Anda di halaman 1dari 60

Lapkas

Bronkopneumonia
Internship RSUD Adnaan WD 2023
Pendahuluan
• Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru
• Pneumonia pada anak dibedakan menjadi pneumonia lobaris,
pneumonia interstisialis, dan bronkopneumonia
• Bronkopneumonia merupakan salah satu bentuk pneumonia yang
terletak pada alveoli paru
• Diperkirakan hampir seperlima kematian anak di seluruh dunia, lebih
kurang dua juta anak balita, meninggal setiap tahun akibat
pneumonia
• Menurut survey kesehatan nasional (SKN) 2001, 27,6% angka
kematian bayi dan 22,8% kematian balita di Indonesia disebabkan
oleh penyakit sistem respiratori, terutama pneumonia
• Angka kejadian pneumonia di Sumatera Barat setiap tahunnya
meningkat, terbukti pada tahun 2012 diperkirakan terdapat 48.591
TINJAUAN PUSTAKA
Bronkopneumonia adalah peradangan pada paru
dimana proses peradangannya ini menyebar
membentuk bercak-bercak infiltrat yang
berlokasi di alveoli paru dan dapat pula
melibatkan bronkiolus terminal.
Survey Kesehatan Nasional (SKN), 2010

Masalah
kesehatan
PNEUMONIA
utama pada
anak di
negara
berkembang
Survey Kesehatan Nasional (SKN), 2010

27,6 %,
kematian
bayi
Di Indonesia
disebabkan oleh
penyakit sistem
respiratori,
terutama
pneumonia.
22,8 %
kematian
balita
EPIDEMIOLOGI
• Insiden Bronchopneumonia di negara berkembang hampir 30%
pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dgn resiko kematian yg
tinggi,
• Sedangkan di Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari
seluruh penyakit infeksi pada anak di bawah umur 2 tahun.
• Angka kejadian pneumonia di Sumatera Barat setiap tahunnya
meningkat, terbukti pada tahun 2012 diperkirakan terdapat 48.591
Patofisiologi
Faktor Penyebab
Bronchopneumonia masuk
kedalam saluran pernafasan.

Inflamasi Broncus dan Alveoli


dengan ditandai oleh
penumpukan sekret.

Bila penyebaran kuman sudah mencapai


alveolus maka komplikasi yang terjadi
adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema
dan atelektasis.
ETIOLOGI
• Patogen penyebab pneumonia pada anak bervariasi
tergantung :
– Usia
– Status imunologis
– Status lingkungan
– Kondisi lingkungan (epidemiologi setempat, polusi
udara)
– Status imunisasi
– Faktor pejamu (penyakit penyerta, malnutrisi).
• Usia pasien merupakan peranan penting pada perbedaan
dan kekhasan pneumonia anak, terutama dalam spectrum
etiologi, gambaran klinis dan strategi pengobatan
GEJALA KLINIS
• Bronchopneumonia biasanya di dahului oleh infeksi
saluran napas bagian atas selama beberapa hari.
• Suhu dapat naik sangat mendadak sampai 39 – 400 C dan
mungkin disertai kejang demam.
• Anak megalami kegelisahan, kecemasan, dispnoe
pernapasan.
• Kerusakan pernapasan diwujudkan dalam bentuk napas
cepat dan dangkal, pernapasan cuping hidung, retraksi
pada daerah supraclavikular, ruang-ruang intercostal,
sianosis sekitar mulut dan hidung
• Dapat disertai muntah dan diare.
PEMERIKSAAN FISIK
Dalam pemeriksaan fisik ditemukan hal-hal sebagai
berikut :
• Suhu tubuh ≥ 38,5o C
• Terdapat retraksi otot epigastrik, interkostal,
suprasternal, dan pernapasan cuping hidung.
• Takipneu berdasarkan WHO:
Usia < 2 bulan ≥ 60 x/menit
Usia 2-12 bulan ≥ 50 x/menit
Usia 1-5 tahun ≥ 40 x/menit
Usia 6-12 tahun ≥ 28 x/menit
• Pada palpasi ditemukan fremitus vokal
menurun.
• Pada perkusi lapangan paru redup pada daerah
paru yang terkena.
• Pada auskultasi dapat terdengar suara
pernafasan menurun, fine crackles (ronki basah
halus). Dan kadang terdengar juga suara
bronkial
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
• Pada pneumonia virus dan mikoplasma umumnya
leukosit dalam batas normal. Pada pneumonia bakteri
didapatkan leukositosis dengan predominan PMN.

2. C-Reactive Protein (CRP)


• Secara klinis CRP digunakan sebagai alat diagnostik
untuk membedakan antara faktor infeksi dan noninfeksi,
infeksi virus dan bakteri, atau infeksi bakteri
superfisialis dan profunda
3. Foto Toraks
• Foto rontgen toraks proyeksi posterior-anterior
merupakan dasar diagnosis utama pneumonia.
4. Pemeriksaan serologis
• Uji serologik untuk medeteksi antigen dan antibodi pada
infeksi bakteri mempunyai sensitivitas dan spesifitas
yang rendah.
5. Analisa gas darah( AGDA )
• Menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia.Pada
stadium lanjut dapat terjadi asidosis metabolik
6. Pemeriksaan Mikrobiologis
• Diagnosis dikatakan definitif bila kuman ditemukan dari
darah, cairan pleura, atau aspirasi paru.
Secara umum gambaran foto toraks terdiri dari:
• Infiltrat interstisial, ditandai dengan peningkatan corakan
bronkovaskular, peribronchial cuffing dan overaeriation.
• Infiltrat alveolar, merupakan konsolidasi paru dengan air
bronchogram.
• Bronkopneumoni ditandai dengan gambaran difus
merata pada kedua paru berupa bercak-bercak infiltrat
yang dapat meluas hingga daerah perifer paru disertai
dengan peningkatan corakan peribronkial.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Klasifikasi pneumonia berdasarkan pedoman WHO :
Bayi dan anak berusia 2 bulan – 5 tahun :
• Pneumonia berat
 Frekuensi pernafasan pada anak umur 2-12 bulan ≥ 50
x/menit, Usia 1-5 tahun ≥ 40 x/menit
 Adanya retraksi
 Sianosis
 Anak tidak mau minum
 Tingkat kesadaran yang menurun dan merintih (pada bayi)
 Anak harus dirawat dan di terapi dengan antibiotik
Bayi berusia di bawah 2
• Pneumonia Bulan :
 Frekuensi pernafasan pada • Pneumonia
anak umur 2-12 bulan ≥ 50  Bila ada nafas cepat ≥ 60
x/menit, Usia 1-5 tahun ≥ 40 x/menit atau sesak nafas
x/menit
 Harus dirawat dan diberikan
 Adanya retraksi antibiotik
 Anak perlu di rawat dan
berikan terapi antibiotik
•Bukan pneumonia
Tidak ada nafas cepat atau
sesak nafas
 Tidak perlu dirawat, cukup
diberikan pengobatan
simptomatik
PENATALAKSANAAN

• Suportif : O2, nutrisi enteral/ parenteral


• Antibiotik secara empiris (biakan kuman dan tes
sensitivitas)
Terapi Oksigen
• Beri oksigen pada semua anak dengan pneumonia berat
sesuai dengan saturasi
• Lanjutkan pemberian oksigen sampai tanda hipoksia
(seperti tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
yang berat atau napas > 70/menit) tidak ditemukan lagi.
Perawatan penunjang
• Bila anak disertai demam (> 39º C) yang tampaknya
menyebabkan distres, beri parasetamol.
• Bila ditemukan adanya wheeze, beri bronkhodilator kerja
cepat
• Anjurkan pemberian ASI atau cairan oral.
• Jika anak tidak bisa minum, berikan cairan rumatan
melalui jalur intravena.
Laporan Kasus
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : An.AQC
No.MR : 17.91.95
Umur : 1 tahun 6 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat: Balai Rupi, Simalanggang
LAPORAN KASUS

ANAMNESIS
Seorang pasien perempuan berusia 1 tahun 9 bulan masuk ke IGD RSUD
Adnan WD Payakumbuh dengan :

Keluhan utama : Sesak nafas sejak 12 jam SMRS


LAPORAN KASUS
Riwayat Penyakit Sekarang

 Sesak nafas memberat sejak 12 jam SMRS, keluhan sudah dirasakan sejak 2 hari
SMRS. Sesak nafas tidak menciut, tidak dipengaruhi makanan maupun cuaca.Dada
terasa berdebar-debar sejak 2 hari SMRS

 Demam sejak 5 hari SMRS. Demam dirasakan naik turun. Demam dirasakan naik
tinggi saat malam hari. Turun dengan penurun panas dari puskesmas namun naik
kembali saat obat habisBatuk berdahak sejak 2 minggu yang lalu, pasien sering batuk
pilek dan hilang timbul.
LAPORAN KASUS
Riwayat Penyakit Sekarang

 Batuk berdahak dirasakan sejak 5 hari SMRS, berwarna dahak berwarna kuning
kehijauan

 Mual dan muntah dirasakan sesekali jika OS batuk berat

 BAB tidak ada keluhan

 BAK tidak ada keluhan


LAPORAN KASUS

Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat Penyakit Keluarga:


 Riwayat asma pada keluarga tidak ada.
 Riwayat kejang tidak ada
 Riwayat TB pada keluarga tidak ada.
 Riwayat penyakit kongenital tidak ada
LAPORAN KASUS

Riwayat Kehamilan:
 Anak lahir cukup bulan, lahir dengan SC,
BB 2600mg, PB 49cm, menangis spontan Riwayat Tumbuh-Kembang:
 Anak tumbuh sesuai dengan usia nya,
tidak berbeda dengan teman sebayanya.
Riwayat Imunisasi:
 Imunisasi dasar hanya saat lahir
LAPORAN KASUS
PEMERIKSAN Suhu: 38ºC
FISIK (20-06
2023) SpO2 : 90% FA
Keadaan umum : sakit sedang BB : 12 kg
Kesadaran TB : 79 cm
:CMC Ikterus : tidak ada
Frekuensi nadi : Anemia: tidak ada
130x/menit Sianosis: tidak ada
Frekuensi nap : Kulit : teraba hangat, turgor kulit perut
48x/menit kembali lambat
LAPORAN KASUS
3. PEMERIKSAN Hidung : napas cuping hidung (+),
FISIK (20-06 Tenggorok : hiperemis (-)
2023) Gigi dan mulut: bibir sianosis (-)
Kepala : simetris, ubun ubun datar Leher : kaku kuduk tidak ada,
Rambut : hitam, tidak mudah rontok
Mata : konjungtiva anemis, sklera tidak
ikterik, pupil isokor, Ø 3 mm, reflek
cahaya +/+.
Telinga: tidak ada keluar cairan dari telinga
LAPORAN KASUS

Thoraks:
Inspeksi : simetris, retraksi intercosta (+), retraksi epigastrium (+)
Palpasi : stem fremitus simetris
Perkusi : sonor, batas jantung dbn
Auskultasi: ekspirasi memanjang, ronki (+/+), wheezing (-/-)
mur mur (-)
LAPORAN KASUS

Abdomen:
Inspeksi : distensi tidak ada
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba , NT (-), turgor kembali cepat
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus positif normal
Punggung : tidak ada kelainan
Genitalia : tidak diperiksa
Anggota gerak: akral hangat, CRT < 2 detik
PEMERIKSAAN Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
LABORATORIUM (20-06-2023)
Hb : 11,8 gram/dl
Leukosit : 12.200/mm3
Hematokrit : 34 %
Trombosit :
366.000/mm3
GDR : 110
Antigen Covid : non reaktif

Kesan : Leukositosis
PEMERIKSAAN RO TORAK

Kesan: Infiltrat pada kedua lapang paru


DIAGNOSIS
Dyspnoe ec. Bronkopneumonia +
Acute bacterial infection
TATALAKSANA
Terapi Rawatan
Terapi Rawat HCU anak
IGD O2 NC 3 LPM
IVFD KaEN1B 15 tpm makro
O2 via NC 3lpm Inj. Ceftriaxone 2x600mg i.v
IVFD KaEN1B 15 tpm mikro Inj. Dexametason i.v 3x2mg
Inj. Paracetamol 130mg iv Inf Paracetamol 4x120mg
Inj. Deksametason bolus 6mg iv Ambroxol 3x6mg pulv p.o
Nebulisasi Ventolin 1 resp Salbutamol 3x1,2mg pulv p.o
Nebulisasi Ventolin 3x1resp
Diet makanan lunak 1000Kcal
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad sanam : Dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam
FOLLOW UP
FOLLOW UP
FOLLOW UP
FOLLOW UP
FOLLOW UP
PEMBAHASAN
Mengapa pasien didiagnosis sebagai
bronkopneumonia ?
Anamnesis
Kel. Utama : Sesak
Nafas

Pulmonal Ekstra-
Pulmonal

Sal. nafas atas (croup, tumor,


corpus alineum) -> stridor
• Jantung
• Ginjal
Sal. nafas bawah :
- Asma -> bunyi mengi • Endokrin
- TBC paru -> kontak dengan • Diare
penderita batuk lama/TB
- Pneumonia
Anamnesis
Kel. Tambahan
• Batuk pilek
• Panas badan
• Nafsu makan menurun
Inf.
Saluran
Nafas
Faktor Risiko
•Sosial ekonomi rendah,
• Sirkulasi rumah yang
tidak baik
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang ditemukan pada
pasien :
• Pada nafas terdapat retraksi otot
interkostal, dan pernapasan cuping
hidung.
• Palpasi : Vokal fremitus simetris.
• Perkusi : Tidak terdapat kelainan
• Auskultasi : Rhonki (+/+
Pemeriksaan Penunjang
• Darah perifer lengkap
– Hasil leukosit 12.200 /mm3 (Normal) virus atau
mikoplasma.

• Rontgen thoraks AP
– Kesan : Infiltrat di kedua lapang paru
Diagnosis
3 dari 5 gejala di bawah ini :
1. Sesak nafas disertai dengan pernafasan cuping hidung
dan tarikan dinding dada
2. Demam
3. Ronki
4. Foto toraks
5. Leukositosis
Penatalaksanaan
O2 NC 3 LPM
IVFD KaEN1B 15 tpm makro
Inj. Ceftriaxone 2x600mg i.v
Inj. Dexametason i.v bolus 6mg  selanjutnya 3x2mg
Inf Paracetamol 4x120mg
Ambroxol 3x6mg pulv p.o
Salbutamol 3x1,2mg pulv p.o
Nebulisasi Ventolin 3x1resp
Diet makanan lunak 1000Kcal
Penatalaksanaan
Oksigen 1-2 atau 2-4 L/menit
– Diberikan karena SpO2 < 96%
• Antibiotik
– Ceftriaxone 2x600mg i.v
• Simtomatik
– Dexametason i.v
– Inf Paracetamol 4x120mg
– Ambroxol 3x6mg pulv p.o
– Salbutamol 3x1,2mg pulv p.o
Usia Etiologi yang sering
E. colli
Streptococcus group B
Neonatus dan bayi Klebsiela
kecil Gram negatif enterokokus

3 minggu-3 bulan Chlamydia trachomatis


Streptococcus pneumonia
4 bulan-5 tahun Haemophillus influenzae tipe B

Streptococcus pneumonia
5 tahun-remaja Mycoplasma pneumoniae
PENATALAKSANAAN
(Antibiotik)
• Drug of choice untuk kuman yang dicurigai.

• Bila, tidak ada yang dicurigai

Antibiotik awal (24-72 jam pertama) menurut guideline

Cont….
Indikasi Rawat

Bayi Anak
• Saturasi oksigen ≤ 92 %, sianosis • Saturasi oksigen ≤ 92 %, sianosis
• Frekuensi napas > 60 x/menit • Frekuensi napas ≥ 50 x/menit
• Distress pernapasan, apneu • Distress pernapasan
intermitten, atau grunting
• Grunting
• Tidak mau minum/menetek
• Terdapat tanda dehidrasi
• Keluarga tidak bisa merawat
• Keluarga tidak bisa merawat
dirumah
dirumah
Kriteria Pulang
• Gejala dan tanda pneumonia menghilang
• Asupan peroral adekuat
• Pemberian antibiotik dapat diteruskan dirumah (peroral)
• Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi
dan rencana kontrol
• Kondisi rumah memungkinkan untuk perawatan
lanjutan dirumah

Anda mungkin juga menyukai