Resume
Oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
PALANGKA RAYA
2020
LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOLIDASI HUBUNGAN
PERUSAHAAN INDUK DAN PERUSAHAAN ANAK
Suatu perusahaan yang memiliki saham-saham perusahaan lain di atas 50% dari jumlah
modal saham yang beredar, praktis memiliki hak untuk memilih dan menentukan manajemen
dari perusahaan lain tersebut. Dengan demikian berarti pula berhak untuk mengendalikan
operasi dan policy dari perusahaan yang bersangkutan. Dengan kepemilikan sebagian besar
dari modal saham, masalah-masalah yang dihadapi akan relatif sederhana dan lebih sedikit
dibanding dengan merger atau konsolidasi. Merger dan konsolidasi diperlukan investesi yang
besar jumlahnya, karena dilakukan sekali dan tidak dapat diangsur. Sedang pemilikan modal
saham diperlukan investasi relatif kecil, karena posisi kontrol ini dapat dicapai secara
bertahap.
Mengedalikan manajemen dan operasi perusahaan lain dapat dilakukan dengan jalan
pemilikan sebagai besar dari atau seluruh modal sahamnya, meskipun perusahaan lain yang
dimaksud masih tetap melanjutkan usaha dan mempertahankan identitasnya (sebagai unit
usaha yang terpisah)
Suatu perusahaan yang memiliki sebagian besar dari atau seluruh modal saham yang
beredar dari perusahaan lain sehingga berhak untuk mengendalikan operasi dan manajemen
perusahaan lain tersebut disebut dengan “Perusahaan Induk (Parrent Company)”. Holding
company adalah berupa deviden dari saham-saham yang dimilikinya, sedangkan biaya biaya
operasi selurhnya berupa biaya administrative sifatnya. Holding company dapat memungkan
untuk mempunyai usaha sendiri sebagaimana perusahan-perusahaan pada umumnya baik di
bidang perdagangan ataupun perindustrian . untuk membedakan peusahaan yang disebut
terakhir ini,dinamakan “operating holding company”
Telah ditemukan bahwa pemilikan terhadap sebagian besar dari modal saham perusahaan
lain berhak untuk mengendalikan secara keseluruan dari operasi perusahaan lain tersebut.
Akan tetapi di dalam prakteknya meskipun pemilikan tersebut kurang dari 50% modal saham
perusahaan lain kedudukan untuk mengendalikan operasi perusahaan lain itu sering
diperoleh. Khususnya jika para pemegang saham lainnya (selebihnya) tidak saling
berkomunikasi tidak terorganisasi dan bersifat apatis serta menyerahkan segala sesuatu yang
berhubungan dengankebijaksanaan perusahaan kepada pemegang saham yang tergolong
dalam kelompok yang dominan.
Dalam hal saham-saham diperoleh dengan jalan membeli secara tunai, investasi tersebut
dicatat sebesar jumlah uang yang diperlukan (yang dikeluarkan) untuk memperoleh saham
saham tersebut. Jika saham-saham diperoleh melalui pertukaran dengan akttiva lain, maka
investasi di catat sebesar harga pasar dari pada aktiva yang diserahkan. Sedangkan dalam hal
kepemilikan saham dilakukan melalui pertukaran dengan surat-surat berharga yang
dikeluarkan oleh perusahan itu sendiri besarnya investasi yang harus dicatat dapat di pakai
dasar harga pasar baik surat-surat berharga yang diserahkan maupun harga pasar saham yang
diperoleh, tergantung mana yang lebih jelas dapat ditentukan, selisih antar harga peroleh yang
di catat dan nilai nominal atau nilai yang ditetapkan dari surat berharga yang diserahkan
diperlakukan sebagai agio ataupun disagio yang timbul dari surat berharga yang dikeluarkan.
Neraca perusahaan induk yag melaporkan pemillikan sahamnya pada perusahaan anak
sebagai investasi dan perusahaan anak yang melaporkan hak hak perusahaan induk atas
perusahaan nya sebagai modal saham, kedua-duanya menunjukan laporan keuangan dari
perusahaan afiliasi sebagai unit usaha yang terpisah. Untuk perusahaan afilasi laporan
keuangan semacam itu tidak dapat menunjukan informasi bahwa sebenarnya diantara
perusahan perushan tersebut merupakan satu kesatuan ekonomis. Dilihat dari status yuridis
perusahaan afilasi yang merupakan badan hukum yang berdiri sendiri terpisah satu sama lain
tersebut merupakan satu kesatuan ekonomis. Pada penyusunan laporan gabungan, saldo
rekening-rekening aktiva dan hutang masing-masing digabungan dan dianggap sebagai
aktiva dan hutang kantor pusat. Saldo rekening-rekening timbal balik yang timbul sebagai
akibat transaksi antara kedua unit usaha (kantor pusat dan cabangnya) dieleminasi. Demikian
juga antara kedua perusahaan tersebut tidak ada hutang piutang atau hak hak dan kewajiban
kewajiban yang tercermin di dalam laporan gabungan, sebagai akibat dari prosedur
penggabungan tersebut, maka saldo rekening investasi pada kantor cabang di buku kantor
pusat tidak lain adalah seluruh aktiva dikurangi dengan hutang hutang dari kantor cabangnya
atau kekayaan bersih dari kantor cabangnya.
2. Jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan induk dan harga perolehan (pengorbanan)
yang telah dikeluarkan untuk memperoleh saham tersebut.
Misalkan: Penyusunan neraca konsolidasi dimana saham dibeli dengan harga di atas nilai
bukunya berbeda dengan penyusunan neraca konsolidasi apabila saham diperoleh dengan
harga yang sama dan kurang dari nilai bukunya.
Pada contoh nomer 2 penyusunan neraca konsolidasi oleh PT X dilakukan sebagai hasil
akibat pemilikan terhadap seluruh saham PT A pada saat PT A didirikan. Modal saham diberi
oleh PT X dengan harga diatas nilai nominal,sehingga mengakibatkan timbulnya agio saham
pada buku buku PT A.
Contoh : Penyusunan neraca konsolidasi, jika perusahaan induk memiliki 100% saham
saham perusahan anak sebesar /sesuai dengan nilai bukunya. Perusahaan anak dalam keadaan
surplus.
PT Dani membeli 250 lembar saham PT Prambini tanggal 1 Januari 1976 di pasar modal
dengan harga persis sama dengan nilai bukunya yaitu sebesar Rp. 150.000 per lembar.
Kekayaan bersih PT Prambini pada tanggal tersbut terdiri dari : Aktiva Rp. 45.000.000 dan
hutang Rp. 7.500.000, perincian hak pemegang saham pada saat tersebut sama dengan neraca
pada tanggal yang sama adalah:
Dengan terjadinya transaksi tersebut; aktiva, hutang dan hak para pemegang saham PT.Dani
adalah sebagai berikut:
Daftar lajur untuk penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 1 Januari 1976 adalah sebagai
berikut:
Sedangkan neraca konsolidasi yang disusun dari daftar lajur tersebut sebagai berikut:
Pemilikan Terhadap Saham-Saham Perusahaan Anak Dengan Harga Diatas Nilai
Bukunya
Harga perolehan atau jumlah pengorbanan yang diperlukan untuk memperoleh saham
dari perusahaan yang sudah berjalan tidak selalu dilakukan sama dengan nilai buku saham
yang bersangkutan.
Faktor yang menyebabkan pemilikan saham perusahaan terjadi tidak sama dengan nilai
bukunya sebagai berikut
1. Kesalahan dalam melaporkan kekayaan bersih perusahaan anak pada saat pemilikan
saham terjadi.
Contoh :
Penyusunan neraca konsolidasi, apabila saham perusahaan anak dibeli dengan harga di atas
nilai bukunya (perusahaan anak dalam keadaan surplus)
Pada saat posisi keuangan seperti tersebut diatas PT PI Mmebeli secara tunai 75 lembar
saham PT PA, dari pemegang sahamnya dengan harga 2 Rp. 10.000 per lembar saham.
Selisih lebih harga perolehan di atas nilai buku saham = Rp. 75.000
Dengan demikian daftar lajur unyuk penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 1 januari
1976 sebagai berikut:
Penjelasan daftar lajur:
1. Di dalam neraca konsolidasi tidak tampak lagi rekening “Investasi Saham-saham PT PA”
yang pada saat pemiliknya oleh PT PI dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Hal ini disebabkan karena saldo rekening tersebut yang merupakan perwujudan daripada
rekening timbal balik telah dieliminasi sebagai nampak dalam kolom eliminasi pada
daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi.
Adapun jurnal eliminasi sbb:
Saldo debit
- Macam-macam Aktiva, PT PA Rp 1.000.000,00
- Ditambah :
Selisih lebih harga perolehan di atas nilai buku
saham-Saham, PT PA Rp 75.000,00
Jumlah saldo debit Rp 1.075.000,00
Ada cara lain yang dapat digunakan/di pakai dalam membuat daftar lajur untuk
penyusunan neraca konsolodasi, yaitu dengan mengeliminasi sekaligus saldo rekening
investasi saham pada perusahaan anak dengan rekening lawan seluruh jumlah/saldo hak-hak
pemegang saham perusahaan anak; menentukan agian penyertaan dari pemegang saham
minoritas dan slisihnya ditampung dalam rekening selisih lebih harga perolehan di atas nilai
buku saham-saham perusahaan anak atau selisih lebih nilai buku di atas harga perolehan
saham-saham perusahaan anak.
DAFTAR PUSTAKA