0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
59 tayangan48 halaman
[Ringkasan]
Pasien berusia 9 bulan ini tampak pucat dan lemah selama 2 minggu terakhir disertai demam dan batuk selama 3 bulan. Pasien didiagnosis menderita TBC paru berat ditambah kekurangan gizi berat dan anemia karena infeksi kronis serta imunisasi yang tidak lengkap.
[Ringkasan]
Pasien berusia 9 bulan ini tampak pucat dan lemah selama 2 minggu terakhir disertai demam dan batuk selama 3 bulan. Pasien didiagnosis menderita TBC paru berat ditambah kekurangan gizi berat dan anemia karena infeksi kronis serta imunisasi yang tidak lengkap.
[Ringkasan]
Pasien berusia 9 bulan ini tampak pucat dan lemah selama 2 minggu terakhir disertai demam dan batuk selama 3 bulan. Pasien didiagnosis menderita TBC paru berat ditambah kekurangan gizi berat dan anemia karena infeksi kronis serta imunisasi yang tidak lengkap.
Putri liana warman 130112150637 KETERANGAN UMUM Penderita Nama : An. R Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 9 bulan Tanggal lahir : 12/12/15 Alamat : cibiru bandung Ayah Nama : Tn. d Umur : 33 tahun Pendidikan : SMU Pekerjaan : wiraswasta Ibu Nama : Ny. S Umur : 28 tahun Pendidikan : SMU Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Tanggal Pemeriksaan : 20 september 2016 ANAMNESIS Heteroanamnesis dari ibu penderita Keluhan Utama : Pucat Riwayat Penyakit Sekarang : penderita dikeluhkan tampat pucat 2 minggu SMRS, keluhan disertai dengan panas badan sejak 3 bulan yang lalu, tidak begitu tinggi dan hilang-timbul, keluhan juga disertai dengan berat badan penderita sulit naik dalam 2 bulan terakhir, berat badan penderita turun sebanyak 2 KG,keluhan disertai dengan pendarahan hidung, gusi, bercak perdarahan di kulit, ataupun perdarahan dari tempat lain. Keluhan disertai dengan batuk, pilek sejak 3 hari SMRS, pasien sering menangis pada malam hari. Keluhan tidak diseratai dengan sesak, muntah, kejang, ataupun penurunan kesadaran, BAB & BAK tidak ada keluhan karena keluhan panasnya penderita dibawa berobat ke dokter spesialis anak sebanyak 5x dikatakan hanya batuk-pilek biasa, pada kunjungan ke 5 penderita dikesankan kekurangan cairan, kemudian penderita dirujuk ke RSUD ujung berung penderita dirawat selama 8 hari dan diperiksakan darah dan dikatakan kekurangan darah dan trombosit. Penderita di tranfusi darah merah dan darah kuning, penderita juga di periksa rongsen dada, dan dilakukan ppd test dengan hasil (+) TB paru, penderita mendapatkan pengobatan paru dengan FDC 1x1 tabs sejak 1 minggu namun tidak ada perbaikan penderita dirujuk ke RSHS. Riwayat Penyakit Dahulu . Penderita baru petama kali sakit seperti ini Riwayat obat yang diminum Ampicilin 4x250 IV Gentamicin 1x 400 IV Riwayat penyakit dalam keluarga Riwayat kontak dengan penderita batuk lama atau berdarah tidak ada Riwayat penyakit keganasan di keluarga tidak ada. Riwayat Kelahiran Penderita lahir dari ibu P1A0, cukup bulan, spontan, ditolong bidan, langsung menangis, bayi lahir dengan berat badan 3300gram PBL: lupa penderita baru dapat tengkurap, riwayat imunisasi, hanya di imunisasi 1 kali, pada 1 bulan Anamnesis Makanan 0-4 bulan : ASI 4-9 bulan : ASI + MPASI (susu formula) PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum Kesadaran : Compos mentis Kesan sakit : sakit sedang Pengukuran Antropometris Umur : 9 bulan Berat badan : 5,4 kg Panjang badan : 65 cm BB/U (CDC) : < -3 SD TB/U (CDC) : < -3 SD BB/PB (CDC) : < -3SD Tanda Vital Nadi = HR : 140 x / menit Respirasi : 26 x / menit Suhu : 36,9 º C - SpO2 : 92-94% tanpa O2 1. Kulit : tampak pucat, sianosis (-) 2. KGB : teraba ukuran 0,5-1cm 3. Kepala - ubun-ubun besar cekung - kelopak mata cekung, air mata ada - konjungtiva anemis - sklera tidak ikterik - pernafasan cuping hidung tidak ada 4. Dada dan punggung : bentuk dan gerak simetris 4. Leher Retraksi suprastermal (-) 5. Thorak Paru Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris Palpasi : VF kanan = kiri Perkusi : Sonor Auskultasi : VBS kanan = kiri Wheezing -/-, Crackles -/- - slem : ada Jantung Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS IV LMCS, tidak kuat angkat, thrill (-) Perkusi : tidak dilakukan Auskultasi : Bunyi jantung S1-S2 murni reguler, murmur (-) 6. Abdomen Inspeksi : Datar, retraksi epigastrium (-) Palpasi : Lembut, datar lembut, turgor kembali lambat - hepar : 4cm BAC, tajam, kenyal, rata - lien : Schuffner - a/r inguinal dan axilla KGB teraba membesar 0,5-1cm, multiple, kenyal, Perkusi : Timpani, ruang traube : kosong Auskultasi : Bising usus (+) normal. 7. Genitalia : Laki-laki, tidak ada kelainan 8. Ekstremitas Sianosis (-), Clubbing finger (-), Capillary refill ≤ 2 detik a/r antebrachii sinistra : Test tuberculin Φ 18 mm Pemeriksaan neurologis Rangsang meningen : kaku kuduk, brudzinski I/II/III, sulit dinilai Saraf : N II, III : pupil bulat isokor < 3 mm ODS, RC: +/+ N : III, IV, VI : GBM ke segala arah N : VII : wajah simetris kesan parese tidak ada. - Motorik : kesan parese tidak ada. - R. fisiologis : APR, KPR normal, klonus (–) PEMERIKSAAN PENUNJANG Hasil Laboratorium Hb : 8,2 g/dl Ht : 26% Leukosit : 10.300 / mm3 Trombosit : 329.000 / mm3 Diff. count : Basofil : 0, eosinofil : 0, batang : 1, segmen : 58, limfosit : 30, monosit : 2 CRP : 9,4mg/L. Urine Kuning agak keruh Protein urin 1+/30 Eritrosit 1/lpb Leukosit 5/lpb Silinder granular cast + Ringkasan Penderita tampak pucat sejak 2 minggu SMRS, disertai dengan panas badan sejak 3 bulan yang hilang timbul, keluhan disertai dengan berat badan sulit naik dalam 2 bulan, karena keluhanya pasien berobat ke dokter spesialis anak sebanyak 5x namun tidak sembuh2 kemudian pasien berobat di rsud ujung berung. DIAGNOSIS BANDING TBC paru + marasmus + suspek HIV + anemia ac. Infeksi kronis TBC paru + marasmus + suspek HIV + anemia ac. Kekurangan fe DIAGNOSIS KLINIS
TBC paru + marasmus + suspek HIV
+ anemia ec. Infeksi kronis + imunisasi tidak lengkap . PENATALAKSANAAN Umum . Skrining TBC pada anggota keluarga yang lain. Penjelasan mengenai penyakit dan pengobatan TBC yang memerlukan waktu yang lama serta kepatuhan dari penderita. Khusus O2 nasal kanul kebutuhan cairan 90-120 cc/kgbb/hr – 500cc/hr kebutuhan kalori MEE x SF – 400 kkal/hr terdiri dari infus larutan 1:4 – 4cc/jam makanan lunak 3x1 porsi ampisilin 5x250mg IV gentamisin 1x40mg IV asam folat 5mg per oral selanjutnya 1x1mg per oral isoniazid 1x50mg per oral ripamfisin 1x75mg per oral pirazinamid 1x200mg per oral etambutol 1x 100mg per oral USUL PEMERIKSAAN
Sediaan Apus Darah Tepi
Indeks darah : MCV, MCH, MCHC. Pemerikasan BTA . Maag vough 3x 3hari berturut-turut PROGNOSIS Quo ad vitam : ad bonam Quo ad functionam : ad bonam TERIMA KASIH DEFINISI Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. TB Anak adalah penyakit TB yang terjadi pada anak usia 0-14 tahun. Cara Penularan: Sumber penularan adalah pasien TB paru BTA positif, baik dewasa maupun anak. Anak yang terkena TB tidak selalu menularkan pada orang di sekitarnya, kecuali anak tersebut BTA positif atau menderita adult type TB. Faktor risiko penularan TB pada anak tergantung dari tingkat penularan, lama pajanan, daya tahan pada anak. Pasien TB dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar daripada pasien TB dengan BTA negatif. Pasien TB dengan BTA negatif masih memiliki kemungkinan menularkan penyakit TB. Tingkat penularan pasien TB BTA positif adalah 65%, pasien TB BTA negatif dengan hasil kultur positif adalah 26% sedangkan pasien TB dengan hasil kultur negatif dan foto Toraks positif adalah 17%. Risiko infeksi TB Faktor risiko terjadinya infeksi TB antara lain adalah : Kontak dengan orang dewasa dengan TB aktif Berada/tinggal di daerah endemis Kemiskinan dan lingkungan yang tidak sehat (higine dan sanitasi tidak baik), terutama sirkulasi yang tidak baik Berada di tempat penampungan umum (panti asuhan, penjara, atau panti perawatan lainnya) yang banyak orang dewasa dengan TB aktif. Anak yang memiiki risiko tinggi terkena TB Usia Infeksi baru, yang ditandai dengan uji tuberkulin yang positif dalam satu atau dua tahun terakhir. Malnutrisi. Keadaan imunokompromise (misalnya pada infeksi HIV, keganasan, transplantasi organ, dan pengobatan imunosupresi). Diabetes melitus dan gagal ginjal kronik. Virulensi kuman TB dan dosis infeksinya. ETIOLOGI Mycobacterium tuberculosa Tahan asam, Mikobakterium tumbuh sangat lambat, pada kultur biasanya sampai 3-6 minggu Penyebaran ke orang melalui udara, yaitu dari droplet mukus yang mengandung bakteri tersebut yang berukuran 1-5 mikrometer. MANIFESTASI KLINIS Gejala sistemik/umum TB anak adalah sebagai berikut: Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau berat badan tidak naik dengan adekuat atau tidak naik dalam 1 bulan setelah diberikan upaya perbaikan gizi yang baik. Demam lama (≥2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, dan lain-lain). Demam umumnya tidak tinggi. Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesifik TB pada anak apabila tidak disertai dengan gejala-gejala sistemik/umum lain. Batuk lama ≥3 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda atau intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat disingkirkan. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai gagal tumbuh (failure to thrive). Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain. Diare persisten/menetap (>2 minggu) yang tidak sembuh dengan pengobatan baku diare. PEMERIKSAAN PENUNJANG Uji tuberkulin. Disuntikkan secara intrakutan di bagian volar lengan bawah (0,1 ml PPD S 5 TU). Pembacaan dilakukan terhadap indurasi yang timbul. uji tuberkulin negatif (0-4 mm) dapat dijumpai pada keadaan tidak ada infeksi TB, dalam masa inkubasi infeksi TB, dan atau anergi (keadaan penekanan sistem imun oleh berbagai keadaan sehingga tubuh tidak dapat bereaksi tuberkulin walaupun sebenarnya sudah terinfeksi TB negatif palsu) uji tuberkulin positif ( 5 mm)/high risk bila ditemukan pada kondisi kontak erat dengan penderita TB dewasa aktif BTA positif, gambaran foto toraks sesuai untuk tuberkulosis, keadaan imunokompromise (gizi buruk, keganasan, morbili, pertusis, varisela atau pasien yang mendapat pengobatan imunosupresan jangka panjang 2 minggu), dan infeksi HIV uji tuberkulin positif meragukan (indurasi 5-9 mm) dapat disebabkan oleh kesalahan teknis, keadaan anergi, atau reaksi silang dengan M.atipik. Bila meragukan, uji tuberkulin dapat diulang 2 minggu kemudian (untuk menghindari efek booster) dilokasi yang berbeda (minimal berjarak 2 cm) uji tuberkulin positif (indurasi 10 mm)/medium risk, pada anak usia 4 tahun, anak dengan penyakit yang lain (penyakit ginjal, kelainan hematologi, DM, malnutrisi, penggunaan obat intravena), anak dengan kontak sering dengan penderita TB dewasa aktif BTA positif, lahir atau tinggal di daerah endemis sampai usia < 5 tahun, atau setelah berpergian ke daerah endemis uji tuberkulin positif (indurasi 15 mm)/low risk pada anak 4 tahun tanpa faktor risiko apapun. Radiologi Secara umum, gambaran radiologis yang sugestif TB adalah sebagai berikut : pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan/tanpa infiltrat konsolidasi segmental/lobar milier klasifikasi dengan infiltrat atelektasis kavitas efusi pleura tuberkuloma Serologi Mikrobiologi Patologi Anatomi nekrosis perkijuan, sel epiteloid, limfosit, dan sel Datia Langhans. SCORING SISTEM Parameter 0 1 2 3 Kontak TB Tidak jelas - Laporan keluarga (BTA BTA + negatif atau tidak jelas)
Uji tuberkulin Negatif - - Positif (10mm atau 25mm
pada keadaan imunokompromise
Berat badan/keadaan gizi - BB/TB<90% Klinis gizi buruk atau -
Atau BB/TB<70% atau BB/U<80% BB/U<60% Demam yang tidak - 2 minggu - - diketahui penyebabnya
Batuk kronik - 3 minggu - -
Pembesaran limfe (kolli, - 1 cm, jumlah >1, tidak - - aksila, inguinal) nyeri
Pembengkakan - Ada pembengkakan - -
tulang/sendi panggul, lutut, falang
Foto toraks Normal/kelainan tidak Gambaran sugestif TB - -
TATALAKSANA Jika ditemukan salah satu keadaan di bawah ini, pasien dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan: 1. Foto toraks menunjukan gambaran efusi pleura atau milier atau kavitas 2. Gibbus, koksitis 3. Tanda bahaya: Kejang, kaku kuduk Penurunan kesadaran Kegawatan lain, misalnya sesak napas MEDIKAMENTOSA Beberapa hal penting dalam tatalaksana TB Anak adalah: • Obat TB diberikan dalam paduan obat tidak boleh diberikan sebagai monoterapi. • Pemberian gizi yang adekuat. • Mencari penyakit penyerta, jika ada ditatalaksana secara bersamaan. Nama Obat Sediaan Dosis harian Dosis maximal Efek samping (mg/kgBB/hari) (mg/hari)
kalau dengan perifer, hipersensitivitas Rifampisin tidak boleh >10 Rifampisin Cap 150mg, 300mg, 15 (10-20) 600 Gastrointestinal, reaksi 450mg Kalau dengan INH kulit, hepatitis, dosisnya tidak boleh trombositopenia, >15 peningkatan enzim hati, cairan tubuh berwarna merah oranye
ketajaman mata berkurang, buta warna (merah-hijau), penyempitan lapang Streptomisin 15-40 1000 Ototoksik, nefrotoksik Paduan OAT untuk anak yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian Tuberkulosis di Indonesia adalah: o Kategori Anak dengan 3 macam obat: 2HRZ/4HR o Kategori Anak dengan 4 macam obat: 2HRZE(S)/4-10HR Kategori I diberikan untuk pasien baru TB paru BTA positif, pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif,. Kategori II diberikan TB berat, baik pulmonal maupun ekstrapulmonal seperti TB milier, meningitis TB, TB sendi dan tulang • Paduan OAT Kategori Anak diberikan dalam bentuk paket berupa obat Kombinasi Dosis Tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau 3 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu paket untuk satu pasien. HASIL PENGOBATAN NON MEDIKAMENTOSA 1. Pendekatan DOTS 2. Sumber penularan Sumber penularan adalah orang dewasa dengan TB paru aktif BTA positif yang kontak erat dengan anak. Pelacakan dilakukan dengan pemeriksaan radiologis dan sputum BTA, dan uji tuberkulin. Begitu juga sebaliknya, bila terdapat orang dewasa yang TB aktif, anak disekitarnya atau yang kontak erat harus di periksa. 3. Edukasi dan sosial ekonomi 4. Pemberian imunisasi BCG pada usia kurang dari 2 bulan. Dosisnya sebanyak 0,05 ml untuk bayi dan 0,10 ml untuk anak, diberikan secara intrakutan di daerah insersi otot deltoid kanan.