Anda di halaman 1dari 48

CRS

TBC PARU

Mikail mukti N 130112150002


Putri liana warman 130112150637
KETERANGAN UMUM
Penderita
 Nama : An. R
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Usia : 9 bulan
 Tanggal lahir : 12/12/15
 Alamat : cibiru bandung
Ayah
 Nama : Tn. d
 Umur : 33 tahun
 Pendidikan : SMU
 Pekerjaan : wiraswasta
Ibu
 Nama : Ny. S
 Umur : 28 tahun
 Pendidikan : SMU
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Pemeriksaan : 20 september 2016
ANAMNESIS
 Heteroanamnesis dari ibu penderita
 Keluhan Utama : Pucat
 Riwayat Penyakit Sekarang :
penderita dikeluhkan tampat pucat 2 minggu SMRS, keluhan
disertai dengan panas badan sejak 3 bulan yang lalu, tidak
begitu tinggi dan hilang-timbul, keluhan juga disertai dengan
berat badan penderita sulit naik dalam 2 bulan terakhir, berat
badan penderita turun sebanyak 2 KG,keluhan disertai
dengan pendarahan hidung, gusi, bercak perdarahan di kulit,
ataupun perdarahan dari tempat lain. Keluhan disertai
dengan batuk, pilek sejak 3 hari SMRS, pasien sering
menangis pada malam hari.
Keluhan tidak diseratai dengan sesak, muntah, kejang, ataupun
penurunan kesadaran, BAB & BAK tidak ada keluhan karena
keluhan panasnya penderita dibawa berobat ke dokter spesialis
anak sebanyak 5x dikatakan hanya batuk-pilek biasa, pada
kunjungan ke 5 penderita dikesankan kekurangan cairan,
kemudian penderita dirujuk ke RSUD ujung berung penderita
dirawat selama 8 hari dan diperiksakan darah dan dikatakan
kekurangan darah dan trombosit.
 Penderita di tranfusi darah merah dan darah kuning,
penderita juga di periksa rongsen dada, dan dilakukan ppd
test dengan hasil (+) TB paru, penderita mendapatkan
pengobatan paru dengan FDC 1x1 tabs sejak 1 minggu
namun tidak ada perbaikan penderita dirujuk ke RSHS.
Riwayat Penyakit Dahulu
 . Penderita baru petama kali sakit seperti ini
Riwayat obat yang diminum
 Ampicilin 4x250 IV
 Gentamicin 1x 400 IV
Riwayat penyakit dalam keluarga
 Riwayat kontak dengan penderita batuk lama atau berdarah
tidak ada
 Riwayat penyakit keganasan di keluarga tidak ada.
Riwayat Kelahiran
 Penderita lahir dari ibu P1A0, cukup bulan, spontan, ditolong
bidan, langsung menangis, bayi lahir dengan berat badan
3300gram PBL: lupa penderita baru dapat tengkurap, riwayat
imunisasi, hanya di imunisasi 1 kali, pada 1 bulan
Anamnesis Makanan
 0-4 bulan : ASI
 4-9 bulan : ASI + MPASI (susu formula)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
 Kesadaran : Compos mentis
 Kesan sakit : sakit sedang
Pengukuran Antropometris
 Umur : 9 bulan
 Berat badan : 5,4 kg
 Panjang badan : 65 cm
 BB/U (CDC) : < -3 SD
 TB/U (CDC) : < -3 SD
 BB/PB (CDC) : < -3SD
Tanda Vital
 Nadi = HR : 140 x / menit
 Respirasi : 26 x / menit
 Suhu : 36,9 º C
- SpO2 : 92-94% tanpa O2
1. Kulit : tampak pucat, sianosis (-)
2. KGB : teraba ukuran 0,5-1cm
3. Kepala
- ubun-ubun besar cekung
- kelopak mata cekung, air mata ada
- konjungtiva anemis
- sklera tidak ikterik
- pernafasan cuping hidung tidak ada
4. Dada dan punggung : bentuk dan gerak simetris
4. Leher
 Retraksi suprastermal (-)
5. Thorak
 Paru
 Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris
 Palpasi : VF kanan = kiri
 Perkusi : Sonor
 Auskultasi : VBS kanan = kiri
Wheezing -/-, Crackles -/-
- slem : ada
 Jantung
 Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
 Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS IV LMCS, tidak
kuat angkat, thrill (-)
 Perkusi : tidak dilakukan
 Auskultasi : Bunyi jantung S1-S2 murni reguler,
murmur (-)
6. Abdomen
 Inspeksi : Datar, retraksi epigastrium (-)
Palpasi : Lembut, datar lembut, turgor kembali lambat
- hepar : 4cm BAC, tajam, kenyal, rata
- lien : Schuffner
- a/r inguinal dan axilla KGB teraba membesar 0,5-1cm, multiple,
kenyal,
 Perkusi : Timpani, ruang traube : kosong
 Auskultasi : Bising usus (+) normal.
7. Genitalia : Laki-laki, tidak ada kelainan
8. Ekstremitas
 Sianosis (-), Clubbing finger (-), Capillary refill ≤ 2 detik
 a/r antebrachii sinistra : Test tuberculin Φ 18 mm
Pemeriksaan neurologis
 Rangsang meningen : kaku kuduk, brudzinski I/II/III, sulit
dinilai
 Saraf : N II, III : pupil bulat isokor < 3 mm ODS, RC: +/+
N : III, IV, VI : GBM ke segala arah
N : VII : wajah simetris kesan parese tidak ada.
- Motorik : kesan parese tidak ada.
- R. fisiologis : APR, KPR normal, klonus (–)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium
 Hb : 8,2 g/dl
 Ht : 26%
 Leukosit : 10.300 / mm3
 Trombosit : 329.000 / mm3
 Diff. count : Basofil : 0, eosinofil : 0, batang : 1,
segmen : 58, limfosit : 30, monosit : 2
 CRP : 9,4mg/L.
Urine
 Kuning agak keruh
 Protein urin 1+/30
 Eritrosit 1/lpb
 Leukosit 5/lpb
 Silinder granular cast +
Ringkasan
 Penderita tampak pucat sejak 2 minggu SMRS, disertai
dengan panas badan sejak 3 bulan yang hilang timbul, keluhan
disertai dengan berat badan sulit naik dalam 2 bulan, karena
keluhanya pasien berobat ke dokter spesialis anak sebanyak 5x
namun tidak sembuh2 kemudian pasien berobat di rsud
ujung berung.
DIAGNOSIS BANDING
 TBC paru + marasmus + suspek HIV + anemia ac. Infeksi
kronis
 TBC paru + marasmus + suspek HIV + anemia ac.
Kekurangan fe
DIAGNOSIS KLINIS

TBC paru + marasmus + suspek HIV


+ anemia ec. Infeksi kronis + imunisasi tidak lengkap .
PENATALAKSANAAN
Umum .
 Skrining TBC pada anggota keluarga yang lain.
 Penjelasan mengenai penyakit dan pengobatan TBC yang
memerlukan waktu yang lama serta kepatuhan dari
penderita.
 Khusus
O2 nasal kanul
kebutuhan cairan 90-120 cc/kgbb/hr – 500cc/hr
kebutuhan kalori MEE x SF – 400 kkal/hr
terdiri dari infus larutan 1:4 – 4cc/jam
makanan lunak 3x1 porsi
ampisilin 5x250mg IV
gentamisin 1x40mg IV
asam folat 5mg per oral selanjutnya 1x1mg per oral
isoniazid 1x50mg per oral
ripamfisin 1x75mg per oral
pirazinamid 1x200mg per oral
etambutol 1x 100mg per oral
USUL PEMERIKSAAN

 Sediaan Apus Darah Tepi


 Indeks darah : MCV, MCH, MCHC.
 Pemerikasan BTA .
 Maag vough 3x 3hari berturut-turut
PROGNOSIS
 Quo ad vitam : ad bonam
 Quo ad functionam : ad bonam
TERIMA KASIH
DEFINISI
 Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis).
Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya. TB Anak adalah penyakit TB
yang terjadi pada anak usia 0-14 tahun.
Cara Penularan:
 Sumber penularan adalah pasien TB paru BTA positif, baik dewasa
maupun anak.
 Anak yang terkena TB tidak selalu menularkan pada orang di sekitarnya,
kecuali anak tersebut BTA positif atau menderita adult type TB.
 Faktor risiko penularan TB pada anak tergantung dari tingkat penularan,
lama pajanan, daya tahan pada anak. Pasien TB dengan BTA positif
memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar daripada pasien
TB dengan BTA negatif.
 Pasien TB dengan BTA negatif masih memiliki kemungkinan menularkan
penyakit TB. Tingkat penularan pasien TB BTA positif adalah 65%, pasien
TB BTA negatif dengan hasil kultur positif adalah 26% sedangkan pasien
TB dengan hasil kultur negatif dan foto Toraks positif adalah 17%.
 Risiko infeksi TB
Faktor risiko terjadinya infeksi TB antara lain adalah :
 Kontak dengan orang dewasa dengan TB aktif
 Berada/tinggal di daerah endemis
 Kemiskinan dan lingkungan yang tidak sehat (higine dan
sanitasi tidak baik), terutama sirkulasi yang tidak baik
 Berada di tempat penampungan umum (panti asuhan,
penjara, atau panti perawatan lainnya) yang banyak orang
dewasa dengan TB aktif.
Anak yang memiiki risiko tinggi terkena TB
 Usia
 Infeksi baru, yang ditandai dengan uji tuberkulin yang positif
dalam satu atau dua tahun terakhir.
 Malnutrisi.
 Keadaan imunokompromise (misalnya pada infeksi HIV,
keganasan, transplantasi organ, dan pengobatan
imunosupresi).
 Diabetes melitus dan gagal ginjal kronik.
 Virulensi kuman TB dan dosis infeksinya.
ETIOLOGI
Mycobacterium tuberculosa
 Tahan asam,
 Mikobakterium tumbuh sangat lambat, pada kultur biasanya
sampai 3-6 minggu
 Penyebaran ke orang melalui udara, yaitu dari droplet mukus
yang mengandung bakteri tersebut yang berukuran 1-5
mikrometer.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala sistemik/umum TB anak adalah sebagai berikut:
 Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau berat badan tidak naik dengan adekuat atau tidak naik dalam 1 bulan
setelah diberikan upaya perbaikan gizi yang baik.
 Demam lama (≥2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih,
malaria, dan lain-lain). Demam umumnya tidak tinggi. Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesifik TB
pada anak apabila tidak disertai dengan gejala-gejala sistemik/umum lain.
 Batuk lama ≥3 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda atau intensitas semakin lama semakin parah)
dan sebab lain batuk telah dapat disingkirkan.
 Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai gagal tumbuh (failure to thrive).
 Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain.
 Diare persisten/menetap (>2 minggu) yang tidak sembuh dengan pengobatan baku diare.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Uji tuberkulin. Disuntikkan secara intrakutan di bagian volar lengan bawah (0,1 ml PPD S 5 TU). Pembacaan
dilakukan terhadap indurasi yang timbul.
 uji tuberkulin negatif (0-4 mm) dapat dijumpai pada keadaan tidak ada infeksi TB, dalam masa inkubasi
infeksi TB, dan atau anergi (keadaan penekanan sistem imun oleh berbagai keadaan sehingga tubuh
tidak dapat bereaksi tuberkulin walaupun sebenarnya sudah terinfeksi TB  negatif palsu)
 uji tuberkulin positif ( 5 mm)/high risk bila ditemukan pada kondisi kontak erat dengan penderita TB
dewasa aktif BTA positif, gambaran foto toraks sesuai untuk tuberkulosis, keadaan imunokompromise
(gizi buruk, keganasan, morbili, pertusis, varisela atau pasien yang mendapat pengobatan
imunosupresan jangka panjang  2 minggu), dan infeksi HIV
 uji tuberkulin positif meragukan (indurasi 5-9 mm) dapat disebabkan oleh kesalahan teknis, keadaan
anergi, atau reaksi silang dengan M.atipik. Bila meragukan, uji tuberkulin dapat diulang 2 minggu
kemudian (untuk menghindari efek booster) dilokasi yang berbeda (minimal berjarak 2 cm)
 uji tuberkulin positif (indurasi 10 mm)/medium risk, pada anak usia 4 tahun, anak dengan penyakit
yang lain (penyakit ginjal, kelainan hematologi, DM, malnutrisi, penggunaan obat intravena), anak
dengan kontak sering dengan penderita TB dewasa aktif BTA positif, lahir atau tinggal di daerah
endemis sampai usia < 5 tahun, atau setelah berpergian ke daerah endemis
 uji tuberkulin positif (indurasi  15 mm)/low risk pada anak  4 tahun tanpa faktor risiko apapun.
Radiologi
 Secara umum, gambaran radiologis yang sugestif TB adalah sebagai
berikut :
 pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan/tanpa infiltrat
 konsolidasi segmental/lobar
 milier
 klasifikasi dengan infiltrat
 atelektasis
 kavitas
 efusi pleura
 tuberkuloma
 Serologi
 Mikrobiologi
 Patologi Anatomi  nekrosis perkijuan, sel epiteloid,
limfosit, dan sel Datia Langhans.
SCORING SISTEM
Parameter 0 1 2 3
Kontak TB Tidak jelas - Laporan keluarga (BTA BTA +
negatif atau tidak jelas)

Uji tuberkulin Negatif - - Positif (10mm atau 25mm


pada keadaan
imunokompromise

Berat badan/keadaan gizi - BB/TB<90% Klinis gizi buruk atau -


Atau BB/TB<70% atau
BB/U<80% BB/U<60%
Demam yang tidak - 2 minggu - -
diketahui penyebabnya

Batuk kronik - 3 minggu - -


Pembesaran limfe (kolli, - 1 cm, jumlah >1, tidak - -
aksila, inguinal) nyeri

Pembengkakan - Ada pembengkakan - -


tulang/sendi panggul,
lutut, falang

Foto toraks Normal/kelainan tidak Gambaran sugestif TB - -


TATALAKSANA
Jika ditemukan salah satu keadaan di bawah ini, pasien dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan rujukan:
1. Foto toraks menunjukan gambaran efusi pleura atau milier atau
kavitas
2. Gibbus, koksitis
3. Tanda bahaya:
 Kejang, kaku kuduk
 Penurunan kesadaran
 Kegawatan lain, misalnya sesak napas
MEDIKAMENTOSA
Beberapa hal penting dalam tatalaksana TB Anak adalah:
• Obat TB diberikan dalam paduan obat tidak boleh
diberikan sebagai monoterapi.
• Pemberian gizi yang adekuat.
• Mencari penyakit penyerta, jika ada ditatalaksana secara
bersamaan.
Nama Obat Sediaan Dosis harian Dosis maximal Efek samping
(mg/kgBB/hari) (mg/hari)

Isoniazid Tab 100mg, 300mg 10 (7-15) 300 Hepatitis, neuritis


kalau dengan perifer, hipersensitivitas
Rifampisin tidak boleh
>10
Rifampisin Cap 150mg, 300mg, 15 (10-20) 600 Gastrointestinal, reaksi
450mg Kalau dengan INH kulit, hepatitis,
dosisnya tidak boleh trombositopenia,
>15 peningkatan enzim hati,
cairan tubuh berwarna
merah oranye

Pirazinamid Tab 500mg 35 (30-40) 2000 Artralgia, toksisitas hati


dan gastrointestinal

Etambutol Tab 250mg, 500mg 20 (15-25) 1250 Neuritis optik,


ketajaman mata
berkurang, buta warna
(merah-hijau),
penyempitan lapang
Streptomisin 15-40 1000 Ototoksik, nefrotoksik
 Paduan OAT untuk anak yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian
Tuberkulosis di Indonesia adalah:
o Kategori Anak dengan 3 macam obat: 2HRZ/4HR
o Kategori Anak dengan 4 macam obat: 2HRZE(S)/4-10HR
Kategori I diberikan untuk pasien baru TB paru BTA positif, pasien TB paru BTA
negatif foto toraks positif,. Kategori II diberikan TB berat, baik pulmonal maupun
ekstrapulmonal seperti TB milier, meningitis TB, TB sendi dan tulang
• Paduan OAT Kategori Anak diberikan dalam bentuk paket berupa obat
Kombinasi Dosis Tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2
atau 3 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien.
Paduan ini dikemas dalam satu paket untuk satu pasien.
HASIL PENGOBATAN
NON MEDIKAMENTOSA
1. Pendekatan DOTS
2. Sumber penularan  Sumber penularan adalah orang dewasa dengan TB
paru aktif BTA positif yang kontak erat dengan anak. Pelacakan dilakukan
dengan pemeriksaan radiologis dan sputum BTA, dan uji tuberkulin. Begitu
juga sebaliknya, bila terdapat orang dewasa yang TB aktif, anak disekitarnya
atau yang kontak erat harus di periksa.
3. Edukasi dan sosial ekonomi
4. Pemberian imunisasi BCG pada usia kurang dari 2 bulan. Dosisnya
sebanyak 0,05 ml untuk bayi dan 0,10 ml untuk anak, diberikan secara
intrakutan di daerah insersi otot deltoid kanan.

Anda mungkin juga menyukai