Anda di halaman 1dari 62

SINDROMA ULKUS

GENITAL
OLEH :
SANTI PARAMBANG

PEMBIMBING :
dr. INNEKE VIVIANE SUMOLANG, Sp.KK
ULKUS MOLE
Sinonim :
Soft chancre , Chancroid, soft
ulcer, soft sore, ulcer molle.
Definisi :

Penyakit infeksi genitalia akut,


setempat, dan disebabkan oleh
Haemophilus ducreyi; gejala klinis
khas berupa ulkus nekrotik yang nyeri
pada tempat inokulasi dan sering
disertai supurasi KGB regional.
Ulkus Mole
Epidemiologi
H.Ducreyi dan HIV akan saling mempermudah
penularan dan dapat dianggap sebagai salah satu

faktor yang mempercepat penyebaran hiv.


Laki-laki > perempuan.
Laki-laki dengan sirkumsisi beresiko lebih rendah

terkena ulkus mole.

PENULARAN :
Terutama melalui hubungan seks.
Patogenesis :
Penyebab ulkus mole berupa
bakteri gram (-).
Menginfeksi kulit genital dan
sekitarnya, permukaan mukosa
serta kelenjar getah bening
regional.
Terutama menular melalui abrasi
mikro yang terjadi saat
berhubungan seksual.
Riwayat Penyakit :

Masa inkubasi 4 - 7 hari, jarang < 3


hari atau > 10 hari.
Tidak terdapat gejala prodromal.

Biasanya ada riwayat aktivitas


seksual.
Tidak dijumpai gejala sistemik.
Pemeriksaan Fisik :
Lesi Primer :
Papul nyeri dengan eritema disekelilingnya
pustul erosi ulkus
Ulkus : Lunak pada perabaan, nyeri,
batas tegas, tepi tidak rata, dinding
bergaung, indurasi (-), dikelilingi
eritema ringan. Dasar Ulkus
jaringan granulasi, mudah berdarah,
ditutupi eksudat nekrotik kuning ke-
abu2an.
Ulkus Mole
Pemeriksaan Fisik :

Penyebaran :
Autonokulasi ulkus multiple (khas)
: Preputium, frenulum, sulkus
koronarius, glans penis, batang penis.
: Fourchette, labia, vestibulum,
clitoris, dind. Vagina k/ perluasan dari
introitus, serviks, perianal.

Ekstragenital : payudara, tangan, paha,


mukosa oral
Ulkus Mole pada pria dan
wanita
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan Umum :
Limfadenitis inguinal (umumnya unilateral),
nyeri, timbul pada 40% penderita chancroid.

Bubo timbul dengan eritema pada kulit


diatasnya, umumnya mengering spontan,
kadang-kadang perlu drainage utk resolusi
spontan, dapat berfluktuasi abses
ruptur ulkus serpiginosa.
Tidak menimbulkan infeksi sistemik
Ulkus Mole
Ulkus Mole
Variasi ulkus mole :
Giant chancroid

Serpiginous chancroid

Gangrenosum (phagedenic chancroid)

Transien chancroid

Folikularis chancroid

Papular chancroid
Differential Diagnosis :

Ulkus genital H. Genital, sifilis


primer, donovanosis, LGV.

Masa inguinal Hernia


inkaserata, sifilis, genital
herpes.
Laboratorium :
Pew. Gram / Unna-
Papenheim/Wright/Giemsa Basil kecil
gram negative berderet spt. Rantai atau
berkelompok; sensitifitas / spesifitas < 50%

Kultur sensitifitas > 80%

Tes serologik ELISA; sensitifitas 60 80%

PCR DNA H.ducreyi


Terapi :

Eritromisin 4 x 500 mg/hari p.o 7


hari
Azitromisin 1 g p.o, dosis tunggal.
Ciprofloksasin 2 x 500 mg/hari p.o 3
hari.
Ceftriaxone 250 mg IM, dosis tunggal
Amoksisilin + as. Klavulanat
Spectinomycin IM.
Terapi :

Lokal
Kompres, rendam dlm salin (hilangkan debris
nekrotik)

Pas. Seksual Dievaluasi & tx.


Ulkus Mole

KISSING LESIONS

Lesi yang timbul


pada permukaan
yang saling
berhadapan.
Chancroid

Dasar
Purul
en
Chancroid
SIFILIS
SIFILIS

Definisi & Etiologi :


Penyakit inf. yg disebabkan Treponema
pallidum, sangat kronik & bersifat
sistemik. Menyerang hampir semua alat
tubuh, mempunyai masa laten, dapat
ditularkan dari ibu ke janin.
Sinonim:
Lues venerea, Raja Singa
Klasifikasi:

Dibagi: - Sifilis Kongenital


- Didapat (akuisita).
Sifilis kongenital, menurut
timbulnya dibagi atas:
Dini timbul sebelum 2 tahun
Lanjut sesudah 2 tahun
Sifilis
Kongenital
Dini
Kelainan kulit
yang pertama
kali terlihat
pada waktu
lahir ialah bula
bergerombol,
simetris pada
telapak tangan
dan kaki.
Sifilis didapat :

A. WHO membagi secara epidemiologik:


Stadium dini menular (dlm 1 thn sjk
infeksi), tdd:
1. Stadium 1 (SI)
2. Stadium II (SII)
3. Stadium Rekuren
4. Stadium Laten Dini
Stad. lanjut tak menular (setelah 1-
thn sejak infeksi), tdd:
1. Stadium laten lanjut
2. Stadium III
B. Secara klinis dibagi menjadi:
Stadium I
Stadium II
Stadium III

Bentuk lain dari Sifilis:


