Anda di halaman 1dari 19

PEDOMAN

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pneumonia adalah pembunuh utama Balita di dunia, lebih banyak
dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, Malaria dan Campak. Di Dunia
setiap tahun diperkirakan lebih dar 2 juta Balita meniggal karena Pneumonia ( 1
Balita/ 15 detik) dari 9 juta total kematian Balita. Diantara 5 kematian Balita, 1
diantaranya disebabkan oleh Pneumonia. Bahkan karena besarnya kemaian
ISPA ini, ISPA/ Pneumonia disebut sebagai Pandemi Yang Terlupakan atau The
Forgotten Pandemc. Namun tidak banyak perhatian terhadap penyakit ini,
sehingga Pneumonia disebut juga pembunuh balitayang terlupakn atau The
forgotten Killer of Children (Unicef/ WHO, 2006). Di negara berkembang 60%
kasus Pneumonia disebabkan oleh bakteri, sementara di negara maju umumnya
disebabkan virus.
Penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan peyakit yang
sering terjadi pada anak. Episode penyakit batuk-pilek pada Balita di Indinesia
diperkirakan 3-6 kali per tahun. ISPA juga merupakan salah satu penyebab
utama kunjungan pasieb di sarana kesehatan.. sebanyak 40% - 60% kunungan
berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit disebabkan oleh ISPA.
Pada tahun 1997 WHO mempublikasikan tatalaksana penderita Balita
dengan menggunakan pendekatan Integreted Managemen of Childhood
Illnes(IMCI) atau Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yang merupakan
model tatalaksana kasus terpadu untuk berbegai penyakit anak, yaitu:
Pneumonia, Diare, Malaria, campak, Gizi urang dan Cacingan.

B. Tujuan
Dalam pelaksanaan kegiatan program ISPA tujuan yang diharapkan adalah
menurunya angka kematian balita karena Pneumonia

1
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup program P2 ISPA sesuai dengan tantangan yang dihadapi
saat ini yaitu:
1. Pengendalian Pneumonia Balita.
2. Kesiapsiagaan den respon terhadap pandemi Influenza yaitu
penanggulanagan episenter pandemi influenza, penanggulangan epidemi/
wabah dan penanggulangan pandemi influenza.
3. Pengembangan program P 2 ISPA yaitu diarahkan pada pengendalian
ISPA diatas umur 5 tahun, ISPA akibat polusi udara sesuai dengan
perkebangan dan kemampuan program.

D. Batasan Operasional
Akut : kejadian baru yang berlangsung < 14 hari
Anak balita : usia < 5 tahun

Alat pengukur waktu: alat sederhana yang memungkinakan pengukuran


jarak waktu tertentu, seperti 60 detik.
Antibiotik :obat yang membunuh bakteri atau menghentikan
pertumbuhanya. Obat ini tidak membunuh
virus( juga disebut sebagai antimikroba)
ASI : air susu ibu
Asma : suatu keadaan yang ditandai oleh serangan
wheezing yang berulang-ulang dimana saluran
napas menyempit karena bronkospasme (kontraksi
otot-otot di sekeliling bronkhos)
Bakteri : mikroorganisme atau kuman yang mati dengan
anibiotik
Batuk kronis : batuk yang berlanjut lebih dari 3 minggu
Batuk pilek : infeksi virus yang akut pada saluran pernafasan
bagian atas (juga disebut common cold)
Bayi : kurang dari 1 tahun
ISPA : infeksi saluran pernafasan akut

2
Influenza : gejala serupa batuk pilek biasa; diagnsis dibuat
hanya bila virus penyebabnya dapat ditemukan
(diisolasi)
Nebulizer : alat untuk mengubah cairan menjadi uap
Puskesmas : pusat kesehatan masyarakat
P2 ISPA : pengendalian penyakit infeksi saluran pernafasan
akut
Sianosis : warna kulit kebiruan atau ungu yang disebabkan
hipoksia (kekurangan oksigen)]
Sepsis : keadaan yang merupakan akibat masuknya bakteri
atau toksinya dalam aliran darah (juga disebut
Septikemia)
WHO : world health organization

E. Landasan Hukum
1. Undang – undang No.36 tahun 2009 Tentang kesehatan
2. Peratura Pemerintah No. 40 tahun 1991 Tentang Penanggulan Penyakit
Wabah Menular
3. SK MenKes 1537A/MENKES/SK/XII/2002/ Tentang Pedoman
Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut Penanggulangan
Pneumonia Balita.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Koordinator Program ISPA bertanggung jawab atas seluruh proses kegiatan
pelayanan ISPA

B. Distribusi Ketenagaan
Koordinator ISPA berjumlah 1 orang, Petugas Perawat yang ada di Puskesmas
Kayu Tangi berjumlah 6 orang. Dokter Umum di Puskesmas sebanyak 3 orang.

C. Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Sasaran Bulan
1. Pertemuan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Kemitraan Guru √ √ √ √
tk/paud/kad
er
kesehatan/o
rang tua
balita/toma
2 Kunjungan Penderita √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Rumah pneumonia
Dalam yang idak
Rangka melakukan
Care kunjungan
Seeking ulang ke
Pneuonia puskesmas/
balita yang
berulang
kali
menderita
pneumonia

4
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
Koordinasi pelaksanaan kegiatan program ISPA dilaksanakan olek
koordinator ISPA yang melibatkan bebrapa petugas , seperti petugas MTBS dan
dokter yang ada di ruangan anak. (Denah ruangan poli anak terlampir)

B. Standar Fasilitas
1. ARI Sound Timer dan Oksigen kosentrator
2. Alat Nebulizer
3. Termometer
4. Stetoshcope
5. Ketersediaan antibiotik (Kotrimoksazol tablet 480 mg: Kotrimoksazol sirup
240 mg: Sirup kering Amoksisilin 125 mg/ 5ml)
6. Tersedianya obat penunjang turun panas (Tablet paracetamol 500mg: Sirup
parasetamol 120 mg/ 5 ml: Paracetamol dropb100 mg/ml)
7. Tersedianya media KIE ISPA(lifleat ISPA)

5
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

Tatalaksana pelaksanaan pelayanan program ISPA adalah penemuan kasus


pneumonia Balita.
1) Meniai Anak Batuk dan Atau Kesukaran Bernafas
Meniai berarti memperoleh informasi tentang penyakit anak degan
anamnesis(mengajukan pertanyaan kepada ibu) dan pemeriksaan fisik Balita
dengan cara melihat dan mendengarkan pernapasan. Cara pemeriksaan fisik
yang digunakan adalah dengan mencari beberapa tanda klinik tertentu yang
mudah mudah dimengeti dan dijarkan tanpa menggunkan alat-alat
kedokteran seperti stetoskop, pemerksaan penunjang baik laboratoriu,
radiologi ataupun pemeriksaan lainya. Tanda klinik tersebut adalah: napas
cepat, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK) dan suara napas
tambahan (wheezing dan stridor)
2) Membuat Klasifikasi dan Menentukan Tindakan Sesuai Untuk 2 Kelompok
Umur Balita
Membuat klasifikasi berarti membuat sebuah keputusan mengenai
kemungkinan tingkat keparahanya. Klasifikasi ini memungkinkan seseorang
dengan cepat menentukan apakah kasus yang dihadapi dlah suatu penyakit
serius atau bukan, apakah perlu dirujuk segera atau tidak. Dalam membuat
klasifikasi harus dibedakan menjadi 2 (dua):
 Kelompok umur < 2bulan
 Kelompok umur 2 bulan - < 5 tahun
Menentukan tindakan berarti mengambil tindakan pengobatan terhadap
infeksi bakteri yang secara garis besar dibedakan menjadi 3 tiga(tiga) yaitu:
 Rujuk segera ke rumah sakit
 Beri antibiotik di rumah
 Beri perawatan di rumah
Pemilihan pengobatan dengan antibiotik disini lebih bersifat empiris, bukan
berdasarkan diagnosis etiologis
3) Mementukan Pengobatan dan Rujukan

6
Menentukan petunjuk pengobatan yang tepat berarti memiliki ketrampilan
untuk pemberia antibiotik, menjelaskan petunjuk perawatan dirumah bagi ibu
pengasuh, pengobatan dema dan wgeezing.
4) Memberi Konseling Bagi Ibu
Memberi koseling bagi ibu berarti juga termasuk menilai cara pemberian
makan balita termasuk pemberian ASI, memberi anjuran pemberian makan
yang baik serta kapan harus membawa anaknya kembali ke fasilitas
kesehatan.
5) Memberi Pelayanan Tindk Lanjut
Memberi pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan
pengobatan pada saat anak datang untuk kunungan ulang.

A. MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAPAS


1. Tanyakan kepada ibu berapa umur anak
2. Tanyakan apakah anak menderita batuk dan aatau sukar bernapas(sudah
berapa lama)
3. Tanyakan apakah anak bisa minum atau menetek
4. Apakah anak demam
5. Apakah anak kejang
6. Lihat dan dengar( adakah napas cepat)
Jika umur anak Anak Dikatakan Bernapas Cepat Jika
< 2 bulan Frekuensi naps: 60 x / menit atau lebih
2 sampai < 12 bulan Frekuensi naps: 50 x / menit atau lebih
12 bulan sampai <5 tahun Frekuensi naps: 40 x / menit atau lebih
7. Menghitung frekuensi napas cepat pada bayi umur < 2 bulan harus
dihitung dalam 1 menit penuh
8. Lihat adkah tarikan dinding dada
9. Dengarkan apakah ada suara stridor/ wheezing
10. Lihat apakah demamnya terlalu tinggi
11. Lihat apakah ada tanda gizi buruk

7
B. KLASIFIKASIAN DAN TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR
BERNAPAS UMUR < 2 BULAN DAN KLASIFIKASIAN DAN TINDAKAN UNTUK
ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAPAS UMUR <2 BULAN - < 5 TAHUN

PENENTUAN ADA TIDAKNYA TANDA BAHAYA (PEYAKIT SANGAT BERAT)

TANDA BAHAYA UMUR KURANG 2 BULAN

TIDAK BISA MINUM, KEJANG, KESADARAN MENURUN, STRIDOR, GIZI BURUK


ANAK YANG MEMPUNYAI SALAH SATU TANDA BAHAYA HARU SEGERA DIRUJUK KE RUMAH SAKIT

KLASIFIKASI PENYAKIT

UMUR < 2 BULAN


TANDA Tarikan dinding dada bagian  Tidak ada TDDK kuat
bawah ke dalam yang kuat (TDDK dan
kuat)  Tidak ada npas cepat, frekuensi napas kurang dari 60x/
Atau menit
Adanya napas cepat 60x/menit
atau lebih
KLASIFIKASI PNEUMONIA BERAT BATUK BUKAN PNEUMONIA
TINDAKAN  Rujuk segera ke RS  Nasihati ibu untuk tindakan keperawatan di rumah/
 Beri 1 dosis antibiotik menjaga bayi tetap sehat
 Obati demam, jika ada  Memberi ASI lebih sering
 Obati wheezing, jika ada  Membersihkan lobang hidung jika mengganggu
 Anjurkan ibunya untuk tetap pemberian ASI
memberikan ASI  Anjurkan ibu untuk kembali kontrol jika:
 Pernapasan menjadi cepat atau sukar
 Kesulitan minum ASI
 Sakitnya bertambah parah

8
PENENTUAN ADA TIDAKNYA TANDA BAHAYA (PEYAKIT SANGAT BERAT)
TANDA BAHAYA UMUR 2 BULAN - < 5 TAHUN
TIDAK BISA MINUM, KEJANG, KESADARAN MENURUN, STRIDOR, GIZI BURUK
ANAK YANG MEMPUNYAI SALAH SATU TANDA BAHAYA HARU SEGERA DIRUJUK KE RUMAH SAKIT

KLASIFIKASI PENYAKIT

UMUR 2 BULAN - <5 TAHUN


TANDA Tarikan dinding dada  Tidak ada tarikan didnding  Tidak ada tarikan dinding dada
bagian bawah ke dada bsgian bawah ke bagian bawah ke dalam (TDDK)
dalam dalam (TDDK)  Tidak ada npas cept:
 Ada napas cepat:  2 bln - <12 bln : <50x/ menit
2 bln - <12 bln:≥50x/ menit  12 bln - <5 th: <40x/ menit
12 bln - <5 th: ≥40x/ menit
KLASIFIKASI PNEUMONIA BERAT PNEUMONIA BATUK BUKAN PNEUMONIA
TINDAKAN  Rujuk segera ke RS  Nasihati ibunya untuk  Bila batuk 3 minggu, rujuk
 Beri 1 dosis tindakan perawatan di  Nasihati ibunya untuk tindakan
antibiotik rumah perawatan di rumah
 Obati demam, jika  Beri antibiotik selama 3 hari  Obati demam, jika ada
ada  Anjurkan ibu untuk kontrol 2  Obati wheezing, jika ada
 Obati wheezing, hari atau lebih cepat bila
jika ada leadan anak memburuk
 Oati demam, jika ada
 Oari wheezing, jika ada

C. PENGOBATAN DAN RUJUKAN


Berikan antibiotik oral pilihan pertama bila tersedia (Kotrimokasol/ Amoksisilin)

KOTRIMOKSASOL AMOKSISILIN BERI 2 KALI


BERI 2 KALI SEHARI SELAMA 3 HARI SEHARI SELAMA 3 HARI
Umur atau TABLET TABLET SIRUP/5 ML
Berat Badan DEWASA 80 ANAK 20 mg 40 MG Tmp.+ Kaplet 500mg Sirup 125/ml
MG Tmp. + Tmp.+ 80 mg 200 mg Smz.
400mg Smz. Amz.
2-<4 bulan 1/4 1 2.5 ml ¼ 5 ml
0.5 sendok 1 sendok
4-<6 kg
takar takar
4-<12 bulan ½ 2 5 ml ½ 10 ml
1 sendok 2 sendok
6-<10kg

9
takar takar
1-<3 tahun ¾ 2.5 7.5 ml 2/3 12.5 ml
1.5 sendok 12.5 sendok
10-<16 kg
takar takar

3-<5 tahun 1 3 10 ml 3/4 15 ml


2 sendok 3 sendok
16-<19kg
takar takar

Pengobatan pada anak balita yang demam


UMUR atau BERAT TABLET 500 mg TABLET 100 mg Sirup 120 MG/ 5 ml
BADAN
2 bulan-<6 bulan 1/8 ½ 2.5 ml
(4-<7 kg) ½ sendok takar
6 bulan-<3 tahun) ¼ 1 5 ml
1 sendok takar
3 tahun -5 tahun 1/2 2 7.5 ml
(14-19kg) 1.1/2 sendok takar

Pengobatan bila ada wheezing pada episode pertama


WHEEZING EPISODE PERTAMA
Dengan distress pernapasan - Beri bronkodilator kerja cepat
- Rujuk segera
Tanpa distres pernapasan - Beri bronkodilator oral untuk 3 hari
- Rujuklah bila ada TDDK
- Obati tanda lain yang tampak

Jika wheezing berulang (Asma)


WHEEZING BERULANG (ASMA)
- berikan bronkodilator kerja cepat sebanyak 2 siklus
- lakukan penilaian setiap 20 menit setelah pemberian bronkodilator kerja cepat
JIKA ANAK MENGALAMI: TINDAKANYA ADAAH
- Distress pernapasan atau - Ikuti petunjuk untuk pneumonia berat atau
- Tanda bahaya yang lain penyakit sangat berat
- Rujuk segera
- Tanpa distress pernapasan - ikuti petunjuk untuk pneumonia

10
- napas cepat - salbutamol oral-dosis sesuai dengan umur/
bB
- Tanpa distress pernapasan - Ikuti petunjuk untuk bukan pneumonia
- Tanpa napas cepat - Salutamol oral-dosis sesuai dengan
umur/BB

Bronkhodilator kerja cepat


Berikan dengan salah satu cara sebagi berikut:
a. Salbutamol nebulisasi
BRONKHODILATOR KERJA CEPAT
SALBUTAMOL NEBULISASI DOSIS
5 mg/ ml 0.5 ml Salbutamol + 2.0 ml NaCl

b. Salbutamol oral
SLBUTAMOL ORAL 3 KALI SEHARI SELAMA 5 HARI
UMUR BERAT BADAN TABLET 2 TABLET 4
2 bulan -<12 Bulan (<10KG) 1/2 1/4
1 Tahun - <5 Tahun (10-19KG) 1 1/2

RUJUKAN
Pengobatan Pra Rujukan(antibiotik dosis pertama)
KOTRIMPKSAZOL AMOKSISILIN
TABLET DEWASA TABLET SIRUP/5 ml KAPLET SIRUP

UMUR 80 mg Tmp.+ 400 g ANAK 40 mg Tmp. 500mg 125


Smz 20 mg Tmp. +200mg mg/5ml
+ Smp
< 2 bulan 1/8 1/2 1.25 ml 1/8 2.5 ml
(1/2
sendok
takar)
Jangan memberikan kotrimoksasol pada
- Bayi yang ikterik atau
- Bayi prematur berumur di bawah 1 bulan

Bila ibu balita menolak rujukan karena berbagai alasan seperti:


- Tidak ada yang merawat anaknya yang lain di rumah
11
- Ibu harus bekerja
- Tidak ada biaya, dan lain sebagainya
Jelaskan pada ibu atau pengasuh balita bahwa pentingya rujukan diklakukan untuk
menghindari hal – hal yang tidak diinginkan. Suruh ibu untuk mendiskusikan segala
permasalahan di dalam keluargana dengan tenang. Cari jalan keluar yang tepat agar
supaya tidak menimbulkan masalah lain selain mengatasi anaknya yang sedang
sakit.

