Anda di halaman 1dari 37

TATALAKSANA

PNEUMONIA PADA
BALITA
dr. Febricilla Citra Pratiwi, M.Sc, Sp.A
KSM Anak RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
TOPIK BAHASAN
Epidemiologi
Patofisiologi dan penularan
Etiologi/ penyebab
Diagnosis & Terapi
Pencegahan
Epidemiologi

• Satu anak meninggal setiap 39 detik di dunia


karena pneumonia
• Dua - tiga anak meninggal setiap jam di
Indonesia karena pneumonia
SALAH SATU PENYEBAB UTAMA KEMATIAN ANAK DI BAWAH LIMA TAHUN (BALITA)
PADA 2021
KEMENTERIAN KESEHATAN MELAPORKAN, ADA 278.261 BALITA YANG TERKENA
PNEUMONIA PADA 2021 (TURUN 10,19%)
Patofisiologi
Patofisiologi
Pneumonia
• Infeksi akut yang mengenai
parenkim paru, meliputi : alveolus
dan jaringan interstisial
• Penularan melalui percikan ludah
saat batuk atau bersin yang
terbawa udara, atau melalui darah
(selama dan segera setelah bayi
lahir)
Etiologi

Virus Covid-19 !!!


Menyerang semua usia termasuk
anak-anak
FAKTOR RISIKO PNEUMONIA
BBLR

Tidak ASI Malnutrisi

Imunisasi tidak Defisiensi Vit A


lengkap

PNEUMONIA
Anak kecil (balita) Cuaca dingin

Orang pembawa
Padat penduduk
kuman banyak

Polusi udara indoor dan


outdoor
TANDA & GEJALA PNEUMONIA [BALITA]

 Gejala pneumonia virus atau bakteri,


sulit dibedakan
 ILI = influenza like illness
• Sulit menyusu/ minum
 Bisa disertai demam atau tidak
• Tidak mau makan
 Batuk, pilek
• Hipotermi
 Kesulitan bernafas atau dispnea • Kejang
DIAGNOSIS PNEUMONIA
1. Klinis :
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan penunjang :
- Rontgen thorak
- Laboratorium : leukosit, CRP, kultur dahak

Hati hati over / underdiagnosis


DIAGNOSIS PNEUMONIA MENURUT WHO (PADA MTBS)
PEMERIKSAAN FISIK
• Retraksi dada
• Auskultasi : suara napas menurun,
krepitasi, suara bronkial

Pada pneumonia berat, didapatkan :


• Napas cuping hidung
• Grunting atau merintih
Diagnosis
berdasarkan
WHO
Pemeriksaan Laboratorium

 Jumlah dan hitung jenis leukosit

 Kultur dan pewarnaan gram sputum  untuk

pasien rawat inap dengan kondisi berat dan


dicurigai pneumonia bacterial
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Radiologi
• Tidak rutin dilakukan untuk semua
pneumonia ringan tanpa komplikasi
• Direkomendasikan pada penderita
pneumonia yang rawat inap  jika
ada kolaps lobus, curiga komplikasi,
pneumonia berat
TATALAKSANA UMUM
• A (Airway)
 Bersihkan jalan napas
• B (Breathing)
 Pasien dengan saturasi oksigen <92%, diberi suplemen oksigen
dalam bentuk nasal kanul/ face mask. Observasi tiap 4 jam
• C (Circulation)
 Pasien dengan muntah, intake oral yang berkurang, dan sakit berat sebaiknya
diberikan terapi cairan (infus)
• D (Drugs)
 Pengobatan simptomatik dan sesuai derajat penyakit (Antibiotik)
MIS-MANAJEMEN PNEUMONIA

 Underdiagnosis : tidak waspada dengan nafas cepat  latih Nakes untuk deteksi nafas

cepat, gunakan pulse oksimetri deteksi kondisi

 Overdiagnosis : diagnosis berdasarkan foto torak saja hindarkan

 Mis-use / overuse penggunaan antibiotika  hati2 resistensi antibiotika

 Mis- use penggunaan inhalasi salbutamol  hanya untuk serangan asma

 Fisioterapi dada : bukti tidak cukup mendukung  utama pada gangguan

neuromuskular
Faktor Protektif
Pencegahan
Pencegahan

Pencegahan pneumonia dg
vaksinasi:
1. DPT
2. Hib
3. Campak
4. PCV
5. Influenza
6. Covid (belum ada vaksin
untuk anak dibawah 6
tahun)
TAKE HOME MESSAGE
 Pneumonia [balita] penyebab kematian terbanyak pada Balita

 Pneumonia adalah penyakit yang bisa dicegah

 Deteksi dini pneumonia sangat penting, bisa di rumah tangga (oleh kader),

dan Puskesmas

 Tangani dengan tepat

 Hati-hati mis-manajemen pneumonia


APA
KEUNTUNG
AN
KLASIFIKASI
YANG
BARU?

Sumber :
Revised WHO Classification and Treatment of Childhood Pneumonis at Health Facilities (2014)
TERA
PI

Sumber :
Revised WHO Classification and Treatment of Childhood Pneumonis at Health Facilities (2014)

Anda mungkin juga menyukai