Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL


PROBALITY SAMPLING DAN NON PROBALITY SAMPLING

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Abdul Hamid K., M.Pd.


Dr. Enny Keristiana Sinaga S.Pd.,M.Si.

Disusun Oleh:

Nama Mahasiswa : Alya Pratiwi


NIM : 5213550002
Kelas :C
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK- UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

APRIL 2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................. 2


KATA PENGANTAR ................................................................................ 2
A. Latar Belakang ................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
C. Manfaat ............................................................................................ 5
BAB II ........................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ......................................................................................... 6
BAB III..................................................................................................... 11
KESIMPULAN......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 12

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT serta junjungan nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah memberikan nikmat sehat kepada kita semua.
Shalawat serta salam kita panjatkan kepada pemilik jagad raya yang tak
terbatas ini, yang juga kita jadikan sebagai penuntun hidup di dunia ini agar
kita dapat menjadi orang-orang yang beriman kepada-Nya. Amin.
Alhamdulillah, dengan terselesaikannya makalah Mata Kuliah
Metodologi Penelitian yang diberikan oleh bapak ibu dosen pengampu.
tujuan penulis makalah mengenai metodologi penelitian untuk menambah
wawasan pengetahuan. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran
dan usulan yang telah penulis buat, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Demikian yang bisa penulis sampaikan, mohon maaf apabila
terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini.

Medan, April 2024

Alya Pratiwi

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu penelitian survei, tidak perlu untuk meneliti semua individu
dalam suatu populasi, sebab di samping memakan biaya yang banyak, juga
membutuhkan waktu yang lama. Dengan meneliti sebagian dari populasi, diharapkan
hasil yang diperoleh akan dapat menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan.
Untuk dapat mencapai tujuan ini, maka cara-cara pengambilan sebuah sampel harus
memenuhi syarat-syarat tertentu.

Dalam menentukan teknik pengambilan sampel yang akan diterapkan dalam


suatu penelitian, seorang peneliti harus memperhatikan hubungan antara biaya, tenaga,
dan waktu di satu pihak, serta tingkat presisi di pihak lain. Jika jumlah biaya, tenaga,
dan waktu sudah dibatasi sejak semula, seorang peneliti harus berusaha mendapatkan
teknik pengambilan sampel yang menghasilkan presisi tertinggi.

Dalam pemilihan sampel ada dua pendekatan utama yang digunakan,yaitu


Nonprobability Sampling dan Probability Sampling. Probability Sampling memiliki
dasar statistik yang kuat dan sering digunakan dalam penelitian ilmiah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Teknik pengambilan sampel dan apa saja jenisnya?

2. Bagaimana mengetahui karakteristik sampel yang baik?

3. Bagaimana Langkah-langkah pengambilan sampel?

4
C. Manfaat

1. Untuk mengetahui Teknik pengambilan sampel dan jenisnya.

2. Untuk mengetahui karakteristik sampel yang baik

3. Untuk mengetahui tahapan-tahapan pengambilan sampel

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik sampling dan jenis-jenisnya

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Sedangkan teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel, untuk menentukan
sampel yang akan digunakan. dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yaitu:
probability, dan non probability sampling.

1. Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini
dibagi menjadi:

a. Simple Random Sampling

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dikarenakan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan
apabila anggota populasi dianggap homogen.

b. Propotionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proposional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang
pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata.

Misalnya: jumlah pegawai yang lulus S1=45, S2=30, STM=800, ST=900, SMEA= 400,
SD=300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut. Jumlah
sampel dan tehnik pengambilan sampel diambil secara random.

c. Disproportionate Stratified Random Sampling

6
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang
proposional. Misalnya, pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai: 3 orang lulusan S3, 4
orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU dan 700 orang lulusan SMP.
Maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang lulusan S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena
dari kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.

d. Cluter Sampling (Area Sampling)

Teknik sampling daerah yang digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya: penduduk dari suatu negara, provinsi, atau
kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data maka
pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Misalnya: di
Indonesia terdapat 30 provinsi dan sampelnya akan menggunakan 15 provinsi. Maka
pengambilan 15 provinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu di ingat karena provinsi-
provinsi di Indonesia itu tidak berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu
menggunakan stratified random sampling. Provinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat,
ada yang tidak ada yang mempunyai hutan banyak, ada yang tidak; ada yang kaya akan bahan
tambang, ada yang tidak. Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan. Sehingga
pengambilan sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan.

2. Nonprobability Sampling

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik sampel ini meliputi :

a. Sampling Sistematis

Sampilng sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut; yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan
sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja atau kelipatan dari bilangan
tertentu, misalnya sampelnya adalah 1,5,10,15,20 dan seterusnya sampai 100.

b. Sampling Kuota

7
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-
ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan
penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan ijin
mendirikan bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Jika pengumpulan data
belum didasarkan kepada 500 orang tersebut, maka penelitian dianggap belum selesai, karena
belum memenuhi kuota yang ditentukan.

Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data,
maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5
orang tersebut harus dapat mencari data dari 100 anggota sampel.

c. Sampling Insidental

Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, apabila
dipandang orang yang ditemui tersebut cocok untuk menjadi sumber data.

d. Sampling Purposive

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya
akan dilakukan peneliti tentang kualitas makanan, maka sumber datanya adalah orang yang
ahli dalam bidang makanan. Jika melakukan penelitian tentang politik maka yang menjadi
sampel adalah orang yang ahli dalam bidang politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk
penelitian kualitatif atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.

e. Sampling Jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel, bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan apabila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30
orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

f. Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding dan lama-kelamaan akan
membesar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi dengan

8
dua orang ini merasa belum cukup untuk melengkapi data, maka peneliti mencari orang yang
lebih tahu dan juga dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu
seterusnya sampai jumlah sampel semakin banyak. Pada penelitian kualitatif banyak
menggunakan sampel Purposive dan Snowball.

B. Karakteristik sampel yang baik

Sampel harus merupakan bagian yang representatif dari populasi yang hendak dipelajari, jika
tidak maka tidak akan bisa dilakukan observasi secara general terhadap suatu populasi. Dua
hal yang menjadi kunci agar sampel merupakan representatif dari populasi adalah ukuran dan
bias. Yang dimaksud ukuran sampel (sample size), biasanya dilambangan n, adalah besar
kecilnya sampel dalam hal jumlah sampel yang diteliti. Semakin besar jumlah dan ukuran
sampel, mala semakin besar kepastian atau ketepatan yang diberikan dibandingkan ukuran
yang lebih kecil.

Sedangkan yang dimaksud dengan bias jika sampel hanya mewakili subgrup yang spesifik
dari populasi atau jika sebagian subgrup mewakili secara berlebih atau kurang dari suatu
populasi. Bias sampel dapat terjadi apabila :

 Sampling dilakukan melalui metode non-random, yaitu jika pemilihan sampel disadari
atau tidak terpengaruh oleh pilihan manusia
 Kerangka sampling (seperti daftar, indeks atau catatan populasi lainnya) yang
merupakan dasar pemilihan sampel, tidak mencakup populasi sampling
 Bagian dari populasi sampling tidak mungkin didapatkan dengan berbagai alasan.

C. Langkah-langkah pengambilan sampel


Langkah-langkah pengambilan sampel meliputi beberapa tahap:
1. Tentukan populasi sasaran: Identifikasi populasi yang akan digunakan sebagai
referensi untuk pengambilan sampel.

2. Identifikasi variabel stratifikasi: Identifikasi variabel yang akan digunakan untuk


membagi populasi menjadi strata.
9
3. Tentukan jumlah strata: Determinasi jumlah strata yang akan digunakan untuk
mengumpulkan sampel.
4. Identifikasi kerangka: Identifikasi kerangka yang akan digunakan untuk pengambilan
sampel.
5. Pilih cara pengambilan sampel: Pilih cara pengambilan sampel yang sesuai dengan
tujuan penelitian, seperti simple random sampling, stratified random sampling, cluster
sampling, atau area sampling.
6. Pilih jenis sampel: Pilih jenis sampel yang akan digunakan, seperti sampel acak
sederhana, sampel acak sistematis, sampel acak berstrata, sampel acak berdasar area,
atau sampel wilayah bertingkat.
7. Pilih elemen sampel: Pilih elemen sampel yang akan digunakan dari setiap strata.
8. Laksanakan pengumpulan data: Laksanakan pengumpulan data dari sampel yang telah
dipilih.
9. Analisis data: Analisis data yang telah diumpulkan untuk menghasilkan penjelasan dan
pengetahuan mengenai populasi yang diperjelas.
10. Penyusunan laporan: Penyusunan laporan yang menggambarkan hasil penelitian, yang
mencakup pengambilan sampel, pengumpulan data, analisis data, dan penjelasan
mengenai populasi yang diperjelas.

10
BAB III
KESIMPULAN

Dalam penelitian terdapat populasi dan sampel yang akan dijadikan sebagai
data. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel, untuk menentukan
sampel yang akan digunakan. dalam penelitian terdapat berbagai tehnik sampling
yaitu: probability, dan non probability sampling. Pada probability Sampling dibagi
lagi menjadi: Simple Random Sampling, Propotionate Stratified Random Sampling,
Disproportionate Stratified Random Sampling, dan Cluter Sampling (Area
Sampling). Sedangkan pada Nonprobability Sampling Dibagi lagi menjadi: Sampling
Sistematis, Sampling Kuota, Sampling Insidental, Sampling Purposive, Sampling
Jenuh, Snowball Sampling.

Setelah diperoleh sampel data dari teknik sampling yang telah dilakukan
tersebut, selanjutnya masuk pada tahap pengolahan data. Pengolahan data merupakan
salah satu bagian penting dalam penelitian dimana dalam prosesnya terdapat metode
pengumpulan data, peringkasan data hingga pengelompokkannya. Dari segenap
kegiatan yang dilakukan dalam pengolahan data, semata – mata bertujuan untuk
dapat membantu jalannya penelitian agar dapat mencapai tujuannya yaitu melihat,
memecahkan dan menjawab persoalan yang tengah dipertanyakan dalam penelitian.

11
DAFTAR PUSTAKA

Retnawati, H. (2017, September). Teknik pengambilan sampel. In Disampaikan


pada workshop update penelitian kuantitatif, teknik sampling, analisis data, dan
isu plagiarisme (pp. 1-7).

Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi


(Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm 120-122.

Firmansyah, D. (2022). Teknik pengambilan sampel umum dalam metodologi


penelitian: Literature review. Jurnal Ilmiah Pendidikan Holistik (JIPH), 1(2), 85-
114.

Gayatri, D. (2006). Teknik Pengambilan Sampel.

12

Anda mungkin juga menyukai