Anda di halaman 1dari 16

Pneumonia

KELOMPOK 1

Shintia Haris_21042
Fauziah Maulani_21059
Puteri Bangsawan_21119
Fuan Maharani_21121
Devinisi
Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat
konsolidasi yang disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat.
Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah yang
mengalami konsolidasi, begitupun dengan aliran darah disekitar
alveoli, menjadi terhambat dan tidak berfungsi maksimal.
Hipoksemia dapat terjadi, bergantung pada banyaknya jaringan
paru-paru yang sakit (Nelta et Al.,2023)
Etiologi
Ada 5 penyebab utama pneumonia yaitu bakteri, virus,
mycoplasma, infeksi agent lainya dan bahan kimia.

Pneumonia merupakan penyebab paling sering rawat inap dan


kematian pada anak maupun dewasa. Biasanya pneumonia
disebabkan oleh bakteri (Zairinayati, 2023).
Epidemiologi
Pneumonia dapat menyerang semua orang, semua umur, jenis kelamin serta
tingkat sosial ekonomi. Kejadian kematian pneumonia pada anak balita
berdasarkan SKRT 2001, urutan penyakit menular penyebab kematian pada bayi
adalah pneumonia, diare, tetanus, infeksi saluran pernafasan akut sementara
proporsi penyakit menular penyebab kematian pada balita yaitu pneumonia (22,5f
%), (Frida, 2019).
Patofisiologi
Mikroorganisme yang menginvasi saluran
pernapasan bagian bawah akan menyebabkan
respon inflamasi akut yang diikuti infiltrasi sel-sel
mononuklear ke dalam submukosa dan perivaskuler.
Reaksi inflamasi juga akan mengaktifkan sel- sel
goblet untuk menghasilkan mucus kental yang
akan digerakkan oleh epitel bersilia menuju faring
dengan refleks batuk. Pada anak, sekret mukus yang
ditimbulkan oleh batuk umumnya tertelan tetapi ada
juga yang dapat dikeluarkan.
Patofisiologi
Mikroorganisme yang mencapai alveoli akan mengaktifkan beberapa makrofag
alveolar untuk memfagositosis kuman penyebab. Hal ini akan
memberikan sinyal kepada lapisan epitel yang mengandung opsonin untuk
membentuk antibodi immunoglobulin G spesifik. Kuman yang gagal
difagositasi akan masuk ke dalam interstitium, kemudian dihancurkan oleh sel
limfosit serta dikeluarkan dari paru melalui sistem mukosiliar. Ketika
mekanisme tersebut gagal membunuh mikroorganisme dalam alveolus, maka
sel leukosit PMN dengan aktivitas fagositosis akan dibawa oleh
sitokin sehingga muncul respon inflamasi lanjutan
Manifestasi klinik
Mycoplasma. pneumoniae bisa menyebabkan berbagaiinfeksi saluran napas
seperti pneumonia dantrakeobronkitis. Awalnya gejala yang timbul
adalahfaringitis ringan, demam tidak setinggi pneumoniabakteri tipikal, nyeri
kepala, batuk tidak produktif dansetelah beberapa hari menjadi produktif,
dapatmenetap sampai beberapa minggu.13Seorang anak yang terinfeksi oleh M.
pneumoniaehanya 3%-10% akan berkembang menjadi pneumonia.Pneumonia
pada umumnya ringan, self-limited, danangka kematian berkisar 1,4%.
Mycoplasma pneumoniapada umumnya menginfeksi anak umur yang lebih
tuadan dewasa muda. InfeksiFaktor risiko infeksi L.pneumophila adalah pasien
immunocompromised,terpapar dengan air minum yang terkontaminasi
(Andriyanti,2023)
Kasus
An. JW, 5 tahun (BB: 23 kg) (TB : 110 cm) dengan dibawa ke Instalasi Gawat
Darurat (IGD) RS X (17/3/2024) dengan keluhan sesak nafas yang memberat.
Sehari sebelumnya, pasien sudah mengeluhkan sesak nafas, demam, dan batuk.
Pasien tidak memiliki riwayat infeksi paru. Pasien dirawat di ICU dengan
diagnosis pneumonia (CAP) susp. atipikal. Diberikan antibiotik amoxicillin.
Rekam medis

Hasil Kultur : M. Pneumonia (19/3/2024)


