Anda di halaman 1dari 23

ASKEB PADA PASIEN

“SIFILIS”

Disusun Oleh Kelompok 2 :


Rini Purnamawati NIM : 31221222003

Insani Miftachul Janah NIM : 31221222006

Sugi Ambartitin NIM : 31221222015

Tri Sunarti NIM : 31221222017

Yuanita Mega S NIM : 31221222016


SIFILIS
• Penyakit sistemik
• Penyebab: bakteri Treponema pallidum
• Jika tidak diobati
 penyakit berkembang dalam stadium dengan gambaran klinis yang
bervariasi dan tidak khas
 komplikasi serius
• Jika diobati dini
 komplikasi sedikit
• Dapat mempermudah penularan HIV
Penularan SIFILIS

• Terutama ditularkan melalui


– kontak seksual (genito-genital, ano-genital, oro-genital atau
– dari ibu hamil kepada janin dalam kandungan
• Paling menular kepada pasangan seksual dalam stadium
primer dan sekunder
• Perkiraan: 3-10% tertular dalam satu kali hubungan
seksual dengan pasangan yang terinfeksi
Perjalanan penyakit SIFILIS
• Masa inkubasi: umumnya 21 hari, kisaran 10-90 hari
• Memperbanyak diri pada tempat inokulasi dan membentuk luka /
chancre SIFILIS PRIMER
• Menyebar ke kelenjar getah bening setempat, kemudian ke pembuluh
darah SIFILIS SEKUNDER
• Dapat mengenai banyak organ tubuh SIFILIS SEKUNDER &
LATEN
• SIFILIS TERTIER infeksi /inflamasi pembuluh darah dalam
susunan saraf pusat dan sistem kardiovaskular atau membentuk lesi
gumma
SIFILIS PADA IBU HAMIL
• Dapat tertular dari pasangan seksual
• Manifestasi klinis sama dengan pada orang tidak hamil
– Stadium PRIMER
– Stadium SEKUNDER
– Stadium LATEN
– Stadium TERSIER
• Risiko penularan pada janin / bayi dalam kandungan
– Sifilis KONGENITAL
SIFILIS Std PRIMER (S-1)
• Di lokasi inokulasi
– Ulkus durum/chancre:
– Berkembang dari makula – papul – ulkus
– KHAS: tidak nyeri, berindurasi, dasar bersih
– Sangat infeksius
– Dapat hilang spontan dalam 3-6 minggu
– Dapat terjadi lesi multipel
• Limfadenopati regional: kenyal, tidak nyeri, bilateral
• Tes serologi sifilis dapat non-reaktif pada sifilis primer
dini
SIFILIS STD SEKUNDER (S-2 )

• Lesi muncul beberapa minggu setelah lesi primer


muncul
• Dapat menetap sampai beberapa bulan
• Lesi S-1 dan S-2 dapat terlihat dalam waktu yang sama
• Paling sering lesi mukokutan
• Tes serologi paling tinggi dalam stadium ini
SIFILIS Std LATEN (S-laten)
• Kategori:
– Laten dini (kurang dari 1 tahun)
– Laten lanjut (lebih atau sama dengan 1 tahun)
– Jika tidak diketahui awitan infeksi – dianggap S-laten lanjut
• Tidak tampak lesi bukti: tes serologi reaktif
• Dapat terjadi:
– Di antara S-primer dan S-sekunder
– Sesudah S-sekunder
• 60-85% tetap asimtomatik selama bertahun-tahun tanpa
terapi
SIFILIS KONGENITAL
• Akibat infeksi transplasenta
• Manifestasi dari asimtomatik sampai fatal
• Manifestasi dini: abortus spontan, lahir mati, ensefalitis,
lesi kulit generalisata, rhinitis (snuffles nose), disfungsi
hepar, kegagalan multi organ
• Manifestasi lanjut: umumnya tidak tampak saat lahir,
termasuk osteitis tulang panjang, malformasi gigi (trias
Hutchinson) dan maksilofasial, keratitis, tuli
neurosensorik, gangguan neuropsikologis
SIFILIS KONGENITAL

Organ tubuh janin yang


terkena sifilis:
Plasenta
Hepar
Paru-paru
Tr. Gastrointestinal
Ginjal
Pankreas
Susunan syaraf
pusat
Sistem tulang
Diagnosis SIFILIS

•Secara KLINIS
– Sebagian besar tanpa keluhan dan gejala
– Lesi dini cepat hilang
– Lesi tidak tampak
• Infeksi laten
• Biasanya digunakan TES SEROLOG
TES SEROLOGI SIFILIS (TSS)

Tes TREPONEMA

Tes NONTREPONEMA Tes ini jarang memberikan hasil


• Antibodi ini dapat timbul sebagai positif palsu.
reaksi terhadap infeksi sifilis,namun • Tes ini dapat memberi hasil positif/reaktif
juga bisa memberikan banyak hasil seumur hidup walaupun terapi sifilis telah
berhasil
positif palsu. • Contoh: TPHA (Treponema Pallidum
• Contoh: RPR (Rapid Plasma Haemagglutination Assay), TP-
Reagin) dan VDRL (Venereal Disease PA(Treponema Pallidum Particle
Research Laboratory Agglutination Assay), FTA-
ABS(Fluorescent Treponemal Antibody
Tatalaksana SIFILIS pada ibu hamil
• Sifilis DINI (S-1 dan S-2):
– Benzathin penicillin G 2,4 juta unit dosis tunggal injeksi intramuskular
ATAU
– Procaine penicillin G 1,2 juta unit injeksi intramuskular sekali sehari
selama 10 hari
– Bila alergi penisilin dan tidak memungkinkan untuk desensitisasi, atau
tidak tersedia:
• Eritromisin 4X500 mg per oral selama 14 hari ATAU
• Seftriakson injeksi intramuscular 1 g sekali sehari, selama 14 hari, ATAU
• Azitromisin 2g per oral dosis tunggal
• Catatan: ketiga obat dapat mengobati ibu hamil, namun tidak dapat
melewati sawar plasenta, sehingga tidak dapat mengobati janinnya
TATALAKSANA SIFILIS PADA IBU HAMIL

• Sifilis
LANJUT (termasuk S laten):
– Benzathin penicillin G 2,4 juta unit injeksi intramuskular sekali
seminggu selama 3 minggu berturut-turut (interval jangan melebihi 14
hari) ATAU
– Procaine penicillin 1,2 juta unit injeksi intramuskular sekali sehari
selama 20 hari
– Bila alergi penisilin dan tidak memungkinkan untuk desensitisasi, atau
tidak tersedia:
• Eritromisin 4X500 mg per oral selama 30 hari
• Catatan: obat dapat mengobati ibu hamil, namun tidak dapat melewati
sawar plasenta, sehingga tidak dapat mengobati janinnya
TATALAKSANA PASANGAN SEKSUAL

PASANGAN SEKS dari pasien terinfeksi sifilis harus dianggap


BERISIKO dan DIOBATI, bila
• terjadi kontak seksual dengan pasien dalam waktu:
– 3 bulan DITAMBAH durasi simtom pasien SIFILIS PRIMER
– 6 bulan DITAMBAH durasi simtom pasien SIFILIS SEKUNDER
– 1 tahun untuk pasien SIFILIS LATEN DINI
Tatalaksana PASANGAN SEKSUAL
• Seorang yang terpajan dalam 90 hari sebelum pasangan
seksual didiagnosis sifilis primer, sekunder, atau laten dini,
dapat terinfeksi meskipun serologi negatif obati secara
presumtif
• Seorang yang terpajan >90 hari sebelum pasangan seksual
didiagnosis sifilis primer, sekunder, atau laten dini, dapat
terinfeksi meskipun serologi negatif obati secara
presumtif:
- Bila hasil tes serologi tidak segera didapatkan, dan
- Kemungkinan follow-up meragukan
Tatalaksana SIFILIS KONGENITAL
• BAYI dengan sifilis kongenital pasti, ATAU
• BAYI yang klinis normal dengan ibu menderita sifilis:
– yang tidak diobati ATAU
– diobati tidak adekuat (termasuk terapi dalam 30 hari menjelang
partus) ATAU
– diobati dengan rejimen bukan penisilin
Anjuran TERAPI:
• Aqueous benzyl penicillin 100.000-150.000 U/kg/hari secara IV
selama 10-15 hari ATAU
• Procaine penicillin 50.000/U/kg/hari sekali sehari IM selama 10-
15 hari
Tatalaksana SIFILIS KONGENITAL

• BAYI yang secara klinis normal dengan ibu menderita


sifilis, telah diobati secara adekuat dan tidak
menunjukkan tanda-tanda infeksi ulang
• Anjuran:
– Bayi dipantau secara ketat
– Bila diobati juga, sebagai pilihan adalah benzathin
penicillin G50.000 U/kg/hari dosis tunggal injeksi IM
MENYUSUI dan SIFILIS
• Tidak ada bukti penularan sifilis melalui ASI, tanpa lesi di
daerah payudara
• Seorang ibu menyusui yang menderita S-1 atau S-2 dengan
lesi dipayudara, dapat menularkan bayinya melalui kontak lesi
dengan mukosa
– Bila terdapat lesi di payudara, terutama di daerah areola
kontraindikasi untuk menyusui atau penggunaan susu yang
“diperah” sampai pengobatan selesai dan penyembuhan lesi
• Tidak ada kontraindikasi untuk menyusui setelah pengobatan
adekuat
kesimpulan
• Sifilis pada perempuan hamil:
– Didiagnosis lebih dini
– Diobati lebih dini
Dapat mencegah sifilis kongenital
TERIMAKASIH

 
 

Anda mungkin juga menyukai