Anda di halaman 1dari 57

ULKUS GENITAL

CLINICAL SCIENCE SESSION


PENDAHULUAN

Definisi
Infeksi menular seksual yang memberikan gambaran
adanya ulkus sewaktu berlangsungnya penyakit.
Yang termasuk ke dalam ulcerative sexually
transmited disease adalah:
Sifilis (ulkus durum)
Chancroid (ulkus mole)
Herpes genital
Lymphogranuloma venereum
Donovanosis
ULKUS GENITAL

Genital herpes Syphilis primer Chanroid


HSV 1&2 T. pallidum H. ducreyi

19-39% 32-35% 20-60%


SIFILIS
SIFILIS

Adalah sebuah infeksi sistemik yang disebabkan oleh


Treponema pallidum bersifat kronis.
Hanya menginfeksi manusia dan beberapa primata
lainnya
Sinonim : lues venera / raja singa
Epidemiologi : insidensi 0.04 0.52%.
Terbanyak : laten diikuti dengan stadium I dan stadium
2
RF : Unprotected sex, banyak partner, MSM, infeksi HIV
Terdapat 4 fase klinis pada sifilis
ETIOLOGI

Ordo : Spirocheta
Famili : Spirochaetaceae
Genus : Treponema
Spesies : T. pallidum
Panjang 6-15 um, lebar 0,15 um. Tidak dapat di
biakkan di luar tubuh.
Deteksi menggunakan dark field microscopy pada
apusan ulkus primer
STAIDUM PENYAKIT
Contact (1/3 become
infected)
10-90 days

Primary (chancre)

3-12 weeks
Secondary
(mucocutaneous
lesions, organ
involvement)
4-12 weeks
Early latent
relapsing 1 year from
contact (1/4)

Late latent (more


than 1 year)

Tertiary (1/3)
Late benign (16%)
Cardiovascular (10%)
Neurosyphilis (5-10%)
Remission (2/3)
ULKUS DURUM / SIFILIS
PRIMER
Klinis -> awal : makula papula ulkus bulat
oval dengan indurasi => ulkus durum
Karakteristik lesi : tidak nyeri, soliter, indurasi
(+), dasar bersih, diameter>0.5 cm
Pada pria ulkus paling sering ditemukan di
glans, sulkus koronal, dan foreskin. Pada wanita
sering ditemukan di serviks, labia mayor, labia
minor, fourchette, dan uretra. Serta dapat
ditemukan di lidah, tonsil, dan anus
Lesi akan terlihat sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan dalam 3 -6 minggu, dan
sembuh dalam 1-2 minggu dengan
pengobatan.
Seminggu setelah lesi primer muncul, terjadi
pembesaran kelenjar getah bening yang soliter,
indolen, lenticular, tidak supuratif dan tidak
radang
SIFILIS SEKUNDER

Biasanya muncul 3-12 minggu setelah chancre (sampai 6


bulan setelah terpapar pertama kali).
Klinis:
Gejala konstitusi, sebelum maupun saat sifilis sekunder.
Biasanya tidak gatal
Kelainan kulit dapat bermacam-macam sehingga disebut great imitator
Lesi kulit dapat berupa erythematous macules (roseola syphilitica) atau
maculopapules yang simetris di ekstremitas dan batang tubuh.
Perubahan pada kulit juga dapat terjadi seperti fissuring, onycholysis,
Beaus lines, dan onychomadesis
Yang membedakan sifilis sekunder dengan lesi lain adalah. Lesi
generalisata tidak gatal + lesi di telapak tangan dan kaki
Dapat memberikan kelainan ke mukosa, KGB, mata, hepar, tulang dan
syaraf
Lesi kulit yang basah sangat menular, terutama
kondiloma lata dan plak muqueuses. Lesi kering
kurang menular.
Pada sifilis sekunder dini: lesi generalisata,
simetrik dan cepat hilang (beberapa hari
sampai minggu)
Pada sifilis sekunder lanjut: tidak menjadi
generalisata, tidak simetrik dan lebih lama
hilang (minggu sampai bulan)
Sifilis sekunder biasanya sembuh dalam 4-12
minggu tanpa pengobatan.
CONDILOMA
LATA
Mukosa : timbul bersama eksantema pada kulit paling
sering mulut dan tenggorokan
Rambut : aloplesia difusa, parieto-occipital dengan
scalling non-scarring
Kuku : onikia sifilitika, lempeng kuku hiperkeratotik
SILIFIS LATEN

