22641
ABSTRACT : According to the World Health Organization nearly 1 in 5 deaths under five worldwide and
more than 2 million children die from pneumonia every year , but not much attention to this disease, so
pneumonia is called the forgotten toddler killer or "the forgotten killer of children". This study aims to
determine the description of the treatment of pediatric pneumonia patients in the Inpatient Installation of
Dustira Hospital in Cimahi City. This research is a non-experimental research with descriptive method.
Retrieval of data using medical record data retrospectively with total sampling technique. 20 samples were
obtained that met the inclusion criteria. The types of antibiotic drugs are 45.10% penicillin, 37.25%
cephalosporin, 15.69% aminoglycoside, 1.96% macrolide. Drugs for concomitant diseases are Analgesic-
antipyretic 26.47%, Bronchodilators 22.06%, Mukolitik 22.06%, Corticosteroids 8.82%, Antituberculosis
7.35%, Antiemetics 2.94%, Antiulcerants 2.94%, Supplements 2.94%, Anticonvulsants 1.47%, probiotics
1.47%, ORS 1.47%.
Keywords: Pneumonia, the forgotten killer of children, pediatric, types of drugs
ABSTRAK : Menurut World Health Organization hampir 1 dari 5 kematian balita di seluruh dunia dan lebih
dari 2 juta anak meninggal akibat pneumonia setiap tahunnya, tetapi tidak banyak perhatian terhadap penyakit
ini, sehingga pneumonia disebut pembunuh balita yang terlupakan atau “the forgotten killer of children”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengobatan pasien pediatrik pneumonia di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan metode
deskriptif. Pengambilan data menggunakan data rekam medis secara retrospektif dengan teknik total sampling.
Diperoleh 20 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Jenis obat antibiotik yang adalah penicillin 45,10%,
sefalosforin 37,25%, aminoglikosida 15,69%, makrolida 1,96%. Obat untuk penyakit penyerta adalah
Analgetik-antipiretik 26,47%, Bronkodilator 22,06%, Mukolitik 22,06%, Kortikosteroid 8,82%,
Antituberkulosis 7,35%, Antiemetik 2,94%, Antiulcerant 2,94%, Suplemen 2,94%, Antikonvulsan 1,47%,
probiotik 1,47%, oralit 1,47%.
Kata Kunci: Pneumonia, the forgotten killer of children, pediatric, jenis obat
0 - 2 Tahun 8 15,69%
0 - 2 Tahun 12 60% Aminoglikosida 3 - 5 Tahun
6 - 12 tahun
0
0
0,00%
0,00%
3 - 5 Tahun 6 30% Jumlah
0 - 2 Tahun
8
13
15,69%
25,49%
Penicillin 3 - 5 Tahun 9 17,65%
6 - 12 Tahun 2 10% 6 - 12 tahun 1 1,96%
Jumlah 23 45,10%
Total 20 100% Antibiotik
Makrolida
0 - 2 Tahun 1 1,96%
3 - 5 Tahun 0 0,00%
6 - 12 tahun 0 0,00%
Jumlah 1 1,96%
0 - 2 Tahun 11 21,57%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui Sefalosforin 3 - 5 Tahun
6 - 12 tahun
5
3
9,80%
5,88%
bahwa pasien pediatri yang menderita pneumonia Total Total
Jumlah 19
51
37,25%
100%
Bronkodilator Salbutamol
0 - 2 Tahun
3 - 5 Tahun
6
7
8,82%
10,29%
mengurangi pelepasan serotonin pada sel
6 - 12 tahun
Jumlah
2
15
2,94%
22,06% enterokromafin, sehingga stimuli yang masuk ke
0 - 2 Tahun 2 2,94%
Suplemen Zink
Curcuma
3 - 5 Tahun
6 - 12 tahun
0
0
0,00%
0,00%
pusat muntah akan berkurang. Kortikosteroid
Flexotide
Jumlah
0 - 2 Tahun
2
1
2,94%
1,47% dapat meningkatkan efektifitas dari antagonis
Kortikosteroid Metil Frednisolon 3 - 5 Tahun 5 7,35%
Dexametason
Prednison
6 - 12 tahun
Jumlah
0
6
0,00%
8,82%
resesptor serotonin daripada pemberian antagonis
Antiemetik Ondansetron
0 - 2 Tahun
3 - 5 Tahun
2
0
2,94%
0,00% serotonin secara tunggal (Puspitasari, 2011).
