Anda di halaman 1dari 78

PENYAKIT INFEKSI

KELAMIN

Hilmi Zakiyah Nurlatifah


Pembimbing :
dr. Lucky, Sp.KK
Penyakit Menular Seksual
• Penyakit infeksi kelamin
• Penularannya terutama melalui hubungan
seksual.
• Cara hubungan seksual  genital-genital,
oro-genital, ano-genital  kelainan yg
timbul akibat penyakit kelamin tidak
terbatas hanya pada daerah genital tapi
juga daerah ekstra genital
Penyebab P.M.S.
(Infeksi Bakteri)
Neisseria gonorrhoae GONORE
Uretritis, epididimitis, orkhitis, kemandulan.
Servisitis, endometritis, salpingitis,bartolinitis,
penyakit radang panggul, kemandulan,
KPD,konjungtivitis
Chlamidia trachomatis CHLAMIDIOSIS (INFEKSI KLAMIDIA)
Uretritis, epididimitis, orkitis, kemandulan
Servisitis, endometritis, salpingitis,
limfogranuloma venereum
Treponema pallidum SIFILIS (ulkus durum, kondiloma lata, sifilis
kongenital
Haemophillus ducreyi CHANCROID (ULKUS MOLE)
Klebsiella GRANULOMA INGUINALE
Mycoplasma genitalium & Laki-laki : duh tubuh uretra (URETRITIS
Ureaplasma urealyticum NON-GONOKOKKUS)
Perempuan : servisitis dan uretriris non
gonore
Penyebab P.M.S.
(Infeksi Virus)

Herpes Simplex Virus Herpes Genitalis, Herpes Labialis


Human Papilloma Virus Condiloma acuminatum
Molluscum Contagiosum virus Molluskum kontagiosum
Human Immunodeficiency Infeksi HIV
Virus Acquired Immune Deficiency Syndrome
(AIDS)
Penyebab P.M.S.
(Infeksi Protozoa, Jamur, Parasit)
Protozoa
Trichomonas vaginalis TRIKOMONIASIS (
Jamur
Candida albicans KANDIDIASIS (Vulvovaginitis, Balanitis,
Balanospostitis)
Parasit
Pthyrus pubis PEDIKULOSIS PUBIS
Sarcoptes scabei SCABIES
Infeksi Genital Nonspesifik
(NSGI)
• Peradangan di uretra, rektum, atau serviks
yang disebabkan oleh kuman nonspesifik.
(bukan disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae  Uretritis non gonore)
• Etiologi : Chlamydia trachomatis,
Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma
hominis.
Gejala Klinis
Pria : Gejala muncul biasanya setelah 1-
3 minggu kontak seksual dan tidak
seberat gonore. Gejala; disuria ringan,
perasaan tidak enak di uretra, sering
kencing, dan keluarnya duh tubuh
seropurulen, tapi bbrp keadaan duh
tubuh tidak keluar.
Wanita: sering terjadi di serviks, vagina,
uretra. Gejala: keluar duh tubuh
vagina, disuria ringan, sering kencing,
nyeri di daerah pelvis.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Gram
 Tidak terdapat diplokokus Gram (-) intrasel
maupun ekstrasel PMN.
 Jumlah sel Leukosit PMN > 5 lpb pada
spesimen duh uretra
 Jumlah sel Leukosit PMN >30 lpb pada
spesimen duh servix.
Sitologi dengan pewarnaan Giemsa
Kultur  Gold standar
Pengobatan
Tetrasiklin HCl 4x500 mg sehari selama 1 minggu
4x250 mg sehari selama 2 minggu
Doksisiklin 2x100 mg sehari selama 7 hari
Eritromisin Untuk pasien yang tidak tahan
tetrasiklin, wanita hamil atau usia < 12
tahun
4x500 mg sehari selama 1 minggu
4x250 mg sehari selama 2 minggu
Sulfa-trimetropim 2x2 tablet sehari selama seminggu
Azitromisin 1 gram dosis tunggal
Spiramisin 4x500 mg sehari selama seminggu
Ofloksasin 2x200 mg sehari selama 10 hari
GONOREA
• Penyebab : bakteri • Gejala Wanita :
Neisseria Gonorrhoea – 50% asimptomatik
• Gejala Pria : – Servisitis
– Uretritis – Duh mukopurulen
– Gatal & panas – Gatal pada vagina
dibagian distal – Disuria
uretradi sekitar OUE
– OUE merah/ udem.
– Disuria
– Jika infeksi menyerang
– Duh mukopurulen, bagian atas 
kadang disertai penyakit radang
darah, nyeri saat panggul
ereksi
• Inkubasi : ( 2-5 hari )
• Bentuk klinis
– Inf asimtomatik pd ♀ (servisitis GO)
 Vaginal discharge syndrome
 Baru ada simptom bila komplikasi ke uretra disuri
– Inf simtomatik pd ♂ (uretritis GO)
 Sekret kekuningan + tanda2 radang
 2-5 hari setelah kontak ♀ terinfeksi
• Pemeriksaan penunjang
– Sekret : pengecatan langsung / kultur
Diplokokus intra & ekstrasel, Gram negatif
– Kultur :
• Media transport : Media Stuart, Media Transgrow
• Media perrtumbuhan : Media Thayer Martin, Mc
Leod chocolate agar
• Penatalaksanaan
– Penisilin G prokain akua. Dosis 4.8 juta + 1 gram
probenasid.
– Ampisilin 3,5 gram + 1gram probenasid
– Amoxicilin 3 gram + 1 gram probenasid
– Ceftriaxone 20 mg IM
– Cefixime 400 mg PO dosis tunggal
– Spektinomisin 2 gram IM
– Kanamisin 2 gram IM
– Tiamfenikol 3,5 gram PO , kontraindikasi pada
kehamilan
– Kuinolon  Ofloxasiin 400 mg PO
SIFILIS
Suatu penyakit kelamin menahun dengan remisi dan
eksaserbasi, dapat mengenai semua alat tubuh,
mempunyai masa laten dan dapat ditularkan dari ibu ke
janin
Penyebab : bakteri Treponema Pallidum
 Gejala :
 Sifilis primer : berupa papul  erosi  ulkus durum
 Sifilis sekunder : roseola, kondiloma lata, atau plak mukosa
 Sifilis tersier : destruktif, neurosifilis
 Masa tunas :
 Stadium dini menular
 stadium I : 3 minggu
 stadium II : 6-8 minggu
 Stadium lanjut tidak menular
 stadium III : 3-10 th
Pemeriksaan fisik
• Lokasi
Stadium 1 : glans penis, korpus penis, labia mayora, minora,
klitoris, perineum
Stadium 2 : Genitalia eksterna, sekitar anus, ketiak, sudut mulut,
bawah mamae
Stadium 3 : Guma timbul di seluruh kulit

