A. Latar Belakang
Pneumonia adalah pembunuh utama Balita di dunia, lebih banyak
dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, Malaria dan Campak. Di Dunia
setiap tahun diperkirakan lebih dar 2 juta Balita meniggal karena Pneumonia ( 1
Balita/ 15 detik) dari 9 juta total kematian Balita. Diantara 5 kematian Balita, 1
diantaranya disebabkan oleh Pneumonia. Bahkan karena besarnya kemaian
ISPA ini, ISPA/ Pneumonia disebut sebagai Pandemi Yang Terlupakan atau The
Forgotten Pandemc. Namun tidak banyak perhatian terhadap penyakit ini,
sehingga Pneumonia disebut juga pembunuh balitayang terlupakn atau The
forgotten Killer of Children (Unicef/ WHO, 2006). Di negara berkembang 60%
kasus Pneumonia disebabkan oleh bakteri, sementara di negara maju umumnya
disebabkan virus.
Penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan peyakit yang
sering terjadi pada anak. Episode penyakit batuk-pilek pada Balita di Indinesia
diperkirakan 3-6 kali per tahun. ISPA juga merupakan salah satu penyebab
utama kunjungan pasieb di sarana kesehatan.. sebanyak 40% - 60% kunungan
berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit disebabkan oleh ISPA.
Pada tahun 1997 WHO mempublikasikan tatalaksana penderita Balita
dengan menggunakan pendekatan Integreted Managemen of Childhood
Illnes(IMCI) atau Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yang merupakan
model tatalaksana kasus terpadu untuk berbegai penyakit anak, yaitu:
Pneumonia, Diare, Malaria, campak, Gizi urang dan Cacingan.
B. Tujuan
Dalam pelaksanaan kegiatan program ISPA tujuan yang diharapkan adalah
menurunya angka kematian balita karena Pneumonia
1
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup program P2 ISPA sesuai dengan tantangan yang dihadapi
saat ini yaitu:
1. Pengendalian Pneumonia Balita.
2. Kesiapsiagaan den respon terhadap pandemi Influenza yaitu
penanggulanagan episenter pandemi influenza, penanggulangan epidemi/
wabah dan penanggulangan pandemi influenza.
3. Pengembangan program P 2 ISPA yaitu diarahkan pada pengendalian
ISPA diatas umur 5 tahun, ISPA akibat polusi udara sesuai dengan
perkebangan dan kemampuan program.
D. Batasan Operasional
Akut : kejadian baru yang berlangsung < 14 hari
Anak balita : usia < 5 tahun
2
Influenza : gejala serupa batuk pilek biasa; diagnsis dibuat
hanya bila virus penyebabnya dapat ditemukan
(diisolasi)
Nebulizer : alat untuk mengubah cairan menjadi uap
Puskesmas : pusat kesehatan masyarakat
P2 ISPA : pengendalian penyakit infeksi saluran pernafasan
akut
Sianosis : warna kulit kebiruan atau ungu yang disebabkan
hipoksia (kekurangan oksigen)]
Sepsis : keadaan yang merupakan akibat masuknya bakteri
atau toksinya dalam aliran darah (juga disebut
Septikemia)
WHO : world health organization
E. Landasan Hukum
1. Undang – undang No.36 tahun 2009 Tentang kesehatan
2. Peratura Pemerintah No. 40 tahun 1991 Tentang Penanggulan Penyakit
Wabah Menular
3. SK MenKes 1537A/MENKES/SK/XII/2002/ Tentang Pedoman
Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut Penanggulangan
Pneumonia Balita.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Koordinator ISPA berjumlah 1 orang, Petugas Perawat yang ada di Puskesmas
Kayu Tangi berjumlah 6 orang. Dokter Umum di Puskesmas sebanyak 3 orang.
C. Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Sasaran Bulan
1. Pertemuan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Kemitraan Guru √ √ √ √
tk/paud/kad
er
kesehatan/o
rang tua
balita/toma
2 Kunjungan Penderita √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Rumah pneumonia
Dalam yang idak
Rangka melakukan
Care kunjungan
Seeking ulang ke
Pneuonia puskesmas/
balita yang
berulang
kali
menderita
pneumonia
4
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
Koordinasi pelaksanaan kegiatan program ISPA dilaksanakan olek
koordinator ISPA yang melibatkan bebrapa petugas , seperti petugas MTBS dan
dokter yang ada di ruangan anak. (Denah ruangan poli anak terlampir)
B. Standar Fasilitas
1. ARI Sound Timer dan Oksigen kosentrator
2. Alat Nebulizer
3. Termometer
4. Stetoshcope
5. Ketersediaan antibiotik (Kotrimoksazol tablet 480 mg: Kotrimoksazol sirup
240 mg: Sirup kering Amoksisilin 125 mg/ 5ml)
6. Tersedianya obat penunjang turun panas (Tablet paracetamol 500mg: Sirup
parasetamol 120 mg/ 5 ml: Paracetamol dropb100 mg/ml)
7. Tersedianya media KIE ISPA(lifleat ISPA)
5
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
6
Menentukan petunjuk pengobatan yang tepat berarti memiliki ketrampilan
untuk pemberia antibiotik, menjelaskan petunjuk perawatan dirumah bagi ibu
pengasuh, pengobatan dema dan wgeezing.
4) Memberi Konseling Bagi Ibu
Memberi koseling bagi ibu berarti juga termasuk menilai cara pemberian
makan balita termasuk pemberian ASI, memberi anjuran pemberian makan
yang baik serta kapan harus membawa anaknya kembali ke fasilitas
kesehatan.
5) Memberi Pelayanan Tindk Lanjut
Memberi pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan
pengobatan pada saat anak datang untuk kunungan ulang.
7
B. KLASIFIKASIAN DAN TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR
BERNAPAS UMUR < 2 BULAN DAN KLASIFIKASIAN DAN TINDAKAN UNTUK
ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAPAS UMUR <2 BULAN - < 5 TAHUN
KLASIFIKASI PENYAKIT
8
PENENTUAN ADA TIDAKNYA TANDA BAHAYA (PEYAKIT SANGAT BERAT)
TANDA BAHAYA UMUR 2 BULAN - < 5 TAHUN
TIDAK BISA MINUM, KEJANG, KESADARAN MENURUN, STRIDOR, GIZI BURUK
ANAK YANG MEMPUNYAI SALAH SATU TANDA BAHAYA HARU SEGERA DIRUJUK KE RUMAH SAKIT
KLASIFIKASI PENYAKIT
9
takar takar
1-<3 tahun ¾ 2.5 7.5 ml 2/3 12.5 ml
1.5 sendok 12.5 sendok
10-<16 kg
takar takar
10
- napas cepat - salbutamol oral-dosis sesuai dengan umur/
bB
- Tanpa distress pernapasan - Ikuti petunjuk untuk bukan pneumonia
- Tanpa napas cepat - Salutamol oral-dosis sesuai dengan
umur/BB
b. Salbutamol oral
SLBUTAMOL ORAL 3 KALI SEHARI SELAMA 5 HARI
UMUR BERAT BADAN TABLET 2 TABLET 4
2 bulan -<12 Bulan (<10KG) 1/2 1/4
1 Tahun - <5 Tahun (10-19KG) 1 1/2
RUJUKAN
Pengobatan Pra Rujukan(antibiotik dosis pertama)
KOTRIMPKSAZOL AMOKSISILIN
TABLET DEWASA TABLET SIRUP/5 ml KAPLET SIRUP
E. TINDAK LANJUT
Setiap anak dengan pneumonia yang mendapat antibiotik harus kembali dlam 2
hari kemudian, pemeriksaan kedua ini sama dengan pemeriksaan pertama. Dari
keterangan yang diperoleh, dapat ditentukan apakah penyakitnya:
MEMBURUK: apabila anak menjadi sulit bernapas, tak mampu minum,
timbul TDDK atau tanda bahaya yang lain. Anak yang demikian harus
segera dirujuk segera untuk rawat inap. Sbelum merujuk berikan :
- Satu dosis antibiotik pilihan kedua atau
- Injeksi intramuskular Ampisilin dan Gentamisin
TETAP SAMA: apabila keadaan anak sama seperti pemeriksaan
sebelumya. Tanyakan pemberian antibiotiknya:
- Apakah antibiotiknya diminu/ diberikan
12
- Apakah dosis dan jadwal pemberian sesuai dengan anjuran
MEMBAIK: apabila pernapasan anak melambat, demamnya menurun/
menghilang, nafsu makan bertambah walaupun mungkin masih batuk.
Beritahukan ibunya untuk meneruskan pemberian anibiotik sampai 3 hari.
NILAI KEMBALI DALAM 2 HARI ANAK YANG MENDAPAT ANTIBIOTIK
TANDA MEMBURUK TETAP SAMA MEMBAIK
- Tidak dapat - Napasnya
minum melambat
- Ada TDDK - Panasnya
- Ada tanda turun
bahay - Nafsu makan
membaik
A. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan program ISPA, dilakukan berdasarkan Rencana
pelaksanaan kegiatan (POA) ISPA yang telah disusun.
C. Pencatatan
Dalam pelaksanakan P2 ISPA di Indonesia diagnosa tidak dianggap
sama dengan klasifikasi tatalaksana. Oleh karena itu dalam klasisfikasi
“bukan pneumonia tercakup berbagai diagosis ISPA(non pneumonia) seperti:
Phafingitis, Tonsilitis, Otitis dsb. Dengan perkataan lain “batuk bukan
pneumonia” merupakan kelompok diagnosis.
13
Pencatatan ini dapat dimanfaatkan untuk memantau P2 ISPA khususnya
pencapaian target.
D. Pelaporan
Laporan disusun berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program ISPA.
Bahan laporan ini merupakan bahan pertanggungjawaban kepada Kepala
Puskesmas dan dinas terkait tentang penyelenggaraan program ISPA di
Puskesmas.
14
BAB V
LOGISTIK
15
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
16
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
17
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
18
BAB IX
PENUTUP
19