Dompendon 6 - 12 tahun 0 0,00%
Jumlah
0 - 2 Tahun
2
10
2,94%
14,71%
Zinc adalah mineral penting bagi bayi dan
Analgesik-Antipiretik Paracetamol 3 - 5 Tahun
6 - 12 tahun
5
3
7,35%
4,41%
anak-anak. Suplemen zinc terbukti dapat
Jumlah 18 26,47%
Antituberkulosis Isoniaizide
0 - 2 Tahun
3 - 5 Tahun
0
5
0,00%
7,35%
menurunkan insidens diare dan pneumonia,
6 - 12 tahun
Jumlah
0
5
0,00%
7,35%
mendukung pertumbuhan linear dan memiliki efek
0 - 2 Tahun 1 1,47%
Probiotik Probiotik 3 - 5 Tahun
6 - 12 tahun
0
0
0,00%
0,00%
positif dalam menurunkan angka kematian terkait
Jumlah
0 - 2 Tahun
1
0
1,47%
0,00%
penyakit infeksi. (IDAI, 2017).
Cairan Elektrolit Oralit 3 - 5 Tahun
6 - 12 tahun
0
1
0,00%
1,47% Antikonvulsi atau antiepilepsi adalah obat
Jumlah 1 1,47%
Antiulcerant Suklarfat
0 - 2 Tahun
3 - 5 Tahun
1
1
1,47%
1,47%
yang menekan impuls listrik abnormal dari pusat
6 - 12 tahun
Jumlah
0
2
0,00%
2,94% serangan kejang ke daerah korteks lainnya,
Total Total 68 100%
sehingga mencegah serangan kejang, tetapi tidak
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui menghilangkan penyebab kejang. Mekanisme
bahwa jenis obat non antibiotik yang paling kerja asam valproat dalam pengobatan epilepsy
banyak digunakan pada pasien pneumonia di adalah dengan meningkatkan inaktivasi kanal Na +,
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dustira Kota sehingga menurunkan kemampuan syaraf untuk
cimahi adalah paracetamol berjumlah 18 pasien menghantarkan muatan listrik (Ikawati,2014).
(26,47%). Pemberian analgetik-antipiretik berupa Oralit diberikan untuk mengembalikan cairan
parasetamol bertujuan untuk mengurangi dan dan menurunkan volume feses serta menurunkan
meredakan gejala demam karena aksinya yang muntah. Probiotik adalah bakteri hidup baik yang
langsung ke pusat pengaturan panas di membantu nutrisi di saluran gastrointestinal dan
hipotalamus yang berdampak vasodilatasi serta memberikan pertahanan untuk melawan bakteri
pengeluaran keringat (Depkes RI 2005). pathogen (Yonata, ade & Agus F.M.F, 2016).
Terapi nebulasi bertujuan untuk mengurangi
sesak akibat penyempitan jalan nafas atau 4 KESIMPULAN
bronkospasme akibat hipersekresi mukus.
Jenis obat antibiotik yang digunakan untuk
Salbutamol merupakan obat bronkodilator yang
pasien pediatrik pneumonia di RS Dustira Kota
berfungsi untuk membantu pernapasan dengan
Cimahi bulan september tahun 2019 adalah
cara melebarkan saluran udara dan melonggarkan
penicillin 45,10%, sefalosforin 37,25%,
penyempitan bronkus (BPOM RI, 2008).
aminoglikosida 15,69%, makrolida 1,96%. Obat
Mukolitik merupakan obat batuk yang bekerja
untuk penyakit penyerta adalah Analgetik-
dengan cara mengencerkan secret saluran
antipiretik 26,47%, Bronkodilator 22,06%,
pernafasan dengan jalan memecah benang-benang
Mukolitik 22,06%, Kortikosteroid 8,82%,
mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum.
Antituberkulosis 7,35%, Antiemetik 2,94%,
Agen mukolitik berfungsi dengan cara mengubah
Antiulcerant 2,94%, Suplemen 2,94%,
viskositas sputum melalui aksi kimia langsung
Antikonvulsan 1,47%, probiotik 1,47%, oralit
pada ikatan komponen mukoprotein Agen
1,47%.
mukolitik yang terdapat di pasaran adalah
bromheksin, ambroxol dan asetilsistein (Raharjo, SARAN
2004). Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
Deksametason merupakan salah satu obat jumlah pasien yang lebih
Farmasi
190 | Ummi Mahmudah, et al.
IDAI, 2016. Buku Saku Dosis Obat Pediatri. Ikatan
DAFTAR PUSTAKA Dokter Anak Indonesia. Jakarta
IDAI. (2017). Perlukah Suplemenasi Vitamin dan
Armitage, K and Woodhead, M. 2007. New
Mineral pada Bayi dan Anak. Ikatan Dokter
Guidelines For The Management of Adult
Anak Indonesia
Community Acquired Pneumonia. Current
Ikawati, Z., 2014, Farmakoterapi Penyakit Sistem
Opinion in Infectious Diseases. 170-176.
Syaraf Pusat. Yogyakarta: Bursa Ilmu.
Arianti, E. (2017). Pola Penggunaan Antibiotik
Katzung, G.B., Masters, B.S., & Trevor J.A. 2013.
pada Pasien Pneumonia Pediatri di Instalasi
Farmakologi dasar & klinik. Ed. 12 Vol. 2.
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kota Surakarta Tahun 2016, [KTI],
Monita, O. (2015). Profil Pasien Pneumonia
Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi
Komunitas di Bagian Anak RSUP DR. M.
Surakarta.
Djamil Padang Sumatera Barat, Fakultas
BPOM RI, 2008, Informatorium Obat Nasional
Kedokteran, Universitas Andalas, Jurnal
Indonesia (IONI), Badan Pengawas Obat
Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)
dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
Puspitasari, V.D, (2011). Evaluasi Penatalaksanaan
Tersedia di:
Mual Muntah pada Pasien Kanker Ovarium
http://pionas.pom.go.id/ioni/pedoman-
Pasca Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito
umum
Yogyakarta, [skripsi], Fakultas Farmasi,
Depkes RI. (2005). Pharmaceutical Care untuk
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Infeksi Saluran Pernafasan. Jakarta: Depkes
Rahajo, N. (2004). Pedoman Nasional Asma Anak.
RI.
UKK Pulmonologi PP IDAI. UKK
Depkes RI. (2007). Pharmaceutical Care Untuk
Pulmonologi.
Penyakit Asma. Depkes RI, Jakarta.
Riskesdas. 2018. Hasil Utama Riset Kesehatan
Depkes RI. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan
Dasar 2018
Indonesia Tentang Pedoman Penggunaan
Suharjono, Yuniati T, Sumarno & Semedi S.J,
Antibiotik, Kementrian Kesehatan Republik
2009, Studi Penggunaan Antibiotik pada
Indonesia, Jakarta.
Penderita Rawat Inap Pneumonia
Dinkes Kota Cimahi. (2017). Profil Kesehatan
(Penelitian di Sub Departemen Anak
Kota Cimahi. Dinas Kesehatan Kota
Rumkital dr. Ramelan Surabaya), Majalah
Cimahi
Ilmu Kefarmasian, Fakultas Farmasi,
Dipiro, J.T., B.G. Wells, T.L.Schwinghammer dan
Universitas Airlangga Surabaya.
C.V. Dipiro. 2008. Pharmacoterapy
Utsman P. 2017. Evaluasi Penggunaan Antibiotik
Handbook Seventh Edition. Mc Graw Hill
Pada Balita Penderita Pneumonia Rawat
Medical. New York.
Inap di RSUD Tidar Kota Magelang Tahun
Endriastuti, N. E, Wahyono D. Sukarno R, (2015),
2016 [Skripsi]. Surakarta: Fakultas Farmasi,
Evaluasi Pendosisan Gentamisin pada
Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Pasien Anak Pneumonia Berat, Jurnal
World Health Organization (WHO). Pneumonia.
Manajemen dan Pelayanan Farmasi,
2019. Jakarta
Fakultas Farmasi, Vol. 5. No. 1/Maret
Yonata, ade & Agus F.M.F, 2016, Penggunaan
2015. ISSN : 2088-8139
Probiotik sebagai Terapi Diare , Bagian
Hartanti S. 2012. Analisis Faktor Resiko Yang
Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran,
Berhubungan Dengan Kejadian Pneumonia
Universtas Lampung 2Mahasiswa, Fakultas
Pada Anak Balita Di RSUD Pasar Rebo
Kedokteran, Universitas Lampung
Jakarta [Tesis]. Jakarta: Fakultas
Kedokteran, Universitas Indonesia.
PDPI. (2003). Pedoman Diagnosis &
Penatalaksanaan di Indonesia.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
PDPI. (2017) Kenali Gejala dan Pencegahan
Pneumonia pada Balita. Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia.
Volume 6, No. 2, Tahun 2020 ISSN: 2460-6472