Anda di halaman 1dari 35

SIFILIS

Lio Permata Juhan Putra


122810073
Muhammad Ahlan Kalam A.
122810084
Prima Nabila Berliana
122810103
Anindhita Almadevy M.J
123810005
Nadia Nahwa Firdausi
123810116
PEMBIMBING :
Shevia Nur Baety W.A
dr. Deni Wirhana Surjono, Sp.OG., Subsp. K.FM
123810025
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RSUD WALED KABUPATEN CIREBON
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2023
DEFINISI

Penyakit infeksi menular seksual disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang sifatnya kronis, dengan
manifestasi klnis yang jelas namun terdapat masa laten yang sepenuhnya asimtomatik, mampu menyerupai
berbagai macam penyakit dan dapat ditularkan kepada janin dalam kandungan, dan dapat disembuhkan.

Sifilis di klasifikasikan menjadi :


● Sifilis didapat → stadium primer, sekunder, tersier serta periode laten diantara stadium sekunder dan
tersier
● Sifilis kongenital

Obstetri Patologi RSUP Dr. Hasan Sadikin, Martaadisoebrata D; Wirakusumah FF, Effendi J S, (editor). Edisi 4, Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUP/RSHS, Bandung, 2019
ETIOLOGI
Treponema pallidum

● Penularan horizontal / seksual : 30 - 60%


● Penularan vertikal : >50%
● Masa inkubasi : 10 - 90 hari (rata-rata 3
minggu)

Obstetri Patologi RSUP Dr. Hasan Sadikin, Martaadisoebrata D; Wirakusumah FF, Effendi J S, (editor). Edisi 4, Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUP/RSHS, Bandung, 2019
EPIDEMIOLOGI

- Sejak tahun 2001, sifilis primer dan sekunder telah meningkat hampir setiap tahun, dan diantara
wanita angkanya adalah 4 kasus per 100.000 orang pada tahun 2019.
- Sifilis di Amerika Serikat pada tahun 2013-2017 meningkat 143%.
- Laju tertinggi pada mereka yang berusia 20-24 tahun dan 25-29 tahun.
- Sebanyak 918 kasus sifilis kongenital dilaporkan pada tahun 2017, kasus tersebut termasuk 64 lahir
mati (syphilitic stillbirth) dan kematian 13 bayi.
- Angka sifilis kongenital pada tahun 2019 adalah 48 kasus per 100.000 kelahiran hidup, meningkat
hampir 300% sejak 2015.

Obstetri Patologi RSUP Dr. Hasan Sadikin, Martaadisoebrata D; Wirakusumah FF, Effendi J S, (editor). Edisi 4, Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUP/RSHS, Bandung, 2019.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Williams’ Obstetrics, edisi ke-25, McGraw-Hill, Toronto. 2018.
FAKTOR RISIKO MATERNAL

01 02 03
Pasangan Tidak/terlambat kunjungan Tinggal di komunitas
(baru, banyak, IMS) antenatal tinggi sifilis

04 05
Penyalahgunaan zat Tuna wisma
PATOFISIOLOGI
INFEKSI VERTIKAL

Transmisi T. pallidum transplasenta ke janin

Kontak dengan sekresi atau darah ibu yang


mengandung T. pallidum saat persalinan
FAKTOR PENULARAN DARI IBU KE ANAK

a. Faktor ibu: adanya infeksi menular seksual lain selama kehamilan,misalnya IMS (HIV,
gonore, dll), infeksi organ reproduksi, malaria dan tuberkulosis.
b. Faktor tindakan obstetrik: penularan pada masa kehamilan > persalinan. Persalinan
normal/ tindakan obstetrik tidak berpengaruh bermakna terhadap penularan sifilis dari ibu
ke anak.

Pedoman Pelaksanaan Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu dan Anak. Kemenkes. 2019
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS PASIEN
IDENTITAS
• Nama
• Jenis Kelamin
• Usia
• Alamat
• Pekerjaan
• Pendidikan Terakhir
• Status Pernikahan
• Agama
KELUHAN UTAMA
• Objektif: luka / borok
• Lokasi: serviks, vagina, labia, vulva, perianal, uretra, perineum
• Subjektif: Tidak nyeri
MANIFESTASI KLINIS

