Contoh : 1.1
PT.Induk mendirikan sebuah anak perusahaan PT. Anak
dengan mentransfer aset : Kas Rp. 70.000,-, Persediaan Rp.
50.000,-, Bangunan Rp. 100.000,- Ak. Penyusutan Bangunan
Rp.20.000,-, Peralatan Rp.250.000,- Ak. Penyusutan
Peralatan Rp.90.000,- dan Tanah Rp. 75.000,-. PT. Anak
menerbitkan 200 lembar Saham Biasa @ Rp. 1.000,-
PT. Induk mencatat :
Investasi pd Modal Saham PT. Anak Rp.435.000
Ak. Penyusutan Bangunan Rp. 20.000
Ak. Penyusutan Peralatan Rp. 90.000
Pada Kas Rp. 70.000
Pada Persediaan Rp. 50.000
Pada Bangunan Rp. 100.000
Pada PeralatanRp. 250.000
Pada Tanah Rp. 75.000
Contoh : 1.2
Pada tgl 1-3-2007 PT. I bergabung dengan PT. A mengambil
bentuk merger, dimana PT. I yg tetap beroperasi dengan
menerbitkan 60.000 lembar saham biasa nilai nominal Rp.1.000,-
per lembar yang serahkan kepada pemegang saham PT. A.
(Diasumsikan bahwa seluruh aset dan liabilitas PT. A telah
dicatat sesuai dengan prinsip akuntansi yg lazim dan tidak ada
metode akuntansi yang berbeda diantara PT. I dan PT. A,
sehingga tidak diperlukan penyesuaian terhadap net aset PT. A)
Biaya penggabungan badan usaha yaitu biaya penerbitan dan
pencatatan saham Rp.2.000.000,00 dan biaya penggabungan
lainnya Rp.4.000.000,00 telah dibayar oleh PT. I saat terjadinya.
Posisi Laporan Keuangan masing-2 memiliki aset dan liabilitas
per tgl.1-3-2007 sbb.:
Posisi Laporan Keuangan PT. I dan A per tgl.1-3-2007 sbb.:
URAIAN PT. I PT. A
AKTIVA :
Kas 47.500.000 5.000.000
Piutang Usaha (neto) 25.000.000 15.000.000
Persediaan 52.500.000 20.000.000
Peralatan (neto) 40.000.000 25.000.000
Bangunan (neto) 75.000.000 30.000.000
Tanah 15.000.000 5.000.000
Total Aktiva 255.000.000 100.000.000
KEWAJIBAN :
Hutang Usaha 50.000.000 6.000.000
Hutang Wesel 25.000.000 15.000.000
Hutang Lainnya 5.000.000 4.000.000
Total Kewajiban 80.000.000 25.000.000
EKUITAS :
Modal Saham 100.000.000 50.000.000
Agio Saham 50.000.000 27.500.000
Laba Ditahan (Defisit) 25.000.000 (2.500.000)
Total Ekuitas 175.000.000 75.000.000 23
Jurnal yang dibuat oleh PT. I:
1. Jurnal untuk mencatat biaya kombinasi bisnis dan biaya
penerbitan serta pencatatan saham:
(D) Beban penggabungan Rp. 2.000.000
(D) Beban penerbitan saham Rp. 4.000.000
(K) Pada Kas……….……………,,,,,,,,,, Rp. 6.000.000
2. Jurnal kertas kerja mencatat aset dan liabilitas yg diterima oleh
PT. I dan penyerahan saham kepada pemilik PT. A
(D) Kas ….……………….. Rp. 5.000.000
(D) Piutang Usaha (neto) Rp. 15.000.000
(D) Persediaan …………. Rp. 20.000.000
(D) Peralatan (neto) …… Rp. 25.000.000
(D) Bangunan (neto) ….. Rp. 30.000.000
(D) Tanah ……………….. Rp. 5.000.000
(K) Pada Hutang Usaha ……………… Rp. 6.000.000
(K) Pada Hutang Wesel ……………… Rp. 15.000.000
(K) Pada Hutang Lainnya ..…………. Rp. 4.000.000
(K) Pada Modal Saham PT. I ………,.. Rp. 60.000.000
(K) Pada Agio Saham PT. I ...……. Rp. 17.500.000
(K) Pada Laba Ditahan/Defisit PT. I Rp. (2.500.000)
NERACA GABUNGAN
(Neraca PT. I setelah mengakuisisi PT. A)
31
• Setelah periode pengukuran berakhir namun belum lewat satu
tahun, apabila terjadi perubahan nilai aset maka pihak
pengakuisisi harus membuat koreksi kesalahan dalam
akuntansi untuk kombinasi bisnis dengan menggunakan PSAK
25 “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimamsi Akuntansi dan
Kesalahan”
Contoh : 1.6
Misalnya berdasarkan data contoh 1.3 di atas PT. I mengakuisi
saham biasa PT. A denga n membayar tunai sebesar
Rp.110.000.000,- dimana nilai aset wajar PT. A adalah Rp.
120.000.000,-
Jurnal akuisisi yang dibuat oleh PT. I sbb.:
Kas …………………… Rp. 5.000.000
Piutang Usaha (neto) … Rp. 14.000.000
Persediaan ……………. Rp. 25.000.000
Peralatan (neto) ……… Rp. 35.000.000
Bangunan (neto) …….. Rp. 50.000.000
Tanah …………………. Rp. 10.000.000
Hak Paten …………….. Rp. 5.000.000
Pada Kas (PT. I) ……………………. Rp. 110.000.000
Pada Hutang Usaha ……………… Rp. 6.000.000
Pada Hutang Wesel ………………. Rp. 13.500.000
Pada Hutang Lainnya …………….. Rp. 4.500.000
Pada Keuntungan Akuisisi PT. A .. Rp. 10.000.000
CATATAN :
Perlakuan diskon pembelian yang dicatat sebagai keuntungan
adalah perlakuan akuntansi yang tidak lazim, karena dalam
hal ini mengenali pendapatan pada tanggal akuisisi dan
mewakili pengecualian pada konsep realisasi.
Pertanyaan :
1. Faktor-faktor apa yang menyebabkan perusahaan tertarik
untuk melakukan kombinasi bisnis ?
2. Apa dasar akuntansi yang biasanya digunakan untuk
mencatat aset dan liabilitas yang ditransfer ke anak
perusahaan?
3. Bagaimana konsep akuntansi yang digunakan dalam
kombiniasi bisnis?
4. Apa pengaruh terhadap laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi dari pencatatan kombinasi bisnis dengan
metode pembelian, bukan dengan metode penyatuan
kepemilikan
5. Bagaimana goodwill timbul dalam suatu kombinasi bisnis,
dan kapan goodwil dikatakan mengalami penurunan nilai ?
BAB II
AKUNTANSI UNTUK INVESTASI
PADA SAHAM BIASA
1. Mengidentifikasi kondisi yang mengharuskan penerapan
metode ekuitas, metode cost dan Nilai Wajar atas
investasi dalam saham biasa
2. Memahami perbedaan metode ekuitas, metode cost dan
Nilai Wajar atas dalam penilaian investasi atas saham.
3. Memahami pengertian nilai buku, nilai wajar pada
tanggal akuisisi
4. Mengidentifikasi faktor – faktor yang menyebabkan
terjadinya selisih investasi dengan nilai buku aset yang
diperoleh pada tanggal akuisisi
5. Menghitung pendapatan investasi dan nilai investasi
dalam saham biasa
6. Memahami keterkaitan selisih investasi dengan
pendapatan investasi
48
AKUNTANSI INVESTASI PADA SAHAM BIASA
Tujuan perusahaan untuk berinvestasi pada perusahaan lain
untuk mendapatkan imbal hasil yg menguntungkan dengan
mengambil keuntungan dari situasi-situasi yg dapat
menghasilkan laba.
Alasan lain perusahaan berinvestasi dengan mengakuisisi
kepemilikan di entitas lain :
• Mendapatkan kendali atas perusahaan lain
• Memasuki pasar atau area produk baru melalui perusahaan
yg sudah menguasai pasar atau area produk tersebut
• Memastikan pasokan bahan baku atau input produksi lain
• Memastikan uotput produksi bagi pelanggan.
• Mendapatkan keuntungan ekonomis dari ukuran
perusahaan yg lebih besar
• Diversifikasi
• mendapatkan teknologi baru
• Mengurangi kompetisi dan membatasi risiko
Pencatatan investasi Pada Saham Biasa :
Metode Akuntansi yg digunakan untuk mencatat investasi pada
saham biasa tergantung pd tingkat kepemilikan saham atau
pengendalian yang dimiliki investor atas investee, seperti Metode
Nilai Wajar, Metode Biaya dan Metode Euitas.
1. Metode Nilai Wajar
• PSAK 58 “Aset Tidak Lancar yg Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yg
Dihentikan” mengklarifikasikan bahwa investasi ini adalah sekuritas
trading atau tersedia untuk dijual (available-for-sale)
• Pada saat akuisisi dicatat sebesar harga perolehan dan pada setiap akhir
periode akuntansi diukur kembali nilai wajarnya, apabila terjadi
perubahan nilai dicatat sebagai keuntungan atau kerugian yg belum
direalisiasikan pada laba bersih.
• Sedangkan pendapatan yg terkait seperti pendapatan dividen dicatat
sebagai pendapatan.
• Investasi ini tidak perlu dikonsolidasikan.
Contoh : 2.1
PT. I memiliki 10% saham biasa yang beredar PT. A per 1 Januari 2012
senilai Rp. 50.000.000,- Nilai aset bersih PT. A pada saat itu
Rp.400.000.000,- dan nilai wajarnya Rp. 465.000.000,- Pada tanggal 1
April 2012 PT. I menerbitkan Laporan Posisi Keuangannya dan menerima
dividen tunai dari PT. A sebesar Rp.1.500.000,- serta PT. I menilai
investasinya pada PT. A sebesar Rp. 57.000.000,-
Jurnal yang dibuat PT. I :
(1) (D) Investasi pada PT. A ……. Rp. 50.000.000,-
(K) Pada Kas ………………………….. Rp. 50.000.000,-
(mencatat investasi di PT. A per 1 Januari 2015)
74
1 Menghitung Selisih Harga Perolehan dengan Nilai Buku Ekuitas
Harga Perolehan Investasi pd PT. A (at Cost) 1 Oktober 2010 Rp 80,000,000
Nilai Ekuitas PT. A per 1 Oktober 2010
a. Nilai Ekuitas awal (1 Januari 2010) ………………………….... Rp 150,000,000
b. Pendapatan s.d. 1 Oktober 2010 = 9/12 x Rp. 25.000.000,- Rp 18,750,000
c. Dividen yang dibagikan 1 Juli 2010 ....................................... Rp (15.000,000 )
Total saldo Ekuitas per 1 Oktober 2010 .............................. Rp 153,750,000
Kelebihan Biaya Perolehan di atas Nilai Buku saham PT.A ………….…………….…… = Rp 18,500,000
Kelebihan Biaya Perolehan di atas Nilai Buku ditetapkan pada :
Bangunan (Rp. 60.000.000 - Rp. 40.000.000) x 40% ………..…………….……………….. = Rp 8,000,000
Goodwill yang timbul dari akuisisi saham PT. A …….…………………………………….. = Rp 10,500,000
2 Saldo Investasi per 31 Desember 2010 menjadi :
Saldo per 1 Oktober 2010 ............................................................................................... = Rp 80,000,000
Hak atas laba 1/10 s.d. 31/12’2010 : 3/12 x Rp.25.000.000 x 40% Rp 2,500,000
Amortisasi atas penetapan nilai Gedung (Rp.80.000.000/20 x 3/12) Rp. (100.000)
Penurunan nilai Goodwill tahun 2010 …………..………………... = Rp (525,000) Rp 1,875,000
Jadi Saldo Investasi pd PT. A per 31 Desember 2010 …...…….... ..................... = Rp 81,875,000
Saldo Ekuitas PT. A per 31 Desember 2010
a. Saldo Awal ………………………………………………………. = Rp 150,000,000
b. Laba tahun 2010 ………………………………………………… = Rp 25,000,000
c. Dividen …………………………………………………………… = Rp (15,000,000) Rp 160,000,000
• Jadi Jumlah lembar saham yg beredar per 2 – 1 - 2010 menjadi 40.000 dengan nilai :
Nillai Buku saham per 31 Desember 2009 …………….. = Rp. 350.000.000,-
Harga Jual 20.000 lembar saham per 2 Januari 2010 = Rp. 450.000.000,--
JUMLAH ………………………………….. = Rp. 800.000.000,-
Nilai buku saham PT. A yang diakuisisi oleh PT. I adalah 50% x Rp. 800.000.000,- =
Rp.400.000.000
Terjadi selisih lebih biaya perolehan di atas nilai Buku Saham PT.A = Rp.50.000.000 (Rp.450.000.000 -
Rp.400.000.000,- = dan dicatat sebagai Goodwill.
76
PERUSAHAAN INVESTI DENGAN SAHAM PREFEREN
Apabila perusahaan investi juga memiliki saham preferen (preferred stock),
maka perlu diperhatikan :
a. Pengalokasian ekuitas pemegang saham perusahan investee menjadi
komponen ekuitas preferen dan biasa atas akuisisi, untuk menentukan
nilai buku investasi saham biasa.
b. Pengalokasian laba bersih perusahaan investi menjadi komponen
pendapatan saham preferen dan pendapatan saham biasa, untuk
menentukan bagian investor atas pendapatan perusahaan investee untuk
pemegang saham biasa.
Contoh : 2.9 Perusahaan Anak memiliki Saham Preferen
Diketahui bahwa saldo ekuitas PT. A sebagai berikut :
1 Januari 2010 31 Dsember 2010
Saham Preferen 10% kumulatif @ Rp.10.000.= Rp. 1.000.000,- Rp. 1.000.000,-
Saham Biasa @ Rp. 10.000,- …………………… Rp. 3.000.000,- Rp. 3.000.000,-
Agio Saham/Modal disetor ………………………. Rp. 500.000,- Rp. 500.000,-
Laba Ditahan ……………………………………… Rp. 1.500.000,- Rp. 2.000.000,-
JUMLAH …………… Rp. 6.000.000,- Rp. 6.500.000,-
Pada tanggal 2 Januari 2010 PT. I membeli 40% saham biasa yang
beredar PT. A seharga Rp.2.500.000.,-. Tahun 2010 PT. A mempeoleh
Laba Rp.700.000,- dan pada akhir tahun membagikan dividen
Rp.200.000,- Sellisih harga perolehan dengan nilai buku ekuitas PT. A
dicatat sebagai goodwill dan akhir tahun 2010 nilainya turun Rp.25.000,-
Jawaban : Contoh 2.9
• Harga Perolehan saham PT.A per 2 Januari 2010 … Rp. 2.500.000,-
• Nilai buku saham yg diakuisisi = 40% x (Rp.6.000.000,-
– Rp.1.000.000,- ) ………………………………..… Rp. 2.000.000,-
• Kelebihan Biaya Peolehan > Nilai Buku Saham-2
PT.A (Goodwill) …………………………………………… Rp. 500.000,-
78
Perubahan Jumlah Saham yang Dimiliki
Perubahan dalam jumlah kepemilikan saham investee akibat dari
dividen saham, dan pemecahan saham tidak menyebabkan
perubahan dalam pembukuan investor. Tetapi perubahan jumlah
kepemilikan saham dapat juga akibat dari “Pembelian Saham
Tambahan (akuisisi bertahap)” atau “Penjualan Saham”.
(1)Pembelian Saham Tambahan
-Pembelian Saham Tambahan dicatat sebesar nilai wajar dalam
cara yg sama sebagaimana investasi awal
-Kepemilikan saham sebelumnya harus dinilai ulang terlebih
dahulu berdasarkan nilai wajar yg sama yg diaplikasikan untuk
saham tambahan.
-Akibat penilaian ulang “L/R tidak Terealisasi “ harus diakui.
-Hitung kembali jumlah (%) kepemilikan pada Persh. Investee
-Jika terbukti kepemilikan saham tambahan memberikan hak
pengendalian kpd Investor, maka selanjutnya untuk mencatat
investasi harus diganti dengan metode ekuitas.
-Metode Ekuitas harus diterapkan secara retroaktif dari tanggal
investasi awal .
Contoh : 2.10.
Pada tanggal 1 Januari 2010 PT. I mengakuisisi 10% saham PT. A
dengan harga Rp. 750.000,- yang pada saat memiliki saldo Ekuitas :
•Modal Saham Rp. 5.000.000,-
•Laba ditahan Rp. 2.000.000,-
Pada tanggal 1 Januari 2011 PT. I mengakuisisi 10% saham PT. A
dengan harga Rp. 850.000,- yang pada saat memiliki saldo Ekuitas :
•Modal Saham Rp. 5.000.000,-
•Laba ditahan Rp. 2.500.000,-
Pencatatan :
•Tgl 1 Januari 2010 : Investasi 10% : berdasarkan Metode Biaya
-Nilai Investasi sebesar ………………….Rp. 750.000,-
-Nilai Buku Ekuitas 10% x Rp.7.000.000,- Rp. 700.000,-
-Selisih Nilai Investasi > Nilai Buku ……. Rp. 50.000,-
•Tgl 1 Januari 2011 : Investasi Tambahan 10%
-Nilai Investasi sebesar ………………….Rp. 850.000,-
-Nilai Buku Ekuitas 10% x Rp.7.500.000,- Rp. 750.000,-
-Selisih Nilai Investasi > Nilai Buku ……. Rp. 100.000,-
Sejak 1 Januari 2011 Investasi 20%, maka harus dicatat berdasarkan
Metode Ekuitas
•Selisih nilai Investasi > Nilai Buku yg diakuisisi per 1 Januari 2010 Rp.
50.000,- dicatat sebagai Goodwill
•Misalnya diketahui terjadi penurunan nilai Goodwill selama tahun
2010 sebesar Rp.5.000,-
•Nilai tercatat (carrying value) dari investasi 10% per 1 Januari 2010
sebesar Rp.750.000,- harus disesuaikan sbb.:
(1)Investasi saham pada PT. A …. Rp. 50.000,-
Pada Laba Dithan ……………… Rp. 50.000,-
(mencatat kenaikan laba PT. A sebesar 10% x Rp.500.000,-)
(2) Laba ditahan …………………….. Rp. 5.000,-
Pada Investasi saham pada PT. A Rp. 5.000,-
(mencatat penuruan nilai goodwill)
•Selanjutnya nilai investasi per 1 Januari 2011 adalah Rp.1.645.000,-
dengan Nilai Goodwill Rp. 145.000,-
Perhitungan Nilai Investasi sbb.:
-Investasi 1 Januari 2010 setelah disesuaikan
- (Rp.750.000 – (Rp.50.000 - Rp.5.000,-) Rp. 795.000,-
-Investasi 1 Januari 2011 + Rp.850.000,-) Rp. 850.000,-
-Saldo Investasi per 1 Januari 2011 Rp.1.645.000,
Goodwill = Rp. 45.000,- + Rp. 100.000,- Rp. 145.000.-
(2) Penjualan Saham
Apabila investor menjual sebagian investasi ekuitasnya,
sehingga kepemilikannya pd perusahaan investi menjadi
kurang dari 20%, maka :
•sejak itu investasi dipertanggungjawabkan berdasarkan
metode biaya
•saldo akun investasi setelah penjualan menjadi dasar
biaya yang baru.
•Tidak ada penyesuaian yang diperlukan
•keuntungan atau kerugian penjualan kepemilikan ekuitas
adalah perbedaan antara harga jual dan nilai buku
kepemilikan ekuitas sesaat sebelum penjualan.
•Laba/rugi penjualan ini dicatat sebagai laba/rugi periodik
bagi perusahaan investor.
Contoh : 2.11.
Penjualan Kepemilikan Saham Perusahaan Induk
•Tgl 1 Januari 2009 PT. I mengakuisisi 40% saham yg beredar PT.A
sebanyak 320.000 lembar saham dengan harga Rp.580.000.-
•Saldo Total ekuitas PT. A sebesar Rp.1.200.000,- dimana nilai buku
kekayaan dan kewajibannya sama dengan nilai wajarnya.
•Selisih Biaya Perolehan dengan Nilai Buku Saham yang diakuisisi
dicatat sebagai Goodwill.
•Jadi besarnya Goodwill pada saat akuisisi :
-Nilai Investasi …………………………… Rp. 580.000.-
-Nilai Perolehan (40% x Rp.1.200.000.-) Rp. 480.000,-
-Goodwill ………………..……………… Rp. 100.000,-
•Penurunan nilai goodwill setiap tahun ditetapkan Rp. 10.000,-
•Tanggal 31 Desember 2011 :
-Total Saldo Ekuitas PT. A Rp.1.500.000,-
-Saldo Investasi Saham pd PT. A sebesar Rp. 670.000,- yaitu (40%
x Rp. 1.500.000,- = Rp.600.000) ditambah Saldo Goodwill yang
belum diamortisasi Rp. 70.000,-
•Tgl 1 Januari 2012 PT. I menjual 80% kepemilikannya atas
saham-saham PT. A seharga Rp.600.000,-
Berdasarkan data di atas maka :
• Sejak 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2011 PT. I
mencatat investasi saham-saham pada PT.A berdasarkan metode
Ekuitas.
• Pada tanggal 1 Januari 2012 PT. I membukukan / mencatat
pendapatan dari penjualan kepemilikan saham pd PT. A
- Nilai Penjualan 80% investasi pd PT. A …….. = Rp. 600.000,-
- Nilai buku investasi 80% x Rp.670.000,- …….. = Rp. 536.000,-
- Keuntungan penjualan ………………………… = Rp. 64.000,-
- Jurnal :
(K) Kas …………… Rp. 64.000.000,-
(K) Pendapatan (laba penjl Saham) Rp.64.000.000,-
• Sejak 1 Januari 2012 PT. I mencatat investasi saham-saham pada
PT. A berdasarkan metode Biaya, karena kepemilikan saham-
saham PT. A hanya tinggal (20% x 40%) = 8%.
• Sebagai dasar pencatatan biaya perolehan Investasi saham-saham
pada PT. A per 1 Januari 2012 adalah sebesar 20% x Rp.
670.000.000 = Rp. 134.000.000,-
84
Bagian Investor atas Laba/Rugi Komprehensif Lainnya
Apabila investee melaporkan adanya “Laba/Rugi Komprehensif Lainnya”
(Other Comprehensive Income or Loss) yaitu keuntungan/ kerugian yang
belum direalisasikan (setelah dikurangi pajak) dihasilkan dari
peningkatan/penurunan nilai wajar dari investasi saham yang
diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, maka investor mengakui
bagian proporsionalnya (sebesar % kepemilikan) atas keuntungan/
kerugian yang belum direalisasikan tersebut dan akan mempengaruh
nilai Laba/Rugi Komprehensif Lainnya yang tercatat dalam buku
investor, apabila metode Ekuitas yang digunakan dicatat dengan jurnal :
1) (D) Investasi pada Saham PT. A …………,,,,, Rp. xxxxx
(K) Pada Keuntungan belum direalisasikan
dari Investor pada Investee ………………… ….. Rp. Xxxxx
(mencatat bagian laba yang belum direalisasikan)
2) Dicatat sebaliknya atas bagian penurunan/rugi yang belum
direalisasikan.
Misalnya : PT. I memiliki 80% saham beredar PT. A, pada akhir tahun PT. A
melaporan laba sebesar Rp. 125.000,- termasuk laba yang belum
direalisasikan sebesar Rp. 25.000,- maka sebesar Rp. 80.000,- dicatat
sebagai Pendapatan dan Rp. 20.000,- dicatat sebagai bagian Laba
Komprehensife yang belum direalisasikan.
PSAK 15 mengatur lebih lanjut tentang Pelaporan Metode Ekuitas sbb.:
1. Jika bagian investor atas bagian kerugian investee melebihi nilai
tercatat investasi, maka metode ekuitas tidak lagi dipergunakan
ketika nilai investasi telah menjadi nol. Tidak ada lagi kerugian yang
diakui oleh investor. Jika setelah metode ekuitas tidak lagi
dipergunakan, investee melaporkan laba bersih, maka investor
harus menggunakan metode ekuitas kembali, tetapi hanya setelah
bagian investor atas laba bersih sama dengan bagiannya atas rugi
yang sebelumnya tidak diakui.
2. Dividen preferen dari investee harus dikurangi dari laba bersih
investee jika diumumkan atau, diumumkan atau tidak, jika saham
preferen tersebut kumulatif, sebelum investor menghitung
bagiannya atas laba investee.
3. Jika terdapat penurunan permanen atas nilai investasi, maka nilai
tercatat investasi harus dikurangi untuk mengakui penurunan
tersebut.
4. Investor harus mengungkapkan nama, lokasi, persentase
kepemilikan, dan persentase hak suara (jika berbeda dengan
persentase kepemilikan) untuk tiap investee.
BAB III
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Investor
10,000,000 50% 1,000,000 2,000,000 12,000,000 37.50%
Lainnya
Walaupun PT. A hanya memiliki 50% dari total saham biasa yang beredar,
namun PT.A dari Hak Istimewa untuk membeli saham dimasa depan
dengan harga yang telah ditetapkan tersebut secara de facto memberi
hak pengendalian atas PT. B
Persyaratan Akuntansi Penyusunan Laporan
Keuangan Konsolidasian :
• Entitas induk menyusun laporan keuangan
konsolidasian dengan menggunakan kebijakan
akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain
dalam keadaan yang serupa.
• Konsolidasi atas investee dimulai sejak tanggal investor
memperoleh pengendalian atas investee dan berakhir
ketika investor kehilangan pengendalian atas investee.
• Entitas induk menyajikan kepentingan nonpengendali di
ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian,
terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk.
• Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk
pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya
pengendalian entitas induk pada entitas anak adalah
transaksi ekuitas (yaitu transaksi dengan pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik).
Teknik dan Prosedur Konsolidasi
Menggabungkan Laporan Keuangan
entitas induk dan entitas anak dengan
menjumlahkan pos-pos sejenis dari aset,
kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban.
•Investasi entitas induk pada anak dengan porsi
entitas atas ekuitas anak dieliminasi, (goodwiil
muncul)
•Kepentingan non pengendali diidentifikasi:
ekuitas (awal dan perubahan, laba/rugi)
•Saldo transaksi, penghasilan dan beban intra
kelompok usaha dieliminasi secara penuh
karena belum direaliasikan. Hal ini mempunyai
dampak pada pajak penghasilan.
• Laporan Keuangan konsolidasian menggunakan
kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan
peristiwa lain dalam keadaan yang serupa. (jika tidak
sama penyesuaian)
• Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada
entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya
pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas (dalam
hal ini transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik). Kepentingan non pengendali
disesuaikan nilainya jika terpengaruh.
• Laporan Keuangan yang digunakan untuk menyusun LK
konsolidasian disusun dengan tanggal yang sama.
• Jika tidak sama menyusun Laporan Keuangan dengan
tanggal yang sama kecuali tidak praktis
• Jika tanggal berbeda, penyesuaian dilakukan atas
dampak transaksi / peristiwa yang signifikan (tidak lebih
dari 3 bulan)
• Lama periode pelaporan dan perbedaan antar akhir
periode, sama dari periode ke periode
PROSDUR ELIMINASI :
Investasi Saham di Perusahaan Anak
• Akun investasi dieliminasi dengan ekuitas entitas anak
• Jika kepemilikan pada entitas anak tidak 100% akan
muncul kepentingan non pengendali.
• Perbedaan nilai wajar dan nilai buku harus
diperhitungkan dalam konsolidasi (nilai wajar yang
dikonsolidasi)
• Goodwiil muncul jika nilai perolehan tidak sama dengan
nilai wajar
Akun Utang - Piutang
•Utang – piutang yang muncul antara anak dan induk harus
dihapuskan
Transaksi
•Transaksi yang boleh diakui adalah transaksi kepada pihak
ketiga, transaksi anak dan induk harus dieliminasi
• Persediaan
• Penjualan dan harga pokok penjualan
• Jika barang belum terjual maka laba yang belum direalisasi harus
dikurangkan dari nilai inventory dan mempengaruhi laba yang
telah diakui.
• Aset tetap
• Pada tahun terjadi transaksi tidak boleh diakui keuntungan/
kerugian dari transaksi tersebut
• Laba yang ada dalam aset tersebut harus dieliminasi
• Nilai penyusutan akan disesuaikan
• Obligasi
• Obligasi hanya boleh diakui sebesar obligasi pada pihak
eksternal.
• Pendapatan / beban bunga harus dieliminasi
• Keuntungan dan kerugian hasil dari transaksi intra kelompok usaha
yang diakui dalam aset : persediaan, aset tetap, obligasi harus
dieliminasi.
• Pengaruh ke nilai aset dan kewajiban
• Mempengaruhi laba/rugi periode berjalan COGS, biaya bunga,
depresiasi
Pengeculian Konsolidasi
• Entitas investasi dikecualikan dari konsolidasi,
entitas investasi adalah entitas yang:
a) memperoleh dana dengan tujuan jasa manajemen
investasi;
b) tujuan bisnisnya untuk menginvestasikan dana
yang semata-mata untuk memperoleh imbal hasil
dari kenaikan nilai modal, penghasilan investasi,
atau keduanya; dan
c) mengukur dan mengevaluasi pada nilai wajar.
PENGUNGKAPAN :
•Sifat hubungan antara entitas induk dan suatu entitas anak
lebih dari setengah kekuasaan
•Alasan mengapa kepemilikan setengah kekuasaan suara
tidak diikuti dengan pengendalian;
•Akhir periode pelaporan dari laporan keuangan entitas anak
jika Laporan Keuangan memiliki tanggal/periode berbeda.
•Sifat dan luas setiap restriksi signifikan dalam kemampuan
entitas anak untuk mentransfer dana ke entitas induk
•Rincian yang menunjukan dampak setiap perubahan bagian
kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak
mengakibatkan hilangnya pengendalian.
•Pengendalian hilang, maka entitas induk mengungkapkan
keuntungan atau kerugian (jika ada) yang diakui sesuai
dengan paragraf 31, dan:
• porsi dari keuntungan atau kerugian yang dapat
diatribusikan pada pengakuan sisa investasi pada
entitas anak terdahulu dengan nilai wajar
• pos keuntungan atau kerugian yang diakui dalam
laporan laba rugi komprehensif jika tdk disajikan
terpisah.
Hak Minoritas/Non Pengendali
Bila kepemilikan induk atas saham anak tidak 100%
PSAK 4 mengatur penyajian hak minoritas sebagai berikut :
1. Hak minoritas dalam laba bersih disajikan sebagai pengurang dari laba
bersih konsoliasi untuk mendapatkan jumlah laba bersih yang menjadi hak
pemegang saham Perusahaan Induk.
2. Hak Minoritas dalam aset bersih disajikan tersendiri dalam neraca
konsolidasi, diantara ekuitas dan kewajiban. Hak minoritas terdiri dari :
a. Suatu jumlah pada saat terjadinya penggabungan usaha.
b. bagian pemegang saham minoritas atas perubahan ekuitas yang
terjadi setelah tanggal penggabungan usaha.
106