Sifilis laten dibagi 2, yakni laten dini dan laten lanjut


Pada sifilis laten tidak terdapat gejala, hanya ada tes
serologik yang positif.
Sifilis laten dapat bertahan terus, relaps menjadi sifilis
sekunder, atau dapat menjadi sifilis tersier.
Pada laten lanjut (1 tahun setelah fase laten dini) dapat
dilakukan pengecekan CSF untuk mendiagnosis banding
dengan neurosifilis asimtomatik
SIFILIS RELAPS

Sifilis relaps adalah kelainan kulit menyerupai sifilis


sekunder. Tes serologik menjadi positif kembali
Hal ini terjadi karena pengobatan yang tidak adekuat
atau tidak diobati sama sekali
SIFILIS TERSIER

Terjadi setelah fase laten dini, hingga 15-30 tahun


lamanya dari awal penyakit. Bisasanya terjadi usia
40-50 tahun
Gumma : infiltrat asimtometrik. Dari lentikuler hingga
sebesar telur ayam, berbatas tegas, destruktif, kronis.
Nodus : serupa dengan gumma, tetapi lebih
superfisial dan lebih kecil
Mukosa : gumma di mulut
Serangan pada organ-organ lain seperti hepar lobules
(gumma di hepar), esophagus dan lambung
Sifilis kardiovaskular : enarteritis (infiltrasi pada
aorta)
Aneurisma, aortitis dan blok
Neurosifilis : reaktif VDRL pada CSF
Neurosifilis meningovaskular : beberapa bulan 5
tahun dari sifilis primer
Gumma pada pembuluh darah
Sifilis parenkim : gumma pada otak.
NEUROSIFILIS

Definisi: infeksi central nervous system (CNS)


oleh Treponema pallidum
Neurosifilis kadang dianggap sebagai
manifestasi dari sifilis tersier, namun
sesungguhnya neurosifilis dapat terjadi pada
tahap sifilis manapun
DIAGNOSIS

Pada lesi primer dapat dilakukan


Dark field microscopy : spirochaeta (+)
Immunofluorosensi

Pada stadium sekunder laten tersier


TPHA (specific) :>1/4
VDRL (not specific) : > 1/2
PENGOBATAN

Sifilis stadium 1 dan 2 dan laten dini


Benzatin benzyl penisilin 2,4 juta IU, dosis tunggal IM
Atau
Penisilin prokain IM 600.000 IU/hari selama 10 hari
Alergi penisilin
Doksisiklin 2 x 100 mg / hari selama 14 hari
Atau
Eritromisin 4 x 500 mg/ hari selama 30 hari

Follow-up setelah pengobatan pada stadium 1 dan 2 dilakukan


setelah 6 dan 12 bulan, sementara pada laten dini pada 6, 12, dan 24
bulan setelah pengobatan.
PENGOBATAN

Sifilis Laten lanjut


Penisilin G benzatin total 7.2 jt IU, 2,4 jt IU/minggu selama 3
minggu (IM)
Penisilin G prokain 600,000 IU/hari selama 3 minggu (IM)
Untuk alergi penisilin dan tidak hamil:
- Doxycycline 2x100 mg peroral selama 30 hari
- Tetracycline 4x500 mg peroral selama 30 hari
Sifilis tersier dan kardiovaskular
Penisilin G benzatin total 9,6 jt IU, 2.4 jt/ minggu hingga 4
minggu
Neurosifilis
Penisilin G benzatin total 12-24 jt IU/ hari, dibagi 2,4 jt iu/ 4 jam
PROGNOSIS

