OLEH KELOMPOK IV
1. Mardiah. HM
2. Yusriana
3. Muliyah Nur Malasari
4. Sukmawalianah
5. Erlinda Lisya N
6. Liza Liztyana
7. Riska Amelia Kamal
PRODI S1 KEBIDANAN
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas
segala rahmat dan karunia-Nya yang berupa kesehatan, kekuatan serta kesempatan
yang dianugerahkan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami.
Keberhasilan dalam penyusunan makala ini tidak lepas dari dukungan dan kerja
sama kelompok kami. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu selama penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan Makala ini masih belum sempurna. Hal
ini karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Oleh
karena itu besar harapan kelompok kami kepada pembaca atas kontribusinya baik
berupa saran maupun kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan karya
selanjutnya.
Kelompok IV
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Teknik Sampling.........................................................................3
B. Keuntungan dan kelemahan dari sampling...................................................4
C. Metode pengambilan sampling.....................................................................5
a. Metode random sampling..........................................................................5
b. Metode sampel non random sampling.....................................................18
BAB III..................................................................................................................21
PENUTUP..............................................................................................................21
A. Kesimpulan.................................................................................................21
B. Saran............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
hasil penelitian tersebut tidak dapat dibuatkan generalisasinya (Arieska,
2018).
Alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan
sampel yaitu ukuran populasi, masalah biaya, masalah waktu, percobaan
yang sifatnya merusak, dan masalah ketelitian. Dan adapun Petunjuk-
petunjuk dalam pengambilan sampel yaitu meliputi, daerah generalisasi,
pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya, sumber-
sumber informasi tentang populasi, menetapkan besar kecilnya sampel,
dan menetapkan teknik sampling.
Teknik pengambilan sampel terdapat berbagai teknik sampling
untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik
sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
probability sampling dan non probability sampling.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Keuntungan dan kelemahan dari sampling
4
1) Jika data yang diperlukan dari wilayah-wilayah yang amat kecil
tidak praktis.
6
Pengambilan sampel secara acak sederhana membutuhkan
waktu, tenaga, biaya yang sangat besar:
a) Teknik pelaksanaan pengambilan sampel
Cara pengambilan sampel tergantung besar populasi
(1) Bila populasi kecil (dilakukan secara lotre) dibuat daftar
semua unit sampel
(2) Beri nomor secara berurutan
(3) Semua unit sampel di tulis pada gulungan kertas
Sedangkan pengambilan sampel dengan populasi besar dilakukan
dengan menggunakan tabel bilangan random dengan cara sebagai
berikut :
a) Tentukan besarnya populasi studi
b) Buat daftar unit sampling (sampling frame)
c) Semua sampling unit diberi nomor urut agar mudah dalam
mencocokkan
d) Pengambilan sampel pertama, tentukan sembarang angka yang
terdapat pada tabel nomor random kemudian ambil kolom
sebelahnya yang sesuainya dengan banyaknya digit populasi.
2) Pengambilan sampel acak berstrata (Stratified random sampling)
Stratified random sampling adalah suatu teknik
pengambilan sampel yang biasanya dilakukan pada suatu populasi
secara berlapis-lapis atau bertingkat. Pada teknik pengambilan
sampel acak berstrata umumnya digunakan pada populasi yang
memiliki unsur atau anggota yang tidak bersifat serta berstrata.
Oleh sebab itu, setiap strata yang ada pada populasi harus bisa
terwakili pada sampel (Firmansyah & Dede, 2022).
Ketika seorang peneliti menggunakan teknik pengambilan
sampel acak berstrata, maka bisa menghasilkan suatu penelitian
7
yang informatif. Hal ini dikarenakan sampel yang sudah dipilih
memiliki subkelas yang ada sudah terwakili dengan baik. Akan
tetapi, ketika menggunakan teknik pengambilan ini, sebaiknya
peneliti harus bisa membagi semua populasi, sehingga menjadi
subkelompok yang lengkap. Sederhananya, peneliti harus bisa
mengklasifikasikan anggota populasi dengan jelas menjadi sebuah
subkelompok (Firmansyah & Dede, 2022).
Misalkan kita bermaksud memperkirakan penghasilan rata-
rata pertahun dari (N = 30.000) kepala keluarga yang bermukim di
suatu wilayah pedesaan atau pertanian. Perkiraan penghasilan rata-
rata ini akan didasarkan pada sebuah sampel berukuran (η = 60).
Misalnya populasi itu dapat dibagi-bagi menjadi beberapa strata,
yakni : petani, buruh tani, dan lain-lain (Firmansyah & Dede,
2022).
Stratum Macam Pekerjaan Banyaknya
1 Petani 15.000
3 Lain-lain 5.000
Jumlah 30.000
9
perlu diselidiki untuk sampel itu adalah yang bernomor 013, 023,
033….dan seterusnya (Firmansyah & Dede, 2022).
10
memperhatikan ukuran sampel dan ukuran populasi. Misalnya,
pada suatu populasi ada 10.000 rumah. Kemudian, sampel yang
akan diambil adalah 500, maka jarak antara sampel satu ke sampel
berikutnya adalah 50 (Nurrahmah Arfatin, M.Pd & Rismaningsih
Febri, S.pd.Si, 2021).
Prosedur :
a) Diberikan nomor pengenal kepada individu populasi yang
homogen secara merata dan berurutan
b) Ditentukan proporsi sampel yang akan diambil, misalnya untuk
populasi 100 dengan sampel sejumlah 10, berarti proporsinya
10/100 =1/10 atau 10%
c) Sampel yang pertama ditentukan satu di antara 10 nomor urut
pertama secara acak sederhana, misalnya nomor 5, maka
sampel berikutnya adalah nomor 15, 25, 35, 45, 55, 65, 75, 85,
95
Metode systematic sampling dapat digunakan dalam keadaan:
a) Apabila nama atau identifikasi dari satuan-satuan individu
dalam populasi itu terdapat dalam suatu daftar, sehingga
satuan-satuan tersebut dapat diberi nomor urut.
b) Apabila populasi itu mempunyai pola beraturan, seperti blok-
blok dalam kota itu dapat diberi nomor urut, sedang rumah-
rumah pada suatu jalan biasanya sudah mempunyai nomor urut
Keuntungannya :
a) Dapat dipilih apabila acak sederhana tidak mungkin untuk
dilaksanakan
b) Unit sampel dapat secara teratur penyebarannya dalam populasi
sehingga dapat lebih dapat mewakili populasi dibanding
dengan acak sederhana.
11
c) Pada kondisi-kondisi tertentu, rumus-rumus untuk
penghitungan parameter dan varians dari acak sederhana dapat
digunakan untuk acak sistimatik.
Kekurangannya :
a) Kesalahan besar dapat terjadi karena kerangka sampling dibuat
berdasarkan siklus yang tertentu dengan sebagai jarak dari
siklus tersebut. Misalnya, melakukan recall 24 jam secara
berulang untuk hari tertentu dalam 1 minggu. Secara acak
sistimatik dari angka 1 (Minggu) sampai 7 (Sabtu) terpilih
angka 4 (Rabu), sehingga recall dilakukan hanya untuk hari
Rabu saja, sehingga tidak dapat mewakili hari-hari dalam
seminggu (Otzen & Manterola, 2017).
b) Mempunyai kesulitan di lapangan seperti juga pada acak
sederhana.
c) Jika dari subpopulasi pertama, individu yang diambil secara
random jatuh pada nomor 003, maka individu berikutnya perlu
diselidiki untuk sampel itu adalah yang bernomor 013, 023,
033 .dan seterusnya (Otzen & Manterola, 2017b).
4) Pengambilan sampel acak bertahap (Multistage random sampling)
Area random sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang menggunakan beberapa teknik simple random sampling
dalam waktu yang bersamaan secara efektif dan efisien ketika
sedang melakukan penelitian. Ketika menggunakan teknik
pengambilan sampel wilayah bertingkat, peneliti harus menyadari
bahwa terdapat beberapa teknik sampling yang berbeda. Pada
umumnya, teknik pengambilan ini lebih sering digunakan populasi
yang tersebar di berbagai daerah (Arieska, 2018).
12
Cara ini merupakan salah satu model pengambilan sampel
secara acak yang pelaksanaannya dilakukan dengan membagi
populasi menjadi beberapa fraksi yang dihasilkan dibagi lagi
menjadi fraksi-fraksi yang lebih kecil kemudian diambil
sampelnya. Pembagian menjadi fraksi ini dilakukan terus sampai
pada unit sampel yang diinginkan. Unit sampel pertama disebut
Primary Sampling Unit (PSU) (Arieska, 2018).
PSU dapat berupa fraksi besar atau fraksi kecil.
Pengambilan sampel acak setingkat ini biasanya digunakan bila
kita ingin mengambil sampel dengan jumlah yang tidak banyak
pada populasi yang besar (Arieska, 2018).
