86 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu
: 36,5oC
Berat Badan
: 65 kg
Tinggi Badan
: 152 cm
BMI
: 28
Status internus
Pemeriksaa
Hasil
n
Kulit
Kepala
Rambut
Mata
Mulut
(Positif/Positif)
Sianosis (Negatif), pucat (Negatif), karies dentis (Negatif) gigi
Leher
Paru
geligi lengkap
Simetris, trakea ditengah, JVP tidak meningkat, massa (Negatif)
Vesikuler (Positif/Positif), ronkhi (Negatif/Negatif), wheezing
Jantung
Abdomen
Sistem
(Negatif/ Negatif)
BJ I > BJ II di mitral, murmur (Negatif), gallop (Negatif)
Soepel, H/L/R tidak teraba, timpani, bising usus 4x/menit
Tidak dilakukan pemeriksaan
urogenital
Ekstremitas Edema (Negatif), sianosis (Negatif), pucat (Negatif), kekuatan
otot (5/5)
Status obstetric
L1 :
L2 :
130
L3 :
L4 :
TFU 27 cm.
punggung bayi berada di sebelah kanan, DJJ:
dpm, HIS negatif.
kepala
belum masuk PAP 5/5.
USG
Hasil USG
BPD : 76
AC
: 270
TBJ
: 1600 gr
FC
: 61
ICA
: 9,8
Plasenta
: fundus
Kesan
CTG
Frek. dasar
: 145
Varlakulitas
: 5,25
Akselerasi
: 2x/10
Deselerasi
: negatif
HIS
: negative
Gerak janin
: aktif (+)
Foto thorax
Laboratorium
Tanggal
14/10/201
Hb
(g/dL)
10,2
Ht (%)
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Limfosit
30
8,6
9,3
277
15
28
7,5
9,3
254
30
9,5
10,3
277
4
15/10/201
10,
16/10/201
9,9
Diagnosa
sementara
G1 hamil 33 minggu, Janin Presentasi
Kepala Tunggal Hidup, HIV on ARV + TB
Paru on OAT.
Tatalaksana..
Rencana Diagnostik
Observasi tanda vital,
his, DJJ
Vagina washing
USG & CTG.
Cek darah rutin.
Konsul Paru
Rencana Terapi
IVFD RL 20 gtt
OAT (fase lanjutan
bulan)
Fluimucil sirup
Rencana Edukasi
pada
Menjelaskan
keluarga
tentang
rencana yang akan di
lakukan dan efek yang
akan terjadi kepada
janin.
Motivasi untuk tetap
semangat.
Analisis kasus
Pasien saat ini didiagnosa dengan HIV/AIDS yang diketahui
sejak Maret 2014. Pasien telah melakukan pemeriksaan Rapid
test dan ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay) dengan
hasil positif HIV/AIDS. Pada pemeriksaan laboratorium di
RSUDZA Banda Aceh tanggal 14 Oktober 2014 menunjukkkan
Hb 10,2 gr/dl dengan hematokrit 30 %, leukosit 9.300/uL,
trombosit 277.000/uL. Pasien diobservasi tanda-tanda vital,
DJJ, kontraksi dan di lakukan vagina washing. Kemudian pasien
direncanakan untuk konsul ke bagian Pulmonologi, karena
pasien tidak mengkonsumsi obat TB lagi sejak 2 bulan yang
lalu. Pasien dilakukan terapi konservatif dengan pemberian
Nifedipine 4x10 mg, ceftriaxone 1x2 gr intra vena,
dexamethasone 2x6 mg intra vena selama 2 hari, OAT
lanjutan sampai dengan 9 bulan dan Fluimucil syrup.
Analisis kasus
Diskusi kasus
Pada poli VCT, pasien di lakukan pemeriksaan Rapid Test
dan ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay) dan
hasilnya positif HIV/AIDS. Berdasarkan dari hasil anamnesis,
pasien mengaku sering berganti-ganti pasangan sejak
sekolah menengah atas. Hal ini merupakan salah satu cara
dimana seseorang dapat terinfeksi oleh HIV, yaitu melalui
hubungan seksual. HIV terdapat dalam air mani dan sekret
vagina yang akan ditularkan virus ke sel. Hubungan seks
penetratif (penis masuk dalam vagina/anus) tanpa
menggunakan proteksi dengan partner yang terinfeksi,
sehingga memungkinkan tercampurnya cairan sperma
dengan cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina)
atau tercampurnya cairan sperma dengan darah, yang
mungkin terjadi dalam hubungan seks lewat anus.
Diskusi kasus
BAB II
PENDAHULUA
N
PENDAHULUAN
Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang
mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia.
UNAIDS, memperkirakan jumlah ODHA di seluruh dunia
pada Desember 2004 adalah 35,9-44,3 juta orang.
40 juta orang dewasa berusia 15 45 tahun yang
hidup dengan infeksi HIV. 2003 diperkirakan
700.000 bayi baru lahir terinfeksi HIV.1 95% pasien
terinfeksi HIV tinggal di negara berkembang, 12%
pasien terinfeksi HIV adalah wanita dan 85% usia
reproduktif.
HIV
: Human
manusia
: Immunodeficiency
penurunan kekebalan
: Virus
virus
PENDAHULUAN
di Negara Afrika, HIV/AIDS pada anak masih
menempati persentase yang tinggi, yaitu
rata-rata 47% dari total keseluruhan anak
hidup dengan HIV, dimana > 90% yang
terinfeksi melalui penularan vertikal dari
ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan
atau menyusui.
Tanpa pengobatan, sekitar 25% -50%
dari ibu HIV-positif akan menularkan
virus
ke
bayi
mereka
selama
kehamilan, bersalin, atau menyusui.
PENDAHULUAN
Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dikurangi
sampai kurang dari 5% melalui kombinasi langkahlangkah pencegahan penularan dari ibu ke anak /
PMTCT (Prevention Mother to Child Transmission),
termasuk terapi ARV (antiretroviral) untuk ibu hamil dan
anak yang baru lahir.
BAB III
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah
suatu penyakit retrovirus epidemik, menular yang
disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency
Virus, yang pada kasus berat bermanifestasi sebagai
depresi berat imunitas selular.
EPIDEMIOLOGI
Pada tahun 2011, diperkirakan 330.000 infeksi baru HIV pediatrik secara global. Skrining HIV
universal untuk ibu hamil dapat meningkatkan pencegahan penularan (PMTCT) dari ibu ke
anak.
EPIDEMIOLOGI
Pada tahun 2011, 57% wanita hamil dengan HIV di negara berpenghasilan rendah
EPIDEMIOLOGI
Papua (Provinsi
Papua dan Papua
Barat), Jakarta dan
Bali menduduki tempat
teratas untuk tingkat
kasus HIV baru/
100.000 penduduk
Jakarta memiliki
jumlah kasus baru
tertinggi (4.012 pada
tahun 2011)
PENULARAN HIV
PATOFISIOLOGI
enzim reverse
transcriptase terbentuklah
TAHAPAN INFEKSI
Gejala ARS, ditandai
dengan demam,
Infeksi
limfadenopati, faringitis,
ruam kulit,
mialgia/arthralgia, dan
3-6 bulan
gejala lainnya
Masa laten
Masa laten bisa
berkisar antara 4
bulan sampai lebih
dari 10 tahun
AIDS
DIAGNOSTIK
Enzyme-Linked Immunosorbent
Assay/Enzyme Immunoassay (ELISA/EIA)
Polymerase Chain Reaction (PCR)
Western Blot Confirmatory test
KRITERIA DIAGNOSIS
TERAPI ANTIRETROVIRAL
Tujuan :
Menurunkan jumlah virus
sehingga memperkecil
kemungkinan terjadinya
penularan perinatal.
Semua wanita hamil dan menyusui dengan HIV harus memulai triple
ART, yang harus dipertahankan selama risiko penularan dari ibu ke anak.
(PMTCT)
Triple ART
TDF+3TC(atau FTC)
+EFV
GOLONGAN OBAT
ANTIRETROVIRAL (ART)
NRTI
NNRTI
3TC (lamivudine)
Abacavir (ABC)
AZT (ZDV, zidovudine)
d4T (stavudine)
ddI (didanosine)
Emtricitabine (FTC)
Tenofovir (TDF, analog nukleotida)
Delavirdine (DLV)
Efavirenz (EFV)
Etravirine (ETV)
Nevirapine (NVP)
Rilpivirine (RPV
Protease Inhibitor(PI)
Fusion Inhibitor
Atazanavir (ATV)
Darunavir (DRV)
Fosamprenavir (FPV)
Indinavir (IDV)
Lopinavir (LPV)
Nelfinavir (NFV)
Ritonavir (RTV)
Saquinavir (SQV)
Tipranavir (TPV)
Enfuvirtide (T-20)
Maraviroc (MVC)
ALGORITMA PENATALAKSANAAN
HIV/AIDS 2013
HIV Exposed
Infants
MENYUSUI
NVP
harian
selama 6
minggu
MAKANAN
PENGGANTI
NVP selama
4-6 minggu
atau 2 kali
sehari AZT
HIV Exposed
Infants
MENYUSUI
NVP
harian
selama 6
minggu
MAKANAN
PENGGANTI
NVP selama
4-6 minggu
atau 2 kali
sehari AZT
Dosis
Rekomend
asi
pemberian
obat ARV
Tatalaksana
Nucleoside Analogue Reverse Transcriptase Inhibitors
(NRTI'),
mentargetkan
pencegahan
protein
reverse
transcriptase HIV dalam mencegah perpindahan dari viral
RNA menjadi viral DNA (contohnya AZT, ddl, ddC & 3TC).
Nonnucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors
(NNRTI's) memperlambat reproduksi dari HIV dengan
bercampur dengan reverse transcriptase, suatu enzim viral
yang penting. Enzim tersebut sangat esensial untuk HIV
dalam memasukan materi turunan kedalam selsel. Obat
obatan NNRTI termasuk: Nevirapine, delavirdine (Rescripta),
efavirenza (Sustiva).
Protease Inhibitors (PI) mengtargetkan protein protease
HIV dan menahannya sehingga suatu virus baru tidak dapat
berkumpul pada sel tuan rumah dan dilepaskan.
Tatalaksana
Ziduvidine (AZT)
Dapat diberikan sebagai suatu rangkaian
panjang dari 1428 minggu selama masa
kehamilan. Beberapa studi telah menyelidiki
pengunaan dari Ziduvidine (AZT) dalam
kombinasi dengan Lamivudine (3TC).
Nevirapine.
Diberikan dalam dosis tunggal kepada ibu
dalam masa persalinan dan satu dosis tunggal
kepada bayi pada sekitar 23 hari.
Nevirapine hanya digunakan pada ibu dengan
membawa satu tablet kerumah ketika masa
persalinan tiba, sementara bayi tersebut harus
diberikan satu dosis dalam 3 hari.
Manajemen
intrapartum
Manajemen
postpartum
Banyak faktor yang mempengaruhi transmisi virus
melalui menyusui.
Virus HIV bisa menyusup lewat ASI kemudian menular
ke bayi 35%.
Imaturitas traktus gastrointestinal bayi baru lahir
dapat memungkinkan penetrasi mukosa intestinal
oleh virus.
Tapi transmisi juga dapat muncul pada bayi yang
memulai susu ibu jauh sesudah periode perinatal.
TEURIMOENG
GEUNASEH