Keluhan sifilis pada


pasien tidak ada.
MANIFESTASI KLINIS

Tanda klinis sifilis kongenital pada


anak pasien tidak diketahui.
PENEGAKKAN DIAGNOSIS

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


● Onset 🡪 3 minggu setelah kontak seksual
● Lokasi awal, ukuran dan penyebaran 🡪 lesi awal berupa makul merah kehitaman dan kemudian terbentuk lesi papul
hingga akhirnya membentuk ulkus
● Karakteristik 🡪 tidak nyeri, biasanya hanya 1, memiliki ukuran sekitar 5-15 mm, tepi lebih menonjol, dasar bersih,
pembesaran KGB (tidak nyeri namun dapat digerakkan)
● Keluhan lainnya 🡪 didahului adanya demam, atau terdapat nanah pada dasar luka
● Komplikasi 🡪 mencari tahu apakah terdapat komplikasi lokal, regional dan sistemik
○ Lokal : lecet, bintil, bisul atau benjolan di kemaluan
○ Regional : nyeri perut bawah
○ Sistemik : muntah, kejang, nyeri kepala hebat, penglihatan buram, gangguan pendengaran (neurosifilis)
PENEGAKKAN DIAGNOSIS

RIWAYAT PENGOBATAN
• Sudah pernah berobat? Kemana? Diagnosis apa?
• Obat yang digunakan, berapa lama dan dosis nya berapa?
• Alergi Obat (terutama penicillin dalam penentuan tatalaksana pada sifilis kehamilan)

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Sebelumnya sudah pernah seperti ini?
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
RIWAYAT SEKSUAL
• Usia pertama kali coitus?
• Hubungan seksual terakhir dengan pasangan tetap dan tidak tetap
• Jumlah pasangan dalam 12, 3 dan 1 bulan terakhir
• Cara berhubungan seksual dan penggunaan kondom
• Keluhan yang sama pada pasangan
• Cunnilingus 🡪 oral – vaginal
• Fellatio 🡪 oral – penile
• Analingus 🡪 oral – anal
• Faktor Risiko HIV
• Riwayat HIV
• Riwayat IMS
PENEGAKKAN DIAGNOSIS

STATUS VENEROLOGIKUS
• Uretra dan periuretra 🡪 tidak terdapat eritem, edem, lesi atau duh tubuh
• Kelenjar bartolin 🡪 tidak terdapat pembesaran, nyeri tekan atau tanda inflamasi
• Vagina dan serviks 🡪 tidak terdapat eritema, edema, lesi atau duh tubuh
• Bimanual 🡪 tidak terdapat nyeri goyang serviks
• Perianal 🡪 tidak terdapat eritema, edema, lesi atau duh tubuh
PENEGAKKAN DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Tes Serologi
▪ Tes Non – Treponema 🡪 RPR (Rapid Plasma Regain/Rapid Test) ; VDLR (Veneral Diseases Research Laboratory)
2) Tes Spesifik Treponema 🡪 dilakukan untuk mendeteksi antibody IgG dan IgM terhadap T. pallidum, digunakan untuk mengonfirmasi hasil uji positif uji antibody non treponema.
Tes ini tidak dapat membedakan antara infeksi yang sudah diobati sebelumnya dan penyakit aktif.
▪ Tes TPHA (Treponema Pallidum Haemagglutination Assay)
o Tes Spesifik treponema menggunakan antigen treponema
o Hanya 15 – 25% kasus yang menjadi non reaktif setelah 2 – 3 tahun
o Digunakan untuk konfirmasi pasien dengan hasil tes non treponema yang reaktif, tidak digunakan untuk menilai respon pengobatan
o Sensitivitas tes TPHA pada berbagai tahap sifilis 77% - 100% - 99% - 100%
o Spesifisitas tes TPHA 96% - 99%, jarang terjadi positif palsu biologis
o Hasil positif palsu dapat ditemukan pada treponematosis endemik
▪ TP Rapid (Treponema Pallidum Rapid)
▪ TP-PA (Treponema Pallidum Particle Agglutination Assay)
▪ FTA-ABS (Fluorescent Treponemal Antibody Absorption)
PENEGAKKAN DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG
3) Tes Cepat Sifilis (Rapid Test Sifilis)
▪ Tes spesifik treponema yang mudah dilakukan dan memberikan hasil dalam waktu singkat (10 – 15 menit)
▪ Sensitivitas: 85 – 98%
▪ Spesifisitas: 93 – 98%
▪ Harga lebih mahal
▪ Tes hanya dapat digunakan untuk konfirmasi, tidak digunakan untuk menentukan infeksi aktif dan menilai
respon terapi
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
4) Pemeriksaan Cairan Serebrospinal (CSS)
▪ Indikasi pemeriksaan CSS
o Kelainan neurologis, gangguan penghilatan, dan pendengaran tanpa memandang stadium sifilis
o Pasien koinfeksi HIV dengan stadium sifilis lanjut dan jumlah CD 4 ≤ 350/mm3, dan/atau VDRL/RPR serum >1:32.
o Gagal terapi secara serologis.
o Pasien sifilis stadium lanjut yang diterapi tetrasiklin.
o Parameter yang dianalisis pada pemeriksaan CSS: VDRL atau RPR, TPHA.
o Protein total.
o Jumlah sel mononuklear.
o Diagnosis neurosifilis berdasarkan kriteria: hasil reaktif dari VDRL, TPHA, atau TPPA, atau FTA-ABS, dengan atau tanpa
jumlah leukosit >5-10 sel/uL, dan/atau konsentrasi protein > 45 mg/dL.
DIAGNOSIS MATERNAL

Uji Nontreponemal Uji Spesifik Treponemal

Rapid Plasma Reagent (RPR) Fluorescent treponemal antibody absorption (FTA-ABS)

Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) Microhemagglutination test for antibodies to Treponema
Pallidum (MHA-TP)

Toluidine Red Unheated Serum Test (TRUST) T. Pallidum particle agglutination assay (TPPA)

TP rapid
SKRINING &
DIAGNOSIS
Skrining dilakukan kepada :

1. Semua ibu hamil yang melakukan


pemeriksaan kehamilan saat pertama kali
datang
2. Ibu hamil risiko tinggi harus skrining ulang
antara usia kehamilan 28-32 minggu dan
saat persalinan
3. Ibu hamil yang belum pernah skrining atau
riwayat melahirkan bayi mati dengan usia
kehamilan >20 minggu.

Pada pasien, skrining dilakukan pada hari persalinan.


Riwayat skrining dan pengobatan saat masa kehamilan
tidak diketahui.
SKRINING & DIAGNOSIS

Pada pasien, skrining dilakukan pada hari persalinan.


Riwayat skrining dan pengobatan saat masa kehamilan tidak diketahui.

Referensi
EVALUASI USG

Temuan infeksi janin pada USG :


Pada pasien, evaluasi janin menggunakan USG tidak dilakukan.
● Hepatomegali
● Anemia
● Plasentomegali
● Restriksi pertumbuhan
● Asites
● Hidrops
● Polihidramnion
● Oligohidramnion
● Edema kulit
● Efusi perikardium
TATALAKSANA

Referensi:
● Queensland Clinical Guidelines. Syphilis in pregnancy clinical guideline (2023)
TATALAKSANA

Sifilis primer, sekunder, atau laten dini


→ Penisilin G Benzathine 2,4 juta unit IM dosis tunggal. Dosis kedua dapat ditambahkan.

Sifilis tersier atau laten lanjut


→ Penisilin G Benzathine 2,4 juta unit IM sebanyak tiga dosis dengan interval satu minggu. Jika
dosis terlewat lebih dari 14 hari, terapi tiga dosis penuh sebaiknya dimulai kembali.

Neurosifilis
→ Terapi neurosifilis secara parenteral dan biasanya membutuhkan rawat inap.

Referensi:
● Pribadi, A., Permadi, W., Krisnadi., S. R., Erfandi, F., (2021) Obstetri Patologi. Jakarta:Sagung Seto
● Queensland Clinical Guidelines. Syphilis in pregnancy clinical guideline (2023)
TATALAKSANA

Indikasi terapi ulang


→ Regimen penisililn tiga dosis penuh direkomendasikan untuk diberikan Kembali kepada pasien
sifilis laten lanjut bila pasien asimtomatik dan hasil pengobatan sebelumnya tidak dapat diverifikasi.

Profilaksis terapi pascapaparan


→ Wanita yang berhubungan seksual dengan pasangan yang dicurigai atau memiliki sifilis sebaiknya
segera diobati dengan penisilin G Benzathine 2,4 juta unit intramuskular dosis tunggal.

Referensi:
● Pribadi, A., Permadi, W., Krisnadi., S. R., Erfandi, F., (2021) Obstetri Patologi. Jakarta:Sagung Seto
● Queensland Clinical Guidelines. Syphilis in pregnancy clinical guideline (2023)
TATALAKSANA

REGIMEN ALTERNATIF REKOMENDASI WHO

1. Sifilis dini (sifilis primer, sekunder, atau laten) dapat diberikan salah satu regimen alternatif
berikut.
a. Eritromisin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 14 hari, atau
b. Seftriakson 1 g intramuskular sekali sehari selama 10-14 hari, atau
c. Azitromisin 2 g per oral dosis tunggal.
2. Sifilis lanjut dapat diberikan eritromisin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 30 hari.
3. Bayi yang terlahir dari ibu dengan sifilis yang diobati dengan regimen non penisilin harus
mendapatkan terapi penisilin karena eritromisin dan azitromisin tidak dapat melintasi sawar
plasenta sepenuhnya sehingga janin tidak terobati secara efektif.
a. Aqueous benzyl penicillin 100,000-150,000 U/kg/hari intravena selama 10-15 hari, atau
b. Procaine penicillin 50,000 U/kg/hari intramuskular selama 10-15 hari.
Referensi:
● Pribadi, A., Permadi, W., Krisnadi., S. R., Erfandi, F., (2021) Obstetri Patologi. Jakarta:Sagung Seto
● Queensland Clinical Guidelines. Syphilis in pregnancy clinical guideline (2023)
PPIA 2019

Pada pasien, stadium sifilis tidak diketahui dan riwayat pengobatan saat masa kehamilan tidak ada.