Pada pengambilan acak dengan PSU besar akan
mempunyai keuntungan sebagai berikut : (Arieska, 2018)
a) Varian yang relatif kecil untuk biaya setiap unit
b) Kontrol terhadap kesalahan tak sampling menjadi lebih baik
c) Penelitian ulang membutuhkan biaya yang relatif kecil
d) Kontrol terhadap liputan penelitian lebih mudah dilakukan
Pengambilan dengan PSU kecil mempunyai ketepatan yang
lebih tinggi dibandingan dengan PSU besar, karena populasi dibagi
menjadi menjadi fraksi-fraksi kecil yang banyak jumlahnya hingga
pengambilan sampel dapat dilakukan secara merata pada seluruh
populasi.
- Kerugian
Pada PSU besar, penggambaran terhadap kurang baik, sedangkan
dengan PSU kecil hanya dapat dilakukan bila individu dalam
populasi tersebar dan transportasi mudah (Arieska, 2018).
5) Pengambilan sampel acak kelompok (cluster random sampling)
13
Cluster random sampling adalah sebuah teknik
pengambilan sampel yang di mana populasi yang digunakan tidak
berasal dari individu, tetapi berasal dari kelompok individu atau
cluster. Oleh sebab itu, unit yang dipilih menjadi sampel bukanlah
individu, tetapi kelompok individu.
Teknik pengambilan sampel acak berdasarkan area ini
sangat cocok digunakan pada wilayah perkotaan atau sekolah
karena pada wilayah tersebut anggota populasinya cukup banyak.
Singkatnya, teknik pengambilan sampel ini sangat cocok untuk
mempelajari populasi yang cukup banyak (Arieska, 2018).
Pengambilan sampel acak dengan kelompok dilakukan
apabila kita akan mengadakan suatu penelitian dngan mengambil
kelompok unit dasar sebagai sampel. Cluster sampling dapat
dilakukan denga membagi populasi menjadi bebeapa blok sebagai
cluster dan dilakukan pangambilan sampel kelompok tersebut.
Misalnya kita akan mengadakan penelitian tentang status gizi anak
Sekolah Dasar di suatu kota maka diambil sampel sekolah sebagai
unit sampel. Bila seluruh murid SD sampel diteiliti status gizinya
maka disebut one stage Simple Cluster Sampling. Namun, bila
diperoleh sampel sekolah dilakukan pengambilan sampel lagi maka
disebut Two Stage Simple Cluster Sampling (Arieska, 2018)
Sampel yang diperlukan terdiri atas individu-individu
(anggota) yang berada dalam kelompok yang terpilih itu. Jika
kelompok-kelompok tersebut merupakan pembagian daerah-daerah
geografis, maka cluster sampling ini disebut juga area sampling,
Misalkan kita ingin memilih sebuah sampel berukuran 100 kepala
keluarga dengan cara cluster sampling dari populasi dari poopulasi
tentang perumahan (Retnawati, 2017).
14
Pengambilan sampel dilakukan secara acak sedemikian
rupa sehingga probabilitas setiap unit sampel diketahui, sedangkan
pengambilan sampel tanpa acak dilakukan sedemikian rupa
sehingga probabilitas setiap unit sampel tidak diketahui dan faktor
subjek memegang peran penting. Oleh karena itu, pengambilan
sampel tanpa acak ini, walaupun dilakukan sedemikian rupa
sehingga mempunyai tingkat kewakilan yang tinggi, tetap dapat
diwakili secara objektif. Pengambilan sampel tanpa secara acak ini
digunakan bila kita ingin mengambil sampel yang sangat kecil
pada populasi yang sangat besar karena dengan cara apapun tidak
mungkin mendapatkan sampel (Retnawati, 2017)
Suatu cara pengambilan sampel disebut random apabila kita
tidak memilih-milih individu yang akan dijadikan anggota sampel.
Seluruh individu dalam populasi m memiliki kesempatan yang
sama untuk dijadikan anggota (Retnawati, 2017).
b. Non probability sampling (Sampel non random)
15
Tujuan dari peneliti memakai sampling ini yaitu untuk generalisasi
terhadap populasi yang tidak begitu penting dibandingkan dengan
penemuan yang diperoleh ketika melakukan sebuah penelitian atau
peneliti mempunyai hambatan-hambatan sehingga melakukan
penghematan sumber daya yang ia miliki. Ada beberapa jenis sampel
non random di antaranya adalah : (Nurrahmah Arfatin, M.Pd &
Rismaningsih Febri, S.pd.Si, 2021)
1) Accidental sampling
Metode accidental sampling atau yang dapat disebut
sampel tanpa sengaja ini, peneliti akan mengambil sampel yang
kebetulan ia temukan pada saat itu. Metode penelitian ini sangat
cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya
sangat sulit untuk ditemukan titik contohnya dari pengguna metode
ini adalah peneliti akan meneliti mengenai penyakit yang dialami
seorang Steven Johnson syndrome. Yakni penyakit yang dapat
merusak seluruh mukosa atau lapisan tubuh akibat reaksi tubuh
terhadap antibiotik. kasus yang dialami oleh Stefan Johnson
sindrom ini cukup langka dan sangat sulit untuk dapat menemukan
kasus seperti itu. Dengan demikian, peneliti langsung mengambil
sampel pada saat itu juga saat mengetahui dan menemukan kasus
tersebut. Kemudian peneliti akan melanjutkan pencarian sampel
hingga periode tertentu yang telah ditentukan sendiri oleh peneliti.
Teknik pengambilan sampel dengan metode ini juga sangat cocok
untuk meneliti sesuatu yang bersifat umum. Misalnya seorang
peneliti ingin meneliti kebersihan kota Depok kemudian ia
menanyakan tentang kebersihan Kota Surabaya kepada warga
Depok yang ia temui saat itu juga (Nurrahmah Arfatin, M.Pd &
Rismaningsih Febri, S.pd.Si, 2021).
16
2) purposive sampling
Purposive sampling yaitu teknik atau metode sampel yang
cukup sering digunakan. metode ini menggunakan kriteria yang
sudah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria
pemilihan ini terbagi ke dalam kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
Kriteria inklusi adalah, kriteria sampel yang digunakan
peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi
adalah kriteria khusus yang menyebabkan calon responden yang
memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari kelompok
penelitian. misalnya, calon responden mengalami penyakit
gangguan psikologis yang bisa mempengaruhi hasil penelitian
(Nurrahmah Arfatin, M.Pd & Rismaningsih Febri, S.pd.Si, 2021).
Contoh purposive sampling: penelitian tentang nyeri pada
pasien diabetes melitus yang mengalami luka pada tungkai kaki.
maka kriteria inklusi yang dipakai antara lain:
a) penderita diabetes melitus dengan luka Gangrene (luka pada
tungkai kaki)
b) usia 18 sampai 59 tahun
c) bisa membaca dan menulis
Kriteria eksklusi:
a) penderita diabetes melitus yang memiliki penyakit
menyertalainya seperti gangguan ginjal, gagal jantung,
nefropati, dan lain sebagainya.
b) penderita diabetes melitus yang mengalami gangguan
kejiwaan
3) Snowball sampling
Snowball sampling merupakan teknik atau metode
pengambilan sampel berdasarkan korespondensi atau wawancara.
17
Teknik atau metode ini mengambil informasi dari sampel pertama
agar bisa mendapatkan sampel berikutnya. Demikian secara terus-
menerus hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat
terpenuhi. pengambilan sampel Snowball atau yang bisa disebut
bola salju ini sangat cocok untuk digunakan penelitian mengenai
hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi.
Misalnya tentang penelitian penderita HIV, ataupun kelompok
khusus lainnya (Nurrahmah Arfatin, M.Pd & Rismaningsih Febri,
S.pd.Si, 2021).
4) Quota sampling
Teknik atau metode quota sampling ini , yaitu mengambil
jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan oleh
peneliti. Kelebihan dari metode atau Teknik ini adalah praktis
karena sampel penelitian sudah diketahui sebelumnya. Sedangkan
kekurangannya adalah bias dari penelitian cukup tinggi apabila
menggunakan metode ini. Teknik pengambilan sampel dengan
metode ini umumnya digunakan pada penelitian yang memiliki
jumlah sampel terbatas. Misalnya Penelitian pada pasien Lupus
atau penderita penyakit tertentu. di dalam suatu area atau daerah
terdapat 10 penderita penyakit lupus, maka populasi tersebut dapat
dijadikan sampel secara keseluruhan Inilah yang disebut dengan
total quota sampling (Nurrahmah Arfatin, M.Pd & Rismaningsih
Febri, S.pd.Si, 2021).
5) Teknik sampel jenuh
Teknik sampel jenuh ini adalah penentuan sampel yang
menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel dengan syarat
populasi yang ada kurang dari 30 (Nurrahmah Arfatin, M.Pd &
Rismaningsih Febri, S.pd.Si, 2021).
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
sampel jenuh).
menentukan besar sampel yang diperoleh. Selain itu, ini bergantung pada
B. Saran
19
Penyimpangan atau kesalahan penelitian diharapkan dapat ditekan
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, D., & Dede. (2022). Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam
INDONESIA.
Otzen & Manterola. (2017). Teknik pengambilan sampel pada studi populasi.
International, 227–232.
20