Disusun oleh:
3F Akuntansi
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga saya bisa
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sampel dan Teknik-teknik
Sampling” semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami dan juga pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca mengenai , sehingga saya bisa memperbaiki kesalahan
saya di masa yang akan datang.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin
masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Penulis sangat
mengharapkan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah kami.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat dalam
memperluas wawasan dan cakrawala untuk berfikir bagi penulis dan juga bagi
para pembaca lainnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………….…..….......... i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
3.1 Kesimpulan…………………………………………..................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
akan dikaji. Selain itu berapa banyak unit analisis atau ukuran sampel (sample
size) yang akan dilibatkan dalam kegiatan penelitian.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sampel merupakan bagian dari suatu populasi. Populasi ialah semua nilai
baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif,
daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas
sedangkan sampel adalah bagian suatu subjek atau objek yang mewakili populasi
tersebut. Penelitian yang menggunakan seluruh anggota populasinya disebut
sampel total atau sensus.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi.
Sampel dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang mewakili secara
keseluruhan sifat dan karakter dari populasi. Sebagai gambaran sederhana sampel
dibutuhkan sebagai acuan untuk memberi gambaran sederhana seperti seseorang
yang membeli rambutan. Seorang pembeli yang pintar biasanya akan memilih
secara acak (random) dari rambutan yang dijajakan untuk menghindari adanya
kecurangan yang dilakukan oleh pedagang. Rasa buah rambutan yang dicicipi
akan menjadi alat tafsiran mengenai rasa seluruh rambutan yang ada.
Sementara sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil
menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Kerja statistik
melalui sampel dimungkinkan dengan alasan: keterbatasan biaya, waktu dan
tenaga. Banyaknya anggota suatu sampel disebut ukuran sampel, sedangkan suatu
nilai yang menggambarkan ciri sampel disebut statistik. Sampel diharapkan bisa
mewakili populasi, karena itu sampel dibagi dua, yaitu sampel representatif dan
3
sampel nonrepresentatif. Sampel representatif adalah sampel yang bisa mewakili
keadaan populasinya, dan sampel nonrepresentatif adalah sampel yang tidak dapat
mewakili populasinya. Dengan demikian sebagai penduga parameter ada dua
kemungkinan nilai statistik yang diperoleh, yaitu persis sama dengan
parameternya atau tidak sama (lebih besar atau lebih kecil). Statistik sering
dilambangkan dengan huruf dari abjad latin. Contoh rata-rata sampel
dilambangkan dengan .
2.3Teknik sampling
Teknik sampling adalah cara pengambilan sampel dengan menggunakan metode
tertentu. Secara garis besar, metode penarikan sampel dapat dipilih menjadi dua,
yaitu :
1. Pemilihan sampel dari populasi secara acak ( random atau probability
sampling).
2. Pemilihan sampel dari populasi secara tidak acak ( non-random atau non-
probability sampling).
Berikut pembagian teknik sampling :
Random atau Probability Sampling
Random atau probability sampling yaitu pengambilan contoh sampel secara acak
yang dilakukan dengan cara undian, ordinal atau tabel bilangan random atau
4
dengan komputer dengan memberiakn peluang yang sama bagi setiap unsur
populasi yang kan dipilih menjadi anggota sampel.
Metode pengambilan sampel dengan menggunakan probability sampling terdiri
atas :
1) Simple Random Sampling
Simple Random Sampling adalah cara pengambilan sampel dengan memberikan
kesempatan yang sama untuk dipilih bagi setiap individu atau unit dalam
keseluruhan populasi. Simple random sampling dapat dipakai pada populasi yang
seragam. Keuntungan simple random sampling ialah anggota sampel mudah dan
cepat diperoleh, sedangkan kekurangannya adalah kadan – kadang tidak
mendapatkan data yang lengkap dari populasinya.
Ada tiga cara untuk melakukan simple random sampling, yaitu :
o Cara undian seperti kocokan undian
o Menggunakan tabel random
o Menggunakan komputer
Contoh pengambilan sampel dengan cara undian :
Misal ingin diambil sampel secara acak 2 orang mahasiswa dari 6 orang
mahasiswa. Cara paling mudah untuk mengambil dua mahasiswa secara acak
adalah pertama, ambil 6 kelereng yang sama besar, sama berat, sama bentuk dan
beda warna yang masing – masing kelereng mewakili satu mahasiswa. Dengan
mata tertutup ambil kelereng pertama dari kelereng – kelereng yang sudah
dikocok. Dengan tanpa pengembalian, ambil lagi kelereng kedua. Setelah terambil
dua keleng, nama mahasiswa yang terwakili oleh dua kelereng tersebut digunakan
sebagai sampel dari 6 mahasiswa sasaran.
2) Systematical Sampling
Sistematika sampling adalah cara pengambilan sampel dengan proses pemilihan
secara sistematis. Metode ini biasanya dipakai untuk populasi yang seragam,
sedangkan populasi yang heterogen sulit dilakukan. Cara pengambilan sampel nya
adalah dengan memilih secara random satu angka kemudian menentukan
kelipatan atau dapat juga memilih angka yang sama dibelakangnya.
5
Keuntungan dalam penggunaan metode ini adalah lebih cepat, mudah
pelaksanaanya dan dilakukan serta baik untuk populasi yang seragam dan yang
menjadi kelemahannya pertama, jika urutannya tidak sepenuhnya acak, maka
variasi dari populasi tidak dapat diduga secara tepat. Kedua, jika populasi
memiliki pengulangan karakteristik yang relatif tetap (dan kebetulan sama dengan
interval yang digunakan) maka sampel akan menjadi seragam.
Contoh :
Dari 100 orang karyawan ingin diambil secara acak sistematis 10 orang karyawan
sebagai sampel. Pertama menentukan banyaknya kelompok k=100/10, berarti ada
10 kelompok. Kedua memberikan nomor urut acak pada 100 karyawan dari
1,2,3,4,...100. kemudian membagi anggota kelompok, kelompok A dari nomor
urut 1 sampai 10, kelompok B dari nomor urut 11-20 dan seterusnya. Langkah
berikutnya mengambil satu unit sampel secara acak pada kelompok A, misalnya
nomor 5.setelah itu dilakukan pengambilan sampel kelompok lain untuk satuan
sampel yang berada segaris dengan sampel nomor 5.
Kelompok : A B C D E F G H I J
No. Terpilih : 5 15 25 35 45 55 65 75 85 95
Jadi pengambilan sampel dilakukan benar – benar acak hanya pada pengambilan
sampel pertama dari kelompok pertama. Sesudah itu, sampek kedua dan
seterusnya diambil secara sistematis dari kelompok kedua, ketiga, dan seterusnya.
3) Stratified Random Sampling
Pengambilan sampel terstratifikasi adalah metode pemilihan sampel dengan cara
membagi populasi ke dalam kelompok – kelompok yang homogen yang disebut
strata dan kemudian sampel diambil secara acak dari setiap strata tersebut. Untuk
memperoleh kehomogenan setiap srata, penyekatan harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga terdapat hubungan antara elemen – elemen suatu lapisandengan ciri
yang diteliti. Kelebihan metode ini adalah sampel diperoleh lebih representatif,
mudah pelaksanaannya, sedangkan kelemahannya harus memperoleh keterangan
lebih rinci tentang distribusi karakteristik populasi dan harus dibuat kerangka
sampel yang terpisah dan berbeda untuk tiap kelompok.
Contoh :
6
Amir ingin meneliti prestasi kerja 1.000 karyawan PT.ABC. karyawan yang
dijadikan sampel adalah tamatan SD, SMP, dan SMA. Jumlah sampel yang akan
diambil 10% dari seluruh karyawan. Dari data kepegawaian diperoleh karyawan
SD 500 orang, SMP 200 orang, dan SMA 300 orang. Dari data diatas jumlah
sampel yang akan diperoleh sebagai berikut :
o Karyawan SD 500/1.000 x 100 = 50
o Karyawan SMP 200/1.000 x 100 = 20
o Karyawan SMA 300/1.000 x 100 = 30
100 sampel
Setelah jumlah sampel dari masing – masing proporsi telah diketahui barulah
dipilih anggota sampel secara random. Metode ini dilakukan untuk populasi
heterogen, sedangkan populasi homogen susah untuk dilaksanakan.
4) Cluster Sampling
Sampel gugus atau bloking adalah metode yang digunakan untuk memilih sampel
yang berupa kelompok dari beberapa kelompok (groups atau cluster) terdiri atas
beberapa unit yang lebih kecil. Jumlah elemen dari masing – masing kelompok
bisa sama maupun berbeda. Kelompok – kelompok tersebut dapat dipilih baik
dengan menggunakan metode acak sederhana maupun acak sistematis dengan
pengacakan pada kelompok pertamanya saja. Teknik ini digunakan apabila
populasi tersebar dalam beberapa daerah, provinsi, kabupaten, kecamatan, dan
seterusnya. Keuntungan teknik ini adalah dapat mengambil populasi besar yang
tersebar di berbagai daerah dan pelaksanaannya lebih mudah dan murah dibanding
teknik lain. Akan tetapi ada kelemahan metode ini seperti, jumlah individu dalam
setiap pilihan tidak sama dan ada kemungkinan penduduk satu daerah pindah ke
daerah lain tanpa sepengetahuan peneliti, sehingga penduduk tersebut menjadi
anggota rangkap sampel.
Contoh :
Ada sebuah riset pasar terhadap pelanggan Handphone Samsung yang berada di
sebuah kota. Kemudian pelanggan tersebut di cluster/dikelompokkan sesuai
dengan lokasi. Sampel dipilih dengan cara memilih secara random sampling satu
7
lokasi yang merupakan satu cluster. Semua pelanggan yang ada dalam lokasi
tersebut akan diambil sebgaai sampel.
Cluster Random Sampling sapat dilakukan bertingkat yang disebut dengan istilah
Multistage Cluster Random Sampling. Misalnya pelanggan berada ddalam suatu
kota. Maka pertama sekali pelanggan si cluster berdasarkan lokasi, kemudian
lokasi dipilih secara random dan lokasi yang sudah terpilih di cluster lagi sesuai
nama jalan lokasi tersebut. Cluster nama jalan ini dipilih secara random dan
semua pelanggan yang berdomisili di jalan tersebut dijadikan sampel.
Non – Probability Sampling
Non – Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan tidak
memberikan kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel dan pengambilan contoh tidak secara acak. Sampel non
probability terdiri atas :
1). Sampling kemudahan (Convenience Sampling)
Sampel diambil berdasarkan kemudahan dan ketersediaan elemen untuk
mendapatkannya. Sampel diambil/terpilih karena sampel tersebut ada pada waktu
dan tempat yang tepat. Penarikan sampel ini tidak dapat diandalkan namun
bermanfaat pada tahap awal penelitian eksploratifyang ditujukan untuk mencari
petunjuk awal tentang suatu kondisi yang menarik perhatian. Keuntungannya
hemat waktu dan murah sedangkan kelemahannya dapat memunculkan bias dalam
pengambilan keputusan karena sampel nya tidak diseleksi terlebih dahulu.
Contoh : Dipilih 50 orang pembeli pertama yang memasuki toko roti sebagai
sampel pada suatu hari tertentu untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap
pelayanan toko roti tersebut.
2). Judgement Sampling
Judgement sampling sdisebut juga dengan Purposive Sampling, yaitu sampel yang
dipilih secara cermat dengan mengambil orang atau objek penelitian yang selektif
dan mempunyai ciri – ciri yang spesifik. Keuntungan teknik ini bila ukuran
sampel kurang dari 20 dan dipilih sedemikian rupa sehingga relevan dengan
desain penelitian serta murah dan mudah dilaksanakan. Kelemahannya tidak ada
jaminan bahwa sampel representatif.
8
Contoh : studi kasus kenakalan remaja. Untuk menentukan sampel terlebih dahulu
ditentukan ciri – ciri kenakalan remaja seperti suka mengganggu orang, suka
mencuri, mabuk – mabukan, merokok, suka main judi, dsb. Dengan ciri tersebut
peneliti kemudian mengambil sampel. Agar lebih objektif, peneliti dapat juga
mengambil orang tua remaja dan lingkungannya sebagai sampel.
3). Quota sampling
Sampel kuota adalah metode pengambilan sampel yang mempunyai ciri –ciri
tertentu sesuai dengan jumlah atau kuota yang diinginkan. Teknik ini biasanya
menggunakan data dari populasi yang berkaitan dengan demografi seperti : lokasi
geografis, usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, dll. Kelebihan teknik ini
adalah rendahnya biaya penelitian, adanya keleluasan peneliti untuk menentukan
elemen – elemen untuk setiap quotanya. Kelemahannya pemilihan sampel tidak
sesuai dengan ciri – ciri yang diinginkann populasi.
Contoh :
Akan diteliti kebiasaan membaca kora dari orang dewasa di kota Medan yang
diperkirakan 3 juta orang. Aplikasi kuota sampel dilaksanakan dengan
menentukan kategori – kategori kontrol sbb :
o Jenis kelamin : pria dan wanita
o Usia : 18 – 30 , 31 – 45 , 46 – 60 , > 60 tahun
Sampel yang ingin diambil sekitar 10.000 sampel dan diketahui beberapa
informasi dari populasinya sbb :
o Jenis kelamin : pria 55% ,
wanita 45%
o Usia : 18 – 30 (40%)
31 – 45 (30%)
46 – 60 (23%)
> 60 tahun (7%)
Informasi diatas menjekaskan dari sampel 10.000 makan pria 55%, wanita 45%,
dan dari 10.000 sampel harus terdiri 40% usia 18 – 30, 30% usia 31 – 45, 23%
usia 46 – 60, dan 7% usia diatas 60. Hal ini dimaksudkan kuota sampel beusaha
9
membuat pencerminan terhadap komposisi dari populasinya dengan harapan agar
statistik yang diperoleh sedapat mungkin mendekati nilai parameternya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
http://novivpt.blogspot.com/2015/03/teknik-pengambilan-sampel.html?m=1
(diakses pada 28 maret 2020 pukul 15.00 WIB)
http://ilyas-atsary.blogspot.com/2015/11/makalah-populasi-sampel-dosen-
hm.html?m=1 (diakses pada 28 maret 2020 pukul 15.30 WIB)
12