Sembuh jika:
Lesi hilang, KGB tidak teraba, VDRL (-) pada pemeriksaan
bulan 1,2, 3, 6, 12, 18, 24.
Pemeriksaan CSF pada bulan ke-12

Penyembuhan jika
Tidak menularkan, klinis (-), tes serologis negatif

Kambuh klinis
Setelah 1 tahun terapi terdapat lesi pada mukosa

Kambuh serologis
Tes serologis positif semakin positif atau negatif menjadi
positif
Terapi ulang dipertimbangkan
jika:
Gejala klinis masih
ada/kambuh
Peningkatan titer VDRL 4x
atau lebih
Titer VDRL tinggi > 1/8 dan
menetap selama 1 tahun
2. ULKUS
MOLLE
(CHANCROID)
PENDAHULUAN

Definisi
Penyakit infeksi genitalia akut, setempat,
dapat inokulasi sendiri (auto-inoculable),
disebabkan oleh Haemophilus ducreyi,
dengan gejala klinis khas berupa ulkus
pada tempat masuk dan seringkali
disertai supurasi kelenjar getah bening
Etiologi
regional.
Haemophilus ducreyi
GAMBARAN KLINIS

Penyakit ini sering ditemukan pada pria


heteroseksual, dan hanya sedikit laporan
tentang penyakit ini pada pria homoseksual.
Pada pria predileksi umumnya di preputium,
meatus uretra eksternum
Sedangkan pada wanita paling sering
didapatkan di fourchette, sekitar meatus uretra,
dan bagian labia minora.
Lesi awal: papul kecil dengan eritema ringan disekelilingnya.
Bagian tengah papul akan berpustulasi, dan cepat menjadi
erosi.
Lesi akan menjadi ulkus dalam waktu 48 jam setelah timbulnya
lesi awal, dan segera diliputi oleh eksudat nekrotik kuning
keabu-abuan.
Sifat khas: multiple, sangat nyeri, terutama bila terkena pakaian
atau urin, tapi tidak rata dan bergaung, berbatas tegas,
dikelilingi oleh eritema ringan kecuali bila terdapat infeksi
sekunder.
Dasar ulkus rapuh, kotor, mudah berdarah, nekrotik.
Tidak dijumpai indurasi pada dasar dan sekitar ulkus.
Ukuran: sampai 2-3 cm.
Ulkus dapat menyebar ke perineum, anus, skrotum,
paha, atau abdomen bawah sebagai akibat inokulasi
sendiri.
Ulkus mole yang terjadi di dalam uretra dapat
menimbulkan keluhan dan gejala seperti uretritis non-
gonore.
VARIASI KLINIS ULKUS MOLE

1. Giant chancroid: beberapa ulkus dapat bergabung


membentuk lesi tunggal yang dapat meluas ke
tepinya.
2. Ulkus mole serpiginosum: lesi-lesi yang berkonfluens,
membesar akibat perluasan dan inokulasi sendiri
(auto-inkulasi), dan bersifat destruktif.
3. Ulkus mole gangrenosum: satu varian yang
disebabkan oleh superinfeksi dengan bakteri
fusospirokhetosis, sehingga menimbulkan ulkus
fagedenik. Dapat menyebabkan destruksi jaringan
yang cepat dan dalam.
4. Transient chancroid: ulkus kecil yang sembuh spontan
dalam waktu beberapa hari. Dapat diikuti oleh
limpfadesitis regional akut 2-3 minggu kemudian.
5. Ulkus mole folikularis (follicular chancroid): timbul
pada folikel rambut, terdiri atas ulkus kecil multiple.
Lesi ini bisa terjadi di vulva atau pada daerah
genitalia yang berambut. Lesi ini sangat superfisal.
6. Ulkus mole popular ( ulcus molle elevatum ): terdiri
atas papul yang berulserasi dan granulomatosa, dan
dapat menyerupai donovanosis atau kondiloma lata
sifilis stadium II.
KOMPLIKASI
DIAGNOSA

