piutang dapat tersebut. diperoleh Dalam dengan melakukan beberapa aktivitas melalui
entitas terpisah.
Struktur Organisasi, Akuisisi, dan Pertimbangan Etika
Dalam beberapa kasus, manajer menggunakan struktur organisasi yang kompleks
untuk memanipulasi pelaporang keuangan demi kepentingan pribadi. Banyak
perusahaan ternama, mengambil keuntungan dari celah atau kekurangan dalam aturan
pelaporan keuangan menggunakan anak perusahaan atau entitas lain untuk meminjam
uang dalam jumlah besar tanpa menyajikan laporan utang di neracanya. Beberapa
perusahaan telah mendirikan sangat entitas terkenal bertujuan khusus untuk
memanipulasi laba.
Istilah Entitas Bertujuan-Khusus menjadi belakangan ini karena adanya kasus
penyalahgunaan entitas tersebut oleh sejumlah perusahaan. Entitas bertujuan-khusus
(EBK) secara umum adalah sebuah alat pendanaan yang bukan merupakan entitas
operasi secara substantive dan biasanya diciptakan untuk sebuah tujuan tertentu. EBK
dapat berbentuk perseroan terbatas, konsorsium (trust), maupun persekutuan.
B. PERLUASAN USAHA DAN BENTUK STRUKTUR
Sejarahnya, perusahaan melakukan ekspansi berdasarkan ORGANISASI pertumbuhan
internal melalui pengembangan produk baru dan melakukan perluasan lini produk
yang ada ke target pasar baru. Namun pada dekade belakangan ini, banyak perusahaan
memilih melakukan perluasan dengan bergabung atau mengakuisisi perusahaan lain.
Kedua pendekatan tersebut menimbulkan perubahan dalam struktur organisasi.
Perluasan dari Dalam
Sejalan dengan perluasa dari dalam, perusahaan sering menyadari adanya keuntungan
untuk menjalankan usahanya yang semakin berkembang melalui anak perusahaan baru
atau entitas lainnya, seperti persekutuan, joint ventures, atau entitas khusus. Pada
sebagian besar situasi, segmen yang dapat diidentifikasi dari aktiva perusahaan yang
ada ditransfer ke entitas baru, dan sebagai gantinya, perusahaan yang mentransfer
menerima kepemilikan saham.
Spin-off terjadi ketika kepemilikan dari anak perusahaan baru atau yang sudah ada
didistribusikan ke pemegang saham induk tanpa melepaskan kepemilikan sahamnya di
dinduk perusahaan.
Split-off terjadi jika saham anak perusahaan ditukarkan dengan saham induk
perusahaan yang mengakibatkan pengurangan saham induk perusahaan yang beredar.
Perluasan Melalui Penggabungan Usaha
Sering kali perusahaan menemukan bahwa memasarkan produk baru atau masuk
kedalam suatu area baru lebih mudah dengan melakukan perluasan atau penggabungan
usaha dengan perusahaan lain dibanding melalui perluasan internal.
Suatu penggabungan usaha (Business Combination) terjadi ketika dua atau lebih
perusahaan bergabung dalam satu kontrol yang sama. Konsep kontrol atau
pengendalian berhubungan dengan kemampuan untuk mengarahkan kebijakan dan
manajemen.
Jenis penggabungan usaha yang ditemui dalam lingkungan usaha saat ini dan isi
perjanjian penggabungan usaha semakin beragam seiring dengan semakin banyaknya
perusahaan yang terlibat. Perusahaan membuat berbagai perjanjian formail dan
informal yang dapat mempunyai satu atau lebih karakteristik penggabungan usaha.
Perjanjian Informal, suatu perjanjian yang sederhana secara personal kadang
dibutuhkan untuk membangun sebuah hubungan baik jangka panjang dalam suatu
usaha bersama. Informalitas dan kebebasan yang membuat perjanjian informal
berjalan juga menjadi faktor kuat dalam proses penggabungan laporan keuangan dan
membuatnya seolah-olah menjadi bagian dari satu perusahaan tunggal. Faktor lainnya
dalam perjanjian informal adalah kontinuitas pemisahan kepemilikan dan kemudahan
untuk mengakhiri perjanjian informal.
Perjanjian Formal, biasanya disertai dengan perjanjian secara tertulis. Perjanjian ini
menjelaskan persyaratan penggabungan usaha, termasuk bentuk perusahaan yang
bergabung, pertukaran, disposisi efek yang beredar, dan hak serta kewajiban
partisipan. Pelaksanaan perjanjian tersebut mengharuskan adanya pengakuan pada
pembukuan salah satu atau lebih perusahaan yang bergabung.
pada
pembukuan
perusahaan
yang
mentransfer
umumnya
tidak
diperbolehkan jika bukan transaksi yang wajar (arms length-transaction). Oleh karena
itu, tidak ada keuntungan atau kerugian yang diakui dari transaksi transfer oleh
perusahaan yang mentransfer. Tetapi, jika nilai asset yang ditransfer ke entitas yang
baru dibentuk tersebut telah mengalami penurunan nilai sebelum terjadinya transfer
dan nilai wajarnya lebih rendah disbanding nilai tercatatnya pada pembukuan
perusahaan yang mentransfer, perusahaan yang mentransfer harus mengakui kerugian
dari penurunan nilai dan mentransfer asset pada entitas baru pada nilai wajar yang
lebih rendah tersebut.
Entitas yang dibentuk memulai pencatatan untuk aktiva dan kewajiban yang ditransfer
dengan cara biasa berdasarkan nilai buku pada saat transfer. Pelaporan keuangan
berikutnya melibatkan konsolidasi dari laporan keuangan entitas yang dibentuk dengan
laporan keuangan induk perusahaan. Secara keseluruhan, laporan keuangan
konsolidasi memperlihatkan seakan-akan tidak pernah terjadi proses transfer.
D. PENGGABUNGAN USAHA
Suatu penggabungan usaha terkait dengan penggabungan atas kepemilikan dua atau
lebih perusahaan yang pengendalian sebelumnya merupakan entitas terpisah.
Penggabungan usaha dapat mengambil satu dari beberapa bentuk penggabungan usaha
dan dapat dilakukan dengan cara yang berbeda.
------------ Merger
------------ Konsolidasi
Hubungan yang terjadi dalam akuisi saham disebut hubungan indukanak perusahaan.
Induk perusahaan adalah perusahaan yang memiliki kendali atas perusahaan lain yaitu
anak perusahaan, biasanya melalui kepemilikan mayoritas ke saham biasa. dan Untuk
anak kepentingan pelaporan keuangan publik, induk perusahaan menyajikan laporan
keuangan konsolidasi seolah-seolah merupakan satu perusahaan tunggal.
Metode untuk Melakukan Penggabungan Usaha
laba sebagai perusahaan yang berjalan merupakan suatu hal penting dalam penilaian
perusahaan. Ada 2 pendekatan untuk mengukur nilai dari laba masa depan suatu
perusahaan yaitu: (1) Dinilai dari kelipatan dari labanya sekarang, (2) Menghitung
nilai sekarang dari arus kas masa depan yang diharapkan akan dihasilkan perusahaan.
Penilaian Kepentingan yang Dipertukarkan, ketika suatu perusahaan mengakuisisi
perusahaan lain, harus diperhatikan nilai kepentingan (consideration) yang akan
dipertukarkan. Tidak terlalu sulit jika kas yang digunakan dalam akuisisi, tetapi
penilaian akan semakin sulit jika yang dipertukarkan adalah efek (surat berharga atau
sekuritas), terutama jika efek tersebut adalah efek baru yang tidak dipredagangkan atau
efek dengan fitur yang tidak biasa.
E. AKUNTANSI PEMBELIAN UNTUK PENGGABUNGAN USAHA
Pembelian suatu perusahaan pada dasarnya sama dengan pembelian aset atau
kelompok aset lain. Ketika suatu aset dibeli, konsiderasi diberikan sebagai ganti untuk
hak kepemilikan atas aset yang dibeli. Sama juga, ketika suatu perusahaan dibeli,
konsiderasi diberikan sebagai ganti untuk hak kepemilikan yang diserahkan pemilik
perusahaan yang diakuisisi.
PSAK 22 tentang akuntansi untuk penggabungan usaha menjelaskan prosedur
akuntansi yang saat ini diterapkan untuk transaksi penggabungan usaha di Indonesia.
Penentuan Harga Beli
Berdasarkan standar akuntansi penggabungan usaha yang saat ini diterapkan,
pembelian memperhitungkan semua biaya peroleh sehubungan dengan akuisisi aset
bersih atau saham perusahaan lain sebagai bagian dari haga beli.
Penggabungan Usaha Melalui Pembelian Aset Bersih
Perusahaan yang mengakuisisi aktiva bersih dari perusahaan lain dalam suatu
penggabungan uasaha, maka perusahaan pengakuisisi mencatat dalam pembukuannya
aktiva dan kewajiban yang diakuisisi dalam penggabungan usaha dan konsiderasi yang
diberikan. Setiap selisih lebih harga beli diatas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang
dapat diidentifikasi dianggap sebagai harga beli untuk muhibah (goodwill).
Akun temporer digunakan untuk mengakumulasi biaya merger dan biaya pengeluaran
saham karena banyaknya individual yang terjadi pada waktu yang berbeda sebelum
penggabungan usaha. Biaya merger yang terjadi setelah penggabungan usaha dapat
dicatat sebagai debit ke goodwill dan biaya pengeluaran saham yang terjadi setelahnya
dicatat sebagai pengurang tambahan modal di setor.
Pencatatan Goodwill
Goodwill Negatif
Kadang-kadang harga beli dari perusahaan yang diakuisisi lebih kecil dibanding nilai
wajar aset bersih yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi. Selisih ini disebut goodwill
negatif. Keberadaan goodwill negatif dapat mengimplikasikan bahwa perusahaan yang
diakuisisi seharusnya dilikuidasi karena aset dan kewajibannya mempunyai nilai lebih
tinggi secara individudibanding secara keseluruhan sebagai suatu perusahaan.
Berdasarkan PSAK 22, kelebihan yang diperoleh dari nilai wajar aset bersih atas biaya
perolehan entitas (goodwill negatif) akan digunakan untuk mengurangi nilai yang lain
yang telah ditetapkan atas aset yang diperoleh. Jumlah yang tersisa setelah mengurangi
aset-aset tersebut sampai menjadi nol diakui sebagai biaya yang ditangguhkan
(deffered charge) dan diakui sebagai pendapatan secara sistematis selama periode yang
tidak lebih dari 20 tahun.
Penggabungan Usaha Melalui Pembelian Saham
Banyak penggabungan usaha dilakukan melalui pembelian saham dari perusahaan lain
bukan melalui akuisisi aset bersih. Dalam situasi seperti ini, perusahaan yang diakusisi
tetap berdiri dan perusahaan pembeli mencatatnya sebagai investasi pada saham biasa
dari perusahaan yang diakusisi bukan mencatat masing-masing aset dan kewajiban.
Ketika penggabungan usaha dilakukan melalui akuisisi saham, perusahaan yang
diakuisisi dapat beroperasi sebagai perusahaan yang terpisah, atau perusahaan yang
diakuisisi tersebut dapat merger dengan perusahaan pengakuisisinya.
Pelaporan Keuangan Setelah Penggabungan Usaha
Laporan keuangan yang disiapkan setelah penggabungan usaha hanya mencerminkan
entitas gabungan dari tanggal penggabungan. Ketika penggabungan terjadi di tengahtengah tahun fiskal laba yang diperoleh perusahaan akuisisi sebelum tanggal
penggabungan tidak dilaporkan dalam laporan laba rugi perusahaan gabungan. Jika
perusahaan gabungan menyajikan laporan keuangan komparatif yang termasuk laporan
keuangan untuk periode sebelum penggabungan usaha, laporan keuangan tersebut
hanya menampilkan aktivitas dan posisi keuangan dari perusahaan pengakuisisi bukan
perusahaan yang diakuisisi.
manajemen
perusahaan
menyukai
penyatuan
kepemilikan