Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN & STATISTIK

“TEKNIK METODE SAMPLING”

OLEH KELOMPOK IV

1. Mardiah. HM
2. Yusriana
3. Muliyah Nur Malasari
4. Sukmawalianah
5. Erlinda Lisya N
6. Liza Liztyana
7. Riska Amelia Kamal

PRODI S1 KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas
segala rahmat dan karunia-Nya yang berupa kesehatan, kekuatan serta kesempatan
yang dianugerahkan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami.
Keberhasilan dalam penyusunan makala ini tidak lepas dari dukungan dan kerja
sama kelompok kami. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu selama penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa penyusunan Makala ini masih belum sempurna. Hal
ini karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Oleh
karena itu besar harapan kelompok kami kepada pembaca atas kontribusinya baik
berupa saran maupun kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan karya
selanjutnya.

Makassar, Maret 2023

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Teknik Sampling.........................................................................3
B. Keuntungan dan kelemahan dari sampling...................................................4
C. Metode pengambilan sampling.....................................................................5
a. Metode random sampling..........................................................................5
b. Metode sampel non random sampling.....................................................18
BAB III..................................................................................................................21
PENUTUP..............................................................................................................21
A. Kesimpulan.................................................................................................21
B. Saran............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakekatnya, perguruan tinggi baik negeri maupun swasta


mengemban tiga tugas pokok yang lebih dikenal dikenal dengan nama Tri
Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilakukan oleh seluruh civitas
akademika. Ketiga dharma tersebut adalah: pendidikan dan pengajaran,
melaksanakan penelitian, dan melakukan pengabdian pada masyarakat.
Pada bidang penelitian, baik mahasiswa maupun dosen dituntut untuk
melakukan penelitian secara ilmiah (Arfinaldilla, 2016).
Penelitian yang dilakukan dapat berupa penelitian pengembangan
keilmuan dan teknologi, supaya dapat meningkatkan mutu pendidikan,
serta memungkinkan penerapan dan pemanfaatan hasilnya bagi
kepentingan dan usaha meningkatkan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Sebelum seseorang akan melakukan penelitian, sebaiknya
harus menyusun rencana penelitian, yang dikenal dikenal dengan
usulan/proposal penelitian. Kegunaan dari proposal penelitian tersebut
adalah sebagai pedoman rencana awal yang akan yang akan dilakukan
peneliti, baik mengenai masalah, ruang lingkup, metode penelitian yang
dipakai, populasi dan sampel penelitian, perencanaan tempat dan waktu
penelitian, dan instrumen penelitian (Arfinaldilla, 2016).
Dalam menentukan sampel mana yang akan dijadikan sebagai
objek penelitian tidaklah mudah, karena sampel yang kita ambil harus
dapat mewakili semua karakteristik dari populasinya. Jika sampel yang
kita jadikan tidak dapat mewakili semua karakteristik populasinya, maka

1
hasil penelitian tersebut tidak dapat dibuatkan generalisasinya (Arieska,
2018).
Alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan
sampel yaitu ukuran populasi, masalah biaya, masalah waktu, percobaan
yang sifatnya merusak, dan masalah ketelitian. Dan adapun Petunjuk-
petunjuk dalam pengambilan sampel yaitu meliputi, daerah generalisasi,
pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya, sumber-
sumber informasi tentang populasi, menetapkan besar kecilnya sampel,
dan menetapkan teknik sampling.
Teknik pengambilan sampel terdapat berbagai teknik sampling
untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik
sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
probability sampling dan non probability sampling.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka ditemukan rumusan masalah


bagaimana teknik pengambilan metode sampling?

C. Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana metode sampling agar sampel diambil dari


populasinya ”representatif” (mewakili), sehingga dapat diperoleh
informasi yang cukup untuk mengetahui populasinya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Sampling

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang


jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber
data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran
populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Untuk menentukan
sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik pengambilan sampel
yang digunakan. Teknik sampling berdasarkan adanya randomisasi,
yakni pengambilan subyek secara acak dari kumpulannya, dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu sampling nonprobabilitas dan
sampling probabilitas (Arfinaldilla, 2016).
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian.
sampel sendiri secara harifiah berarti contoh. Sampel yang diambil dari
populasi harus ”representati atau mewakili, sehingga dapat diperoleh
infrmasi yang cukup untuk mengestimasi populasinya. Terdapat empat
parameter yang biasa dianggap menentukan representatif suatu sampel,
yaitu variabel lintas populasi, besar sampel, teknik penentuan sampel,
dan kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel. Sampel
merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi
sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat
digeneralisasikan pada populasi (Arfinaldilla, 2016).

3
B. Keuntungan dan kelemahan dari sampling

a. Keuntungan utama dari sampling dibandingkan dengan pencatatan


menyeluruh (sensus) adalah : (Otzen & Manterola, 2017)
1) Penyelidikan biaya yang terbatas (reduced cost) : Oleh karena data
yang diteliti itu lebih kecil maka ongkos-ongkos dan biaya
penyelidikannya jauh lebih sedikit.
2) Menghemat waktu dan tenaga (greater spreeder), data dapat
dikumpulkan, diolah dan diselidiki hingga hasilnya dengan cepat
dapat dipergunakan.berapa jenis survai membutuhkan biaya yang
lama.
3) Penghematan pada hal-hal khusus: Beberapa jenis survai
membutuhkan wawancara yang lama dan padat sehingga tidak
mungkin dilakukan dengan cara lain kecuali dengan sampel.
Dengan memakai sampel, memungkinkan perhatian tertuju pada
sejumlah hal-hal yang ditentukan.
4) Greater accurancy : Meskipun data yang diselidiki itu hanya
merupakan bagian dari populasi namun kualitasnya atau hasil-
hasilnya dapat lebih baik dan lebih tepat daripada sensus, sebab
pengolahan data tidak memerlukan tenaga yang banyak, sehingga
pengolahan datanya diserahkan kepada tenaga yang betul-betul ahli
dan terlatih.
b. Kelemahan-kelemahan sampling dalam keadaan tertentu faedah dari

sampling menimbulkan keragua-raguan. Tiga kaedah pokok dapat

disebutkan sebagai berikut : (Otzen & Manterola, 2017)

4
1) Jika data yang diperlukan dari wilayah-wilayah yang amat kecil

maka diperlukan sampel yang relatif besar populasinya.

2) Jika data yang dibutuhkan adalah untuk beberapa periode waktu

yang teratur dan diperlukan untuk mengukur perubahan yang

sangat kecil dari suatu period ke periode berikutnya, sampel yang

besar mungkin dibutuhkan.

3) Jika dalam survai, pengambilan sampel harus dikeluarkan biaya

administrasi yang besarnya luarbiasa disebabkan oleh pekerjaan

pemilihan sampel, pengawasan dan sebagainya, sampling mungkin

tidak praktis.

C. Metode pengambilan sampling

Teknik cara atau teknik yang dipergunakan untuk mengambil


sampel. Pada dasarnya ada dua cara pengambilan sampel (Random
sampling dan non random sampling) (Retnawati, 2017).

a. Probability sampling (Random sample)

Suatu cara pengambilan sampel disebut random apabila kita tidak


memilih-milih individu yang akan dijadikan anggota sampel. Seluruh
individu dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk
dijadikan anggota sampel. Hal yang perlu diperhatikan dalam tabel
bilangan random: Misalnya, (Retnawati, 2017)
- Besarnya populasi 800 diambil 3 kolom lalu urutkan ke bawah
sampai jumlah sampel yang diinginkan
- Bila diperoleh angka yang lebih besar dari populasi maka angka
tersebut tidak digunakan
5
- Demikian pula bila memperoleh angka yang sama dua kali maka
satu angka tidak digunakan.
Bila tidak mempunyai bil random , pengambilan sampel dapat
dilakukan dengan menggunakan gulungan kertas yang ditulis dari 0
sampai 9 atau disesuaikan dengan besarnya populasi kemudian diambil
sesuai dengan jumlah digit.
Probabilitas teoritis karena besarnya peluang suatu kejadian dapat
ditentukan berdasarkan logika atau teori sebelum peristiwanya terjadi.
Probabilitas suatu even adalah jumlah hasil yang diharapkan terjadi
pada sejumlah event (n) dibagi dengan jumlah semua kemungkinan
yang dapat terjadi (Retnawati, 2017).
Adapun jenis random sampling yaitu:
1) Pengambilan sampel acak sederhana (Simple random sampling)
Pengambilan sampel secara acak sederhana adalah
pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar
(individu) mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil
sebagai sampel: (Retnawati, 2017)
a) Harus mempunyai unit dasar atau sampling
b) Populasi tersebar
-Keuntungan:
Pengambilan sampel acak sederhana mempunyai beberapa
keuntungan antara ain :
a) Ketepatan yang tinggi artinya setiap unit sampel mempunyai
probabilitas yang sama untuk diambil sebanyak untuk diambil
sebagai sampel.
b) Kesalahan sampling dapat ditentukan secara kuantitatif.
c) Dapat dilakukan pada populasi yang besar.
-Kelemahan :

6
Pengambilan sampel secara acak sederhana membutuhkan
waktu, tenaga, biaya yang sangat besar:
a) Teknik pelaksanaan pengambilan sampel
Cara pengambilan sampel tergantung besar populasi
(1) Bila populasi kecil (dilakukan secara lotre) dibuat daftar
semua unit sampel
(2) Beri nomor secara berurutan
(3) Semua unit sampel di tulis pada gulungan kertas
Sedangkan pengambilan sampel dengan populasi besar dilakukan
dengan menggunakan tabel bilangan random dengan cara sebagai
berikut :
a) Tentukan besarnya populasi studi
b) Buat daftar unit sampling (sampling frame)
c) Semua sampling unit diberi nomor urut agar mudah dalam
mencocokkan
d) Pengambilan sampel pertama, tentukan sembarang angka yang
terdapat pada tabel nomor random kemudian ambil kolom
sebelahnya yang sesuainya dengan banyaknya digit populasi.
2) Pengambilan sampel acak berstrata (Stratified random sampling)
Stratified random sampling adalah suatu teknik
pengambilan sampel yang biasanya dilakukan pada suatu populasi
secara berlapis-lapis atau bertingkat. Pada teknik pengambilan
sampel acak berstrata umumnya digunakan pada populasi yang
memiliki unsur atau anggota yang tidak bersifat serta berstrata.
Oleh sebab itu, setiap strata yang ada pada populasi harus bisa
terwakili pada sampel (Firmansyah & Dede, 2022).
Ketika seorang peneliti menggunakan teknik pengambilan
sampel acak berstrata, maka bisa menghasilkan suatu penelitian

7
yang informatif. Hal ini dikarenakan sampel yang sudah dipilih
memiliki subkelas yang ada sudah terwakili dengan baik. Akan
tetapi, ketika menggunakan teknik pengambilan ini, sebaiknya
peneliti harus bisa membagi semua populasi, sehingga menjadi
subkelompok yang lengkap. Sederhananya, peneliti harus bisa
mengklasifikasikan anggota populasi dengan jelas menjadi sebuah
subkelompok (Firmansyah & Dede, 2022).
Misalkan kita bermaksud memperkirakan penghasilan rata-
rata pertahun dari (N = 30.000) kepala keluarga yang bermukim di
suatu wilayah pedesaan atau pertanian. Perkiraan penghasilan rata-
rata ini akan didasarkan pada sebuah sampel berukuran (η = 60).
Misalnya populasi itu dapat dibagi-bagi menjadi beberapa strata,
yakni : petani, buruh tani, dan lain-lain (Firmansyah & Dede,
2022).
Stratum Macam Pekerjaan Banyaknya

1 Petani 15.000

2 Buruh Tani 10.000

3 Lain-lain 5.000

Jumlah 30.000

Dari stratum pertama kemudian diambil sebuah sampel


random, dari statum kedua juga diambil sebuah sampel random
demikian juga pada stratum ke tiga. Hasilnya kemudian
digabungkan menjadi sebuah sampel yang diperlukan untuk
memperkirakan penghasilan rata-rata pertahun (Firmansyah &
Dede, 2022).
Apabila pengambilan banyak individu dari setiap stratum
ditentukan sebanding dengan ukuran-ukuran tiap stratum dan
8
pengambilannya dilakukan secara random, dinamakan
(Proportional Random Sampling). Misalnya dari contoh tersebut
populasi sebanyak 30.000 akan diambil sebuah sampel berukuran
60. Anggota sampel sebesar 60 ini adalah 1/5 % dari ukuran
populasi. Maka dari stratum petani perlu diambil secara random
sebanyak 1/5% dari 15.000 atau 30 orang, dari stratum buruh tani
sebanyak 1/5% dari 10.000 atau 20 orang dan dari stratum lain-lain
sebanyak 1/5% dan dari stratum laim-lain sebanyak 1/5 % dari
sebanyak 1/5 % dari 5000 orang atau 10 orang. Jumlah seluruhnya
60 orang, sebanyak sampel yang dikehendaki (Firmansyah &
Dede, 2022).
Misalnya kita menghendaki sebuah sampel berukuran 85
dari sebuah populasi yang berukuran 850. Setelah setiap individu
dari populasi itu diberi nomor urut 001 sampai dengan 850. Maka
bagilah individu menjadi 85 kumpulan (sub-populasi) dimana
setiap kumpulanSub-populasi pertama berisi individu bernomor
001 sampai dengan 010 sampai dengan 010, sub populasi kedua
berisi individu dengan nomor 011 sampai dengan 020 dan
seterusnya sampai sub populasi yang ke-85 berisi individu dengan
nomor 841 sampai dengan 850. Dari subpopulasi pertama kita
gunakan “tabel bilangan random” untuk mendapatkan sebuah
anggota dari sampel yang dikehendaki. Misalkan jatuh pada nomor
005, maka dari subpopulasi kedua diambil individu dengan nomor
005 + 010 = 015, dari kumpulan ketiga individu bernomor =015 +
010 = 025 dan seterusnya (Firmansyah & Dede, 2022).
Jika dari subpopulasi pertama, individu yang diambil
secara random jatuh pada nomor 003, maka individu berikutnya

9
perlu diselidiki untuk sampel itu adalah yang bernomor 013, 023,
033….dan seterusnya (Firmansyah & Dede, 2022).

3) Teknik sampel sistimatik (Systimatik random sampling)


Systematic random sampling atau sampel acak sistematis
adalah suatu teknik pengambilan sampel dari anggota populasi
yang di mana hanya unsur pertama saja dari suatu sampel yang
sudah dipilih secara acak, kemudian unsur-unsur berikutnya dipilih
dengan cara sistematis berdasarkan pola-pola tertentu. Dengan
demikian, ketika melakukan pengambilan sampel acak secara
sistematis, maka harus memperhatikan setiap urutan dari anggota
populasi yang sudah terdaftar. Hal ini perlu dilakukan untuk dapat
memastikan bahwa sampel yang telah diambil dapat
dipertanggungjawabkan (Nurrahmah Arfatin, M.Pd &
Rismaningsih Febri, S.pd.Si, 2021).
Teknik pengambilan sampel acak sistematis ini biasanya
digunakan pada peneliti yang dihadapkan dengan suatu populasi
yang cukup banyak, tetapi tidak memiliki sebuah alat pengambil
data secara acak. Dengan teknik pengambilan sampel acak
sistematis, seorang peneliti diharuskan untuk menentukan unsur
dari populasi secara sistematis. Unsur populasi yang dipilih atau
ditentukan merupakan unsur yang bisa dijadikan sampel
(Nurrahmah Arfatin, M.Pd & Rismaningsih Febri, S.pd.Si, 2021).
Contoh kasus dari sampel acak sistematis atau systematic
random sampling. Unsur yang bisa dijadikan sampel adalah unsur
yang kelia. Jadi, ketika ada pertanyaan “keberapa”-nya satu unsur
suatu populasi bisa digunakan untuk sampel, tetapi perlu

10
memperhatikan ukuran sampel dan ukuran populasi. Misalnya,
pada suatu populasi ada 10.000 rumah. Kemudian, sampel yang
akan diambil adalah 500, maka jarak antara sampel satu ke sampel
berikutnya adalah 50 (Nurrahmah Arfatin, M.Pd & Rismaningsih
Febri, S.pd.Si, 2021).
Prosedur :
a) Diberikan nomor pengenal kepada individu populasi yang
homogen secara merata dan berurutan
b) Ditentukan proporsi sampel yang akan diambil, misalnya untuk
populasi 100 dengan sampel sejumlah 10, berarti proporsinya
10/100 =1/10 atau 10%
c) Sampel yang pertama ditentukan satu di antara 10 nomor urut
pertama secara acak sederhana, misalnya nomor 5, maka
sampel berikutnya adalah nomor 15, 25, 35, 45, 55, 65, 75, 85,
95
Metode systematic sampling dapat digunakan dalam keadaan:
a) Apabila nama atau identifikasi dari satuan-satuan individu
dalam populasi itu terdapat dalam suatu daftar, sehingga
satuan-satuan tersebut dapat diberi nomor urut.
b) Apabila populasi itu mempunyai pola beraturan, seperti blok-
blok dalam kota itu dapat diberi nomor urut, sedang rumah-
rumah pada suatu jalan biasanya sudah mempunyai nomor urut
Keuntungannya :
a) Dapat dipilih apabila acak sederhana tidak mungkin untuk
dilaksanakan
b) Unit sampel dapat secara teratur penyebarannya dalam populasi
sehingga dapat lebih dapat mewakili populasi dibanding
dengan acak sederhana.

11
c) Pada kondisi-kondisi tertentu, rumus-rumus untuk
penghitungan parameter dan varians dari acak sederhana dapat
digunakan untuk acak sistimatik.
Kekurangannya :
a) Kesalahan besar dapat terjadi karena kerangka sampling dibuat
berdasarkan siklus yang tertentu dengan sebagai jarak dari
siklus tersebut. Misalnya, melakukan recall 24 jam secara
berulang untuk hari tertentu dalam 1 minggu. Secara acak
sistimatik dari angka 1 (Minggu) sampai 7 (Sabtu) terpilih
angka 4 (Rabu), sehingga recall dilakukan hanya untuk hari
Rabu saja, sehingga tidak dapat mewakili hari-hari dalam
seminggu (Otzen & Manterola, 2017).
b) Mempunyai kesulitan di lapangan seperti juga pada acak
sederhana.
c) Jika dari subpopulasi pertama, individu yang diambil secara
random jatuh pada nomor 003, maka individu berikutnya perlu
diselidiki untuk sampel itu adalah yang bernomor 013, 023,
033 .dan seterusnya (Otzen & Manterola, 2017b).
4) Pengambilan sampel acak bertahap (Multistage random sampling)
Area random sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang menggunakan beberapa teknik simple random sampling
dalam waktu yang bersamaan secara efektif dan efisien ketika
sedang melakukan penelitian. Ketika menggunakan teknik
pengambilan sampel wilayah bertingkat, peneliti harus menyadari
bahwa terdapat beberapa teknik sampling yang berbeda. Pada
umumnya, teknik pengambilan ini lebih sering digunakan populasi
yang tersebar di berbagai daerah (Arieska, 2018).

12
Cara ini merupakan salah satu model pengambilan sampel
secara acak yang pelaksanaannya dilakukan dengan membagi
populasi menjadi beberapa fraksi yang dihasilkan dibagi lagi
menjadi fraksi-fraksi yang lebih kecil kemudian diambil
sampelnya. Pembagian menjadi fraksi ini dilakukan terus sampai
pada unit sampel yang diinginkan. Unit sampel pertama disebut
Primary Sampling Unit (PSU) (Arieska, 2018).
PSU dapat berupa fraksi besar atau fraksi kecil.
Pengambilan sampel acak setingkat ini biasanya digunakan bila
kita ingin mengambil sampel dengan jumlah yang tidak banyak
pada populasi yang besar (Arieska, 2018).
Pada pengambilan acak dengan PSU besar akan
mempunyai keuntungan sebagai berikut : (Arieska, 2018)
a) Varian yang relatif kecil untuk biaya setiap unit
b) Kontrol terhadap kesalahan tak sampling menjadi lebih baik
c) Penelitian ulang membutuhkan biaya yang relatif kecil
d) Kontrol terhadap liputan penelitian lebih mudah dilakukan
Pengambilan dengan PSU kecil mempunyai ketepatan yang
lebih tinggi dibandingan dengan PSU besar, karena populasi dibagi
menjadi menjadi fraksi-fraksi kecil yang banyak jumlahnya hingga
pengambilan sampel dapat dilakukan secara merata pada seluruh
populasi.
- Kerugian
Pada PSU besar, penggambaran terhadap kurang baik, sedangkan
dengan PSU kecil hanya dapat dilakukan bila individu dalam
populasi tersebar dan transportasi mudah (Arieska, 2018).
5) Pengambilan sampel acak kelompok (cluster random sampling)

13
Cluster random sampling adalah sebuah teknik
pengambilan sampel yang di mana populasi yang digunakan tidak
berasal dari individu, tetapi berasal dari kelompok individu atau
cluster. Oleh sebab itu, unit yang dipilih menjadi sampel bukanlah
individu, tetapi kelompok individu.
Teknik pengambilan sampel acak berdasarkan area ini
sangat cocok digunakan pada wilayah perkotaan atau sekolah
karena pada wilayah tersebut anggota populasinya cukup banyak.
Singkatnya, teknik pengambilan sampel ini sangat cocok untuk
mempelajari populasi yang cukup banyak (Arieska, 2018).
Pengambilan sampel acak dengan kelompok dilakukan
apabila kita akan mengadakan suatu penelitian dngan mengambil
kelompok unit dasar sebagai sampel. Cluster sampling dapat
dilakukan denga membagi populasi menjadi bebeapa blok sebagai
cluster dan dilakukan pangambilan sampel kelompok tersebut.
Misalnya kita akan mengadakan penelitian tentang status gizi anak
Sekolah Dasar di suatu kota maka diambil sampel sekolah sebagai
unit sampel. Bila seluruh murid SD sampel diteiliti status gizinya
maka disebut one stage Simple Cluster Sampling. Namun, bila
diperoleh sampel sekolah dilakukan pengambilan sampel lagi maka
disebut Two Stage Simple Cluster Sampling (Arieska, 2018)
Sampel yang diperlukan terdiri atas individu-individu
(anggota) yang berada dalam kelompok yang terpilih itu. Jika
kelompok-kelompok tersebut merupakan pembagian daerah-daerah
geografis, maka cluster sampling ini disebut juga area sampling,
Misalkan kita ingin memilih sebuah sampel berukuran 100 kepala
keluarga dengan cara cluster sampling dari populasi dari poopulasi
tentang perumahan (Retnawati, 2017).

14
Pengambilan sampel dilakukan secara acak sedemikian
rupa sehingga probabilitas setiap unit sampel diketahui, sedangkan
pengambilan sampel tanpa acak dilakukan sedemikian rupa
sehingga probabilitas setiap unit sampel tidak diketahui dan faktor
subjek memegang peran penting. Oleh karena itu, pengambilan
sampel tanpa acak ini, walaupun dilakukan sedemikian rupa
sehingga mempunyai tingkat kewakilan yang tinggi, tetap dapat
diwakili secara objektif. Pengambilan sampel tanpa secara acak ini
digunakan bila kita ingin mengambil sampel yang sangat kecil
pada populasi yang sangat besar karena dengan cara apapun tidak
mungkin mendapatkan sampel (Retnawati, 2017)
Suatu cara pengambilan sampel disebut random apabila kita
tidak memilih-milih individu yang akan dijadikan anggota sampel.
Seluruh individu dalam populasi m memiliki kesempatan yang
sama untuk dijadikan anggota (Retnawati, 2017).
b. Non probability sampling (Sampel non random)