Ditegakkan berdasarkan riwayat pasien,


keluhan dan gejala klinis, serta pemeriksaan
laboratorium untuk menemukan agen
penyebabnya.
1. Pemerikasaan langsung bahan ulkus dengan
pengecatan Gram.
2. Kultur H.ducreyi
3. Tes serologi
4. Tes fiksasi komplemen, presitin, dan aglutinin
5. Tes ELISA (Enzymelinked Immunosorbent
Assay)
PEMERIKSAAN PENUNJANG: H.
DUCREYI

Pewarnaan
Kultur PCR
gram
Gram (-) Sensitivit Sensitivit
coccobasi as 75% as 95%
l Spesifisit
School of as 100%
fish
pattern
Sensitivit
as 40-
60%
PENATALAKSANAAN

Obat yang
Pilihan lain
dianjurkan
Siprofloksasin*, Seftriakson 250
2x500 mg/hari, mg, injeksi intra
per oral, selama 3 muskuler, dosis
hari tunggal
Eritromisin
base, 4x500
mg/hari, per oral,
selama 7 hari
Azitromisin 1 g,
per oral, dosis
tunggal
3. HERPES
GENITALIS
ETIOLOGI

HSV 1 Lesi orofasial (menjadi


genital dari kontak orogenital)
HSV 2 Lesi genital dan oral
GAMBARAN KLINIS :

Infeksi Primer :
Vesikel berkelompok, dasar eritematosa terasa
nyeri
Vesikel pecah - erosi - ulkus dangkal
Disertai gejala konstitusi (demam, sakit kepala,
myalgia, malaise)
Kadang ada radikulomielitis segmen sakrum
Lesi sembuh dalam 2 - 3 minggu
Infeksi Rekuren :
Gejala konstitusi jarang
Lesi lebih ringan, sembuh dalam waktu 6 - 10
hari
Rekurensi bisa tiap minggu atau 3-4x/tahun
INFEKSI ASIMTOMATIK :

Tanpa gejala klinik atau sukar diketahui


lokasinya (misalnya di serviks)
Pemeriksaan serologik - antibodi HSV positif
ditemukan pada 20% kasus
Mempunyai potensi untuk transmisi virus
DIAGNOSIS :

Secara klinis, khas berupa vesikel berkelompok


dengan dasar eritematosa dan bersifat rekuren
Bila memungkinkan ditunjang pemeriksaan
laboratorium
Tzanck smear
Pemeriksaan serologis
Kultur jaringan
Polymerase Chain Reaction (PCR)
PEMERIKSAAN PENUNJANG: HSV
1&2

ELISA
Kultur
Seroconversion
IgM
HSV
--6 minggu setelah infeksi
PCR
--turun 12 minggu
Sensitivitas
>95%
Seroconversion

Seroconversion IgG
IgG HSV
Spesifisitas
HSV
>99%
-- 10
10 minggu
minggu setelah
setelah infeksi
infeksi Sensitivitas
25-9
-- reaktif seumur hidup Sens Spes (%)
reaktif seumur hidup (%) Spesifisitas
90%
HSV 91-96 96-100
1
HSV 92-95 96-97
2
DIAGNOSIS BANDING
PENGOBATAN :

Profilaksis:
Kondom
Penerangan pada penderita
kapan saat penularan penyakit
dapat terjadi
Menghilangkan faktor pencetus
Operasi Saesaria pada wanita
hamil dengan lesi di genitalia
PENGOBATAN

Episode pertama
Asiklovir, 5x200 mg/hari, per oral, selama 7
hari,
Asiklovir 3x400 mg/hari selama 7 hari
Valasiklovir, 2x500 mg/hari, per oral, selama 7
Rekurens
hari,
Asiklovir, 5x200 mg/hari, per oral, selama 5 hari
Asiklovir 3x400 mg/hari selama 5 hari
Valasiklovir, 2x500 mg/hari, per oral, selama 5
hari,
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai