Anda di halaman 1dari 34

SIFILIS PADA

KEHAMILAN
Oleh :
Herlina Ledy Rahayu Pangaribuan

Pembimbing :
dr. David Randel Christanto, Sp.OG (KFM),
M.Kes

SMF OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI


RSUD DOK II JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA-PAPUA
2020
SIFILIS ...???
Sifilis adalah suatu infeksi menular seksual, yang
disebabkan oleh bakteri spirochaeta, yaitu Treponema
pallidum.
IBU HAMIL DENGAN SIFILIS

Telinga Luar Telinga Tengah Telinga Dalam

• Aurikula • Tuba • Labirin


• MEA (meatus Eustachius tulang
akustikus • Osikulus • Labirin
ekstenus) • Otot membranosa
• Membran
timpani
PENULARAN
Biasanya terjadi pada minggu ke-16 dan ke-28 kehamilan

KONTAK DENGAN
MASA KEHAMILAN KONTAK SAAT PERSALINAN LESI SIFILIS SETELAH
PERSALINAN
KLASIFIKASI
Sifilis yang didapat/
Siflis kongenital akuisita
(ditularkan dari ibu ke (ditularkan melalui
janin selama dalam hubungan seks dan
kandungan) produk darah yang
tercemar)
SIFILIS KONGENITAL
SIFILIS KONGENITAL DINI
(dari bayi lahir sampat kurang dari 2 tahun)

SIFILIS KONGENITAL LANJUT


(persisten hingga lebih dari 2 tahun setelah kelahiran)
SIFILIS YANG DIDAPAT ATAU AKUISITA
Sifilis dini (mudah menular dan merespon
pengobatan dengan baik)
- Sifilis stadium primer
- Sifilis stadium sekunder
- Sifilis laten dini (<1 tahun)

Sifilis lanjut
- Sifilis laten lanjut (>1 tahun)
- Sifilis tersier : gumma, neurosifilis, sifilis
kardiovaskular
PERJALANAN ALAMIAH INFEKSI
SIFILIS
Saat terinfeksi sifilis pertama kali, tubuh mengaktivasi sistem kekebalan sehingga terbentuk

antibodi anti-sifilis dalam waktu 10-45 hari. Gejala fisik pertama infeksi sifilis dapat diketahui

10-90 hari setelah terinfeksi, dengan rerata 21 hari.


STADIUM PRIMER

Munculnya lesi tunggal (chancre) bertekstur


kenyal keras, bulat, dengan dasar bersih dan
tidak terasa nyeri. Lesi bertahan selama 3-6
minggu dan sembuh sendiri dengan atau
tanpa diobati.
STADIUM SEKUNDER

Ruam kulit yang dapat ditemukan


pada satu atau lebih bagian tubuh,
tidak menimbulkan rasa gatal,
tampak sebagai bercak merah kotor
atau coklat kemerahan dan
biasanya ditemukan di telapak
tangan/kaki.
STADIUM LATEN

Dimulai ketika gejala primer dan sekunder menghilang. Stadium


laten ini dapat berlangsung bertahun-tahun.
Sekitar 15% pengidap sifilis yang tidak diobati berlanjut ke
stadium lanjut, sekitar 10-30 tahun sejak infeksi pertama.
STADIUM LANJUT

Gejala stadium lanjut sifilis meliputi kesulitan koordinasi gerakan


otot, kelumpuhan, mati rasa dan rasa tebal, kebutaan bertahap
dan demensia. Dapat mengakibatkan kematian
SIFILIS CONGENITAL

Asimtomatis pada lebih dari 50%


kasus, terutama pada minggu pertama
kehidupan. Manifestasi biasanya
berupa Keratitis interstisial,
limfadenopati, hepatosplenomegali,
kerusakan tulang, anemia, gigi
Hutchinson, neurosifilis.
Diagnosis Sifilis pada Kehamilan

TES NON-TREPONEMA
untuk mendeteksi infeksi dan reinfeksi yang
RPR (rapid plasma reagin/rapid test)
bersifat aktif, serta memantau keberhasilan
terapi. VDRL (venereal diseases research labotory)

TES TREPONEMA
menunjukkan bahwa seseorang pernah terinfeksi TPHA (Treponema Pallidum Haemagglutination Assay)
treponema, namun tidak dapat menunjukkan TP-PA (Treponema pallidum particle agglutination assay)
FTA-ABS (fluorescent treponemal antibody absorption)
apakah seseorang sedang mengalami infeksi aktif. TP rapid (Treponema palidum)

RAPID TEST SYPHILIS (TP RAPID)


digunakan sebagai tes konfirmasi dan skrining
sifilis.
• Hasil tes non-treponemal (RPR atau VDRL) masih
bisa negatif (non-reaktif) sampai empat minggu
sejak pertama kali muncul lesi primer. Tes ini
dapat diulang 1-3 bulan kemudian pada pasien
yang dicurigai sifilis dengan hasil RPR atau VDRL
negatif.
Hasil positif tes RPR/VDRL perlu dikonfirmasi dengan TPHA/TP-PA/TP
rapid.

Jika hasil tes konfirmasi: non-reaktif, maka dianggap positif palsu


dan tidak perlu diterapi namun perlu dites ulang 1-3 bulan
kemudian.

Jika hasil tes konfirmasi: reaktif, maka dilanjutkan dengan


pemeriksaan RPR kuantitatif untuk menentukan titer, sehingga
dapat diketahui apakah sifilis aktif atau laten, serta untuk
memantau respons pengobatan.
Jika RPR reaktif, TP rapid reaktif dan terdapat riwayat terapi
dalam tiga bulan terakhir dan berapapun titernya, anamnesis
tidak Jika
adaRPR reaktif,
ulkus baru,TP rapid reaktiftidak
pasien dan terdapat riwayat
perlu diterapi. Pasien
terapi dalam tiga bulan terakhir dan berapapun titernya,
diobservasi danada
anamnesis tidak di ulkus
tes ulang tiga tidak
baru, pasien bulan kemudian.
perlu
diterapi. Pasien diobservasi dan di tes ulang tiga bulan
Jika titer kemudian.
RPR tetap atau turun, tidak perlu diterapi lagi dan tes
ulang
Jika titer RPR tigaturun,
tetap atau bulan kemudian.
tidak perlu diterapi lagi dan
tes ulang tiga bulan kemudian.
Jika RPR tidak reaktif atau reaktif rendah (serofast), pasien
Jika RPR tidak reaktif atau reaktif rendah (serofast),
pasien dinyatakan dinyatakan
sembuh. sembuh.
Jika titerJika
naik, berikan
titer naik, terapi
berikan terapi sebagai infeksi
sebagai infeksi baru/sifilis aktif.
baru/sifilis
aktif.
Jika RPR reaktif, TP rapid reaktif dan tidak ada riwayat terapi dalam tiga bulan terakhir bila:

 Titer RPR < 1:4 (1:2 dan 1:4) dapat diinterpretasikan dan diterapi sebagai sifilis laten
lanjut dan dievaluasi tiga bulan kemudian.

 Titer > 1:8 dapat diinterpretasikan dan diterapi sebagai sifilis aktif dan dievaluasi tiga
bulan kemudian. Evaluasi terhadap titer RPR dilakukan tiga bulan setelah terapi.

 Jika titer RPR turun dua tahap (misalnya dari 1:64 menjadi 1:16) atau lebih, terapi
dianggap berhasil. Ulangi evaluasi setiap tiga bulan di tahun pertama dan setiap enam
bulan di tahun kedua untuk mendeteksi infeksi baru.

 Jika titer tidak turun dua tahap, maka dilakukan evaluasi kemungkinan reinfeksi atau
sifilis laten
Setelah diagnosis sifilis pada ibu hamil, evaluasi
sonografi dilakukan untuk janin dengan umur gestasi
>20minggu untuk mencari tanda-tanda dari sifilis
kongenital.
KONSELING SETELAH TES
Sistem organ pendengaran dibagi menjadi perifer dan sentral.

Pendengaran perifer dimulai dengan adanya sumber bunyi yang ditangkap aurikula dan dilanjutkan ke saluran meatus
akustikus eksternus kemudian terjadi getaran pada membran timpani, membran timpani ini yang memiliki hubungan
dengan tulang

pendengaran akan menggerakkan rangkaian tulang pendengaran yang terdiri dari maleus, inkus dan stapes yang
menempel pada foramen ovale.

Gerakan stapes pada foramen ovale akan menggerakkkan cairan yang ada dalam organ koklea

akibatnya terjadi potensial listrik mengakibatkan terjadinya perubahan energi mekanik menjadi energi listrik yang
diteruskan oleh saraf auditori ke batang otak (disinilah batas sistem organ pendengaran perifer dan sentral) kemudian
energi listrik dilanjutkan ke kortek terletak pada bagian girus temporalis superior.

Kortek serebri membuat manusia mampu mendeteksi dan menginterpretasikan pengalaman auditori, Sehingga
pendengaran merupakan salah satu indera yang sangat penting bagi manusia.
DIAGNOSIS
SIFILIS KONGENITAL

1. Bayi yang dilahirkan dari ibu sifilis, dengan titer serologi minimal empat kali lebih
tinggi dari titer ibunya, atau tetap positif selama empat bulan setelah lahir. Bila titer
negatif, dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan liquor serebrospinalis. Pada ibu yang
terinfeksi sifilis perlu dilakukan pemeriksaan rontgen untuk melihat kelainan tulang
dan fungsi hati janin saat di dalam kandungan.

2. Anak dalam usia dua tahun pertama dengan bukti klinis sifilis (setidaknya dua
manifestasi klinis) dan serologi positif, lahir dari seorang ibu yang tidak diketahui
status serologisnya.
DIAGNOSIS
SIFILIS KONGENITAL

3. Bayi dilahirkan mati dari ibu sifilis yang tidak diobati atau tidak diobati adekuat, meliputi:

• tidak ada dokumentasi tentang pengobatan;

• diobati kurang dari empat minggu sebelum persalinan;

• tidak mengunakan penisilin untuk pengobatan

4. Tidak menyesuaikan pengobatan sesuai dengan tahapan sifilis


Terapi Sifilis Pada ibu hamil

Bertujuan untuk eradikasi infeksi pada ibu dan mencegah atau mengobati sifilis kongenital pada

janin.

Pengobatan yang disarankan pada semua tahapan sifilis pada kehamilan  Penisilin G Parenteral

 dosis kedua diberikan seminggu setelah Benzatin Penisilin G dosis awal diberikan.
Bila Alergi Penisilin ......???

Desensitisasi diikuti dengan terapi


penisilin
Bila penisilin tidak ada dan desensitisasi
tidak mungkin dilakukan .......???

Regimen Non-Penisilin
REJIMEN ALTERNATIF YANG DISARANKAN WHO PADA
SIFILIS AWAL
Eritromisin 500 mg 4 kali sehari selama
14 hari, atau

Ceftriaxone 1 g IM satu kali sehari


selama 10 sampai 14 hari, atau

Azithromycin 2 g sekali secara oral

Sifilis Lanjut
Eritromisin 500 mg per oral 4x1 selama 30
hari
Bayi yang baru lahir  diberi pengobatan
penisilin selama 10 – 15 hari
Reaksi Jarisch-Herxheimer

Reaksi febril akut disertai dengan sakit kepala, mialgia, ruam, dan
hipotensi.
Dapat memicu kontraksi uterus, persalinan prematur, pada ibu
hamil yang diobati pada paruh kedua kehamilan.
Risiko terjadinya reaksi Jarisch-Herxheimer bukan merupakan
kontraindikasi untuk pengobatan sifilis.
BAYI DENGAN SIFILIS KONGENITAL
PERAWATAN ANTENATAL

Skrining sifilis bersamaan dengan perawatan antenatal (ANC) sangat


direkomendasikan oleh WHO dan CDC.
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai