Anda di halaman 1dari 6

RESUME

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

Dosen Pengampu : Astri Dyastiarini, SE, MSA

OLEH:

Lasti Pronika (BCA 117 128)

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TAHUN 2020
BAB XII

LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOLIDASI HUBUNGAN PERUSAHAAN


INDUK DAN PERUSAHAAN ANAK

Suatu perusahaan yang memiliki saham-saham perusahaan lain di atas 50% dari
jumlah modal saham yang beredar, praktis memiliki hak untuk memilih dan
menentukan manajemen dari perusahaan lain tersebut. Dengan demikian berarti pula
berhak untuk mengendalikan operasi dan policy dari perusahaan yang bersangkutan.

Dengan demikian sebagian besar modal dari saham-saham, masalah-masalah yang


akan dihadapi akan relative sederhana dan lebih sedikit disbanding dengan merger
atau konsolidasi. Merger dan konsolidasi memerlukan investasi yang besar
jumlahnya, karena dilakukan sekali dan tidak dapat diangsur.

A. PENGENDALIAN TERHADAP PERUSAHAAN LAIN MELALUI


PEMILIKAN SAHAM
Untuk mengedalikan manajemen dan operasi perusahaan lain, dapat
dilakukan dengan jalan pemilikan sebagai besar dari atau seluruh modal
sahamnya, meskipun perusahaan lain yang dimaksud masih tetap melanjutkan
usaha dan mempertahankan identitasnya(sebagai unit usaha yang terpisah).

Dari segi ekonomis keadaan demikian itu sama seperti halnya pada merger
atau konsilidasi, karena dengan adanya pemilikan terhadap sebagian besar saham-
saham, berarti kekayaan dan sumber-sumber dari perusahaan yang berdangkutan
berada dibawah pengelolaan satu manajemen.

B. PERUSAHAN INDUK DAN HOLDING COMPANY

Suatu perusahaan yang memiliki sebagian besar dari atau seluruh modal
saham yang beredar dari perusahaan lain sehingga erhak untuk mengendalikan
operasi dan manajemen perusahaan lain tersebut disebut dengan “perusahaan
induk (Parrent Company)”. Apabila suatu perusahaan dibentuk dengan tujuan
khusus untuk memiliki saham-saham dan mengendalikan dari perusahaan-
perusahaan lain, maka perusahaan itu disebut dengan Holding Company.
C. PENCATATAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN ANAK

Pemilikan saham-saham oleh perusahan terhadap perusahaan lain dapat


dilakukan dengan berbagai cara. Diantara cara-cara yang paling sering dijumpai
adalah: pembelian langsung (tunai); petukaran dengan kekayaan (aktiva) lainya
atau pertukaran denga surat-surta berharga.

Dalam hal saham-saham diperoleh dengan jalan membeli secara tunai,


investasi tersebut dicatat sebesar jumlah uang yang diperlukan (yang dikeluarkan)
untuk memperoleh saham saham tersebut. Jika saham-saham diperoleh melalui
pertukaran dengan aktiva lain, maka investasi dicatat sebesar harga pasar daripada
aktiva yang diserahkan.

D. SIFAT SIFAT LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOLIDASIKAN

Neraca perusahaan induk yag melaporkan pemillikan sahamnya pada


perusahaan anak sebagai investasi dan perusahaan anak yang melaporkan hak hak
perusahaan induk atas perusahaan nya sebagai modal saham, kedua-duanya
menunjukan laporan keuangan dari perusahaan afiliasi sebagai unit usaha yang
terpisah. Untuk perusahaan afilasi laporan keuangan semacam itu tidak dapat
menunjukan informasi bahwa sebenarnya diantara perusahan perushan tersebut
merupakan satu kesatuan ekonomis. Dilihat dari hubungan dengan pihak ketiga,
status yuridis perusahaan afilasi yang merupakan badan hukum yang berdiri
sendiri terpisah satu sama laintersebut harus dikesampingkan ndan oleh sebab itu
kepemilikan oleh perusahaan induk atas perusahaan anaknya harus digabungkan
dalam satu laporan keuangan sehingga menunjukkan satu informasi yang
menyeluruh bahwa perusahaan tersebut merupakan satu kesatuan ekonomis.
Laporan keuangan yang disusun, dengan mengabaikan satatus yuridis dan lebih
menitikberatkan pada segi ekonomisnya itu disebut dengan “laporan keuangan
konsolidasi”.

Dalam hal laporan konsolidasi antara perusahaan induk dan anaknya akan
disusun, maka prosedur penyusunannya akan dilaksanakan sama dengan
penyusunan laporan gabungan antara kantor pusat dan cabangnya.
E. MASALAH MASALAH UMUM YANG DIHADAPI DALAM
PENYUSUTAN LAPORAN KONSOLIDASI

Ada beberapa masalah masalah umum yang senantiasa timbul didalam


rangka penyusunan neraca (laporan) konsolidasi. Masala-masalah tersebut antara
lain timbul dan dipengaruhi oleh :

1. Periode dimana laporan/neraca konsolidasi tersebut disusun.

2. Jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan induk dan harga perolehan
(pengorbanan) yang telah dikeluarkan untuk memperoleh saham tersebut.

F. PEMILIKAN SAHAM DAN SUATU PERUSAHAAN YANG SUDAH


BERJALAN

Masalah yang mungkin timbul disini adalah bahwa pemilikan saham-


saham tersebut bias terjadi kurang, lebih atau persis sama dengan nilai buku
saham-saham yang bersangkutan. Oleh karena hal ini menyangkut masalah
perlakuan (treatment) dan penyajian dari perbedaan jumlah tersebut di dalam
neraca konsolidasi.

G. PEMILIKAN TERHADAP SAHAM-SAHAM PERUSAHAAN ANAK


DENGAN HARGA DIATAS NILAI BUKUNYA

Ada beberapa factor yang menyebabkan pemilikan terhadap saham-saham


perusahaan lain dilakukan/terjadi tidak sama dengan nilai bukunya, yang secara
umum dapat digolongkan kedalam tiga factor sebagai berikut:

a. Kesalahan dalam melaporkan kekayaan bersih perusahaan anak pada saat


kepemilikan saham terjadi. Kekayaan bersih dilaporkan terlalu besar atau
terlalu kecil dari jumlah yang semestinya.

b. Adanya motivasi tertentu dalam rangka penggabungan perusahaan.

c. Kombinasi dari kedua factor yang tersebut diatas.


H. CARA LAIN PEMBUATAN DAFTAR LAJUR UNTUK MENYUSUN
NERACA KONSOLIDASI

Ada cara lain yang dapat digunakan/di pakai dalam membuat daftar lajur
untuk penyusunan neraca konsolodasi, yaitu dengan mengeliminasi sekaligus
saldo rekening investasi saham pada perusahaan anak dengan rekening lawan
seluruh jumlah/saldo hak-hak pemegang saham perusahaan anak; menentukan
agian penyertaan dari pemegang saham minoritas dan slisihnya ditampung dalam
rekening selisih lebih harga perolehan di atas nilai buku saham-saham perusahaan
anak atau selisih lebih nilai buku di atas harga perolehan saham-saham perusahaan
an

Laporan keuangan yang dikonsolidasi hubungan perusahaan induk dan


perusahaan anak Suatu perusahaan yang memiliki saham-saham perusahaan lain
di atas 50% dari jumlah modal saham yang beredar, praktis memiliki hak untuk
memilih dan menentukan manajemen dari perusahaan lain tersebut. Dengan
demikian berarti pula berhak untuk mengendalikan operasi dan policy dari
perusahaan yang bersangkutan. Mengedalikan manajemen dan operasi perusahaan
lain dapat dilakukan dengan jalan pemilikan sebagai besar dari atau seluruh modal
sahamnya, meskipun perusahaan lain yang dimaksud masih tetap melanjutkan
usaha dan mempertahankan identitasnya(sebagai unit usaha yang terpisah)
Holding company dapat memungkan untuk mempunyai usaha sendiri
sebagaimana perusahan-perusahaan pada umumnya baik di bidang perdagangan
ataupun perindustrian . untuk membedakan peusahaan yang disebut terakhir
ini,dinamakan “operating holding company”

Sedangkan perusahaan-perusahaan yang manajemen dan operasinya


dikendalikan baik oleh perusahaan induk maupun holding company disebut
sebagai perusahaan anak (subsidiary compay). Hubungan antara perusahaan induk
dan perusahaan anak, dinamakan hubungan affasilitas
DAFTAR PUSTAKA

Hadori Yunus Harnanto, 2018. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Yogyakarta. BPFE-


YOGYAKARTA.

Anda mungkin juga menyukai