• Efloresensi
Ulkus durum
Kondiloma
Guma
• Pemeriksaan penunjang
– Tes serologik sifilis (TSS): nontreponemal
(tes reagin), dan treponemal
– Mikroskopik (px T. pallidum)
– Pemeriksaan LCS
• Penatalaksanaan
Penisilin
Penisilin prokain IM
Penisilin G benzatin IM
Antibiotik lain (15 hari
SI&II, 30 hari SIII)
Tetrasiklin 4 x 500mg/hari
Eritromisin 4 x 500mg/hari
Doksisiklin 2 x 100
mg/hari
Seftriakson 2 gr/hari
Ulkus durum, ulkus yg tdk nyeri pd proksimal
glans penis
ULKUS MOLLE

Suatu penyakit kelamin berupa ulkus yang


nyeri di daerah kemaluan

• Penyebab : Haemophillus Ducreyi

• Masa tunas : 3 sampai 5 hari


Gambaran klinis :
• Papul ulkus yang sakit & lunak
– Batas tegas
– Polisiklis
– Dasar : eksudat
• Autoinokulasi  lesi berhadapan (‘Kissing
lession’)
• Adenopati inguinal unilat & sakit  supurasi 
pecah  bubo (limfadenitis bubo)
Pemeriksaan fisik
Lokalisasi :
Pria -> preputium, frenulum, korpus
penis, dam skrotum.
Wanita -> labia, klitoris, anus, perineum
Efloresensi : Ulkus berbentuk cawan, tepi
tidak rata, daerah sekitar eritema.

Pemeriksaan penunjang
Preparat dengan pewarnaan gram (dari tepi ulkus yg
tergaung)
Tes serologik: teknik imunofluoresens (utk menemukan
antibodi)
Pembiakan kuman (dari pus/lesi)
Terapi :
ORAL :
• Azitromisin 1 g oral d.tunggal
• Seftriakson 250 mg im d.t
• Eritromisin basa 4 x 500 mg/7 hr

TOPIKAL
• kompres dingin
• Aspirasi kelenjar inguinal
ULKUS MOLE

Ulkus mole, ulkus yang sangat nyeri dgn


eritema & edema disekelilingnya
ULKUS MOLE

Ulkus mole, ulkus multipel, sangat nyeri pd


vulva krn otoinokulasi
LINFOGRANULOMA VENERIUM

 Limfogranuloma venereum (LGV) ialah penyakit venerik


yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis 
limfadenitis dan periadenitis beberapa kelenjar gatah
bening inguinal medial dengan kelima tanda radang
akut dan disertai gejala konstitusi (perlunakan)

 Masa tunas : 1 sampai 4 minggu


LGV, limfadenopati pd pemb limfe femoral &
inguinal (‘sign of groove’)
Diagnosis :
• Tes Frei
– Antigen Frei
– Pus abses yg blm pecah 
larutkan dlm garam faal 
pasteurisasi
• Tes ikatan komplemen
– 1/16  sdg sakit
– <1/16  pernah sakit
Terapi :
• Kotrimoksazol (sulfametoksazol 400 mg
dan trimetoprim 80 mg) 2x2 tablet 
sampai sembuh (1-5 minggu)
• Sulfa 3x1gram/hari
• Tetrasiklin 3x500mg/hari
• Kloramfenikol/eritromisin
HERPES GENITALIS
• Penyebab : - Virus Herpes Simpleks 1 & 2
Type 1 keganasan rendah, yang
diserang bagian mulut
Type 2 ganas, yang diserang alat
kelamin

• Tanda-tanda/gejala :
– di daerah kemaluan gerombolan vesikel, berwarna
kemerahan, rasa nyeri dan bila pecah meninggalkan
bekas
– terjadi pembesaran kelenjar yang nyeri
– dapat kambuh bila terjadi kelelahan fisik
dan stres mental

• Masa tunas : 3 sampai 5 hari


Gejala klinis
1. INFEKSI PRIMER
Ditandai dengan gejala demam, nyeri, nyeri atau
sakit bila berhubungan seksual. Muncul gelembung-
gelembung berisi cairan (lesi) disekitar kelamin.
2. INFEKSI LATEN
Pada fase ini tidak ditemukan gejala klinis,tetapi
virus Herpes simpleks ini dapat ditemukan dalam
keadaan tidak aktif pada ganglion
dorsalis.(kumpulan syaraf pada tulang punggung

3. INFEKSI REKURENS
Virus herpes simpleks yang tidak aktif, gejala klinis
(+)/(-)
• Pemeriksaan penunjang : tes tzank
• Terapi
Episode klinis pertama : Acyclovir
400mg 5x1
Rekuren : Acyclovir 200mg 5x1 
5hari
Vaginosis Bakterial
Kriteria Diagnostik
• Sekret vagina homogen, warna puih abu-
abu, berbau tidak enak, amis, melekat
pada dinding vagina.
• pH vagina > 4,5 (4,5-5,5)
• Whiff test (+)
• Terdapat clue cell pada pemeriksaan
mikroskopik (sediaan basah)
Jika didapatkan 3 dari 4 kriteria maka
diagnosis V.B. dpat ditegakkan.
Keterangan

• Whiff test : adanya bau amis dari sekret


vagina setelah ditambahkan KOH 10%
• Pemeriksaan mikroskopik clue cells : Clue
cells (sel epitel vagina yang granular
diliputi dengan kokobasil sehingga batas
sel tidak jelas)
Penatalaksanaan
Vaginosis Bakterialis
 Sistemik
Metronidazole 500 mg  2x1 selama 7 hari
Ibu hamil : Metronidazole 250 mg  3x1 selama
7 hari
Ampisilin 500 mg  1x1 selama 7 hari
 Topikal (tidak memberikan hasil memuaskan)
Suppositorial vaginal berisi tetrasiklin
Buffered acid gel
Krim sulfonamide tripel sebagai acid cream base
dg pH 3,9 dengan maksud menurunkan pH
vagina tapi tidak efektif
GRANULOMA INGUINALE

• Suatu penyakit kulit yang didasari proses


granulomatosa yang biasanya mengenai
daerah anogenital dan inguinal.
• Epidemiologi : lebih banyak mengenai laki-
laki > wanita. Usia 20-40 tahun, tingkat
sosial ekonomi rendah dan hygiene buruk
Gejala Klinis
Lesi awal timbul di daerah genitalia
eksterna, paha, lipat paha atau perineum.
Lesi awal berupa papul atau vesikel yang
tidak nyeri yang perlahan-lahan akan
berubah menjadi ulkus granulomatosa
berbentuk bulat, warna merah seperti
daging, timbul, dan mudah berdarah
Lesi dapat menyebar secara lokal dan
autoinokulasi
Klasifikasi
 Tipe Nodular
Timbul nodus berwarna merah, lunak, dan akhirnya
timbul ulkus dg jaringan granulasi
 Tipe Ulsero-vegetatif
Terdiri atas ulkus-ulkus yg besar dan makin melebar
yang berasal dari tipe nodular
 Tipe Hipertrofik
Timbul reaksi proliferatif dan membentuk massa
vegetatif yang besar
 Tipe Sikatrisial
Timbul sikatriks pada tempat jaringan granulasi dan
terlihat pulau-pulau jaringan granulasi di antara
sikatriks
Granuloma Inguinale
Pemeriksaan Tambahan
 Apusan jaringan (tissue smears)
Merupakan gold standard u/diagnosis granuloma
inguinale. Pada apusan jaringan ditemukan
Donovan bodies di dalam histiosit jaringan
granulasi.
 Biopsi
Gambaran histologik terdiri atas;
epidermis d tengah lesi hilang, sedangkan pada
tepi lesi terjadi akantosis yg kmd menunjukkan
gmb hiperplasia pseudoepiteliomatous
Pada dermis terdapat infiltrat dari sel-sel radang
yg terdiri atas PMN, plasma, histiosit, dan limfosit
Apusan Jaringan (Donovan
bodies)
Penatalaksanaan
 Cotrimoxazole 480 mg  2x2 selama 3
minggu
 Doksisiklin 100 mg  2x1 selama 3 minggu
 Eritromisin 500mg  4x1 selama 3 minggu
 Azitromicin 1 gr per minggu selama 3 minggu
(I.M.)
 Ciprofloxacin 750 mg  2x1 selama 3 minggu
 Gentamycin 1 mg/kgBB secara i.v. setiap 8
jam pada pasien HIV dg granuloma inguinale
jika tidak ada perbaikan
Trikomoniasis
• Trikomoniasis adalah salah satu tipe dari Vaginitis,
merupakan penyakit infeksi protozoa yang disebabkan
oleh Trichomonas vaginalis, biasanya ditularkan melalui
hubungan seksual.

• Etiologi
parasit Trichomonas vaginalis.
 Tanda dan Gejala
a. Pada wanita :
• Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab
(Strawberry Appearance)
• Perdarahan kecil – kecil pada permukaan serviks.
• Didapatkan rasa gatal dan panas di vagina.
• Dysuria
• Rasa sakit sewaktu berhubungan seksual
(dispareunia)
• Dapat juga mengalami perdarahan pasca
sanggama dan nyeri perut bagian bawah.
• Bila sekret banyak yang keluar, dapat timbul iritasi
pada lipat paha atau di sekitar bibir vagina.
• Pada kasus yang kronis, gejala lebih ringan dan
sekret vagina biasanya tidak berbusa.
• b. Pada pria :
biasanya tidak memberikan gejala.
Kalaupun ada, pada umumnya gejala
lebih ringan dibandingkan dengan
wanita. Gejalanya antara lain :
• iritasi di dalam penis
• keluar cairan keruh namun tidak
banyak
• rasa panas dan nyeri setelah
berkemih atau setelah ejakulasi.
Pemeriksaan Diagnostic
Pemeriksaan diagnostic yang dilakukan
diantaranya :
a) pH vagina
pH yang lebih dari 4,5 dapat disebabkan
oleh Trichomonas vaginalis dan bacterial
vaginosis.
b) Apusan basah/Wet mount
c) Pap Smear
d) Test Whiff
Tes ini menambahkan Potassium hidroksid
ke sampel yang diambil dari vagina dan
untuk mengetahui bau yang tidak sedap.
e) Kultur
Penatalaksanaan
• Metronidazol : dosis tunggal 2 gram
atau 3 x 500 mg / hari selama 7 hari
• Nimorazol : dosis tunggal 2 gram
• Tinidazol : dosis tunggal 2 gram
• Omidazol : dosis tunggal 1,5 gram
HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh
manusia

• HIV menyerang sel darah putih

• Sel darah putih adalah seperti tentara yaitu


melawan infeksi

• Namun, setelah HIV memasuki sel darah


putih untuk perkembangbiakannya,
HIV merusak sel tersebut, akhirnya
membunuhnya
CD4
• Akibatnya, sistem kekebalan tubuh
semakin menurun, yang menyebabkan
tubuh menjadi rentan terhadap segala
serangan penyakit -----AIDS
VIRUS HIV ADANYA DI MANA ?
Virus HIV terdapat dalam sel darah putih
yang berada di:
– Cairan Darah
– Air Mani (semen)
– Cairan vagina
– Air susu ibu
Bagaimana kita dapat
terinfeksi HIV ?
Melakukan kegiatan yang menyebabkan terjadinya pertukaran
cairan tubuh yang mengandung virus HIV dari orang yang sudah
terinfeksi HIV ke orang lain

Prinsipnya seperti ini : (dikenal sebagai prinsip ESSE)


• Exit : Keluar dari tubuh manusia
• Survive : HIV harus kondisi hidup
• Sufficient : Jumlahnya (konsentrasi) cukup
• Enter : HIV masuk ke tubuh manusia
Cara penularan HIV

• Lewat cairan darah


– Transfusi darah
– Pemakaian jarum suntik
yang tidak steril dan
dipakai bersama-sama
– Pemakaian alat tusuk yang
menembus kulit (yang tidak
steril dan dipakai bersama-
sama)
Penularan HIV bukan karena jenis narkoba
yang dikonsumsi tapi cara pemakaiannya !
Cara Penularan HIV

• Penularan melalui cairan kelamin


Melalui hubungan seksual tanpa kondom.
• Vaginal Seks
• Oral Seks
• Anal Seks
Penularan melalui ibu yang HIV+ kepada
anaknya

Penularan dapat
terjadi selama:
• Proses kehamilan
• Proses persalinan
• Menyusui

Kemungkinan penularan ke
bayi adalah sekitar 25-30
bila tanpa pengobatan
AIDS TIDAK MENULAR LEWAT :

Ciuman Pelukan WC

Sentuhan Nyamuk
Alat makan Tinggal
serumah
Resiko terhadap penularan HIV
menjadi lebih tinggi bila ada perilaku :

• Suka berganti-ganti pasangan


• Tidak menggunakan kondom
• Penggunaan jarum suntik yang tidak
steril dan menggunakannya bersama-
sama (sharing)
Pen cega ha n HIV/A IDS

A = Abstinence
Bagi yang belum menikah dianjurkan untuk tidak melakukan
hubungan seksual

B = Be faithful
C = Condom
Saling setia pada satu pasangan yang
tidak terinfeksi
Gunakan HIVsetiap kali berhubungan
kondom
seks yang berisiko

D= Don’t Inject !
Hindari penggunaan jarum suntik secara
bergantian & tidak steril

E = Save Equipment
Hindari pemakaian segala alat / bahan tdk
Diagnosis AIDS ( WHO )
Pada orang dewasa: 2 gejala mayor
dengan minimal 1 gejala minor dengan
tidak ditemukan penyebab lain supresi
imun tubuh
Gejala Mayor
1. Penurunan BB > 10%
2. Diare kronik > 1 bulan
3. Demam berkepanjangan > 1 bulan
Gejala Minor
1. Batuk menetap > 1 bulan
2. Pruritus / dermatitis yang luas
3. H. zoster rekuren
4. Kandidosis orofaring
5. H. simplek klinik progresif & luas
6. PGL ( virus bersifat limfotropik)
DETEKSI HIV

• Melalui tes darah untuk melihat ada tidaknya


antibodi HIV
• Proses VCT = voluntary counseling and testing
Rahasia, sukarela dan jelas tujuannya
• Test HIV tidak boleh dipaksakan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI no 38 tahun
2004 menyatakan” Tidak boleh mewajibkan adanya tes HIV
secara mandatory atau tes HIV secara wajib bagi pekerja/buruh
dalam proses rekruitmen”
Tertular PERKEMBANGAN DARI HIV MENJADI AIDS:

Periode
Jendela HIV + AIDS

3 - 6 BULAN 5 - 10 TAHUN 1 - 2 TAHUN


Tahapan infeksi
Biasanya 3-6 Infeksi Orang bisa menularkan
bulan, tapi bisa tetapi hasil tes negatif
lebih dalam masa jendela ini

Masa laten bisa


berkisar antara 4 Masa laten
bulan sampai lebih
dari 10 tahun

Gangguan saraf krn Penyakit yg berkaitan dgn


HIV seperti pikun, AIDS HIV: Berat badan menurun,
demam, diare
mati rasa,terdapat
Infeksi Oportunistik
(IO)
Apa artinya ?

• Orang yang sudah terinfeksi HIV akan nampak sehat


dan dapat beraktifitas seperti biasa

• Window Period/Periode Jendela


Masa dimana virus HIV sudah masuk ke dalam
tubuh manusia namun sistem kekebalan tubuh
belum membuat antibodi HIV.

• Infeksi Opportunistik (IO)


Infeksi yang mengambil kesempatan untuk muncul
disaat kekebalan tubuh manusia sangat lemah
Stadium
 Stadium 1 (ASIMPTOMATIK)
Asimptomatik/limfadenopati generalisata persisten. Pada
tingkat ini penderita belum mengalami kelainan dan dapat
melakukan aktivitas normal.
 Stadium 2 (DINI)
Penurunan berat badan < 10%
Kelainan mulut dan kulit ringan  dermatitis seboroik,
prurigo, onikomikosis, lkus pada mulut yg berulang dan
keilitis angularis
Herpes zoster yang timbul pada 5 th terakhir
Infeksi sal nafas bagian ats berulang ; sinusitis
Pada stadium ini sudah bergejala namun aktivitas masih
normal pada penderita.
Stadium
 Stadium 3 (MENENGAH)
-Penurunan berat badan > 10%
-Diare kronik >1 bulan, tanpa diketahui sebabnya
-Demam yg tidak diketahui sebabnya selama
> 1 bulan, hilang timbul terus menerus
-Kandidosis mulut
-Bercak putih berambut di mulut (Hairy
leukoplakia)
-TB paru setahun terakhir
-Infeksi bakterial berat; pneumonia
 Stadium 4
Stadium
Badan menjadi kurus HIV wasting syndrome  BB turun >
10% dan diare kronik tanpa diketahui sebabnya selama >1
bulan dan demam tanpa diketahui sebabnya > 1 bulan
Pneumonia
Toksoplasmosis otak
Kriptokokosis dg diare > 1 bulan
Infeksi CMV pada organ tubuh
Infeksi HSV di mukokutan > 1bulan
Kandidosis esofagus, trakea, bronkus, paru
TB di luar paru
Limfoma
Sarkoma Kaposi
Opportunistic Infections
associated with AIDS

• Bacterial
– Tuberculosis (TB)
– Strep pneumonia

• Viral
– Kaposi Sarcoma
– Herpes
– Influenza (flu)
Opportunistic Infections
associated with AIDS

• Parasitic
– Pneumocystis
carinii

• Fungal
– Candida
– Cryptococcus
TBC :
Candidiasis :
Batuk, kelenjar bengkak,
Gumpulan putih kecil seperti keringat basah waktu malam
busa di mulut dan vagina
 Infeksi opportunistik

Herpes
Simpleks :

Luka yang
sangat sakit
dekat mulut
(HSV-1); pada
kelamin (HSV-2)

PCP :
Sesak napas, batuk
kering
Penyakit lain terkait HIV

• Kelelahan
Demam

Diare

 Limpadenofat
i
 Wasting
Pengobatan HIV

• Sampai saat ini belum ada obat yang dapat


menyembuhkan HIV
• Obat yang sekarang ada yaitu ARV (Anti
Retroviral ) yang digunakan sebagai terapi
untuk menghambat berkembangbiaknya
virus dalam tubuh
• Terapi ARV memberi kesempatan pada
ODHA untuk hidup lebih produktif
Antiretroviral Drugs

• Nucleoside Reverse Transcriptase


inhibitors (NRTI)
– AZT (Zidovudine)
• Non-Nucleoside Reverse Transcriptase
inhibitors (NNRTI)
– Viramune (Nevirapine)
• Protease inhibitors
– Norvir (Ritonavir)
ARV
Pengobatan ARV di RSCM menggunakan 3 kombinasi arv yaitu:

1. Zidovudin (AZT)
Dosis 500-600 mg sehari per os
2. Lamivudin (3TC)
Dosis 150 mg sehari dua kali
3. Neviropin
Dosis 200 mg sehari selama 14 hari
kemudian 200 mg sehari dua kali

Anda mungkin juga menyukai