Anda di halaman 1dari 10

NAMA : SRI AYU ASHARI

NIM : 119451714

SEMESTER : VII

SOAL METODE PENELITIAN

1. Judul proposalnya apa?


Jawab:
Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagai Upaya Deteksi Dini
Kanker Payudara pada Mahasiswi Non-Kesehatan di Wilayah Makassar.

2. Dimana meneliti?
Jawab:
Penelitian ini akan dilakukan di Wilayah Makassar.

3. Mengapa meneliti di tempat itu kenapa bukan di tempat lain?


Jawab:
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Makassar karena peneliti serta kampusnya berada di
Wilayah Makassar. Selain itu kanker payudara merupakan salah satu kanker yang paling
banyak kasusnya di Wilayah Makassar.

4. Apa alasanmu mengangkat judul itu?


Jawab:
Mengingat adanya kecenderungan peningkatan jumlah penderita kanker payudara, maka
perlu dilakukan deteksi sejak dini untuk mengetahui kelainan pada payudara. Kanker
payudara menjadi sulit untuk disembuhkan karena keterlambatan penderita menyadari
kanker yang dideritanya pada stadium yang masih awal sehingga tidak mendapatkan
penanganan yang lebih awal. Salah satu cara deteksi dini yang bisa dilakukan secara
mandiri adalah Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Seseorang cenderung tidak
menerapkan perilaku SADARI karena kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya
SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. Mahasiswi non-kesehatan
merupakan salah satu komunitas berpendidikan tinggi tetapi kurang terpapar informasi
tentang kesehatan. Karena itulah peneliti ingin mengetahui apakah mahasiswi non-
kesehatan menerapkan perilaku SADARI dan apakah perilakunya tersebut ada
hubungannya dengan pengetahuannya tentang SADARI.

5. Dari nomor 4 di paragraph mana, halaman berapa alasan tersebut menggambarkan


alasannya?
Jawab:
Alasan mengapa mengangkat judul ini dijelaskan dalam BAB I PENDAHULUAN pada
paragraf 4-7 (hal. 2-3)

6. Apa original penelitianmu atau apa yang membedakan penelitianmu dengan orang lain?
Jawab:
Penelitian ini sebelumnya pernah dilakukan oleh Rizki Hafidzah Baswedan, Ekorini
Listiowati (2014) dimana penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku SADARI.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Putri Halimu Husna menunjukkan bahwa
Tingkat Ketrampilan mahasiswa untuk melakukan SADARI masih banyak yang tidak
terampil melakukan SADARI dikarenakan tingkat pengetahuan mahasiswi tentang
kanker payudara masih sangat rendah.
Penelitian-penelitian tersebut saling bertolak belakang dan masing-masing berfokus pada
satu universitas untuk tempat pengambilan sampel, oleh karena itu calon peneliti ingin
melihat bagaimana pengaruh tingkat pengetahuan terhadap perilaku SADARI dengan
populasi yang tidak hanya berfokus pada satu universitas, tetapi pada mahasiswi non
kesehatan beberapa universitas di Wilayah Makassar.

7. Berapa variabel dalam penelitianmu?


Jawab:
Terdapat 2 variabel dalam penelitian ini.

8. Apa perbedaan variabel independen dengan variabel dependen? Dan sebutkan yang mana
variabel independen dan dependen dalam judulmu!
Jawab:
1) Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau
sebab perubahan timbulnya variabel terikat (dependen). Dikatakan variabel bebas
karena dapat mempengaruhi variabel lainnya. Sedangkan
2) Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau akibat dari
adanya variabel bebas. Dikatakan variabel terikat karena dipengaruhi oleh variabel
bebas (independen).
3) Variabel independen dalam penelitian saya nanti adalah "Tingkat Pengetahuan
tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Sedangkan variabel dependennya
adalah "Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagai Upaya Deteksi
Dini Kanker Payudara".

9. Apa perbedaan tujuan umum dan tujuan khusus?


Jawab:
Menurut karyatulisku,
1) Tujuan umum adalah tujuan penelitian secara keseluruhan dari yang ingin dicapai
dalam penelitian itu sendiri. Sedangkan
2) Tujuan khusus adalah tujuan yang lebih spesifik. Biasanya menggunakan kata-kata
operasional sehingga lebih jelas untuk dicapai. Tujuan khusus biasanya juga
merupakan penjabaran dari tujuan umum.

10. Apa perbedaan manfaat teoritis dan manfaat praktek?


Jawab:
Menurut karyatulisku,
1) Manfaat teoritis berlatar dari tujuan penelitian verifikatif, untuk mengecek teori
yang sudah ada. Apakah akan memperkuat atau menggugurkan teori tersebut.
Manfaat teoritis muncul berlatarkan ketidakpuasan atau keraguan terhadap teori
yang sudah ada sehingga dilakukan penyelidikan kembali secara empiris. Sedangkan
2) Manfaat praktis adalah manfaat yang berguna untuk memecahkan masalah praktis.
Biasanya manfaat praktis tidak hanya untuk satu subjek tetapi bisa berguna untuk
lebih dari satu subjek.

11. Sebutkan dan jelaskan teknik pengambilan sampel menurut Sugiyono!


Jawab:
Menurut Sugiyono (2001), untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan yaitu:
1) Probability sampling
Probability sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Dengan probability sampling, maka pengambilan sampel secara acak atau random
dari populasi yang ada. Teknik sampel probability sampling meliputi:
(1) Simple random sampling
Simple random sampling dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel
atau anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu.
(2) Proportionate stratified random sampling
Teknik ini biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau
berlapis-lapis. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang
tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
(3) Disproportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasinya berstrata
tetapi kurang proporsional.
(4) Cluster sampling
Teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan
terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Teknik sampling daerah
digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data
sangat luas.
2) Non probability sampling
Non probability sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Jenis teknik sampling ini antara lain:
(1) Sistematic sampling
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
(2) Quota sampling
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
(3) Accidental sampling
Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai sumber data.
(4) Purposive sampling
Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dengan kata lain,
unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang
diterapkan berdasarkan tujuan penelitian atau permasalahan penelitian.
(5) Sampling jenuh
Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel.
(6) Snowball sampling
Teknik pengambilan sampel yang awal mula jumlahnya kecil, kemudian
sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel.

12. Dari nomor 11 teknik pengambilan sampelmu menggunakan apa pada penelitianmu?
Jawab:
Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian saya nanti adalah
cluster sampling, karena populasi yang akan diteliti sangat luas.

13. Sampel penelitianmu siapa?


Jawab:
Sampel dalam penelitian saya nanti adalah mahasiswi non-kesehatan di wilayah
Makassar.

14. Apa perbedaan kriteria eksklusi dan inklusi?


Dalam Wikipedia,
1) Kriteria inklusi merupakan ciri-ciri yang harus dimiliki calon subyek untuk
diikutsertakan dalam penelitian. Sedangkan
2) Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri yang mendiskualifikasikan calon subyek untuk
dimasukkan dalam penelitian.

15. Sebutkan kriteria eksklusi dan inklusi penelitianmu!


Jawab:
1) Kriteria inklusi:
 Bersedia menjadi responden
 Responden yang bisa membaca dan menulis
 Mahasiswi non-kesehatan yang juga berasal dari sekolah menengah non-
kesehatan
 Mahasiswi berusia ≥20 tahun
 Mahasiswi yang tidak menderita kanker payudara
2) Kriteria eksklusi:
 Tidak bersedia menjadi responden
 Mahasiswi yang menempuh pendidikan di bidang kesehatan
 Mahasiswi non-kesehatan yang berasal dari sekolah menengah jurusan kesehatan
 Mahasiswi berusia <20 tahun
 Mahasiswi yang menderita kanker payudara

16. Ceritakan gambaran bagaimana caramu meneliti nanti?


Jawab:
Setelah semua persyaratan penelitian telah dilakukan dan telah terpenuhi, kemudian
peneliti akan menemui calon responden (jika penelitian dilakukan secara langsung), dan
melakukan perkenalan diri serta tujuan peneliti dan melakukan wawancara singkat
terlebih dahulu terkait kriteria inklusi dalam penelitian ini. Jika calon responden
memenuhi kriteria inklusi penelitian, selanjutnya peneliti akan menanyakan kesediaan
calon responden untuk menjadi responden. Jika calon responden bersedia untuk
menjadi responden, maka responden akan langsung dipersilahkan untuk mengisi 2
macam kuesioner. Setelah responden mengisi kuesioner, peneliti akan mengambil
kembali lembar kuesioner yg telah diisi oleh responden. Selanjutnya peneliti akan
memberikan leaflet tentang SADARI kepada responden untuk menambah pengetahuan
responden tentang pentingnya penerapan perilaku SADARI. Terakhir, peneliti akan
mengucapkan terima kasih kepada responden atas partisipasinya, lalu pamit kepada
responden.

17. Sebutkan jenis-jenis desain penelitian!


Jawab:
1) Cross-sectional
Suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko
dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat (point time approach).
2) Case control
Rancangan epidemiologis yang mempelajari hubungan antara paparan (amatan
penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan
kelompok kontrol berdasarkan status paparannya.
3) Cohort
Sering disebut juga penelitian prospektif adalah suatu penelitian survei (non
eksperimen) yang paling baik dalam mengkaji hubungan antara faktor risiko dengan
efek (penyakit).

18. Dari nomor 17, penelitianmu menggunakan desain apa?


Jawab:
Dalam penelitian nanti, saya akan menggunakan desain cross sectional study.

19. Jika penelitianmu jenis intervensi, intervensi apa yang akan kamu gunakan dalam
penelitianmu?
Jawab:
Penelitian saya bukan jenis intervensi.

20. Jelaskan perbedaan skala guttman dan skala likert dan berikan contoh!
Jawab:
1) Skala guttman
Skala pengukuran ini biasanya digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan.
Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapatkan jawaban yang tegas. Contoh "ya
atau tidak", "benar atau salah", "pernah atau tidak pernah", "positif atau negatif", dan
lain-lain.
2) Skala likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Contoh : Preferensi "sangat setuju,
setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju"
21. Dari nomor 20, kamu menggunakan kuesioner skala apa?
Jawab:
Pada penelitian nanti saya akan menggunakan 2 macam kuesioner. 1 kuesioner
pengetahuan, dan 1 kuesioner perilaku. Pada kuesioner pengetahuan akan digunakan
skala guttman, sedangkan pada kuesioner perilaku akan digunakan skala likert.

22. Bagaimana cara menentukan skor kategori dari masing-masing variabel dan berikan
contoh!
Jawab:
Untuk mengkategorikan hasil pengukuran menjadi tiga kategori, pedoman yang bisa
digunakan adalah:
Rendah
X < M – 1SD
Sedang
M – 1SD < X < M + 1SD
Tinggi
M + 1SD < X
Sedangkan jika ingin membuat lima kategori, pedoman yang bisa digunakan adalah:
Sangat Rendah
X < M – 1,5SD
Rendah
M – 1,5SD < X < M – 0,5SD
Sedang
M – 0,5SD < X < M + 0,5SD
Tinggi
M + 0,5SD < X < M + 1,5SD
Sangat tinggi
M + 1,5SD < X
Keterangan:
M = Mean
SD = standar deviasi
*Panduan kategorisasi ini dapat dilihat di buku Azwar (2012).
Misalkan, saya punya contoh skala asertivitas model skala likert dengan skala 1-5.
Jumlah item dalam skala tersebut adalah 12. Saya ingin menkategorikan subjek ke dalam
3 kelompok, yakni rendah, sedang, dan tinggi. Dengan demikian, jika subjek menjawab
nilai paling rendah semua, yakni 1, maka skor yang mungkin didapatkan adalah 1x12 =
12 (Xmin). Sedangkan jika subjek menjawab nilai paling tinggi semua, yakni 5, maka
skor yang mungkin didapatkan adalah 5x12 = 60 (Xmaks). Dengan demikian Range dari
data tersebut adalah 60-12 = 48. Karena kita tahu bahwa kurve normal terdiri atas 6
standar deviasi, maka tiap standar deviasi nilainya adalah 48/6=8. Kita juga tahu bahwa
dalam kurve normal, nilai mean selalu berada di tengah, dengan demikian mean =
(12+60) / 2 = 36.

Xmin = 12
Xmaks = 60
Range = Xmaks – Xmin
= 60-12 = 48
Mean = (Xmaks + Xmin) / 2
= (12+60) / 2 = 36
SD = Range / 6
= 48/6 = 8
Karena kita sudah mendapatkan nilai mean dan SD, maka kita bisa membuat kriteria
kategorisasi berdasarkan pedoman yang sudah ada.
Rendah
X < M – 1SD
X < 36 – 8
X < 28
Sedang
M – 1SD < X < M + 1SD
36 – 8 < X < 36 + 8
28 < X < 44
Tinggi
M + 1SD < X
36 + 8 < X
44 < X
Kita sudah mendapatkan kriteria penentuan kategorisasi, selanjutnya kita tinggal
mencocokkan dengan data kita. Jadi misalkan si A mendapat skor 30, maka dia memiliki
asertivitas yang sedang.

Anda mungkin juga menyukai