Non probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan


kesempatan atau peluang yang tidak sama bagi setiap anggota populasi
atau setiap unsur untuk dipilih sebagai sampel. Elemen-elemen sample
dipilih berdasarkan kebijaksanaan peneliti sendiri. Dalam non
probability sampling, tiap-tiap elemen tidak diketahui apakah
mempunyai kesempatan menjadi elemen-elemen sampai tersebut
ataukah tidak. Dalam sampel jenis ini tidak seluruh elemen memiliki
keluhan untuk terpilih menjadi sampel, dengan begitu temuan hasil
studi memakai sampling jenis ini tidak bisa langsung di generalisasi
kan sebagai sebuah Hasil Penelitian terhadap populasi (Nurrahmah
Arfatin, M.Pd & Rismaningsih Febri, S.pd.Si, 2021).

15
Tujuan dari peneliti memakai sampling ini yaitu untuk generalisasi
terhadap populasi yang tidak begitu penting dibandingkan dengan
penemuan yang diperoleh ketika melakukan sebuah penelitian atau
peneliti mempunyai hambatan-hambatan sehingga melakukan
penghematan sumber daya yang ia miliki. Ada beberapa jenis sampel
non random di antaranya adalah : (Nurrahmah Arfatin, M.Pd &
Rismaningsih Febri, S.pd.Si, 2021)

1) Accidental sampling
Metode accidental sampling atau yang dapat disebut
sampel tanpa sengaja ini, peneliti akan mengambil sampel yang
kebetulan ia temukan pada saat itu. Metode penelitian ini sangat
cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya
sangat sulit untuk ditemukan titik contohnya dari pengguna metode
ini adalah peneliti akan meneliti mengenai penyakit yang dialami
seorang Steven Johnson syndrome. Yakni penyakit yang dapat
merusak seluruh mukosa atau lapisan tubuh akibat reaksi tubuh
terhadap antibiotik. kasus yang dialami oleh Stefan Johnson
sindrom ini cukup langka dan sangat sulit untuk dapat menemukan
kasus seperti itu. Dengan demikian, peneliti langsung mengambil
sampel pada saat itu juga saat mengetahui dan menemukan kasus
tersebut. Kemudian peneliti akan melanjutkan pencarian sampel
hingga periode tertentu yang telah ditentukan sendiri oleh peneliti.
Teknik pengambilan sampel dengan metode ini juga sangat cocok
untuk meneliti sesuatu yang bersifat umum. Misalnya seorang
peneliti ingin meneliti kebersihan kota Depok kemudian ia
menanyakan tentang kebersihan Kota Surabaya kepada warga
Depok yang ia temui saat itu juga (Nurrahmah Arfatin, M.Pd &
Rismaningsih Febri, S.pd.Si, 2021).
16
2) purposive sampling
Purposive sampling yaitu teknik atau metode sampel yang
cukup sering digunakan. metode ini menggunakan kriteria yang
sudah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria
pemilihan ini terbagi ke dalam kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
Kriteria inklusi adalah, kriteria sampel yang digunakan
peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi
adalah kriteria khusus yang menyebabkan calon responden yang
memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari kelompok
penelitian. misalnya, calon responden mengalami penyakit
gangguan psikologis yang bisa mempengaruhi hasil penelitian
(Nurrahmah Arfatin, M.Pd & Rismaningsih Febri, S.pd.Si, 2021).
Contoh purposive sampling: penelitian tentang nyeri pada
pasien diabetes melitus yang mengalami luka pada tungkai kaki.
maka kriteria inklusi yang dipakai antara lain:
a) penderita diabetes melitus dengan luka Gangrene (luka pada
tungkai kaki)
b) usia 18 sampai 59 tahun
c) bisa membaca dan menulis

Kriteria eksklusi:
a) penderita diabetes melitus yang memiliki penyakit
menyertalainya seperti gangguan ginjal, gagal jantung,
nefropati, dan lain sebagainya.
b) penderita diabetes melitus yang mengalami gangguan
kejiwaan
3) Snowball sampling
Snowball sampling merupakan teknik atau metode
pengambilan sampel berdasarkan korespondensi atau wawancara.
17
Teknik atau metode ini mengambil informasi dari sampel pertama
agar bisa mendapatkan sampel berikutnya. Demikian secara terus-
menerus hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat
terpenuhi. pengambilan sampel Snowball atau yang bisa disebut
bola salju ini sangat cocok untuk digunakan penelitian mengenai
hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi.
Misalnya tentang penelitian penderita HIV, ataupun kelompok
khusus lainnya (Nurrahmah Arfatin, M.Pd & Rismaningsih Febri,
S.pd.Si, 2021).
4) Quota sampling
Teknik atau metode quota sampling ini , yaitu mengambil
jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan oleh
peneliti. Kelebihan dari metode atau Teknik ini adalah praktis
karena sampel penelitian sudah diketahui sebelumnya. Sedangkan
kekurangannya adalah bias dari penelitian cukup tinggi apabila
menggunakan metode ini. Teknik pengambilan sampel dengan
metode ini umumnya digunakan pada penelitian yang memiliki
jumlah sampel terbatas. Misalnya Penelitian pada pasien Lupus
atau penderita penyakit tertentu. di dalam suatu area atau daerah
terdapat 10 penderita penyakit lupus, maka populasi tersebut dapat
dijadikan sampel secara keseluruhan Inilah yang disebut dengan
total quota sampling (Nurrahmah Arfatin, M.Pd & Rismaningsih
Febri, S.pd.Si, 2021).
5) Teknik sampel jenuh
Teknik sampel jenuh ini adalah penentuan sampel yang
menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel dengan syarat
populasi yang ada kurang dari 30 (Nurrahmah Arfatin, M.Pd &
Rismaningsih Febri, S.pd.Si, 2021).

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada dua jenis metode pengambilan sampel: pengambilan sampel

secara random (Simple Random Sampling, Stratified Random Sampling,

Systematic Random Sampling, Cluster Random Sampling). Selain itu,

metode pengambilan sampel non random (yaitu, accidental sampling,

Purposive Sampling , snowball sampling, quota sampling, dan teknik

sampel jenuh).

Berdasarkan metode pengambilan sampel, rumus ukuran sampel

menentukan besar sampel yang diperoleh. Selain itu, ini bergantung pada

tipe data, khususnya data proporsional dan kontinu.

B. Saran

19
Penyimpangan atau kesalahan penelitian diharapkan dapat ditekan

seminimal mungkin. Oleh karena itu, kesalahan dikurangi dengan

menggunakan teknik sampling yang tepat, sedangkan kesalahan non-

sampling dapat dikurangi dengan perencanaan dan pelaksanaan penelitian

yang cermat dan cermat.

DAFTAR PUSTAKA

Arfinaldilla. (2016). STATISTIK TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL.

Arieska. (2018). PEMILIHAN TEKNIK SAMPLING BERDASARKAN

PERHITUNGAN EFISIENSI RELATIF.

Firmansyah, D., & Dede. (2022). Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam

Metodologi Penelitian: Literature Review. Jurnal Ilmiah Pendidikan Holistik

(JIPH), 1(2), 85–114. https://doi.org/10.55927/jiph.v1i2.937

Nurrahmah Arfatin, M.Pd & Rismaningsih Febri, S.pd.Si, M. S. (2021).

Pengantar Statistika 1 (M. p. Haryanti Suci (ed.)). MEDIA SAINS

INDONESIA.

Otzen & Manterola. (2017). Teknik pengambilan sampel pada studi populasi.

International, 227–232.

Retnawati. (2017). TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLE.

20

Anda mungkin juga menyukai