Anda di halaman 1dari 37

BRONKOPNEUMONIA

Oleh :
Syahri Hidayat Harahap 150100020
Vinny Stevany 150100031

Pembimbing : dr. Monalisa Elizabeth, M. Ked (Ped), Sp.A(K)

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN USU
2019
LATAR BELAKANG

• Insiden bronkopneumonia pada anak <5 tahun


 Di negara negara maju  2-4 kasus dalam 100 anak/tahun
 Di negara berkembang  10-20 kasus dalam 100
anak/tahun.
 menyebabkan kematian lebih dari 5 juta anak pertahun
dinegara negara berkembang. disebabkan oleh infeksi
bakteri umumnya Streptococcus pneumoniae,
Staphylococcus auereus, Streptococcus grup B.
TUJUAN

• Untuk menguraikan teori-teori, mulai dari definisi hingga


diagnosis, serta tatalaksana, dan melaporkan kasus mengenai
bronkopneumonia
• Penyusunan laporan kasus ini sekaligus untuk memenuhi
persyaratan pelaksanaan kegiatan Program Pendidikan Profesi
Dokter (P3D) di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
MANFAAT

• Laporan kasus ini diharapkan dapat mengembangkan


kemampuan dan pemahaman penulis serta pembaca
khususnya peserta P3D untuk lebih memahami mengenai
bronkopneumonia pada anak terutama tentang penegakan
diagnosis dan tatalaksananya
DEFINISI

• Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru


yang melibatkan bronkus atau bronkiolus yang berupa
distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy distribution).
• Pneumonia merupakan penyakit peradangan akut pada paru
yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian
kecil disebabkan oleh penyebab non-infeksi yang akan
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat
EPIDEMIOLOGI

• 1/5 kematian anak di seluruh dunia, lebih kurang dua juta anak
balita, meninggal setiap tahun akibat pneumonia, sebagian
besar terjadi di Asia Tenggara dan negara-negara berkembang.
• Menurut survei kesehatan nasional (SKN) tahun 2011,
sebanyak 28,2% kematian bayi dan 20,2% kematian balita di
Indonesia disebabkan oleh penyakit sistem pernafasan,
terutama pneumonia.
ETIOLOGI

• Bakteri,
penyebab utama di negara berkembang, yaitu: Streptococcus
pneumoniae (30−50%), Haemophilus influenzae type b (Hib),
Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae.
• Virus
Virus merupakan penyebab utama di negara maju, yaitu: RSV
(15–40%), virus Influenza A dan B, Parainfluenza, Human
metapneumovirus, adenovirus.
• Jamur
PATOGENESIS

• Stadium 1 (4-12 jam pertama atau kongesti) / hiperemia


• Mediator inflamasi + degranulasi sel mast (komplemen)  ↑ permeabilitas
kapiler paru  perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium
sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus.

• Stadium 2 (48 jam berikutnya) / hepatisasi merah


• alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin
• Stadium 3 (3-8hari) / hepatisasi kelabu
• endapan fibrin terakumulasi dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel.
• eritrosit di alveoli mulai diresorbsi,
• lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit.

• Stadium 4 (7-11 hari) / stadium resolusi


• sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag
• jaringan kembali ke strukturnya semula
MANIFESTASI KLINIS
• Gejala infeksi umum:
• demam, sakit kepala, gelisah, malaise, nafsu makan
menurun, keluhan gastrointestinal, muntah atau diare;
kadang-kadang ditemukan gejala ekstraparu.
• Pada anak dengan malnutrisi berat, demam jarang
terjadi.

• Gejala gangguan respiratori


• batuk, sesak napas, retraksi dinding dada, takipnea,
napas cuping hidung, air hunger, merintih, dan sianosis.
DIAGNOSIS
• ANAMNESIS
• PEMERIKSAAN FISIK
 RR dan HR
 KU antara lain meliputi kesadaran dan kemampuan makan/
minum
 Gejala distres pernapasan seperti takipnea, retraksi subkostal,
batuk, krepitasi, dan penurunan suara paru
 Demam dan sianosis
 Anak di bawah 5 tahun mungkin tidak menunjukkan gejala
pneumonia yang klasik.
Klasifikasi pneumonia berdasarkan WHO terdiri dari:8
• Bayi kurang dari 2 bulan
• pneumonia berat: napas cepat atau retraksi yang berat
• pneumonia sangat berat: tidak mau menetek/minum, kejang, letargis, demam
atau hipotermia, bradipnea atau pernapasan ireguler

• Anak umur 2 bulan – 5 tahun


• pneumonia ringan: napas cepat
• pneumonia berat: retraksi
• pneumonia sangat berat: tidak dapat minum/makan, kejang, letargis, dan
malnutrisi.
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Radiologis:
Konsolidasi lobar atau segmental disertai air bronchogram, biasanya
disebabkan infeksi Pneumoccocus spp. atau bakteri lain Pneumonia interstisial,
biasanya karena virus atau mikoplasma; gambaran berupa corakan
bronkovaskular bertambah, peribronchial cuffing, dan overaeration;

• Laboratorium:
Jumlah leukosit >15.000/µL dengan dominasi neutrofil sering didapatkan pada
pneumonia bakteri, tetapi dapat pula karena pneumonia nonbakteri.

• Mikrobiologis: Hasil (+) pada kultur darah hanya didapatkan pada 10–30%
kasus.
KOMPLIKASI

BRONKIEKTASIS
EMPIEMA
ABSES
PARU
TATALAKSANA
BAB III
STATUS ORANG SAKIT

ANAMNESIS PRIBADI
Nama : Muhammad El Mufassir Sakhawi
Umu : 3 bulan 8 Hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Gg. Pasar Senin Lembah No. 20,
Medan Mimun
ANAMNESIS PENYAKIT
Hal ini dialami pasien sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Batuk disertai dahak
dan tidak disertai darah. Riwayat kontak dengan penderita batuk lama dewasa tidak
dijumpai. flu tidak dijumpai pada pasien.
Demam saat ini tidak dijumpai. Riwayat demam dijumpai sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit. Demam bersifat tinggi. Demam dapat turun dengan obat penurun panas.
Suhu tertinggi demam adalah 39,5 oC. Demam tidak disertai kejang.
Sesak napas saat ini tidak dijumpai. Riwayat sesak napas dijumpai 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Sesak napas tidak berhubungan dengan aktivitas maupun cuaca
Buang air kecil dalam batas normal, Buang air besar dijumpai lebih dari 3 kali dalam
satu hari sejak 3 hari terakhir. Buang air besar berwarna kuning. konsistensi cair, tanpa
lendir maupun darah. dengan volume lebih kurang ¼ gelas.
Riwayat bepergian ke daerah endemis malaria disangkal.
Riwayat penyakit darah tinggi dan sakit gula disangkal.
Riwayat penyakit yang sama pada keluarga tidak dijumpai.
Riwayat alergi terhadap obat-obatan, makanan dan cuaca tertentu disangkal.
ANAMNESIS PENYAKIT
Riwayat kehamilan:. ibu berusia 31 tahun ketika hamil. Ibu rutin kontrol
kandungan ke bidan. Riwayat sakit gula, darah tinggi, demam saat hamil
tidak dijumpai pada ibu pasien. Riwayat mengkonsumsi obat-obatan saat
hamil tidak dijumpai. Riwayat konsumsi alkohol disangkal. Riwayat merokok
juga disangkal.
Riwayat kelahiran: Pasien merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara, Pasien
lahir cukup bulan dengan waktu kehamilan 39 minggu. Pasein lahir spontan
pervaginam. di klinik bersalin dan ditolong oleh bidan. Pasien lahir segera
menangis kuat. Riwayat biru ketika lahir tidak dijumpai. Berat badan lahir
3300 gram dan panjang badan lahir 50 cm. pasien mendapatkan salap mata
sesaat setelah lahir dan injeksi vitamin K.
Riwayat imunisasi: BCG, Hep B dan Polio sudah diberikan
DPT, Hib dan campak belom diberikan
Riwayat Penyakit Terdahulu : Tidak dijumpai
Riwayat Penggunaan Obat: : Paracetamol sirup
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum Keadaan penyakit
Sens : Compos Mentis Pancaran wajah : Lemah
BB : 5,6 kg Sikap paksa : (-)
TB : 56 cm Refleks fisiologis : (+)
BB/U : -2 < z score < +2 (BB baik)
Refleks patologis : (-)
TB/U : -2 < z score < +2 (TB baik)
Anemia (-), Ikterus (-), Dispnu (+)
BB/TB: +1 < z score < +2 (Gizi baik/cukup)
Sianosis (-), Edema (-), Purpura (-)
TD : 90/60 mmHg Turgor kulit : Cepat
RR : 40 kali/menit
HR : 110 kali/menit
Suhu : 37,8oC
STATUS LOKALISATA
Kepala : Mata : konjungtiva palpebra inferior pucat(-/-), sklera ikterik(-/-), pupil isokor, diameter 2 mm,
refleks cahaya (+/+)
Hidung : Pernapasan cuping hidung tidak dijumpai
Telinga : dalam batas normal
Mulut : bibir sianosis tidak dijumpai
Leher : Pembesaran KGB (-),
Dada : Inspeksi : simetris fusiformis tanpa retraksi
Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : suara pernapasan : vesikuler
suara tambahan : Ronki basah halus (+)
wheezing (-)
suara jantung : reguler tanpa murmur
Abdomen : Soepel, peristaltik normal. Hepar, Lien dan Renal tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, tekanan nadi cukup, turgor kembali cepat, tidak sianosis.
Genitalia : laki-laki, tidak dijumpai kelainan
HASIL LABORATORIUM
Darah Lengkap Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 9,2 14-17 g/dL
Eritrosit 3,46 3,1-4,7 juta/μL
Leukosit 35,45 6-17,5 103/ μL
Hematokrit 28,6 38-52 %
Trombosit 730 150-440 103/μL
MCV 82,7 74-118 fL
MCH 26,6 25-35 pg
MCHC 32,2 28-36 g/dL
Neutrofil 67 50-70 %
Limfosit 21,6 20-40 %
Monosit 10,9 2-8 %
Eosinofil 0,4 1-6 %
Basofil 0,1 0-1 %
Imunoserologi Hasil Nilai Rujukan Satuan
DIAGNOSIS BANDING
Bronkopneumonia
Bronkiolitis
TB paru

Diagnosis kerja
• Bronkopneumonia
Tatalaksana
Tirah Baring
IVFD D5% Nacl 0,45% 23 cc/jam
Inj. Ampicilin 280 mg/6 jam
Inj. Gentamicin 28 mg/24 jam
Nebul Nacl 0,9% 3cc / 8 jam
Paracetamol syr 3x2,5ml
Zink 1x10 mg
Lacto B 2x1 sachet

Rencana penjajakan
Foto thoraks
BAB IV
FOLLOW UP
FOLLOW UP TANGGAL 23 OKTOBER 2019
S Batuk dijumpai, sesak napas tidak dijumpai, demam dijumpai
O Sensorium: compos mentis, HR; 116x/i RR: 40x/i
Kepala : Mata : konjungtiva palpebra inferior pucat(-/-), sklera ikterik(-/-), pupil
isokor, diameter 2 mm, refleks cahaya (+/+)
Hidung : Pernapasan cuping hidung tidak dijumpai
Telinga : dalam batas normal
Mulut : bibir sianosis tidak dijumpai
Leher : Pembesaran KGB (-),
Dada : Inspeksi : simetris fusiformis tanpa retraksi
Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : suara pernapasan : vesikuler
suara tambahan : Ronki basah halus (+)
wheezing (-)
suara jantung : reguler tanpa murmur
Abdomen : Soepel, peristaltik normal. Hepar, Lien dan Renal tidak teraba
A Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, tekanan nadi cukup, turgor kembali cepat,
tidak sianosis
Bronkopneumonia dd bronkiolitis
P Tirah Baring
IVFD D5% Nacl 0,45% 23 cc/jam
Inj. Ampicilin 280 mg/6 jam
Inj. Gentamicin 28 mg/24 jam
Nebul Nacl 0,9% 3cc / 8 jam
Paracetamol syr 3x2,5ml
R/ Foto thorax
FOLLOW UP TANGGAL 24 OKTOBER 2019
S Batuk dijumpai, sesak napas tidak dijumpai, demam dijumpai
O Sensorium: compos mentis, HR; 112x/i RR: 38x/i
Kepala : Mata : konjungtiva palpebra inferior pucat(-/-), sklera ikterik(-/-), pupil
isokor, diameter 2 mm, refleks cahaya (+/+)
Hidung : Pernapasan cuping hidung tidak dijumpai
Telinga : dalam batas normal
Mulut : bibir sianosis tidak dijumpai
Leher : Pembesaran KGB (-),
Dada : Inspeksi : simetris fusiformis tanpa retraksi
Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : suara pernapasan : vesikuler
suara tambahan : Ronki basah halus (+)
wheezing (-)
suara jantung : reguler tanpa murmur
Abdomen : Soepel, peristaltik normal. Hepar, Lien dan Renal tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, tekanan nadi cukup, turgor kembali cepat,
tidak sianosis
Bronkopneumonia dd bronkiolitis
P Tirah Baring
IVFD D5% Nacl 0,45% 23 cc/jam
Inj. Ampicilin 280 mg/6 jam
Inj. Gentamicin 28 mg/24 jam
Nebul Nacl 0,9% 3cc / 8 jam
Paracetamol syr 3x2,5ml
R/ Susul Foto thorax
FOLLOW UP TANGGAL 25 OKTOBER 2019
S Batuk dijumpai, sesak napas tidak dijumpai, demam tidak dijumpai
O Sensorium: compos mentis, HR; 112x/i RR: 36x/i
Kepala : Mata : konjungtiva palpebra inferior pucat(-/-), sklera ikterik(-/-), pupil
isokor, diameter 2 mm, refleks cahaya (+/+)
Hidung : Pernapasan cuping hidung tidak dijumpai
Telinga : dalam batas normal
Mulut : bibir sianosis tidak dijumpai
Leher : Pembesaran KGB (-),
Dada : Inspeksi : simetris fusiformis tanpa retraksi
Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : suara pernapasan : vesikuler
suara tambahan : Ronki basah halus (+)
wheezing (-)
suara jantung : reguler tanpa murmur
Abdomen : Soepel, peristaltik normal. Hepar, Lien dan Renal tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, tekanan nadi cukup, turgor kembali cepat,
tidak sianosis
Bronkopneumonia dd bronkiolitis
P Tirah Baring
IVFD D5% Nacl 0,45% 23 cc/jam
Inj. Ampicilin 280 mg/6 jam
Inj. Gentamicin 28 mg/24 jam
Nebul Nacl 0,9% 3cc / 8 jam
R/ Susul Foto thorax
FOLLOW UP TANGGAL 26 OKTOBER 2019
S Batuk dijumpai, sesak napas tidak dijumpai, demam tidak dijumpai
O Sensorium: compos mentis, HR; 118x/i RR: 36x/i
Kepala : Mata : konjungtiva palpebra inferior pucat(-/-), sklera ikterik(-/-), pupil isokor,
diameter 2 mm, refleks cahaya (+/+)
Hidung : Pernapasan cuping hidung tidak dijumpai
Telinga : dalam batas normal
Mulut : bibir sianosis tidak dijumpai
Leher : Pembesaran KGB (-),
Dada : Inspeksi : simetris fusiformis tanpa retraksi
Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : suara pernapasan : vesikuler
suara tambahan : Ronki basah halus (+)
wheezing (-)
suara jantung : reguler tanpa murmur
Abdomen : Soepel, peristaltik normal. Hepar, Lien dan Renal tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, tekanan nadi cukup, turgor kembali cepat, tidak
sianosis

Bronkopneumonia dd bronkiolitis
P Tirah Baring
IVFD D5% Nacl 0,45% 23 cc/jam
Inj. Ampicilin 280 mg/6 jam
Inj. Gentamicin 28 mg/24 jam
Nebul Nacl 0,9% 3cc / 8 jam
Hasil foto thorax
Tampak Infiltrat pada kedua lapangan paru tengah
Tampak airbrochogram pada lapangan paru
Kesan: Bronkopneumonia
FOLLOW UP TANGGAL 27 OKTOBER 2019
S Batuk dijumpai, sesak napas tidak dijumpai, demam tidak dijumpai, BAB cair dijumpai
O Sensorium: compos mentis, HR; 124x/i RR: 38x/i
Kepala : Mata : konjungtiva palpebra inferior pucat(-/-), sklera ikterik(-/-), pupil
isokor, diameter 2 mm, refleks cahaya (+/+)
Hidung : Pernapasan cuping hidung tidak dijumpai
Telinga : dalam batas normal
Mulut : bibir sianosis tidak dijumpai
Leher : Pembesaran KGB (-),
Dada : Inspeksi : simetris fusiformis tanpa retraksi
Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : suara pernapasan : vesikuler
suara tambahan : Ronki basah halus (+)
wheezing (-)
suara jantung : reguler tanpa murmur
Abdomen : Soepel, peristaltik normal. Hepar, Lien dan Renal tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, tekanan nadi cukup, turgor kembali cepat,
tidak sianosis
Bronkopneumonia dd bronkiolitis
P Tirah Baring
IVFD D5% Nacl 0,45% 23 cc/jam
Inj. Ampicilin 280 mg/6 jam
Inj. Gentamicin 28 mg/24 jam
Nebul Nacl 0,9% 3cc / 8 jam
Zink 1x10 mg
Lacto B 2x1 sachet
FOLLOW UP TANGGAL 28 OKTOBER 2019
S Batuk dijumpai, BAB cair dijumpai
O Sensorium: compos mentis, HR; 128x/i RR: 38x/i
Kepala : Mata : konjungtiva palpebra inferior pucat(-/-), sklera ikterik(-/-), pupil
isokor, diameter 2 mm, refleks cahaya (+/+)
Hidung : Pernapasan cuping hidung tidak dijumpai
Telinga : dalam batas normal
Mulut : bibir sianosis tidak dijumpai
Leher : Pembesaran KGB (-),
Dada : Inspeksi : simetris fusiformis tanpa retraksi
Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : suara pernapasan : vesikuler
suara tambahan : Ronki basah halus (+)
wheezing (-)
suara jantung : reguler tanpa murmur
Abdomen : Soepel, peristaltik normal. Hepar, Lien dan Renal tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, tekanan nadi cukup, turgor kembali cepat,
tidak sianosis
Bronkopneumonia
P Tirah Baring
IVFD D5% Nacl 0,45% 23 cc/jam
Inj. Ampicilin 280 mg/6 jam
Inj. Gentamicin 28 mg/24 jam
Nebul Nacl 0,9% 3cc / 8 jam
Zink 1x10 mg
Lacto B 2x1 sachet
FOLLOW UP TANGGAL 29 OKTOBER 2019
S Batuk dijumpai, BAB cair tidak dijumpai
O Sensorium: compos mentis, HR; 128x/i RR: 38x/i
Kepala : Mata : konjungtiva palpebra inferior pucat(-/-), sklera ikterik(-/-), pupil
isokor, diameter 2 mm, refleks cahaya (+/+)
Hidung : Pernapasan cuping hidung tidak dijumpai
Telinga : dalam batas normal
Mulut : bibir sianosis tidak dijumpai
Leher : Pembesaran KGB (-),
Dada : Inspeksi : simetris fusiformis tanpa retraksi
Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : suara pernapasan : vesikuler
suara tambahan : Ronki basah halus (+)
wheezing (-)
suara jantung : reguler tanpa murmur
Abdomen : Soepel, peristaltik normal. Hepar, Lien dan Renal tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, tekanan nadi cukup, turgor kembali cepat,
tidak sianosis
Bronkopneumonia
P Tirah Baring
IVFD D5% Nacl 0,45% 23 cc/jam
Inj. Ampicilin 280 mg/6 jam
Inj. Gentamicin 28 mg/24 jam
Nebul Nacl 0,9% 3cc / 8 jam
Zink 1x10 mg
R/ PBJ
BAB V
DISKUSI
KASUS
TEORI PASIEN
Definisi Batuk dialami pasien sejak 2 minggu
Bronkopneumonia adalah peradangan SMRS. Batuk disertai dahak dan tidak
pada parenkim paru yang melibatkan disertai darah. Riwayat kontak dengan
bronkus atau bronkiolus yang berupa penderita batuk lama dewasa tidak
distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy dijumpai.
distribution). Pneumonia merupakan Demam saat ini tidak dijumpai. Riwayat
penyakit peradangan akut pada paru yang demam dijumpai sejak 3 hari SMRS.
disebabkan oleh infeksi mikroorganisme Demam bersifat tinggi. Demam dapat
dan sebagian kecil disebabkan oleh turun dengan obat penurun panas. Suhu
penyebab non-infeksi yang akan tertinggi demam adalah 39,5 oC. Demam
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan tidak disertai kejang.
gangguan pertukaran gas setempat Sesak napas saat ini tidak dijumpai.
Riwayat sesak napas dijumpai 2 minggu
SMRS. Sesak napas tidak berhubungan
dengan aktivitas maupun cuaca
Diagnosis Dari anamnesis dijumpai Batuk,
anamnesis Riwayat Demam 3 hari sebelum masuk
Demam tinggi, batuk, gelisah, rewel, rumah sakit, Riwayat sesak nafas 2
dan sesak napas Pada bayi, gejala minggu sebelum masuk rumah sakit.
tidak khas, sering kali tanpa demam Dari pemeriksaan fisik dijumpai. batuk
dan batuk Anak besar kadang dan suhu tubuh meningkat. dari
mengeluh nyeri kepala, nyeri abdomen, auskultasi dijumpai ronki basah halus.
sertai muntah. nafas cepat tidak dijumpai yaitu <40x/i.
Dari pemeriksaan foto thoraks dijumpai
Pemeriksaan fisik gambaran air brochogram. dari hasil lab
Gejala yang sering terlihat adalah dijumpai leukosit meningkat menjadi
batuk, panas, dan iritabel. pada 35.450/mL
auskultasi dijumpai ronki basah halus.
nafas cepat >50x/i.

Pemeriksaan penunjang
Foto thorax : air brochogram
Laboratorium : Peningkatan leukosit
>15.000/mL
Tatalaksana Tirah Baring
IVFD D5% Nacl 0,45%
23 cc/jam
Pemberian O2 jika saturasi
Inj. Ampicilin 280 mg/6
oksigen <90%.
jam
Tatalaksana Patensi jalan
Inj. Gentamicin 28
napas
mg/24 jam
Pemberian antibiotik
Nebul Nacl 0,9% 3cc /
Terapi demam
8 jam
Paracetamol syr
3x2,5ml
Zink 1x10 mg
Lacto B 2x1 sachet
KESIMPULAN
Seorang laki-laki, MEMS berusia 3 bulan datang ke rumah sakit
dengan keluhan batuk. Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang, pasien kemudian didiagnosis
dengan. Bronkopneumonia. Pasien dirawat tirah baring di ruangan
rawat inap RS USU, kemudian ditatalaksana dengan IVFD D5%
Nacl 0,45% 23 cc/jam, Inj. Ampicilin 280 mg/6 jam, Inj. Gentamicin
28 mg/24 jam , Nebul Nacl 0,9% 3cc / 8 jam, Paracetamol syr
3x2,5ml, Zink 1x10 mg, Lacto B 2x1 sachet.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai