PENGERTIAN
• 1. Stadium Dini
• Pada sifilis yang didapat, Treponema pallidum masuk ke
dalam kulit melalui mikrolesi atau selaput lendir,
biasanya melalui senggama. Kuman tersebut
berkembang biak, jaringan bereaksi dengan membentuk
infiltrat yang terdiri atas sel-sel limfosit dan sel-sel
plasma, terutama di perivaskuler, pembuluh-pembuluh
darah kecil berproliferasi dikelilingi oleh Treponema
pallidum dan sel-sel radang. Enarteritis pembuluh darah
kecil menyebabkan perubahan hipertrofi endotelium
yang menimbulkan obliterasi lumen (enarteritis
obliterans). Pada pemeriksaan klinis tampak sebagai S I.
Sebelum S I terlihat, kuman telah mencapai kelenjar
getah bening regional secara limfogen dan berkembang
biak, terjadi penjalaran hematogen yang menyebar ke
seluruh jaringan tubuh.
• Multiplikasi diikuti oleh reaksi jaringan sebagai S
II yang terjadi 6-8 minggu setelah S I. S I akan
sembuh perlahan-lahan karena kuman di tempat
tersebut berkurang jumlahnya. Terbentuklah
fibroblas-fibroblas dan akhirnya sembuh berupa
sikatrik. S II juga mengalami regresi perlahan-
lahan lalu menghilang. Timbul stadium laten.
Jika infeksi T.pallidum gagal diatasi oleh proses
imunitas tubuh, kuman akan berkembang biak
lagi dan menimbulkan lesi rekuren. Lesi dapat
timbul berulang-ulang.
• 2. Stadium Lanjut
• Stadium laten berlangsung bertahun-tahun
karena treponema dalam keadaan dorman.
Treponema mencapai sistem kardiovaskuler dan
sistem saraf pada waktu dini, tetapi kerusakan
perlahan-lahan sehingga memerlukan waktu
bertahun-tahun untuk menimbulkan gejala klinis.
Kira-kira dua pertiga kasus dengan stadium
laten tidak memberi gejala.
KLASIFIKASI dan GEJALA
• 1. Stadium I
• Herpes simplek
• Ulkus piogenik
• Skabies
• Balanitis
• Limfogranuloma venereum (LGV)
• Karsinoma sel skuamosa
• Penyakit behcet
• Ulkus mole
2. Stadium II
• Erupsi obat alergik
• Morbili
• Pitiriasis rosea
• Psoriasis
• Dermatitis seboroika
• Kandiloma akuminatum
• Alopesia areata
3. Stadium III
• Sporotrikosis
• Aktinomikosis
PENCEGAHAN
• 1. Pengkajian
• a. Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum
• Kesadaran, status gizi, TB, BB, suhu, TD, nadi, respirasi
• b. Pemeriksaan sistemik
• Kepala (mata, hidung, telinga, gigi&mulut), leher
(terdapat perbesaran tyroid atau tidak), tengkuk, dada
(inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi), genitalia,
ekstremitas atas dan bawah.
• c.Pemeriksaan penunjang
• - Pemeriksaan laboratorium (kimia darah, ureum,
kreatinin, GDS, analisa urin, darah rutin)
• 2. Diagnosa Keperawatan & Intervensi
• a. Nyeri kronis b.d adanya lesi pada jaringan
• Tujuan: nyeri klien hilang dan kenyamanan terpenuhi
• Kriteria:
• - Nyeri klien berkurang
• - Ekspresi wajah klien tidak kesakitan
• - Keluhan klien berkurang
• Intervensi:
• - Kaji riwayat nyeri dan respon terhadap nyeri
• - Kaji kebutuhan yang dapat mengurangi nyeri dan
jelaskan tentang teknik mengurangi nyeri dan penyebab
nyeri
• - Ciptakan lingkungan yang nyaman (mengganti alat
tenun)
• - Kurangi stimulus yang tidak menyenangkan
• - Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
• b. Hipertermi b.d proses infeksi
• Tujuan: klien akan memiliki suhu tubuh normal
• Kriteria:
• - Suhu 36–37 °C
• - Klien tidak menggigil
• - Klien dapat istirahat dengan tenang
• Intervensi:
• - Observasi keadaan umum klien dengan tanda vital tiap
2 jam sekali
• - Berikan antipiretik sesuai anjuran dokter dan monitor
keefektifan 30-60 menit kemudian
• - Berikan kompres di dahi dan lengan
• - Anjurkan agar klien menggunakan pakaian yang tipis
dan longgar
• - Berikan minum yang banyak pada klien
• c. Cemas b.d proses penyakit
• Tujuan: cemas berkurang atau hilang
• Kriteria:
• - Klien merasa rileks
• - Vital sign dalam keadaan normal
• - Klien dapat menerima dirinya apa adanya
• Intervensi:
• - Kaji tingkat ketakutan dengan cara pendekatan dan
bina hubungan saling percaya
• - Pertahankan lingkungan yang tenang dan aman serta
menjauhkan benda-benda berbahaya
• - Libatkan klien dan keluarga dalam prosedur
pelaksanaan dan perawatan
• - Ajarkan penggunaan relaksasi
• - Beritahu tentang penyakit klien dan tindakan yang akan
dilakukan secara sederhana.