D. KONSELING BAGI IBU


1) Menjelaskan cara pemberian obat pada ibu balita baik tablet, antibiotik
ataupun sirup. Jelskan pada ibu/ pengasuh bahwa antibiotik harus habis
dalam 3 hari, walaupun anak sudah sembuh sebelum 3 hari.
2) Cek pemahaman ibu tentang pemberian obat dan ada berapa macam jenis
obat yang diberikan.
3) Nasehati ibu untuk tetap memberikan makan sesuai dengan umur balita nya.
4) Nasehati ibu untuk membersihakan hidung agar tidak terganggu
5) Ajari ibu cara mengatasi anak demam
6) Anjurkan ibu untuk memberikan minum yang banyak pada balitanya
7) Tetap lanjutkan pemebrian ASI
8) Ingatkan ibu untuk kembali berkunjung ke layanan kesehatan setelah 2 hari

E. TINDAK LANJUT
Setiap anak dengan pneumonia yang mendapat antibiotik harus kembali dlam 2
hari kemudian, pemeriksaan kedua ini sama dengan pemeriksaan pertama. Dari
keterangan yang diperoleh, dapat ditentukan apakah penyakitnya:
 MEMBURUK: apabila anak menjadi sulit bernapas, tak mampu minum,
timbul TDDK atau tanda bahaya yang lain. Anak yang demikian harus
segera dirujuk segera untuk rawat inap. Sbelum merujuk berikan :
- Satu dosis antibiotik pilihan kedua atau
- Injeksi intramuskular Ampisilin dan Gentamisin
 TETAP SAMA: apabila keadaan anak sama seperti pemeriksaan
sebelumya. Tanyakan pemberian antibiotiknya:
- Apakah antibiotiknya diminu/ diberikan
12
- Apakah dosis dan jadwal pemberian sesuai dengan anjuran
 MEMBAIK: apabila pernapasan anak melambat, demamnya menurun/
menghilang, nafsu makan bertambah walaupun mungkin masih batuk.
Beritahukan ibunya untuk meneruskan pemberian anibiotik sampai 3 hari.
NILAI KEMBALI DALAM 2 HARI ANAK YANG MENDAPAT ANTIBIOTIK
TANDA MEMBURUK TETAP SAMA MEMBAIK
- Tidak dapat - Napasnya
minum melambat
- Ada TDDK - Panasnya
- Ada tanda turun
bahay - Nafsu makan
membaik

TINDAKAN Ganti antibiotik atau Teruskan antibiotik


rujuk sampai 3 (tiga) hari

A. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan program ISPA, dilakukan berdasarkan Rencana
pelaksanaan kegiatan (POA) ISPA yang telah disusun.

B. Pemantauan hasil pelaksanaan kegiatan


Pemantauan dilaksanakan secara berkala oleh Kepala Puskesmas dan
Koordinator ISPA. Membahas / mendiskusikan permasalahan yang dihadapi
dalam pelaksanaan ISPA.
Pembahasan masalah dapat dilakukan dalam Lokakarya Mini bulanan,

C. Pencatatan
Dalam pelaksanakan P2 ISPA di Indonesia diagnosa tidak dianggap
sama dengan klasifikasi tatalaksana. Oleh karena itu dalam klasisfikasi
“bukan pneumonia tercakup berbagai diagosis ISPA(non pneumonia) seperti:
Phafingitis, Tonsilitis, Otitis dsb. Dengan perkataan lain “batuk bukan
pneumonia” merupakan kelompok diagnosis.

13
Pencatatan ini dapat dimanfaatkan untuk memantau P2 ISPA khususnya
pencapaian target.

D. Pelaporan
Laporan disusun berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program ISPA.
Bahan laporan ini merupakan bahan pertanggungjawaban kepada Kepala
Puskesmas dan dinas terkait tentang penyelenggaraan program ISPA di
Puskesmas.

14
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Program ISPA di


Puskesmas didanai oleh dana Dana APBD Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin.

15
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan


perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.

16
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan


perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait
dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap harus
dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

17
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan kegiatan Program ISPA dimonitor dan dievaluasi dengan


menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Tercapainya cakupan kegiatan ISPA
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini Puskesmas bulanan.

18
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi tenaga


kesehatan di semua jenjang administrasi dalam rangka pengendalian penyakit
Pneumonia di Indonesia.
Pedoman ini berisi panduan yang bersifat fleksibel, karena itu dapat
dikembangkan sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah, sehingga dapat
diterapkan di Puskesmas. Dengan demikian diperlukan adanya kerjasama ,
keterpaduan, dukungan baik lintas sektor, lintas program serta masyarakat untuk
mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan professional.
Semoga pedoman ini bermanfaat bagi upaya pengendalian penyakit ISPA.

19

Anda mungkin juga menyukai