Algoritma
SOAP
Problem medik Subyek/obyek Terapi Analisis DRPS Rekomendasi Monitoring
Pneumonia Subyek : Amoxicillin Levofloksasin merupakan antibiotik lini Terapi tidak Levofloksasin Pantau LFT, tes
(CAP) atipikal demam., batuk pertama terapi empiris untuk pasien tepat infusion (IV) (500 fungsi ginjal,
pneumonia rawat inap berdasarkan mg/100ml) setiap hematoeitik, jumlah
Obyek : rekomendasi dari PDPI dengan kondisi 24 jam WBC, ESO
HR = 87x/menit pasien pneumonia ringan atau berat.
Leukosit = 14, 20 x Levofloksasin aktif terhadap bakteri
/ mm3 gram positif dan negatif serta bakteri
Kultur = M. atipikal seperti legionella SP,
pneumonia mycoplasma pneumonia dan chlamydia
pneumonia (Prasetyo, dkk, 2023).

Penggunaan levofloksasin IV untuk


terapi pada pasien pneumonia sudah
sesuai dengan pedoman terapi dan
guideline penatalaksanaan terapi
mengacu pada pneumonia community
karena pasien masuk rawat inap
terdiagnosa pneumonia atau suspect.
Pneumonia (Ilmi, T, dkk, 2020)
SOAP
Problem medik Subyek/obyek Terapi Analisis DRPS Rekomendasi Monitoring
Sesak napas Subyek : Amoxicillin terapi nebulasi bertujuan untuk Indikasi albutamol nebulizer Pantau aliran
(dispnea) atau Sesak napas yang mengurangi sesak akibat penyumbatan tanpa 1 vial (2,5 mg/3ml) puncak FEV1 dan
memberat jalan nafas atau bronkospasme akibat terapi setiap 6-8 jam tes fungsi TD, EKG,
hipersekresi mukus (Mahmudah, dkk, ESO
Obyek : 2020)
RR = 27x/menit
SPO2 = 93% pemberian terapi inhalasi lebih efektif
diberikan pada anak dengan
Bronkopneumonia karena pemberian
efek bronkodilatasi atau melebarkan
lumen bronkus, dahak menjadi encer,
sehingga mempermudah dikeluarkan ,
menurunkan hiperaktifitas bronkus dan
dapat mengatasi infeksi (Astuti, dkk,
2019)
Edukasi
Edukasi kesehatan pneumonia pada balita tentunya diarahkan pada keluarga anak.
Hal ini dikarenakan anak balita belum mampu mandiri. Edukasi kesehatan berfokus
pada orangtua, terutama ibu. Perncegahan terhadap pneumonia dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu: pemberian imunisasi, pencegahan penularan, dan perbaikan
status gizi. Imunisasi untuk pencegahan pneumonia meliputi: pemberian vaksin
pertusis (DTP), campak, pneumokokus (PCV) dan H. influenza. Pencehahan
penularan dapat dilakukan dengan menjaga jarak, atau dengan menggunakan masker.
(Casman, et al. 2023).
Terapi Non farmakologi
Salah satu terapi non farmakologi yang peneliti telaah adalah fisioterapi. Banyak
jenis metode fisioterapi. Salah satu fisioterapi yang dibahas yaitu pemberian
posisi semi prone. Pada umumnya pemberian posisi prone lah yang sering
diberikan perawat pada anak dengan pneumonia (Ginting dan Nurhaeni, 2021).
Daftar Pustaka
Casman, et al. (2023). Buku Pendidikan Kesehatan pada Kasus Pneumonia Anak Berbasis Riset. Pekalongan: Penerbit NEM

Frida.n (2019). Penyakit Paru dan Pernapasan. Jawa tengah;ALPRIN

Ginting, N, B dan Nurhaeni, N. (2021). POSISI SEMI PRONE DAPAT MEMBERIKAN KENYAMANAN PADA ANAK DENGAN
PNEUMONIA. Journal of Telenursing (JOTING) Volume 3, Nomor 1

Neltia. S.E (2023). Pencegahan primer pneumonia pada balita di keluarga. Jawa barat; Budi utama

Pusat data dan analisis Tempo(2018). Perubahan Penyakit Pneumonia Era Tahun 2000an. Tempo Publishing

Zairinayati (2018). Lingkungan fisik Rumah Dan Penyakit Pneumonia. Kota Tangerang;Pascal Books
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai