Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut WHO (Expert committee 1970), Keluarga berencana adalah

tindakan yang membantu individu atau pasutri untuk mendapatkan obejektif-

objektif tertentu, menghidari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapat

kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan

menentukan jumlah anak dalam keluarga.(Sulistyawati 2013).

Upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk antara lain

melalui Program keluarga berencana (KB), karena salah satu tujuan

melakukan keluarga berencana adalah ingin mengatur jarak anak dan

mengurangi jumlah kehamilan. Untuk dapat mewujudkan, maka diperlukan

penggunaan kontarsepsi yang rasional, efektif dan yang sifatnya sesuai

tujuan dengan cara meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta

mewujudkan keluarga yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian

kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia, terciptanya

penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan

meningkatkan kesejahteraan keluarga.


Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan, upaya ini

dapat, bersifat sementara, dapat pula bersifat parmanen, penggunaan

kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempegaruhi fertilita. (Siti

Fatmawati S. Kep, Ns).

Kontrasepsipsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau

melawan dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang

dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan.(Padila 2014).

Penggunaan kontrasepsi kb suntik mempunyai efek samping

terhadap ketidak teraturan siklus haid dan peningkatan berat badan.ditinjau

dari siklusnya, terdapat jenis gangguan haid yang sering dialami wanita

yaitu polimenorea/terlalu sering (setiap <25 hari sekali), amenorea/normal

(setiap 25-31 hari sekali), oligomenorea/teratur jarang (setiap >31 hari

sekali) dan ameonorea/ tidak ada perdarahan (Muhammad 2011).

Menurut (Mansjoer, 2008). Metode kontrasepsi suntik merupakan

metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan, pemakaian kontrasepsi

suntik baik kontrasepsi suntik bulanan maupun tribulanan mempunyai efek

samping utama yaitu perubahan berat badan. Factor yang mempengaruhi

perubahan berat badan akseptor KB suntik adalah adanya hormone


progesterone yang kuat sehingga merangsang hormone nafsu makan yang

ada di hopotalamus. Dengan adanya nafsu makan yang lebih banyak dari

biasanya tubuh akan kelebihan zat-zat gizi kelebihan oleh hormone

progesterone diubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit.

Menurut Saifuddin, 2010 Dari berbagai macam alat kontrasepsi yang

memiliki presentase paling tinggi adalah kontrasepsi suntik karena sifatnya

praktis, cepat dalam mendapatkan pelayanan, kontrasepsi suntik

merupakan jenis kontrasepsi hormonal.

Berdasarkan data yang didapatkan bahwa, jumlah ibu yang

menggunakan kontrasepsi suntik sebanyak 5260 Diantaranya Di kelurahan

Sungguminasa sebanyak 467 atau 54.94%, Bonto-bontoa sebanyak 824

atau 55.01%, Batang kaluku 947 atau 58.97%, Tompo balang 686 atau

56.88%, Katangka 659 atau 58.73%, Kalegowa 224 atau 55.31%, Pandang-

pandang 530 atau 61.84 dan Tombolo 923 atau 60.21.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti

apakah ada “ Hubungan penggunaan kontrasepsi kb suntik terhadap

perubahan siklus menstruasi di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu Kab.

Gowa”.
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, peneliti ingin

menggetahui bagaimana : “Hubungan antara penggunaan kontrasepsi kb

suntik terhadap perubahan siklus menstruasi dan di Wilayah Kerja

Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa ?”.

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan umum

Mengetahui Hubungan penggunaan kontrasepsi kb suntik terhadap

perubahan siklus menstruasi di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu

Kab. Gowa.

2. Tujuan khusus

a. Menilai penggunaan kontrasepsi KB suntik di Wilayah Kerja

Puskesmas Somba Opu Kab.Gowa.

b. Menilai perubahan menstruasi di Wilayah Kerja Puskesmas Somba

Opu Kab.Gowa.

c. Menentukan hubungan penggunaan kontrasepsi kb sunti terhadp

perubahan siklus menstruasi wanita di Wilayah Kerja Puskesmas

Somba Opu Kab.Gowa.


D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat teoritis

Sebagai bahan bacaan dalam meningkatkan ilmu dalam bidang

keperawatan.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti

Sebagai pengalaman yang sangat berharga dalam memperluas

wawasan dan meningkatkan pengetahuan peneliti tentang hubungan

penggunaan kontrasepsi kb suntik terhadap perubahan siklus

menstruasi di Wilayah kerja Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa .

b. Bagi Masyarakat

Sebagai masukan dan informasi bagi masyarakat khususnya dalam

pelayanan keluarga berencana.

c. Bagi institusi pendidikan

Peneliti ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

peneliti lebih lanjut dan sebagai sumber referensi dan bahan bacaan

bagi Mahasiswa Stik Famika Makassar.


BAB II
TINJAUN PUSTAKA

A. TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK.

1. Pengertian Suntik KB

Suntik KB adalah upaya untuk mencegah kehamilan, upaya ini dapat

bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen, penggunaan kontrasepsi

merupakan salah satu variable yang mempengaruhi fertilita. (Siti Fatmawati,

S.kep.,Ns 2010).

Menurut Mansjoer (2011), kontrasepsi suntik merupakan suatu cara

kontrasepsi dengan cara menyuntikkan hormon pencegah kehamilan pada

wanita yang masih subur.Kontrasepsi suntik dibedakan tiga jenis yaitu Depo

provera, Cyclofem, dan Norigest.Depo Provera, adalah Depo Medroksi

Progesterone Asetat (DMPA) yang diberikan tiap 3 bulan sekali dengan

dosis 150 mg.Keuntungan dari Depo Provera yaitu aseptor hanya dating 3

bulan sekali, sedangkan kerugiannya yaitu sering terjadi keterlambatan

dating bulan (amenore) meskipun aseptor telah menghentikan pemakaian

kontrasepsi suntik, dapat terjadi perdarahan yang berkepanjagan di luar

menstruasi serta dapat menyebabkan liang senggama menjadi kering.

Cyclofem adalah suntikan yang mengandung progesterone sebanyak

50 mg dan estrogen yang diberikan setiap bulan dengan harapan akan


mendapatkan menstruasi setiap bulan setelah penyuntikan 4 sampai 5 kali.

Keuntungan dari Cyclofem yaitu dapat menstruasi dengan teratur setiap

bulannya karena adanya hormone estrogen, sedangkan kerugiannya yaitu

dapat terjadi perdarahan yang berkepanjangan di luar menstruasi sehingga

menyebabkan perdarahan menjadi tidak teratur.Sedangkan Norigest berupa

ampul berisi 200 mg zat aktif yang disuntikkan di intramuscular agak dalam

pada otot gluteus. Untuk 6 bulan pertama, suntikan diberikan setiap 8

minggu, setelah itu diberikan setiap 12 minggu. Keuntungan dan kerugian

Norigest samadengan Depo provera yaitu dapat terjadi keterlambatan

dating bulan meskipun aseptor telah menghentikan pemakain kontrasepsi

suntik, dapat terjadi perdarahan yang berkepanjangan di luar menstruasi

serta dapat menyebabkan yang berkepajangan di luar menstruasi serta

dapat menyebabkan liang senggama menjadi kering. (Mochtar 2008)

Adapun yang mempengaruhi perkembangan KB di indonesia seperti sosial

ekonomi budaya pendidikan.

2. Macam-Macam KB suntik

a. Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) mengandung 150 mg DMPA

yang diberikan setiap 12 minggu dengan cara sunti IM (Intra Muskular).


b. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat) yang mengandung 200 mg

Noritindrone enantat, diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM

(Intra Muskuler).

3. Cara kerja

a. Menghalangi pengeluaran FSH dan LH.

b. Mengentalkan lender serviks.

c. Perubahan peristaltic tuba falopi.

d. Perubahan suasana endometrium.

4. Efektifitas

Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang tinggi, dengan

0,3 kehamilan per 100 perempuan / tahun, asal penyuntikan secara teratur

sesuai jadwal yang telah di tentukan.

5. Keuntungan.

a. Pemberiannya sederhana.

b. Tingkat efektifitasnya tinggi.

c. Hubungan seks bebas.

d. Pengawasan medis ringan.

e. Dapat dipakai diberikan pasca persalinan, pasca keguguran, pasca

menstruasi.

f. Tidak mengganggu laktasi dan tumbang bayi.


g. Suntikan KB syclon diberikan setiap bulan dan mengalami menstruasi.

6. Kerugian

a. Perdarahan yang tidak menentu.

b. Amenore berkepanjangan.

c. Dapat menyebabkan perubahan pada berat badan.

d. Terlambat kembali kesuburan setelah penghentian pemakain.

e. Pada penggunaan jngka panjang dapat menimbulkan kekringan pada

vagina menurunkan libido, sakit kepala dan jerawat.

7. Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin

a. Usia reproduksi.

b. Nulipara dan yang telah memiliki anak.

c. Menghendaki kontrasepsi jangka pajang dan yang memiliki efektifitas

tinggi.

d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.

e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

f. Setelah abortus atau keguguran.

8. Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin

a. Hamil atau di curigai hamil.

b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas menyebabnya.

c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.


d. Menderita kanker.

e. Diabetes mellitus disertai komplikasi.

9. Waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntikan progestin

a. Setiap saat hamil selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.

b. Mulai hari pertama samapi hari ke-7 siklus haid.

c. Pada ibu yang tidak haid,injeksi pertama yang dapat diberikan setiap

saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Dan selama 7 hari setelah

penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

d. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti

dengan kontasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi

hormonal sebelumnya secara benar dan ibu tersebut tidak hamil,

suntikan pertama dapat segera diberikan.

e. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin

menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat

diberikan segera, asal ibu tidak hamil, bila ibu di suntik setelah hari ke 7

haid, ibu tidak boleh melakukan hubungan seksual sealama 7 hari

setelah penyuntikan.

f. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan yang tidak teratur.suntikan

pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil
dan selam 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan

seksual.

10. Cara penggunaan kontrasepsi suntikan progestin

a. Diberikan setiap 12 minggu dengan cara disuntik IM ( intra muscular).

b. Bersihkan kulit yang akan di suntik dengan kapas yang di basahi alkohol

70-90% biarkan kering, setelah kering suntikkan.

c. Kocok dengan baik dan hindarkan gelembung-gelembung udara,bila

terdapat edepama putih pada dasar ampul upayakan menghilangkannya

dan menghangatkan.

11. Informasi yang perlu disampaikan

a. Kontrasepsi suntik dapat menimbulkan gangguan (amenorrhea),bersifat

sementara dan sedikit mengganggu kesehatan.

b. Dapat terjadi efek samping seperti meningkatan berat badan,sakit

kepala,nyeri payudara dan efek tersebut tidak berbahaya dan cepat

hilang.

c. Kembalinya kesuburan terlambat,perlu untuk ibu muda yang ingin

menunda kehamilan.

d. Bila klien ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan yang lain maka

injeksi di berikan sesuai jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal

sebelumnya.
e. Setelah suntikan di hentikan,hamil segera tidak dating dan kembali

umumnya setelah enam bulan. Tapi bila setelah 3-6 blan tidak haid, klien

harus ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk di cari

penyebabnya.

f. Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera di berikan asal

saja di yakini ibu tersebut tidak hamil.

12. Peringatan bagi pemakai kontrasepsi suntikan progestin

a. Setiap terlambat harus di pikirkan adanya kemungkinan kehamilan.

b. Nyeri abdomen bagian bawah yang berat mungkin gejala ke hamilan

ektopik terganggu.

c. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.

d. Sakit kepala migraine, sakit kepal berulang yang berat atau kaburnya

penglihatan.

e. Perdarahn berat yang 2x lebih panjang di masa haid atau 2x lebih

banyak dalam satu periode masa haid.


B.Tinjaun umum tentang perubahan siklus menstruasi.

1. Pengertian.

Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap wanita, di

mana terjadi peristiwa pengeluaran darah menandakan bahwa organ dalam

kandungan telah berfungsi dengan matang (Kusmiran,2014).

Haid atau menstruasi merupakan peluruhan dinding rahim yang terdiri

dari darah dan jaringan tubuh. Kejadian ini berlangsung tiap bulan pada

perempuan. Dengan kata lain, haid merupakan suatu proses pembersihan

rahim terhadap pembuluh darah, kelenjar-kelenjar, dan sel-sel yang tidak

terpakai karena tidak terjadi pembuahan (Eva Ellya Sibagariang, 2010).

2. Fisiologi Menstruasi dan siklusnya

Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita

memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki pajang siklus 28

hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini

bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan, ( Daru wijayanti 2009).

a. Siklus menstruasi pada wanita normalnya berkisar antara 21-32 hari, dengan

lamanya menstruasi 3-7 hari, dengan jumlah darah selama menstruasi

berlansung tidak melebihi 80 ml, ganti pembalut 2-6 kali per hari

(Prawiroharjo,2011).

b. Siklus menstruasi.
Siklus merupakan proses yang di alami oleh tiap wanita pada setiap bulan.

menstruasi merupakan proses dalam tubuh wanita di mana sel telur (ovum)

berjalan dari indung telur menuju rahim, melalui aluran yang di beri nama

tuba fallopi. Pada saat tersebut, jaringan endometrial dalam lapisan

endometrium di dalam rahim menebal sebagai persiapan terjadinya

pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, dinding ini akan semakin

menebal dan menyediakan tempat janin tumbuh. Tapi, jika tidak terjadi

pembuahan, jaringan endometrial ini akan luruh dan keluar melalui vagina

dalam bentuk cairan menstruasi. Sedangkan siklus menstruasi sendiri di

mulai dari hari pertama menstruasi hingga satu hari sebelum menstruasi

berikutnya. Pada keadaan normal, siklus menstruasi adalah berbeda bagi

setiap wanita yaitu 28 hingga 35 hari(Tortora&Derrickson,2009).

c. Franser (2009) mengatakan terdapat tiga fase utama yang mempengaruhi

struktur jaringan endometrium dan dikendalikan oleh hormone ovarium. Fase

tersebut antara lain:

1) Fase menstruasi

Fase ini di tandai dengan perdarahan vagina,selama 3-5 hari.Fase ini

adalah fase akhir siklus menstruasi, yaitu saat endometrium luruh ke lapisan

basal bersama darah dari kapiler dan ovum yang tidak mengalami fertilisasi.

2) Fase poliferative.
Fase ini terjadi setelah menstruasi dan berlangsung ovulasi.

Terkadang beberapa hari pertama saraf endometrium di bentuk kembali di

sebut fase regenerative. Fase ini di kendalikan oleh estrogen dan terdiri atas

pertumbuhan kembali dan penebalan endometrium. Pada fase ini

endometrium terdiri atas tiga lapisan:

a) Lapisan basal terletak tepat di atas myometrim, memiliki ketebalan sekitar

1 mm, lapisan ini tidak pernah mengalami perubahan selama siklus

menstruasi.Lapisan basal ini terdiri atas struktur rudimeter yang penting

bagi pembentukan endometrium baru.

b) Lapisan fungsional yang terdiri atas kelenjar tubular dan memiliki

ketebalan 2,5 mm. lapisan ini terus mengalami perubahan sesuai

pengaruh hormonal ovarium.

c) Lapisan epithelium kuboid bersilia menutupi lapisan fungsional. Lapisan ini

masuk ke dalam untuk melapisi kelenjar tubular.

3) Fase sekretori

Fase ini terjadi setelah ovulasi di bawah pengaruh progesterone dan estrogen

dari korpus luteum. Lapisan fungsional menebal sampai 3,5 mm dan menjadi

tampak berongga karena kelenjar ini lebih berliku-liku.


3. Psikologi Menstruasi

Menstruasi merupakan proses biologis yang terkait dengan pencapaian

kematangan seks, kesuburan, ketidakhamilan, normalitas, kesehatan tubuh,dan

bahkan pembaharuan tubuh itu sendiri (Abdullah,2009).

Prosese terjadinya haid, haid terjadi karena sel telur yang di produksi di

indung telur tidak di buahi oleh sperma dalam rahim. Sel telur tersebut

menempel pada dinding rahim dan selanjutnya rahim akan membentuk lapisan

yang banyak mengandung pembuluh darah, kemudian menipis dan luruh keluar

melalui mulut rahim dan vagina dalam bentuk darah, yang biasanya terjadi 3-7

hari (Okanegara,2008).

Tanda dan gejala yang dapat terjadi saat menstruasi yaitu :

 Perut terasa mulas, mual dan panas.

 Terasa nyeri saat buang air kecil.

 Tubuh terasa tidak fit.

 Demam

 Sakit kepala dan pusing.

 Keputihan

 Radang pada vagina.

 Gatal-gatal pada kulit.

 Emosi meningkat.
 Nyeri dan bengkak pada payudara.

Secara kematangan seksual (menstruasi, kematangan fisik) ini di

sebabkan antara lain oleh kondisi fisik individual, ras, suku bangsa, iklim, cara

hidup, dan lingkungan. Kondisi fisik yang terjaga atau penyakit yang di alami

seorang remaja putri dapat memperlambat menstruasi. Di samping itu

ransangan-ransangan dari luar luar seperti film seks, buku bacaan atau majalah,

dan ransangan dari kaum laki-laki dapat mengakibatkan reaksi seksual dan juga

mengakibatkan kematangan seksual yang lebih cepat dari anak sewajarnya

(Guntoro,2009).

Selama masa menstruasi kebanyakan remaja puteri sering mengalami

ketidaknyamanan dalam bentuk kram perut, yaitu rasa sakit di bagian bawah

perut yang kadang meluas ke pinggang, punggung bagian bawah atau paha.

Bahkan ada yang merasa mual,muntah, atau diare. Selain mengalami kram

perut, sering kali remaja puteri mengalami menstruasi yang tidak teratur. Hal ini

di sebabkan karena perubahan kadar hormone akibat stress atau sedang dalam

keadaan emosi. Di samping itu, perubahan drastis dalam porsi olahraga atau

perubahan berat badan yang drastis juga dapat menyebabkan menstruasi tidak

teratur. Rasa ketidaknyamanan terhadap menstruasi menimbulkan perilaku

yang berbeda-beda antara satu remaja dengan remaja lainnya antara lain

perilaku penentangan untuk membersihkan dirinya. Menyembunyikan semua


pakian kotor dalam laci-laci atau sudut lemari, tidak mau melakukan aktivitas

sehari-hari seperti tidak mau berenang, berolahraga, beribadah. Semua ini

menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan (Anurogo,2009).

4.Konsep Dasar Gangguan Menstruasi

a) Definisi Gangguan Menstruasi

Gangguan menstruasi adalah perdarahan menstruasi yang tidak normal

dalam hal : panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan

hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium(Prawiraharjo,2011).

Konsep disfungsi menstruasi secara umum adalah terjadinya gangguan

dari pola perdarahan. Disfungsi menstruasi ini berdasarkan fungsi dari

ovarium yang berhubungan dengan anovulasi dan gangguan fase luteal.

Disfungsi pada ovarium tersebut dapat menyebabkan gangguan pola

menstruasi. Gangguan perdarahan menstruasi dapat menimbulkan resiko

patologis apabila di hubungkan dengan banyaknya kehilangan darah,

mengganggu aktivitas sehari-hari, adanya indikasi inkompatibel ovarium pada

saat konsepsi atau adanya tanda-tanda kanker(Kusmiran,2011).

Beberapa tanda adanya masalah dalam menstruasi, antara lain:

1) Apabila menstruasi itu tidak pernah teratur sejak semula walau telah

melewati tahun-tahun pertama menstruasi atau menarche(haid yang

pertama).
2) Timbul nyeri hebat terutama jika baru muncul kemudian yang di perkirakan

ada gangguan dalam organ reproduksi, terutama jika rasa nyeri itu semakin

lama semakin bertambah intensitasnya.

3) Satu hal yang harus di waspadai adalah jika darah yang mengalir sangat

berlebihan sehingga membutuhkan pembalut yang banyak dalam sehari.

1) Panjang hari menstruasi lebih dari normal.

2) muncul noktah darah antara dua siklus menstruasi(spotting).

3) Warna darah kelihatan tidak seperti biasa menjadi lebih kecoklatan atau

merah darah segar (Kusmiran, 2011).

b) Macam-macam Gangguan Menstruasi

Macam-macam gangguan menstruasi, antara lain:

1) Gangguan lama dan jumlah darah menstruasi

a. Hipermenorea (Menoragia)

Hipermenorea (menoragia) adalah perdarahan menstruasi dengan

jumlah darah lebih banyak dan durasi lebih lama dari normal dengan

siklus yang normal. Secara klinis menoragia didefinisikan dengan total

jumlah darah menstruasi lebih dari 80 ml dan durasi haid lebih lama dari

7 hari. Sulit menentukan jumlah haid secara tepat. Oleh karena itu, bisa

disebutkan bahwa ganti pembalut 2-5 kali perhari menunjukkan jumlah


darah normal. Menoragia adalah bila ganti pembalut lebih dari 6 kaliper

hari(Prawirohardjo,2011).

Penyebab umum hipermenore (menoragia), antara lain :

a) tumor uterus (baik yang jinak maupun yang ganas)

b) Gangguan keseimbangan hormonal (misalnya jenis penyakit kelenjar

gondok).

c) Penyakit darah menyebabkan mudah terjadi perdarahan

(Nugroho,2010).

b. Hipomenorea

Hipomenorea merupakan aliran menstruasi yang sedikit, dalam

waktu singkat yang dapat disebabkan oleh disfungsi endokrin. Darah

menstruasi mungkin sedikit dan hanya bercak darah selama 1 sampai 2

hari(Sharon dkk,2012).

Hipomenorea dapat di sebabkan oleh gangguan hormonal endokrin

dan kelainan uterus. Penanganannya adalah pemberian konseling

psikoterapi dan penenangan diri.

2) Gangguan siklsus menstruasi

a) Polimenorea
Polimenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memendek dari

panjang siklus menstruasi normal, yaitu kurang dari 21 hari per

siklusnya, sementara volume peradarahannya kurang lebih sama atau

lebih banyak dari volume perdarahan menstruasi biasanya. Polimenorea

yang disertai dengan pengeluaran darah menstruasi lebih banyak dari

biasanya dinamakan polimenoragia (epimenoragia).

Polimenorea dapat di sebabkan oleh gangguan hormonal yang

mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi atau memendeknya fase

luteal dari siklus menstruasi. penyebab terjadinya polimenorea lainnya

adalah adanya kongesti (bendungan) pada ovarium yang di sebabkan

oleh proses peradangan (infeksi), endometriosis dan

sebagainya(Prawirohardjo,2011)

b) Oligomenorea

Oligomenorea adalah menstruasi dengan siklus yang lebih panjang

dari normal yaitu lebih dari 35 hari. Sering terjadi pada sindroma

ovarium polikistik yang di sebabkan oleh peningkatan hormone

androgen sehingga terjadi gangguan ovulasi

Pada remaja oligomenorea dapat terjadi karena imaturasi poros

hipotalamus hipofisis ovarium endometrium. Penyebab lain

oligomenorea antara lain stress fisik dan emosi, penyebab kronis serta
nutrisi. Perhatian perlu di berikan bila oligomenorea disertai dengan

obesitas dan infertilitas karena mungkin berhubungan dengan sindroma

metabolic(Prawirohardjo,2011).

Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan

keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.

Gangguan hormone tersebut menyebabkan lamanya siklus menstruasi

normal menjadi memanjang, sehingga menstruasi menjadi lebih jarang

terjadi. Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah

setelah menstruasi ataupun beberapa tahun menjelang menopause.

Oligomenorea yang terjadi pada masa itu merupakan variasi normal

yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara

hipotalamus,hifofisi, dan ovarium pada awal terjadinya menstruasi

pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga gangguan

keseimbangan hormone dalam tubuh (Andriyani,2012).

Oligomenorea dapat terjadi pada wanita yang mengalami gangguan

indung telur, stress, depresi, sakit kronik, pasien dengan gangguan

makan, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebih, adanya

tumor yang melepaskan estrogen, adanya kelainan struktur rahim, dan

penggunaan obat-obatan tertentu(Andriyani, 2012).

c) Amenorea
Amenorea adalah tidak terjadinya menstruasi pada seorang

perempuan dengan mencakup tanda sebagai berikut :

a) Tidak terjadi menstruasi sampai usia 14 tahun, disertai tidak

adanya pertumbuhan atau perkembangan tanda kelamin sekunder.

b) Tidak terjadi menstruasi sampai usia 16 tahun, di sertai adanya

pertumbuhan normal dan perkembangan tanda kelamin sekunder.

c) Tidak terjadi menstruasi untuk sedikitnya selama 3 bulan berturut-

turut pada perempuan yang sebelumnya pernah

menstruasi(Prawirohardjo,2011).

Amenorea merupakan masalah yang sering di alami oleh wanita

usia subur. Amenore primer terjadi jika seorang remaja putri yang sudah

berusia 16 tahun belum mendapatkan menstruasi. Amenorea primer

paling sering di sebabkan oleh abnormalitas struktur, seperti disgenesis

gonad dan hymen imperforate, abnormalitas congenital seperti

ketiadaan vagina dan uterus dan abnormalitas endokrin, seperti sindrom

insensitivitas androgen, kegagalan ovarium prapubertas, hyperplasia

aderenal kongenitas dan hipopituitarisme.

Amenorea sekunder terjadi jika seorang wanita yang pernah

mendapat menstruasi tidak lagi mendapatkannya. Penyebab dapat

bersifar organic atau fungsional. Kehamilan merupakan penyebab


tersering amenorea sekunder pada wanita berusia diantara 16 sampai

45 tahun. Amenorea akibat rendahnya kadar ganadotropin dan estrogen

mungkin di sebabkan oleh stress, penurunan berat badan, anoreksia

nervosa, olahraga dan lesi hipotalamus dan hipofisis(Sharon dkk,2012).

3) Gangguan perdarahan di luar siklus menstruasi

a) Metroragia

Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada

hubungannya dengan haid. Metrorargia merupakan suatau perdarahan

irregular yang terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah

yang di keluarkan lebih sedikit. Metorargia tidak ada hubungannya

dengan haid. Namun keadaan ini sering di anggap wanita sebagai haid

walaupun hanya berupa bercak (Andriyani,2013).

Penyebab metoragia, yaitu :

1) Metoragia di luar kehamilan dapat di sebabkan oleh luka yang tidak

sembuh, carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis, peradangan dari

haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis

haemorrgia), hormonal.

2) Perdarahan fungsional :
a) Perdarahan Anovulatoar, di sebabkan oleh psikis, neurogen,

hypofisier, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan

gizi, metabolic, penyakit akut maupun kronis.

b) Perdarahan Ovulator, akibat korpus luteum persisten, kelainan

pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit

akut ataupun kronis.

3) Gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi

a) Disminorea

Disminorea adalah nyeri saat menstruasi, biasanya dengan rasa

kram dan terpusat di abdomen bawah. Keluhan nyeri dapat bervariasi

mulai dari ringan sampai berat. Keparahan disminorea berhubungan

langsung dengan lama dan jumlah darah menstruasi.

Disminorea dapat di bedakan menajdi dua, yaitu disminorea primer

dan disminorea sekunder. Disminorea primer adalah nyeri menstruasi

tanpa ditemukan keadaan patologi pada panggul. Disminorea primer

berhubungan dengan siklus ovulasi dan di sebabkan oleh kontraksi

miometrium sehingga terjadi iskemia akibat adanya prostaglandin yang di

produksi oleh endometrium fase sekresi. Disminore primer sering terjadi

pada usia remaja dengan keluhan nyeri seperti kram dan lokasinya

ditengah bawah rahim. Dan sering di ikuti dengan keluhan


mual,muntah,diare,nyeri kepala, dan pada pemeriksaan ginekologi tidak

ditemukan kelainan. Biasanya nyeri muncul sebelum keluarnya haid dan

meningkat pada hari pertama dan kedua.

Disminorea sekunder adalah nyeri menstruasi yang berhubungan

dengan berbagai keadaan patologis di organ genitalia, misalnya

endometriosis, adenomiosis, mioma uteri, stenosis, serviks, penyakit

radang panggul, perlekatan panggul atau irritable bowed

syndrome(Prawirohardjo,2011).

b) Premenstrual syndrome

Sindrom pramenstruasi (premenstrual syndrome, PMS) merupakan

sekumpulan gejala fisik, perilaku dan emosional yang terjadi secara

siklus berulang. Gejala PMS umumnya di rasakan pada 4 sampai 10 hari

sebelum menstruasi dan meningkat setelah menstruasi gejala PMS yang

paling sering terjadi adalah:

1) Kelabilan emosi

2) Mudah marah, tersinggung, depresi

3) Penurunan motivasi untuk melakukan pekerjaan atau aktivitas

4) Keletihan, kesulitan berkosentrasi

5) Perubahan nafsu makan, seperti lapar


6) Retensi cairan, kram, rasa penuh pada pelvis, perut kembung, sakit

kepala dan nyeri tekan pada payudara.

7) Perasaan panik dan kehilangan control.

Penyebab pasti belum di ketahui, tetapi di duga hormone estrogen,

progesterone, prolaktin dan aldosteron berperan dalam terjadinya

premenstrual syndrome. Gangguan keseimbangan hormone estrogen dan

progesterone akan menyebabkan retensi cairan dan natrium sehingga

berpotensi menyebabkan terjadinya keluhan premenstrual

syndrome(Prawirohardjo, 2011).

c) Penyebab Gangguan Menstruasi

1) Pubertas terlambat

2) Kegagalan dari fungsi indung telur.

3) Gangguan pada susunan saraf pusat.

4) Stress dan depresi

5) Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga

berlebihan, obesitas.

6) Gangguan hipotalamus dan hipofisis.

7) Penyakit kronik

8) Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin,

dan lain-lain.
9) Kelainan hormone endokrin akibat kelainan kelenjar tiroid, kelenjar

adrenal, tumor pituitary, siklus anovulasi, syndrome polikistik

ovarium (PCOS).

10)Ketidakseimbangan system hormonal.

11)Adanya kelainan organic (infeksi saluran reproduksi, kelainan

koagulasi/ pembekuan darah) (Andriyani,2012).

d) Penanganan awal Gangguan menstruasi

Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi sakit perut

sewaktu menstruasi yaitu :

1) Kompress dengan botol panas (hangat) pada bagian yang terasa kram

(bisa di perut atau pinggang bagian belakang.

2) Mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk

menenangkan diri.

3) Mengonsumsi minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi.

4) Menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit.

5) Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung kebawah. Hal

tersebut dapat membantu relaksasi.

6) Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.

7) obat-obatan yang digunakan harus berdasarkan pengawasan dokter.

Boleh minum analgesic (penghilang rasa sakit) yang banyak di jual di


toko obat, tetapi dosisnya tidak lebih dari tiga kali

sehari(Kusmiran,2011).

Anda mungkin juga menyukai