Anda di halaman 1dari 36

PNEUMONIA

dr. Wiwin Andani


Data Pasien
• Nama pasien : By MA
• Usia : 11 bulan
• Tanggal masuk : 01 Oktober 2019
• Keluhan utama : Demam
Anamnesis
Seorang An. MA umur 11 bulan dibawa oleh
ibunya ke IGD RS Andi Djemma Masamba dengan
keluhan Demam sejak 5 hari yang lalu, demam terus
menerus disertai sesak dan batuk sejak 5 hari yang
lalu. pasien sudah diberi obat penurun panas tetapi
tetap masih demam, mual (-), muntah (-). BAB biasa,
BAK lancar
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sakit sedang
• Kesadaran : GCS 15 (E4M6V5)
• Berat badan : 7,7 Kg
• Nadi : 124 x/ menit
• Frekuensi Nafas : 48 x/ menit
• Suhu : 39 ºc
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : Normosefali, rambut warna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
• Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/
• Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), rhinorrhea (+/+), epistaksis (-/-), deformitas hidung (-/-)
• Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-)
• Lidah : dalam batas normal
• Tonsil : Tonsil T2-T2, hiperemis (-), detritus (-), kripte (-)
• Tenggorokan : dalam batas normal
• Leher : Tidak ada pembesaran

• Paru
• Inspeksi : Normochest, simetris, retraksi dinding dada (+)
• Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris kesan melemah
• Perkusi : Sonor di semua lapang paru
• Auskultasi : Suara napas bronkhovesikuler, ronchi +/+,wheezing-/-
Pemeriksaan fisik
Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : Batas jantung kesan normal
• Auskultasi : SI SII reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi : Datar
• Palpasi : Teraba supel
• perkusi : Timpani
• Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
• Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-), pucat, CRT kurang
2 detik (-)
Pemeriksaan penunjang
• Darah rutin :
• Leukosit : 12.100 (N: 4500-11.000)
• Eritrosit : 4,57x106 (N: 4,2-5,4x106)
• Hemoglobin : 11,7 (N: 12-16)
• Hematokrit : 39,3 (N: 38-47)
• MCV : 75,1 (N: 79-99)
• MCH : 25,6 (N: 33-37)
• MCHC : 34,1 (N: 33-37)
• Trombosit : 164.000 (N: 150.000-440.000)
• GDS : 105 mg/dl
Foto thorax tanggal 02 Oktober 2019
• Konsolidasi inhomogen pada
paracardial kedua paru disertai
air bronchogram sign (+)
• Cor : Ukuran dan bentuk dalam
batas normal , aorta dalam batas
normal
• Sinus dan diafragma baik
• Tulang – tulang yang
tervisualisasi intak
• Rongga abdomen yang
tervisualisasi dalam batas normal

Kesan : Pneumonia
DIAGNOSA KERJA : PNEUMONIA
Penatalaksanaan
• O2 1 liter / menit
• IVFD Asering 35cc / jam
• Ampicillin 385 mg / 6 jam / IV
• Gentamicin 20 mg / 12 jam / IV
• Paracetamol 7,7 cc / 6 jam / IV ( jika suhu > 38,5 C )
PEMBAHASAN
Penyebab Pneumonia

Others
(Fungi, Virus)
30%
S.Pneumonia
(Pneumococcus)
50%
Severe Pneumonia cases
H.Influenza tipe
B 20%

Streptococcus pneumoniae: penyebab paling


sering pneumonia bakterial pada anak
1. UNICEF; WHO. Pneumonia: The Forgotten Killer of Children. 2006.
2. Pneumonia. Fact Sheet No. 331. Updated November 2014. WHO.
Faktor
FaktorRisiko
risiko
BBLR

Tidak ASI Malnutrisi

Immunisasi tdk Defisiensi vit A


lengkap

PNEUMONIA
Bayi, balita Cuaca dingin

Prevalens karier
‘Kumis pa joko’ patogen tinggi

Pajanan polusi
dalam & luar ruang
ETS, biomass fuel, vehicle &
industry pollution
The Route of Infection
Penyakit
Pneumokokus
Invasif

Meningitis

Karier Nasofaring
Bakteremia

Otitis Media
Akut

Herd effect

Pneumonia
24
Rute patogenik infeksi S.pneumoniae. Organ yang terinfeksi melalui udara (biru) dan rute hematogenik (merah)
Bogaert D, de Groot R, Hermans PWM. Streptococcus pneumoniae colonisation: the key to pneumococcal disease. The Lancet Inf Dis 2004;4:144-54
Anatomi sistem respiratorik
Saluran respiratorik atas :
Hidung
Sinus
Faring - laring
Saluran respiratorik bawah
:
Bronkus
Bronkiolus
Alveolus
Saluran respiratorik atas dan
bawah berhubungan erat
karena merupakan 1 unit
Pneumonia Pneumokokus (1/2)

Biasanya diawali iritasi ringan pada


saluran nafas atas yang disebabkan
infeksi virus

Apabila pneumokokus terdapat di saluran nafas


bawah biasanya dikeluarkan oleh mukosilier,
batuk, peptida antimikroba, dan innate immunity.

Apabila sistem ini tidak mampu mengeliminasi patogen,


inflamasi sistemik muncul dengan tanda dan gejalan
pneumonia bakterial.

van der Poll T, Opal SM. Pathogenesis, treatment, and prevention of pneumococcal pneumonia. The Lancet 2009;374:1543-56
Pneumonia Pneumokokus (2/2)

Penyakit yang berat mulainya mendadak dan


berkembang disertai menggigil, demam,
lemas, batuk, dan sesak nafas.

Batuk akan menjadi purulen, terkadang


disertai kecoklatan atau bercak darah serta
nyeri dada respirophasic dan sesak yang
memberat.

Apabila tidak diobati, dapat berkembang menjadi gagal


nafas akut, septic shock, kegagalan multiorgan, dan
kematian dalam beberapa hari setelah onset.

van der Poll T, Opal SM. Pathogenesis, treatment, and prevention of pneumococcal pneumonia. The Lancet 2009;374:1543-56
Pneumonia = radang paru

infeksi oleh mikroorganisma

jaringan paru rusak


Tatalaksana pneumonia
Indikasi Rawat pada Pneumonia
• Membutuhkan antibiotika peroral
• Membutuhkan oksigenasi
• Membutuhkan dukungan nutrisi dengan atau
pemberian cairan intravena
• Membuthkan prosedur incasif seperti
pemasangan CTT
• Kemungkinan penyakit menjadi lebih berat
• Membutuhkan monitoring
Antibiotik intravena
• Anak-anak berumur 2 - 59 bulan dengan pneumonia berat
harus ditangani antibiotik parenteral lini pertama:
– Ampisilin/penisilin: 50 mg/kg BB diberikan 1 kali suntikan DAN

– Gentamisin: 7,5 mg/kg BB diberikan 1 kali suntikan

• Pada bayi berumur <2 bulan pemberian antibiotik oral


merupakan tindakan pra-rujukan jika bayi masih bisa minum,
namun Jika bayi tidak bisa minum maka berikan secara
parenteral
Pemberian Oksigen
Indikasi pemberian Oksigen
• Sianosis sentral
• Penurunan kesadaran, tidak responsif, atau responsif hanya pada
rangsang nyeri
• Kepala terangguk-angguk atau mengerang
• Konjungtiva sangat pucat (anemia berat) dengan tarikan dinding
dada bawah kedalam atau frekuensi napas cepat
• Koma akut atau kejang lebih dari15 menit
• Tidak bisa makan atau minum
• Tarikan dinding dada ke dalam
• Jika tersedia pulse oksimetri, saturasi oksigen <90%
Pemberian Oksigen

• Laju aliran maksimum melalui kanul nasal adalah:


– 0/5 liter/menit pada bayi muda (0-2 bulan)
– 1 liter/menit pada bayi (2-12 bulan)
– 2 liter/menit pada anak Balita (12–59 bulan)
– Pemberian melalui nasal sampai 4 liter/menit
• Sumber oksigen dapat berupa tabung oksigen, oksigen sentral,
dan konsentrator oksigen
• Konsentrator oksigen (memerlukan aliran listrik, lebih kecil, lebih
ringan dan lebih murah dibandingkan dengan oksigen tabung)
namun butuh waktu 10 menit untuk menghasilkan konsentrasi
oksigen yang diperlukan (90-95%).
Pengobatan suportif
1. Atasi demam
– Jika demam < 38.5 oC beri cairan lebih banyak
-–Jika
Jika dema
demamm>≥38.5
38.5o C
oC beri paracetamol 10 mg/kgbb
Pengobatan suportif
3. Cegah Hipoglikemia
Pengobatan suportif
4. Bila terdapat sekret kental pada rongga hidung atau tenggorokan
yang tidak dapat dikeluarkan oleh anak, hilangkan dengan alat
penghisap secara perlahan

5. Pastikan anak memperoleh terapi cairan rumatan sesuai umur,


tetapi hati-hati terhadap kelebihan cairan/overhidrasi
– Anjurkan pemberian ASI dan cairan oral
– Jika anak tidak bisa minum, pasang pipa
nasogastrik/orogastrik
Pengobatan suportif
7. Mengatasi batuk
Pemantauan ….2

• Pemberian antibiotika 7-10 hari


• Bila klinis tidak terdapat tanda pneumonia antibiotika dapat
diberikan secara peroral
• Pemeriksaan fototorak untuk melihat perbaikan pneumonia
tidak dianjurkan
Indikasi Pulang
• Distres napas telah teratasi
• Tidak ada hipoksia (saturasi oksigen >90%)
• Dapat makan dengan baik
• Dapat minum obat oral atau telah menyelesaikan terapi
antibiotik parenteral
• Orang tua memahami gejala pneumonia, faktor risiko
dan kapan harus kembali.
Pencegahan Pneumonia
• Jauhkan Balita dari penderita batuk.
• Lakukan imunisasi lengkap di Posyandu/Puskesmas.
• Berikan ASI eksklusif pada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan
• Pemberian makanan cukup gizi dan seimbang
• Jauhkan Balita dari asap (rokok, asap dapur, asap kendaraan),
debu, serta bahanlain yang mengganggu pernapasan.
• Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan
• Ventilasi rumah cukup.
• Rajin mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik lain
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai