Kelas : 3f Akuntansi
Npm : 117040141
BAB XII
Pendahuluan
Suatu perusahaan yang memiliki saham-saham perusahaan lain diatas 50% dari
jumlah modal saham yang beredar, praktis memiliki hak untuk memilih dan menetukan
manajemen dari perusahaan lain tersebut. Keadaan ini dapat juga dicapai melalui merger atau
konsolidasi seringkali menimbulkan banyak kesulitan, sebagaimana dibicarakan dalam bab
sebelumnya.
Dengan pemilikan sebagian besar dari modal saham, masalah-masalah yang dihadapi akan
relatif sederhana dan lebih sedikit dibanding dengan merger atau konsolidasi.
Untuk mengendalikan manajemen dan oprasi perusahaan lain, dapat dilakukan dengan jalan
pemilikan sebagian besar dari atau seluruh modal sahamnya, meskipun perusahaan lain yang
dimaksud masih tetap melanjutkan usaha dan mempertahankan identitasnya (sebagai unit
usaha yang terpisah).
Dari segi ekonomis keadaan demikian itu sama seperti halnya pada merger atau konsolidasi,
karena dengan adanya pemilikan terhadap sebagian besar saham-saham, berarti kekayaan dan
sumber-sumber dari perusahaan yang bersangkutan berada dibawah satu manajemen.
Akan tetapi dari segi yuridis, terlepas dari beberapa besarnya pemilikan saham tersebut,
masing-masing perusahaan masih harus dipandang sebagai unit usaha yang berdiri sendiri.
Perusahaan Induk Dan Holding Company
Suatu perusahaan yang memiliki sebagian besar dari atau seluruh modal saham yang
beredar dari perusahaan lain, sehingga berhak untuk mengedalikan operasi dan manajemen
perusahaan lain tersebut disebut dengan “perusahaan induk (parent company).”
Apabila suatu perusahaan dibentuk dengan tujuan khusus untuk memiliki saham-saham dan
mengendalikan operasi perusahaan lain, maka perusahaan itu disebut sebagai holding
company. Sumber pendapatan utama bagi holding company adalah berupa dividen dari
saham-saham yang dimilikinya, sedang biaya-biaya operasi seluruhnya berupa biaya
administratif sifatnya.
Akan tetapi suatu holding company dimungkinkan untuk mempunyai usaha sendiri
sebagaimana perusahaan-perusahaan pada umumnya baik dibidang perdagangan maupun
industri. Untuk membedakannya perusahaan yang disebut terakhir ini, dinamakan “operating
holding company”
Dalam hal laporan konsolidasi antara perusahaan induk dan anaknya akan disusun, maka
prosedur penyusunannya dilaksanakan sama dengan penyusunan laporan gabungan antara
kantor pusat dan cabangnya. Untuk ini perusahaan anak diperlakukan sama dengan kantor
cabang.
Masalah-Masalah Umum Yang Dihadapi Dalam Penyusunan Laporan Konsolidasi.
2. Jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan induk, dan harga perolehan
(pengorbanan) yang telah dikeluarkan untuk memperoleh saham tersebut.
Akan tetapi dapat pula terjadi timbulnya hubungan antara perusahaan induk dengan
perusahaan anaknya justru setelah perusahaan anak berdiri dan beroperasi. Jika hal ini terjadi
pemilikan saham tersebut mungkin dapat kurang dari atau seluruhnya dari modal saham yang
beredar. Dalam hal pemilikan saham kurang dari 100% modal saham yang beredar, maka
eliminasi terhadap rekening investasi saham dilakukan tidak dari seluruh modal saham (hak-
hak pemegang saham), melainkan sesuai dengan prosentase pemilikannya, dengangkan
jumlah selebihnya tetap dilaporkan dalam neraca sebagai “hak para pemegang saham
minoritas” (minority interest).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan pemilihan terhadap saham-saham perusahaan lain
dilakukan/terjadi tidak sama dengan nilai bukunya, yang secara umum dapat digolongkan
kedalam tiga faktor sebagai berikut:
1. Kesalahan dalam melaporkan kekayaan bersih perusahaan anak pada saat pemilikan
saham terjadi. Kekayaan bersih dilaporkan terlalu besar atau terlalu kecil dari jumlah
yang semestinya.
2. Adanya motivasi tertentu dalam rangka penggabungan perusahaan
3. Kombinasi dari kedua faktor tersebut diatas.
Apabila terjadi timbulnya selisih antara harga perolehan dengan nilai buku saham disebabkan
oleh karena kesalahan perusahaan anak didalam melaporkan jumlah kekayaan bersihnya
(misalnya : aktiva dilaporkan terlalu rendah atau terlalu tinggi; adanya goodwill yang negatif
atau aktiva tak berwujud (intangible assets) yang tidak dilaporkan), maka sebelum laporan
neraca konsolidasi disusun harus dilakukan koreksi terhadap laporan keuangan perusahaan
anak dengan cara mengikut sertakan dan atau meniadakan hal-hal yang belum termasuk atau
hal-hal yang seharusnya tidak termasuk dalam laporan keuangan tersebut.
Akan tetapi terdapat kemungkinan terjadinya selisih antara harga perolehan dan nilai buku
saham tidak disebabkan oleh kesalahan perusahaan anak didalam melaporkan kekayaan
bersihnya, melainkan disebabkan adanya motivasi tertentu sehingga pemilikan saham
dilakukan dengan harga dibawah atau diatas nilai bukunya.
Oleh sebab itu pada umumnya faktor penyebab terjadinya “selisih” antara harga perolehan
dengan nilai buku saham merupakan kombinasi (gabungan) dari kedua faktor tersebut. Oleh
sebab itu, “selisih” antara harga perolehan dengan nilai buku saham dilaporkan didalam
neraca konsolidasi sebagai “selisih lebih harga perolehan diatas nilai buku saham-saham
perusahaan anak” atau sebaliknya “selisih lebih nilai buku diatas harga perolehan saham-
saham perusahaan anak”, tergantung pada keadaan masing-masing.
Oleh karena pada prinsipnya, perlakuan akuntansi dan penyajian terhadap “selisih lebih atau
selisih kurang antara harga perolehan dengan nilai buku saham-saham perusahaan anak”
tergantung pada faktor-faktor penyebab terjadinya selisih tersebut.
Cara Lain Pembuatan Daftar Lajur Untuk Menyusun Neraca Konsolidasi
Ada cara lain yang dapat digunakan/dipakai dalam membuat daftar lajur untuk
penyusunan neraca konsolidasi, yaitu dengan mengeliminasi sekaligus saldo rekening
investasi saham pada perusahaan anak dengan rekening lawan seluruh jumlah/saldo hak-hak
pemegang saham perusahaan anak, menentukan bagian penyertaan dari pemegang saham
minoritas dan selisihnya ditampung dalam rekening selisih lebih harga perolehan diatas nilai
buku saham-saham perusahaan anak atau selisih nilai buku diatas harga perolehan saham-
saham perusahaan anak.