Sifilis Kardiovaskular
Neurosifilis
Ada yang memasukkannya ke dalam
Stadium III / Stadium IV
SI
Masa tunas 24 minggu
Afek primer : ulkus timbul minggu ke
26 setelah infeksi.
Sifat ulkus (ulkus durum = hard
chancre
=Hunters chancre):
Soliter (12 lesi saja). Multiple bila terjadi

kontak inokulasi 2 permukaan. Kulit (glans


penis & preputium, lipatan labia minora)
kissing ulcer. Bila infeksi ganda dgn H.
Ducreyi ulkus mixtum (nyeri &
menggaung).
Indolen (tidak nyeri)
Indurasi (teraba keras / padat
disekitarnya).
Tepi rata, teratur.
Dasar relatif bersih, warna merah.
Tumbuh lambat & menghilang
spontan dalam 3 - 5 minggu.
Lokasi sering di genital (laki-laki:
preputium, sulkus koronarius,
batang penis, skrotum; wanita: labia
mayora), bisa ekstragenital (bibir,
mukosa mulut, leher, mammae,
perineum).
Sifilis Primer
Sifilis Primer
Terdapat limfadenopati regional yang
bilateral sifatnya : soliter, padat & tidak
nyeri.
Pemeriksaan laboratorium:
Reitz serum dari ulkus & dilihat dengan
mikroskop lapangan gelap :
T. Pallida positif (bila negatif pertama,

diulangi sampai 3 kali, bila tetap negatif hasil


memang negatif).
Serologis Test for Sifilis (STS)
Negatif (baru positif setelah minggu ke-6).
T.Pallidum
yang dilihat
dengan
mikroskop
lapangan
gelap.
Dasar Diagnosis:

Coitus suspektus sekitar 3


minggu.
Sifat ulkus khas.
T. Pallida positif dengan
mikroskop lap. gelap.
S II
Mulai sekitar 68 minggu stlh infeksi.
Gambaran Klinis:
1. Gejala utama :
Lesi kulit menyeluruh
Pembesaran kelenjar limfe generalisata
Kondilomata lata
Lesi pada mukosa mulut
2. Gejala lain:
Alopesia areata
Hepatosplenomegali
3. Gejala Prodromal
Malaise
Febris
Artralgia
Dll
Pemeriksaan Laboratorium:
T. Pallidum banyak (mukosa & lesi
kulit).
S.T.S
Darah : VDRL (Venereal Diseases Research
Laboratory) 1 : 64 atau lebih.
Sumsum tulang : VDRL positif
Lesi Kulit Menyeluruh
Sifilis II

Kondiloma lata
Lesi pada mukosa mulut
Alopesia Areata
Dasar Diagnosis:

Koitus suspektus sekitar 2 bulan/lebih


sebelum timbul lesi.
Pernah ada luka di kemaluan &
sembuh sendiri
Sindroma S.II positif
T. Pallida positif (lesi kulit & mukosa)
STS positif kuat.
Stadium Laten Dini
Laten tidak ada gejala klinis & kelainan,
termasuk alat-alat dalam, tapi infeksi
masih ada & aktif. Tes serologik darah
(+), tes likuor
serebrospinalis (-).
Tes yg dianjurkan: VDRL & TPHA.
Stadium Rekuren
Relaps terjadi baik secara klinis berupa
kelainan
kulit mirip S.II, maupun serologik yang telah
(-) menjadi (+).
Sifilis Kongenital

Pada bayi, jika hanya karena sifilis, terutama


sifilis dini sebab banyak T. Pallidum beredar
dalam darah.

Treponema masuk secara hematogen ke janin


melalui plasenta yang sudah dapat terjadi
pada saat masa

kehamilan 10 minggu.
Diagnosis Banding :

SI: Ulkus mole, afek primer LGV, herpes


genital, ulkus progenik, skabies,
balanitis, karsinoma, peny. bechet.
SII : Lesi kulit: Pitiriasis Rosea, Psoriasis,
Dermatitis Seboroik, Morbili, Allergic
drug eruption, Alopesia areata.
Kondiloma lata: kond. Akuminata.
Lesi mukosa mulut:
Aphthous stomatitis, herpes -
simpleks, Vincents angina.
Sifilis
Terapi
Benzatin penisilin, injeksi IM, dosis total
2,4 juta IU atau
Penisilin G-Prokain 600.000 IU/hari, injeksi
IM, 10 hari atau
Doksisiklin 2 X 100 mg, oral, 15 hari atau
HCl Tetrasiklin 4 X 500 mg, oral , 15 hari
atau
Eritromisin stearat 4 X 500 mg, oral , 15
hari.
Sifilis Tersier
Lesi pertama yang
timbul umumnya
terlihat antara 3 10
tahun setelah 1.
Kelainan yang
khas ialah guma, yakni
infiltrat sirkumskrip,
kronis, biasanya
melunak, dan
destruktif.
Gejala Klinis
Sifilis Tersier
Mukosa
Tulang
Organ Dalam
Neurosifilis
Sifilis Meningovaskular
Sifilis Parenkim
SI
Patient: male, 33 y/o;
Shown: penis, foreskin,
glans penis

Shown: sulcus "Bell clapper" penis, residue


coronarius of primary chancre, Shown: penis
S II Papular exanthem
Shown: mouth (skin), lower jaw
Plaques muqueuses region
Shown: internal aspect of the
upper lip, mucous membrane of
the mouth

Patient: female, 31
y/o;
Shown: lower
abdomen
Patient: male, 30 y/o; Shown: hands, palms

S II

Maculopapular
syphilid Shown: sole
Patient: male, 31 y/o;
S III
Patient: female, 51 y/o; Shown: mamma, mamilla
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai