PENDAHULUAN
1
(Transparansi), Accountability (Akuntabilitas), Responsibility
(Pertanggungjawaban), dan Fairness (Kewajaran). Terjadinya kejahatan dan
pelanggaran perusahaan multinasional di Indonesia diasumsikan beberapa
alasan yaitu kesalahan pelaku, kelemahan aparat yang mencakup integritas
dan profesionalisme serta kelemahan peraturan.
UUPMA memberikan sanksi administratif terhadap pelanggaran yang
dilakukan oleh Penanam Modal Asing yang melakukan pelanggaran kontrak.
Ketentuan sanksi lainnya terdapat pada Undang-Undang No. 25 Tahun 2007
pasal 34 tentang Penanaman Modal terkait pelanggaran dari investor asing
yang bersangkutan dilihat/ dikaji secara kasuistis, misalnya investor asing
tersebut melanggar hal-hal yang dilarang di bidang pertambangan, maka
investor tersebut akan dikenakan sanksi berdasarkan Undang-Undang dan
peraturan perundang-undangan terkait pertambangan. Sehingga pelanggar
tersebut dapat di kenakan sanksi administrasi, pidana maupun perdata sesuai
dengan pelanggaran yang dilakukan.
2
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini antara lain:
1. Mengetahui dan memahami pengertian Good Corporate Governance
2. Mengetahui dan memahami prinsip – prinsip Good Corporate
Governance
3. Mengetahui dan memahami implementasi prinsip – prinsip good
corporate governance oleh perusahaan multinasional
4. Mengetahui pelanggaran prinsip – prinsip Good Corporate
Governance oleh PT Freeport
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
b. Implementasi prinsip transparansi.
Pedoman GCG memasukkan prinsip keterbukaan yang mensyaratkan
ketepatan waktu dan akurasi informasi. Perseroan mempunyai kewajiban
mengungkapkan informasi penting dalam laporan berkala dan laporan peristiwa
penting perseroan kepada pemegang saham dan instansi pemerintah yang terkait
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku secara tepat waktu,
akurat, jelas dan secara obyektif.
5
Freeport berkembang menjadi perusahaan dengan penghasilan 2,3 milyar
dolar AS. Dengan harga emas mencapai nilai tertinggi dalam 25 tahun terakhir,
yaitu 540 dolar per ons. Wajar jika Mining International, sebuah majalah
perdagangan, menyebut tambang emas Freeport sebagai yang terbesar di dunia.
a. Fakta-fakta :
6
dampak : Aghawagon, Otomana, Ajkwa, Minajerwi, dan Aimore karena
digunakan sebagai tempat pengendapan limbah tambang (tailing).
- Freeport juga mengerjakan perluasan tanggul di barat dan timur ke arah
selatan lantaran aliran tailing tak terkendali. Limbah ini mengancam
sungai baru, yaitu Tipuka.
4. Jatam juga menemukan dugaan penolakan pembayaran pajak air tanah yang
seharusnya disetorkan Freeport ke Pemerintah Kabupaten Mimika.
7
6. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral serta Kementrian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan kurang ketat mengawasi Freeport
dalam hal dampak penurunan permukaan akibat tambang bawah tanah.
Potensi kerugian negara Rp 185,563 triliun.
- Pasal 140:
(1) “Sekurang-kurangnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sebelum mogok
kerja dilaksanakan, pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh wajib
memberitahukan secara tertulis kepada pengusaha dan instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat”.
(2) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu) sekurang-
kurangnya memuat: (i) Waktu (hari, tanggal, dan jam) dimulai dan diakhiri
mogok kerja. (ii) Tempat mogok kerja. (iii) Alasan dan sebab-sebab
mengapa harus melakukan mogok kerja. (iv) Tanda tangan ketua dan
sekretaris dan/atau masing-masing ketua dan sekretaris serikat
pekerja/serikat buruh sebagai penanggung jawab mogok kerja.
(3) Dalam hal mogok kerja akan dilakukan oleh pekerja/buruh yang tidak
menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh, maka pemberitahuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditandatangani oleh perwakilan
8
pekerja/buruh yang ditunjuk sebagai koordinator dan/atau penanggung
jawab mogok kerja.
(4) Dalam hal mogok kerja dilakukan tidak sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), maka demi menyelamat kan alat produksi dan aset perusahaan,
pengusaha dapat mengambil tindakan sementara dengan cara: (i) Melarang
para pekerja/buruh yang mogok kerja berada dilokasi kegiatan proses
produksi, atau (ii) Bila dianggap perlu melarang pekerja/buruh yang
mogok kerja berada di lokasi perusahaan.
- Pasal 22: “Setiap orang berhak atas pekerjaan, berhak dengan bebas
memilih pekerjaan, berhak akan terlaksananya hak-hak ekonomi, sosial,
dan budaya yang sangat doperlukan untuk martabat dan pertumbuhan
bebas pribadinya, melalui usaha-usaha nasional maupun kerjasama
internasional, dan sesuai dengan pengaturan sumber daya setiap negara”
9
6. Dari sejak April 2017, pemerintah Indonesia dan Freeport melakukan negosiasi.
Hal ini dilatar belakangi penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun
2007 tentang pelaksanaan kegiatan tambang mineral dan batu bara. Ada empat
komponen yang dinegosiasikan, adalah stabilitas investasi jangka panjang,
kelanjutan operasi Freeport pasca 2021, pembangunan smelter dan divestasi
saham.
Berikut adalah kesepakatan antara pemerintah dan Freeport yang telah dicapai :
1. Landasan hukum yang mengatur antara Pemerintah dan Freeport akan
berupa Izin Usaha Pertambangan Khusus ( IUPK ), bukan berupa Kontrak
Karya ( KK ).
2. Divestasi saham PT. Freeport Indonesia sebesar 51% untuk kepemilikan
Nasional Indonesia . Hal-hal teknis terkait tahapan divestasi dan waktu
pelaksanaan akan dibahas oleh tim dari pemerintah dan PT. Freeport
Indonesia.
3. PT. Freeport Indonesia membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian
atau smelter selama 5 tahun, atau selambat-lambatnya sudah harus selesai
pada 2022 , kecuali terdapat kondisi force majeur.
4. Stabilitas Penerimaan Negara . Penerimaan Negara secara agregat lebih
besar dibanding penerimaan melalui Kontrak Karya selama ini, yang
didukung dengan jaminan fiskal dan hukum yang terdokumentasi untuk
PT. Freeport Indonesia.
10
b. Pembahasan
Permasalahan yang terjadi bermulai dari adanya ketidak-sesuaian gaji dan
upah para pekerja Indonesia yang bila dibandingkan dengan tenaga kerja dari
negara lain yang sama levelnya sangat berbeda jauh. Gaji pekerja Freeport hanya
sebatas upah minimum regional ( UMR ). Meski dikatakan tidak melanggar
hukum, namun gaji yang diberikan tersebut jauh dari apa yang dibayangkan.
Selain minimnya gaji atau upah yang diberikan, pekerja di perusahaan tambang
asal Amerika Serikat (AS) tersebut sangat tidak merata antara pekerja lokal asli
Papua dengan pekerja asing. Dan ironisnya, para pekerja lokal umumnya
dipekerjakan di level paling bawah, lain halnya dengan pekerja asing.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pihak Freeport telah banyak
melakukan kelalaian dan melanggar prinsip-prinsip GCG. Freeport yang
memperlakukan pekerja lokal kurang layak seperti perbedaan gaji dan upah,
penempatan kedudukan di perusahaan, merupakan salah satu pelanggaran prinsip
GCG khususnya prinsip Keadilan. Selain itu, Freeport juga merusak lingkungan
Papua dan membuat rakyat Papua menderita . Freeport juga tidak membayar
tanggung jawabnya untuk membayar pajak ke pemerintah daerah setempat Hal ini
11
dapat diartikan bahwa Freeport juga melanggar prinsip Responsibility atau Prinsip
Tanggung Jawab.
Tak berhenti disitu saja, masih ada pelanggaran yang dilakukan oleh
Freeport, yaitu seringnya melanggar peraturan atau undang-undang dengan alasan
Kontrak Karya. Freeport juga bahkan berani melakukan penambangan di bawah
tanah tanpa izin lingkungan, tidak membayar pajak, juga tidak adanya
transparansi dengan pemerintah hingga ditemukan adanya kesalahan
penghitungan kerugian negara yang membuat negara rugi. Hal ini menunjukkan
bahwa Freeport juga melanggar prinsip akuntabilitas dan transparansi yang
ditunjukkan dengan tidak adanya keterbukaan dan keakuratan informasi.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Prinsip-prinsip GCG yang dilanggar oleh PT. Freeport McMoran Inc adalah
prinsip keadilan, responsibilitas, transparansi dan akuntabilitas.
- Pelanggaran prinsip keadilan salah satunya ditunjukkan dengan adanya
perlakuan yang tidak adil terhadap upah dan gaji karyawan lokal dengan
karyawan asing yang levelnya sama.
- Pelanggaran prinsip responsibilitas ditunjukkan dengan perusakan lingkungan
papua yang membuat rakyat papua menderita dan tidak adanya
penanggulangan atas kerusakan tersebut.
- Pelanggaran prinsip transparansi dan akuntabilitas ditunjukkan dengan tidak
adanya ketidak sesuaian informasi yang diberikan Freeport kepada negara
seperti melakukan penambangan di bawah tanah tanpa izin lingkungan,
sehingga tidak adanya kejujuran dan keterbukaan mengenai informasi akurat
jumlah pendapatan mereka yang sesungguhnya. Padahal, hal ini juga
mempengaruhi pendapatan dan kerugian yang diperoleh oleh negara.
13
DAFTAR PUSTAKA
14