Referensi:
● Pribadi, A., Permadi, W., Krisnadi., S. R., Erfandi, F., (2021) Obstetri Patologi. Jakarta:Sagung Seto
● Queensland Clinical Guidelines. Syphilis in pregnancy clinical guideline (2023)
● Pedoman Program Pencegahan Penularan. HIV, Sifilis & Hepatitis B dari Ibu ke Anak (2019). Jakarta
PPIA 2019

Pada pasien, riwayat pengobatan


saat masa kehamilan tidak ada
sehingga terdapat risiko
penularan infeksi dari ibu ke
anak.

Referensi:
● Pribadi, A., Permadi, W., Krisnadi., S. R., Erfandi, F., (2021) Obstetri Patologi. Jakarta:Sagung Seto
● Queensland Clinical Guidelines. Syphilis in pregnancy clinical guideline (2023)
● Pedoman Program Pencegahan Penularan. HIV, Sifilis & Hepatitis B dari Ibu ke Anak (2019). Jakarta
PPIA 2019

Pada pasien, dilakukan


persalinan pervaginam
dengan manual aid.

Referensi:
● Pribadi, A., Permadi, W., Krisnadi., S. R., Erfandi, F., (2021) Obstetri Patologi. Jakarta:Sagung Seto
● Queensland Clinical Guidelines. Syphilis in pregnancy clinical guideline (2023)
● Pedoman Program Pencegahan Penularan. HIV, Sifilis & Hepatitis B dari Ibu ke Anak (2019). Jakarta
DIAGNOSIS & TATALAKSANA
SIFILIS KONGENITAL
KOMPLIKASI
Luaran buruk meliputi :
● Keguguran
● Kelahiran Prematur
● Lahir mati
● Pertumbuhan janin terganggu
● Infeksi kongenital
● Mortalitas bayi baru lahir

Terapi ibu hamil dapat menurunkan risiko luaran buruk, hanya saja reaksi Jarisch – Herxheimer dapat mencetuskan
persalinan prematur.

Referensi
• Pribadi, A., Permadi, W., Krisnadi., S. R., Erfandi, F., (2021) Obstetri Patologi. Jakarta:Sagung Seto
• Queensland Clinical Guidelines. Syphilis in pregnancy clinical guideline (2023)
PROGNOSIS

● Prognosis bergantung pada stadium yang dialami pasien, mulai dari gejala minimal pada sifilis primer
hingga morbiditas berat pada sifilis tersier.
● Komplikasi → meningitis dan aneurisma aorta
● Sifilis Kongenital dapat menyebabkan abortus dan sekitar 50% kasus mengalami kematian intrauterin
atau kematian segera setelah lahir.
● Kematian neonatus akibat sifilis biasanya disebabkan karena perdarahan paru, superinfeksi bakteri, atau
hepatitis fulminan
PROGNOSIS

•Dilaporkan sebanyak 20% pasien sifilis tersier yang tidak diterapi meninggal. Tetapi dengan terapi yang
adekuat, 90% pasien neurosifilis berespon baik secara klinis. Sekitar 30% pasien yang tidak diterapi akan
mengalami komplikasi pada fase tersier, dimana 10% mengalami sifiliskardiovaskular, 6% neurosifilis, dan
16% sifilis gummatosa.

Sifilis kongenital dapat menyebabkan abortus dan sekitar 50% kasus mengalami kematian intrauterin atau
kematian segera setelah lahir. Kematian neonatus dengan sifilis umumnya disebabkan oleh perdarahan paru,
super infeksi bakteri, atau hepatitis fulminan.
PENCEGAHAN TRANSMISI
Infeksi sifilis pada ibu hamil apabila tidak diobati dengan adekuat, dapat menyebabkan lahir mati dan abortus (40%), kematian
perinatal (20%), Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) atau infeksi neonatus (20%).

Secara global, telah ditetapkan target untuk mengeliminasi sifilis kongenital yang untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan :
● Integrasi layanan IMS (terutama skrining) dengan PPIA (Program Pencegahan Infeksi HIV dari ibu ke anak) dan Program Kesehatan Ibu
dan Anak
● Skrining sifilis pada semua ibu hamil
● Skrining pada ibu melahirkan terutama ibu yang belum pernah di skrining sebelumnya
● Mengobati semua ibu hamil yang positif saat itu juga
● Mengobati semua pasangan tiap ibu hamil yang positif sifilis
● Edukasi, konseling aktif dan promosi kondom
● Mengobati semua bayi yang lahir dari ibu positif sifilis
● Memeriksa dengan seksama dan membuat rencana perawatan bagi bayi yang lahir dari ibu positif sifilis

Anda mungkin juga menyukai