PNEUMONIA”
DI SUSUN OLEH :
NAMA : SURIANTI
NIM : 119491703
SEMESTER : VI
202/2021
LAPORAN PENDAHULUAN PNEUMONIA
A. Pengertian
Pneumonia adalah peradangan paru biasanya disebabkan oleh
infeksi bakteri (stafilokokus, pneumokokus, atau streptokokus) (Speer,
2007). Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut bagian
bawah yang mengenai parenkim paru (Mansjoer, 2000).Pneumonia
adalah suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme
(bakteri, virus, jamur, parasit) (PDPI, 2003). Pneumonia adalah radang
parenkim paru yang banyak disebabkan oleh virus baik infeksi primer
atau komplikasi dari suatu penyakit virus (Nur Salam, 2005).
Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang umumnya
disebabkan oleh agens infeksius (Smeltzer, 2001).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pneumonia adalah suatu infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah
yang mengenai parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme
(bakteri, virus, jamur, parasit) maupun benda asing.
B. Etiologi
Menurut Mansjoer, 2000, penyebab dari pneumonia adalah :
1. Bakteri
a) Pneumokokus
b) Streptokokus
c) Stafilokokus
d) Haemophilus Influenzae
e) Pseudomonas aeruginosa
2. Virus
a) Virus Influenza
b) Adenovirus
c) Sitomegalovirus
3. Fungi
a) Aspergillus
b) Koksidiomikosis
c) Histoplasma
d) Aspirasi
e) Cairan amnion
f) Makanan
g) Cairan lambung
h) Benda asing
C. Klasifikasi
Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003,pneumonia dapat
diklasifikasikan berdasarkan klinis, penyebab dan predileksi infeksi:
1. Berdasarkan klinis dan epideologis
Berdasarkan klinis dan epideologis pneumonia terdiri dari:
a) Pneumina komuniti (community aquired pneumonia)
b) Pneumonia nosokomial (hospital aquired pneumonia / sosicomial
pneumonia)
c) Pneumonia aspirasi
d) Pneumonia pada penderita immunocompromised
2. Berdasarkan bakteri penyebab
Berdasarkan bakteri penyebab, pneumonia terdiri atas :
a) Pneumonia bacterial/ tipikal
b) Pneumonia atipikal disebabkan mycoplasma, legionella dan
Chlamydia
c) Pneumonia virus
d) Pneumonia jamur
3. Berdasarkan predileksi Infeksi
Berdasarkan predileksi infeksi, pneumonia terdiri atas :
a) Pneumonia Lobaris
Pnumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen
kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus.
b) Bronchopneumonia
Bronchopneumonia ditandai dengan bercak-bercak
infiltrate pada lapangan paru. Dapat disebabkan olehbakteri
maupun virus.
c) Pneumonia Interstitialis
D. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik pada pneumonia menurut Linda Sowden, 2002
adalah :
1. Batuk
2. Dispnea
3. Takipnea
4. Sianosis
5. Melemahnya suara nafas
6. Retraksi dinding thoraks
7. Nafas cuping hidung
8. Nyeri abdomen (disebabkan iritasi diafragma oleh paru terinfeksi di
dekatnya)
9. Batuk paroksismal mirip pertusis (umum terjadi pada anak yang lebih
kecil)
10. Anak-anak yang lebih besar tidak tampak sakit.
E. Patofisiologi
Bakteri penyebab terhisap ke paru perifer melalui saluran nafas
menyebabkan reaksi jaringan berupa edema, yang mempermudah
proliferasi dan penyeraban kuman.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien Pneumonia meliputi :
1. Penatalaksanaan Medis
Menurut Riyadi, 2009, pengobatan diberikan berdasarkan
etiologi dan uji resistensi, akan tetapi, karena hal itu perlu waktu, dan
pasien perlu therapi secepatnya maka biasanya diberikan :
a. Penisilin 50.000 u/kg BB/hari ditambah dengan kloramfenikol 50 –
70 mg/kg BB/hari atau diberikan antibiotik yang mempunyai
spektrum luas seperti ampisilin. Pengobatan ini diteruskan sampai
bebas demam 4 – 5 hari. Pemberian obat kombinasi bertujuan
untuk menghilangkan penyebab infeksi yang kemungkinan lebih
dari 1 jenis juga untuk menghindari resistensi antibiotic.
b. Koreksi gangguan asam bas dengan pemberian oksigen dan
cairan intravena, biasanya diperlukan campuran glukosa 5%
dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KCl
10 mEq/500ml/botol infus.
c. Karena sebagian besar pasien jatuh ke dalam asrdosis
metabolik akibat kurang makan dan hipoksia, maka dapat
diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisis gas darah arteri.
d. Pemberian makanan enteral bertahap melalui selang NGT pada
penderita yang sudah mengalami perbaikan sesak nafasnya.
Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier
seperti pemberian terapi nebulizer dengan flexoid dengan ventolin.
Selain bertujuan mempermudah mengeluarkan dahak juga dapat
meningkatkan lebar lumen bronkus
G. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan dalam hal ini dilakukan adalah :
a) Menjaga kelancaran pernapasan
Klien pneumonia berada dalam keadaan dispnea dan sianosis karena
adanya radang paru dan banyaknya lendir di dalam bronkus atau paru.
Agar klien dapat bernapas secara lancar, lendir tersebut harus dikeluarkan
dan untuk memenuhi kebutuhan O2 perlu dibantu dengan memberikan
O2 2 l/menit secara rumat.
Pada anak yang agak besar dapat dilakukan :
1. Berikan sikap berbaring setengah duduk
2. Longgarkan pakaian yang menyekat seperti ikat pinggang, kaos
yang sempit.
3. Ajarkan bila batuk, lendirnya dikeluarkan dan katakan kalau
lendir tersebut tidak dikeluarkan sesak nafasnya tidak akan
segera hilang.
4. Beritahukan pada anak agar ia tidak selalu berbaring ke arah
dada yang sakit, boleh duduk/miring ke bagian yang lain.
Pada bayi dapat dilakukan :
1. Baringkan dengan letak kepala ekstensi dengan memberikan
ganjal dibawah bahunya.
2. Bukalah pakaian yang ketat seperti gurita.
3. Isaplah lendir dan berikan O2 rumat sampai 2 l/menit.
Pengisapan lendir harus sering yaitu pada saat terlihat lendir di
dalam mulut, pada waktu akan memberikan minum,
mengubah sikap baring/tindakan lain.
4. Perhatikan dengan cermat pemberian infus, perhatikan apakah
infus lancar.
b) Kebutuhan Istirahat
Klien Pneumonia adalah klien payah, suhu
tubuhnya tinggi, sering hiperpireksia maka klien perlu cukup
istirahat, semua kebutuhan klien harus ditolong di tempat tidur.
Usahakan pemberian obat secara tepat, usahakan keadaan tenang
dan nyaman agar pasien dapat istirahat sebaik-baiknya.
c) Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pasien pneumonia hampir selalu mengalami masukan
makanan yang kurang. Suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari
dan masukan cairan yang kurang dapat menyebabkan dehidrasi. Untuk
mencegah dehidrasi dan kekurangan kalori dipasang infus dengan
cairan glukosa 5% dan NACL 0,9% dalm perbandingan 3:1
ditambahkan KCL 10 mEq/500 ml/botol infus.
Pada bayi yang masih minum ASI, bila tidak terlalu sesak
ia boleh menetek selain memperoleh infuse. Beritahukan ibunya agar
pada waktu bayi menetek puting susunya harus
sering-sering dikeluarkan untuk memberikan
kesempatan bayi bernafas.
H. Komplikasi
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia,2003, komplikasi pneumonia yaitu :
1. Efusi Pleura
2. Empiema
3. Abses Paru
4. Pneumothoraks
5. Gagal nafas
6. Sepsis
I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan
diagnosa pneumonia menurut Mansjoer, 2000 :
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah menunjukkan leukositosis dengan
predominan PMN atau dapat ditemukan leucopenia yang menandakan
prognosis buruk. Dapat ditemukan anemia ringan atau sedang.
2. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan radiologis memberikan gambaran bervariasi :
a. Bercak konsolidasi merata pada bronkopneumonia
b. Bercak konsolidasi satu lobus pada pneumonia lobaris
c. Gambaran bronkopneumonia difus atau infiltrat interstisialis pada
pneumonia stafilokok
3. Pemeriksaan cairan pleura
4. Pemeriksaan mikrobiologik, spesimen usap tenggorok, sekresi
nasofaring, aspirasi trakea.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK D DENGAN PNEUMONIA
DIRUANG PICU RUMAH SAKIT DAERAH MOEWARDI
Tanggal Masuk RS : 4 Januari 2018
Tanggal Pengkajian : 31 Januari 2018
Di Ruang : PICU
A. PENGKAJIAN
I. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : An. D
Umur : 4 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan :-
Agama : Islam
Suku : Jawa
Bahasa sehari-hari : Indonesia, jawa
Gol. Darah :O
Alamat : Pager sari RT 03/07 Guno jatisono wonogiri
Diagnosa medis : Pneumonia
b. Identitas penanggung jawab
Nama Klien : Tn.P
Umur : 33 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : Sma
Agama : Islam
Suku : Jawa
Hub dengan klien : Ayah klien
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Pager sari RT 03/07 Guno jatisono wonogiri
II. Riwayat kesehatan
1. Keluahan utama
Keluarga mengatakan an. D sesak nafas
2. Riwayat kesehatan saat ini
Alasan masuk rumah sakit : keluarga an. D mengatakan bahwa 2 hari
sebelum masuk rumah sakit, anak demam, 1 hari kemudian demam tidak
berkurang , sehingga anak dibawa kepelayanan kesehatan terdekat
namun demam an. D tidak berkurang sehingga anak di rujuk ke RSUD
MOEWARDI pada tanggal 4 januari 2018 pukul 16.00 WIB, dan
dirawat inap di ruang melati 2 selama +-1 bulan. Dalam perawatan hari
pertama anak kejang dan demam naik turun, anak juga mengalami sesak
nafas. Dalam pelayanan sudah diberikan pelayanan semaksimal mungkin
namun tidak ada alat yang lengkap sehingga an. D harus dirawat di
ruang PICU pada tanggal 31 januari 2018 pukul 07:00 WIB dan
dipasang ventilator dengan setting (preasure control). Anak
mendapatkan perawatan yang intensif. Anak terpasang ETT pada tanggal
31 januari 2014. Anak mengalami gagal nafas, suhu 37,6C.
Faktor pencetus: keluarga kurang memperhatikan kesehatan an. D
Timbulnya keluhan : bertahap
Faktor yang memperberat: klien menderita hidrosepalus sejak umur 3
tahun dan keluarga baru mengetahuinya setelah anaknya di rawat di RS
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
keberhasilannya :
Keluarga mengatakan sudah membawa an. D kepelayanan kesehatan,
namun tidak ada perkembangan, keluarga mengatakan an. D sebelumnya
dirawat di ruang melati 2 dengan keluhan sesak, demam.
3. Riwayat kesehatan lalu
a. Penyakit yang pernah dialami
Keluarga mengatakan an. D menderita penyakit hidrosepalus sejak
umur 3 tahun, namun keluarga baru mengetahuinya
b. Riwayat kelahiran
An. D dilahirkan dirumah sakit swasta dengan proses melahirkan
secara spontan. Dengan BB : 3000 gr TB : 49 cm
c. Kecelakaan
Keluarga mengatakan an. D tidak pernah mengalami kecelakaan
d. Keluarga mengatakan an. D sebelumnya pernah dirawat di RSUD
MOEWARDI, dan anak D pernah dilakukan operasi dengan diagnosa
hidrosepalus pada bulan desember 2013.
e. Keluarga mengatakan an. D tidak alergi makanan atau obat-obatan
f. Faktor lingkungan
Keluarga mengatakan lingkungan bersih, keluarga selalu
membersihkan halaman rumah.
g. Riwayat imunisasi
Keluarga mengatakan an. D sudah mendapatkan imunisasi lengkap
yaitu hepatitis B dan DPT pada usia dan BCG pada usia, olio, dan
campak.
4. Riwayat kesehatan keluarga
a. Kebiasaan hidup tidak sehat: keluarga mengatakan ayah an. D
perokok aktif, ayah suka merokok didekat anaknya.
b. Penyakit menular: keluarga mengatakan tidak memiliki penyakit
menular seperti HIV, TBC, Hepatitis dll
c. Penyakit menurun: keluarga mengatakan tidak ada riwayat penyakit
menurun seperti hipertensi, DM dll
5. Genogram
Keterangan :
: laki-laki : menikah
: klien
INR 1,310 -
Kimia Klinik
BE 11.7 Mmol/L -2 - +3
Hematokrit 36 % 37 - 50
INDEX
ERITROSIT 78.3 /um 80.0-96.0
MCV 26.4 Pg 28.0-33.0
MCH 33.5 g/dl 33.0-36.0
MCHC 15.0 % 11.6-14.6
RDW 3.7 g/dl 2.2-3.2
HDW 8.2 fl 7.2-11.1
MPV 76 % 25-65
PDW
VI. TERAPY
INPUT
Inf D1/2s 343cc + D40 157cc + KCL 20mg -> kecepatan 22m/jam = 528
cc/24 jam (IV)
Inj Caftazidine 750 mg/8jam = 225 cc/24 jam (IV)
Inj Antrain 200mg k/p -> 1cc = 24 cc/24 jam (IV)
Inj Kutoin 50mg + Nacl 0,9% sd 15ml bolus pelan dalam 30 menit per
12 jam = 30 cc/24 jam (IV)
Inj Furosemid 10mg/12 jam = 20 cc/24 jam (IV)
OUTPUT :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
SPO2 > 95% pertukaran gas pada an. D c. Gelisah mudah terangsang,
- Kolaborasi dengan tim bingung dan samnolen dapat
kesehatan dalam pemberian menunjukkan hipoksia atau
O2 atau ventilator bila penurunan oksigen sentral
diindikasikan d. Pemberian informasi akan
menenangkan pihak keluarga
e. Untuk membantu pernafasan
padan klien
3. Rabu, Setelah dilakukan tindakan - Kaji frekuensi/ kedalaman a. Manifestasi distres tergantung
31/01/2018 keperawatan selama 3x24 dan kemudahan dalam pada indikasi derajat
08 : 00 jam kepada an. D bernafas. keterlibatan paru dan status
diharapakan tidak terjadi - Observasi warna kulit, kesehatan umum
gangguan pertukaran gas mambran mukosa dan b. Sianosis kuku menunjukkan
dengan kriteria hasil : kuku, catat adanya sianosis vasoonstriksi respon tubuh
An. D tidak sesak perifer atau sianosis sentral. terhadap demam, membran
nafas. mukosa dan mulut sekitar
RR dalam batas normal menunjukkan hiposksia
Tidak terpasang alat sistemik
bantu pernafasan
(ventilator)
Pernafasan reguler
HASIL AGD
PH : Dalam batas
normal
BE : Dalam batas
normal
PCO2 : Dalam batas
normal
PO2 : Dalam batas
normal
Hematokrit : Dalam
batas normal
HCO3 : Dalam batas
normal
Total CO2 : Dalam
batas normal
O2 saturasi : Dalam
batas normal
4. Rabu, Setelah dilakukan tindakan - Kaji suhu tubuh dan nadi a. Untuk mengetahui tingkat
31/01/2018 keperawatan selama 3x24 setiap 1 jam perkembangan anak
08 : 00 jam kepada an. D - Lakukan tindakan b. Demam tinggi sangat
diaharapkan tidak terjadi pendinginan, misal meningkatkan kebutuhan
peningkatan suhu tubuh kompres air hangat metabolic dan kebutuhan
dengan kriteria hasil : - Berikan informasi kepada oksigen dan mengganggu
Suhu dalam batas keluarga tentang oksigenasi seluler
normal peningkatan suhu tubuh c. Informasi akan meningkatkan
Keringat tidak berlebih pada anak dan cara pengetahuan keluarga dalam
leukosit dalam batas penanganannya melakukan tindakan mandiri
normal - Kolaborasi pemberian d. Mempercepat penurunan suhu