Anda di halaman 1dari 32

CASE REPORT

SESION

SIFILIS
Oleh :
Thya Zethyana G (1410070100045)
Suci Gusti Sartika (1410070100124)
Leli Sukma Ningsih (1510070100061)
Meyni Dwiwahyu p (1510070100063)

Preseptor : dr. Yosse Rizal, Sp.KK


DEFINISI :

Sinonim : lues venerea atau raja singa

Sifilis adalah salah satu penyakiT Infeksi yang disebabkan oleh


Trepomema pallidum; sangat kronik dan bersifat sistemik. Pada
perjalanannya dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat
menyerupai benyak penyakit, mempunyai masa laten dan dapat
ditularkan ke janin
EPIDEMIL0GI :

• Asal penyakit ini tidak jelas.


• Ada yang menganggap penyakit ini berasal dari penduduk
indian yang dibawa oleh anak Columbus waktu mereka
kembali ke Spanyol pada tahun 1492.
• Pada abad ke-18 baru diketahui bahwa penularan sifilis dan
gonore disebabkan oleh senggama dan keduanya dianggap
disebabkan oleh infeksi yang sama.
• Kelompok usia yang sering terinfeksi adalah usia 20-24
tahun. Laki-laki lebih sering terinfeksi sifilis
ETI0L0GI :

Pada tahun 1905 penyebab sifilis


ditemukan oleh Schaudinn dan
Hoffman ialah Treponema pallidum,
Termasuk ordo Spirochaetales
familia Spirochaetaceae, dan genus
Treponema

Bentuknya sebagai spiral teratur, Gerakannya berupa rotasi


panjangnya antara 6-15 um, lebar sepanjang aksis dan maju
0,15 um, terdiri atas delapan seperti gerakan pembuka
sampai dua puluh empat lekukan. botol.

Membiak secara pembelahan melintang, pada


stadium aktif terjadi setiap tiga puluh jam.
GAMBAR TREPONEMA PALLIDUM :
Patofisiologi
GEJALA KLINIS :
Stadium I :
Ulkus tunggal, tepi teratur , dasar bersih, terdapat indurasi tidak nyeri, terdapat
pembesaran KGB regional
Lokasi : ditempat kontak dengan lesi infeksius pasanagn seksual, pada laki-laki
sering didapatkan dipenis terutama di glans penis atau sekitar sulkus koronarius
dan skrotum ; pada perempuan didapatkan di vulva, sekrviks atau perieneum
Biasanya ulkus tidak tampak dan tidak disadari pasien

Stadium II :
Terdapat lesi kulit yang polimorfik, tidak gatal dan lesi dimukosa, sering
disertai pemebesaran KGB generalisata yang tidak nyeri

Stadium laten :
Tidak ditemukan gejala klinis pada pasien, namun tes serologis sifilis
TSS reaktif, baik serologi treponema maupun nontreponema

Stadium III :
Didaptkan guma, yaitu infiltrat sirkumskrip kronis yang cenderung mengalami
perlunakan dan bersifat destrukti, dapat mengenai kuliut, dan mukosa dan
tulang
PEMERIKSAAN PENUNJANG :

Sebagai pembantu diagnosis ialah :


• Pemeriksaan T. Pallidum
• Tes Serologi Sifilis
• Pemeriksaan yang lain

TSS atau Tes serologis Sifilis dibagi menjadi dua berdasarkan antigen
yang dipakai :
1. Nontreponemal → VDRL ( Venereal Disease Research Laboratory
)
2. Treponemal → TPHA (Treponemal palidum Haemoglutination
Assay)
PEMERIKSAAN PENUNJANG :

• Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) untuk mengetahui


antibodi dalam tubuh terhadap masuknya Treponema pallidum. Hasil uji
kuantitatif uji VDRL cenderung berkorelasi dengan aktifitas penyakit
sehingga amat membantu dalam skrining, titer naik bila penyakit aktif
(gagal pengobatan atau reinfeksi ) dan turun bila pengobatan cukup.

• TPHA merupakan tes treponemal yang dianjurkan karena teknis dan


pembacaan hasilnya mudah, cukup spesifik dan sensitif, menjadi reaktif
cukup dini. Kekurangannya tidak dapat dipakai untuk menilai hasil
terapi, karena tetap reaktif dalam waktu yang lama. Tes ini sudah dapat
dilakukan di Indonesia. Sebaiknya dilakukan secara kuantitatif yakni
dengan pengenceran antara 1/80 – 1/1024.
PENATALAKSANAAN :

Nonmedikamentosa :
• Penanganan pasangan seksual sedapat mungkin
dilakukan
Konseling :
1. Tentang penyakit sifilis dan penularannya, cara
pencegahan dan pengobatan
2. Kemungkinan resiko tertular HIV Medikamentosa
PENATALAKSANAAN :

Medikamentosa :
Obat pilihan:
Benzil benzatin penisilin G, dengan dosis :
• Stadium primer dan sekunder : 2,4 juta Unit, injeksi
intramuskular, dosis tunggal. Cara : satu injeksi 2,4 juta Unit
IM pada 1 bokong, atau 1,2 juta Unit pada setiap bokong
• Stadium laten : 2,4 juta Unit injeksi intramuskular, setiap
minggu, pada hari ke 1, 8 dan 15
Sesudah diinjeksi, pasien diminta menunggu selama 30 menit.
PENATALAKSANAAN :

Obat alternatif :
Bila alergi terhadap penisilin atau pasien menolak injeksi atau
tidak tersedia Benzil benzatin penisilin G.

• Tetrasiklin 4х500 mg/hari atau


• Eritromisin 4х500 mg/hari atau
• Doksisiklin 2х100 mg

Lama pengobatan 30 hari pada stadium dini atau lebih dari 30


hari pada stadium lanjut
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN :

Nama : Tn.S
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Padang
Status : Menikah
ANAMNESIS :
Seorang pasien laki-laki berumur 40 tahun
datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUD Achmad Muchtar hari Rabu, 17 Juli
2020

KELUHAN UTAMA :
Muncul luka lecet di kelamin sejak 2 minggu
yang lalu.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :

 Lecet di kelamin tidak nyeri dan tidak


gatal.
 Tidak ada riwayat luka atau trauma digigit
serangga sebelumnya.
 Tidak ada keluhan BAK
 Pasien pernah berhubungan seksual
dengan wanita lain selain istrinya beberapa
bulan yang lalu dan tidak memakai
kondom.
RIWAYAT PENGOBATAN :
Pasien belum pernah berobat atas keluhan ini
 
RIWAYAT PENYAKIT HUBUNGAN
SEKSUAL:
- Riwayat keluar nanah dari kemaluan
sebelumnya tidak ada.
PEMERIKSAAN FISIK :

STATUS GENERALISATA:
Keadaan Umum : Tidak tampak sakit
Kesadaran : Komposmentis Kooperatif
Status gizi : Baik
Pemeriksaan thorak : Dalam batas normal
Pemeriksaan abdomen : Dalam batas normal
 
STATUS DERMATOLOGIKUS:
Tidak ditemukan kelainan
 
STATUS VENEREOLOGIKUS :

Penis :
- Inspeksi: Ulkus di sulcus coronarius berbentuk bulat,
soliter, dasar jaringan granulasi berwarna merah bersih
dengan tepi menonjol dan di atasnya tampak serum,
orificium uretra eksternum tidak ada kelainan, pasien
sudah di sunat.

- Palpasi : Teraba indurasi, tidak panas dan tidak nyeri


 Muara kelenjar para uretra : tidak ada kelainan
 Muara kelenjar Tyson : tidak ada kelainan
 Pubis : tidak ditemukan kelainan
 Perineum : tidak ditemukan kelainan
 Perianal : tidak ditemukan kelainan
 Skrotum : tidak ditemukan kelainan
Kelainan selaput : Tidak ditemukan kelainan
Kelainan kuku : Jaringan sekitar kuku tidak
ditemukan kelainan
Kelainan rambut : Tidak ditemukan kelainan
Kelainan Kelenjar Limfe : Tidak ditemukan kelainan
PEMERIKSAAN RUTIN :
- Kerokan serum lesi dilihat dengan mikroskop lapangan
gelap : terlihat kuman bentuk spiral dan bergerak
 
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
- Pemeriksaan serologi untuk sifilis : VDRL ( Venereal
Disease Research Laboratories) dan TPHA (Treponemal
palidum Haemoglutination Assay)
DIAGNOSIS KERJA:
Sifilis Stadium 1
 
DIAGNOSIS BANDING:
Herpes simpleks
Ulkus piogenik
 
 
PENATALAKSANAAN :

Terapi Umum:
• Abstinensia / tidak boleh berhubungan seksual sampai
terbukti sembuh.
• Konseling tentang sifilis, kemungkinan komplikasi, dan
cara penularan.
• Obati pasangan seksualnya.
• Anjuran untuk melakukan skrining HIV.
• Datang satu bulan setelah pengobatan selesai untuk
pemantauan serologic.
Terapi Khusus:
- Topikal
Kompres lesi dengan NaCl 0,9 %

- Sistemik
Doksisiklin 2 x 100 mg selama 30 hari
•  

RSUD ACHMAD MOCHTAR


Ruangan Poliklinik : Kulit dan Kelamin
Dokter : dr. I
Sip No. 084/SIP/2019 

Bukittinggi, 17 Juli 2020


 
R/ Doksisiklin tab 100 mg No. LX
S2 dd tab 1
 
R/ Nacl 0.9% kolf No. I
Kasa steril box No. I
Sue
 
Pro : Tn. S
Umur : 40 tahun
Alamat : Padang
PROGNOSIS :

Quo Ad Sanam : dubia ad bonam


Quo Ad Vitam : dubia ad bonam
Quo Ad Functionam : dubia ad bonam
Quo Ad Kosmetikum : dubia ad bonam
KESIMPULAN

Sifilis merupakan penyakit infeksi menular


seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema
pallidum. Penularan sifilis berhubungan dengan
perilaku seksual. Terapi yang diberikan pada
pasien ini yaitu NaCl 0,9 % dan Doksisiklin tab
100 mg selama 30 hari.

Anda mungkin juga menyukai