Anda di halaman 1dari 18

IFRS 03

BUSINESS COMBINATIONS
SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

Oleh:
Nirmala Nilam Pratama
211070125

INSTITUTE KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI S1 AKUNTASI
PENDAHULUAN
Kombinasi bisnis dapat terjadi ketika perusahaan berhubungan dengan suatu perusahaan
lain atau lebih untuk menjadi satu entitas akuntansi dan entitas baru tersebut meneruskan aktivitas
– aktivitas dalam perusahaan yang terdahulu yang pada awalnya terpisah. Menggambungkan suatu
entitas bisnis yang pada awalnya terpisah merupakan suatu alternative untuk mengembangkan atau
memperluas suatu usaha. Walaupun tujuan dari kombinasi bisnis itu sendiri adalah profitabilitas,
namun manfaat lain yang diperoleh yaitu efesiensi operasi melalui integrasi operasi maupun
diversifikasi risiko bisnis melalui konglomerasi. Kombinasi tehadap bisnis dapat dikatagoroka
menjadi salah satu bentuk dibawah ini, diantaranya:
 Konsolidasi, merupakan suatu dua atau lebih bisnis bergabung untuk membentuk satu entitas
baru, dengan harapan meningkatkan pangsa pasar dan profitabilitas. serta manfaat
menggabungkan bakat, keahlian industri, atau teknologi. Konsolidasi dapat menghasilkan
terciptanya entitas bisnis yang sama sekali baru atau anak perusahaan dari perusahaan yang
lebih besar. Pendekatan ini dapat menggabungkan perusahaan yang bersaing menjadi satu
bisnis kooperasi.
 Merger, merupakan penggabungan dua atau lebih perusahaan menjadi satu, dimana
perusahaan yang me-merger mengambil alih semua aset dan kewajiban perusahaan yang di-
merger. Perusahaan yang di-merger kemudian akan dibubarkan dan berhenti operasi.
 Akuisisi, merupakan aksi korporasi yang dilakukan sebuah perusaaan dengan membeli
sebagian besar atau seluruh saham dari perusahaan lainnya untuk mendapatkan kontrol atas
perusahaan tersebut. Akuisisi biasanya dilakukan dengan membeli lebih dari 50% sahan dari
sebuah perusahaan.
Prospek masa depan perushaan membeli hak milik atas entitas lain, tetapi menarik perhatian
berbagai kelompok seperti investor, banker, pekerja serta manajer. Dalam konteks sebuah laporan
keuangan dikontrol dan koordinasikan oleh sebuah peruhasaan induk agar menjadi relevan.

TUJUAN
Tujuan dari dari IFRS 3 (2008) adalah untuk meningkatkan relevansi, keandalan, daninformasi yang
dapat dibandingkan bahwa suatu entitas pelapor menyediakanlaporan keuangannya mengenai
kombinasi bisnisnya serta dampaknya. IFRS 3 meletakan prinsip-prinsip dan ketentuan untuk
bagaimana pembeli:
 Mengakui dan mengukur dalam laporan keuangan tentang pembelian asset yang
diidentifikasikan, liabilitas yang ditangguhkan serta kepentingan non-pengendali dalam pihak
penjual;
 Mengakui serta mengukur goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis atau suatu
keuntungan dari kekuatan pembeli;
 Menentukan informasi apa yang harus diungkapkan untuk menjadikan pengguna dapat
mengevaluasi laporan keuangan tentang sifat serta dampak keuangan daripada kombinasi
bisnis.

Pada IFRS 3 (2008) berusaha untuk meningkatkan relevansi, kendalan dan komparabilitas informasi
yang diberikan mengenai kombinasi bisnis dan dampak. Secara khusus kombinasi bisnis dilakukan
untuk:
 Mengurangi risiko
Dengan membeli perusahaan yang sudah memiliki berbagai macam prosuk, dan juga
pasarnya akan lebih kecil resikonya dibandingkan dengan mengembangkan dan memasarkan
produk baru.
 Penghematan biaya
Dengan kombinasi bisnis, berbagai biaya bisa dihemat. Diantaranya adalah biaya
gajiberbagai manajer, biaya penelitian produk baru (produk tersebut sudah ada diperusahaan
yang diakuisisi) dan biaya penelitian dan pengembangan.
 Mengurangi penundaan beroperasinya perusahaan
Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam fasilitas dan sudahmemenuhi
berbagai macam aturan pemerintah, akan lebih cepat dibandingkan denganmengembangkan
sendiri atau mendirikan perusahaan baru.
 Menghindar pengambilalihan oleh perusahaan lainnya
Salah satu cara untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lain adalahdengan
melakukan kombinasi bisnis.
 Memperoleh asset tidak berwujud
Salah satu alasan untuk melakukan kombinasi bisnis adalah untuk memperoleh asettidak
berwujud yang dimiliki oleh perusahaan yang diakuisisi seperti hak paten,
hakpenambangan,databasepelanggan dan lain-lain;
RUANG LINGKUP
IFRS 3 harus diterapkan ketika akuntansi untuk kombinasi bisnis, tetapi tidak berlaku untuk:

 akuntansi untuk pembentukan perusahaan joint venture dalam laporan keuangan dari
pengaturan bersama itu sendiri.
 Perolehan aset atau kelompok aset yang bukan merupakan aset. Dalam kasus tersebut
pengakuisisi harus mengidantifikasi dan mengakui aset yang teridentifikasi secara
individual yang diakuisisi (termasuk aset-aset yang memenuhi definisi dan kriteria
pengakuan untuk, aset tidak berwujud dalam IAS 38 Intangible Assets) dan kewajiban.
Biaya group dialokasikan untuk aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi secara
individual atas dasar nilai wajar relative pada tanggal pembelian. Seperti transaksi ata
peristiwa tidak menimbulkan goodwill.
 Kombinasi entitas atau bisnis dibawah satu pengendali.

Dalam ruang lingkup disebutkan bahwa tidak diterapkan untuk akuisisi aset atau kelompok
aset yang bukan merupakan suatu bisnis. Di sini menggunakan istilah “akuisisi aset”, dimana
dalam hal ini pihak yang diakuisisi tidak memenuhi definisi suatu bisnis, maka akuisisi tersebut
merupakan transaksi akuisisi aset atau kelompok aset. Bentuk - bentuk dari kombinasi bisnis
atau penggabungan usaha adalah :
 Akuisisi
Akuisisi terjadi ketika suatu perusahaan memperoleh aset produktif dari suatu entitas usaha
lain dan mengintegrasikan aset-aset tersebut ke dalam operasi miliknya.
 Merger
IFRS 3 menyatakan bahwa merger merupakan suatu proses penggabungan usaha dengan jalan
mengambil alih satu atau lebih perusahaan yang lain. Setelah terjadi pengambilalihan, maka
perusahaan yang diambil alih dibubarkan atau dilikuidasi, sehingga eksistensinya sebagai
badan hukum lenyap, dengan demikian kegiatan usahanya dilanjutkan oleh perusahaan yang
mengambil alih
 Konsolidasi
Konsolidasi terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih aset-aset
dan operasi dari dua atau lebih entitas usaha yang terpisah, dan akhirnya entitas yang terpisah
tersebut dibubarkan.
MENGIDENTIFIKASI SUATU KEBIJAKAN BISNIS
Entitas harus menentukan apakah suatu transaksi atau peristiwa lain adalah ombinasi bisnis
dengan menerapkan definisi dalam IFRS ini, yang mensyaratkan bahwa aset yang diperoleh
dan kewajiban yang diasumsikan merupakan bisnis. Jika aset yang diperoleh bukan bisnis,
pelaporan entitas harus memperhitungkan transaksi atau peristiwa lain sebagai akuisisi aset.
Suatu pihak yang membeli dapat memperoleh kendali ata suatu pihak yang menjual dalam
berbagai cara. Berikut adalah cara-cara suatu pihak yang membeli dapat memperoleh kendali
atas suatu pihak yang menjual :
 Dengan mentransfer kas, setara kas, atau aset lainnya
 Dengan timbulnya liabilitas
 Dengan menerbitkan kepentingan ekuitas
 Dengan menyediakan lebih dari satu jenis imbalan
 Tanpa melakukan transfer imbalan (contoh: melalui kontrak sendiri)
Kombinasi bisnis dapat distrukturkan dalam beberapa cara yang berbeda, yang mana
meliputi:
 Satu atau lebih yang menjadi entitas anak dari suatu pihak yang membeli
 Aset bersih dari satu atau lebih bisnis secara legal bergabung menjadi pihak yang
membeli.
 Suatu kombinasi bisnis entitas yang mentransfer aset bersihnya kepada kombinasi
bisnis entitas lain.
 Pemilik dari kombinasi bisnis entitas yang mentransfer kepentingan ekuitasnya
kepada kombinasi bisnis entitas lain.
 Transaksi yang roll-up di mana semua kombinasi bisnis entitas mentransfer aset
bersihnya.
 Pemilik dari entitas yang mentransfer kepentingan ekuitasnya kepada entitas yang
baru dibentuk.
 Sekelompok pemilik lama dari satu dari entitas-entitas yang menggabungkan diri
memperoleh kendali dari kombinasi bisnis.
Metode Akuisisi
Akuntansi untuk kombinasi bisnis didasarkan pada metode akuisisi. Metode ini merupakan
pengembangan dari metode pembelian. Perubahan terminologi yang muncul adalah bahwa
kombinasi bisnis bisa saja terjadi walaupun tidak terjadi pembelian. Penerapan akuntansi
akuisisi memerlukan :
 Pengidentifikasian pihak pembeli;
 Penetuan tanggal akuisisi;
 Pengakuan dan pengukuran aset, yang dapat diidentifikasi, yang dibeli dan liabilitas
yang ditanggungkan dan suatu kepentingan non-pengendali di dalam pihak pembeli
dan
 pengakuan dan pengukuran goodwill, termasuk keuntungan dari tawar menawar
pembelian.
a) Mengidentifikasi Pihak Pembeli
Pihak pembeli adalah ekuitas yang memperoleh kendali atas bisnis dari pihak penjual. Kendali
harus diuji dengan menerapkan IAS 27 mengenai Laporan Keuangan Konsolidasian dan
Laporan Keuangan Tersendiri. Kendali adalah daya untuk mengelola aktifitas keuangan dan
operasional dengan demikian memperoleh manfaat dari aktifitas tersebut. Karakteristik berikut
menandakan kendali yang signifikan:
 Memiliki lebih dari setengah daripada kemampuan pemberian hak suara secara
langsung atau tidak langsung melalui entitas anak.
 Kemampuan atas lebih daripada setengah hak suara menurut suatu perjanjian dengan
investor lainnya.
 Kemampuan untuk mengelola kebijakan keuangan dan operasi dari entitas menurut suat
statuta atau suatu perjanjian.
 Kemampuan untuk menunjuk atau memindahkan mayoritas dari anggota dewan, atau
badan pengelola dari entitas.
 Kemampuan untuk memberikan hak suara yang mayoritas di dalam suatu rapat dewan
atau badan pengelola dari entitas.
Sambil mengevaluasi kendali, keberadaan hak suara potensia yang muncul dari saham waran,
opsi beli saham, hutang atau saham preferen yang dapat dikonversikan menjadi saham biasa
atau instrumen sejenis lainnya, harus dipertimbangkan. Apabila tidak memungkinkan untuk
mengidentifikasi pihak pembeli dengan menerapkan prinsip kendali sebagaimana yang
dinyatakan di dalam IAS 27, selanjutnya kriteria berikut diterapkan.
 Mengidentifikasi entitas yang melakukan transfer kas di dalam suatu akuisisi yang
ditransfer dengan kas.
 Mengidentifikasi entitas mana yang telah menerbitkan ekuitas di dalam suatu akuisisi
berdasarkan ekuitas.
 Mengidentifikasi pihak pembeli adalah entitas yang menggabungkan diri, maka
tentukan kelompok mana dari pemilik menerima atau menahan porsi terbesar daripada
hak suara.
 Bilamana tidak ada kelompok pemegang saham yang mempunyai hak suara mayoritas,
maka tentukanlah kelompok mana yang memiliki hak suara terbesar.
 Apabila pihak pembeli adalah entitas yang meggabungkan diri, maka tentukan
kelompok mana yang memiliki kemampuan untuk memilih atau memindahkan anggota
dewan direktur yang mayoritas.
 Apabila pihak pembeli adalah entitas yang menggabungkan diri, maka nilailah
kelompok mana yang mendominasi manajemen senior dari kombinasi bisnis entitas.
Pihak pembeli biasanya adalah entitas yang menggabungkan diri yang memiliki hak
yang relatif lebih besar, atau kombinasi bisnis entitas yang telah memulai kombinasi.
b) Tanggal Akusisi
Adalah tanggal dimana pihak pembeli secara efektif memperoleh kendali dari pihak yang
menjual. Tanggal tersebut menunjukkan menurut tanggal di mana :
 Pihak pembeli melakukan transfer jumlah dari akusisi.
 Pihak pembeli melakukan akusisi terhadap aset dan menanggung liabilitas dari pihak
yang menjual.
 Transaksi kombinasi bisnis tutup.
 Suatu perjanjian yang memberikan pihak pembeli kendali sebelum, atau sesudah
tanggal penutupan transaksi.
Pada IFRS 3 mewajibkan penggunaan metode akuntansi akuisisi. Dalam metode akuntansi
ini, pihak pembeli mengakui dan mengukur atas dasar tanggal akusisi :
 Semua aset yang dibeli dan liabilitas yang ditanggung atas dasar nilai wajar
 Goodwill yang mendasari kelebihan dari :
 Jumlah yang ditransfer oleh pihak pembeli dan kepentingan non-pengendali
 Nilai wajar dari aset yang dibeli dan liabilitas yang ditanggung.
 Keuntungan atas suatu tawar menawar pembelian.

c) Mengakui Aset dan Liabilitas


Pengakuan aset dan liabilitas di dalam suatu transaksi kombinasi bisnis adalah sebagai
berikut:
 Mengidentifikasi aset dan liabilitas di dalam kerangka untuk Penyajian Laporan
Keuangan dan memeriksa liabilitas yang tidak muncul dari kombinasi bisnis.
 Mengakui aset yang tidak diakui oleh pihak penjual, karena merupakan aset yang
tidak berwujud secara internal.
Pihak pembeli tidak mengakui beberapa aset dan liabilitas. Misalnya, pos berikut yang bukan
merupakan liabilitas pada tanggal akusisi adalah:
 Barang yang diestimasi terjadi untuk meninggalkan suatu aktifitas, akan tetapi bukan
terdiri dari suatu liabilitas; atau
 Biaya yang terjadi untuk melakukan terminasi atau melakukan relokasi karyawan dari
pihak penjual

d) Aset Tidak Berwujud


Pihak penjual tidak mengakui aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal seperti merk
dagang. Daftar pelanggan dan paten, bilamana pihak penjual membebankan biaya yang terjadi
atas pengembangan aset ini. Pihak pembeli, atas suatu kombinasi bisnis, dapat mengakui aset
tersebut. IFRS 3 mengharuskan bahwa aset tidak berwujud harus dipisahkan dari goodwill
karena akuisisi. Aset tidak berwujud dipisahkan dari goodwill atas dasar kriteria yang dapat
dipisahkan dan kriteria legal dan kontraktual. Aset tidak berwujud dapat diterapkan apakah aset
tersebut dapat dipisahkan dari bisnis.
e) Liabilitas Kontinjensi
Suatu liabilitas kontijensi didefinisikan di dalam IAS 37 mengenai Provisi, Liabilitas
Kontinjensi dan Aset Kontinjensi sebagai berikut :
 Suatu liabilitas yang mungkin timbul dari peristiwa masa lalu dan yang memiliki
keberadaan hanya akan dikonfirmasi dengan kejadian atau bukan kejadian dari satu
atau lebih peristiwa masa depan yang belum pasti yang tidak keseluruhannya berada di
dalam kendali entitas; atau
 Suatu liabilitas sekarang yang timbul dari peristiwa masa lalu akan tetapi tidak diakui
karena :
 Tidak memungkinkan bahwa suatu arus kas keluar dari sumber daya yang
meningkatkan manfaat ekonomis akan diperoleh untuk menyelesaikan
liabilitas atau
 Jumlah liabilitas yang tidak dapat diukur dengan keandalan yang mencukupi.
Di dalam konteks dari suatu kombinasi bisnis, pihak pembeli diharuskan untuk
mengakui suatu liabilitas kontinjensi yang ditanggungkan di dalam suatu
kombinasi bisnis per tanggal akuisisi apabila suatu liabilitas sekarang timbul
dari peristiwa masa lalu dan nilai wajarnya dapat diukur secara andal.
Menurut IAS 37, suatu liabitas sekarang tidak dapat diakui sebagai suatu liabilitas oleh karena
suatu arus kas keluar dari sumber daya ekonomis tidak memungkinkan, atau jumlah liabilitas
tidak dapat diukur secara andal. Suatu liabilitas kontinjensi diakui di dalam suatu kombinasi
bisnis diukur setelah pengakuan awal pada tingkatan yang lebih tinggi dari :
 Jumlah yang diakui sesuai dengan IAS 37; dan
 Jumlah yang pada awalnya diakui dikurang dengan amortisasi kumulatif yang diakui
sesuai dengan IAS 18 mengenai Pendapatan.
Prinsip yang diikuti hingga liabilitas kontinjensi diselesaikan, dibatalkan, atau kadaluwarsa.
Dalam hal IFRS 3, liabilitas kontinjensi yang timbul dari liabilitas yang memungkinkan tidak
diakui oleh pihak pembeli. Hanya liabilitas kontinjensi yang mewakili liabilitas sekarang yang
diakui.
f) Pajak Penghasilan
Pihak pembeli harus mengukur suatu aset pajak yang ditangguhkan atau liabilitas yang
didasarkan kepada aset yang diakuisisi dan liabilitas yang ditanggung pada tanggal akusisi,
dengan menerapkan IAS 12. Pihak pembeli harus mengakui suatu aset atau liabilitas pajak yang
ditangguhkan
g) Imbalan Kerja
Pihak pembeli juga harus mengukur imbalan kerja dari bisnis yang diakuisisi pada tanggal
akusisi, sesuai dengan IAS 19 mengenai Imbalan Kerja.
h) Aset Indentifikasi
Aset adalah jumlah piutang dari pihak penjual atau pihak ketiga lainnya untuk suatu liabilitas
tertentu bahwa pihak penjual adalah, atau dapat dikenakan pada. Misalnya, pihak penjual dapat
menjamin bahwa jumlah yang tidak dapat ditagih tidak akan melebihi 10%.
Apabila pihak pembeli mengakui liabilitas pihak penjual, maka selanjutnya harus juga
mengakui aset indemnifikasi. Ukuran aset indemnifikasi adalah setara dengan nilai yang
mendasari liabilitas kecuali aset diturunkan nilainya karena dana tidak dapat ditagih.
i) Sewa Guna Operasi (Pihak Penyewa)
Pihak pembeli mengevaluasi ketentuan dan kondisi dari sewa guna operasi, di mana pihak
penjual adalah pihak penyewa. Pada tanggal akuisisi, apabila ketentuan adalah menguntungkan
sebagaimana dibandingkan dengan syarat pasar, maka pihak pembeli mengakui suatu aset tidak
berwujud. Selain daripada itu, pihak pembeli mengakui suatu liabilitas, asalkan peserta pasar
berkeinginan untuk membayar suatu harga untuk ini.
IFRS 3 menjelaskan bahwa pengakuan suatu aset tidak berwujud yang timbul dari ketentuan
pasar yang menguntungkan yang harus dibuktikan dengan kriteria legal-kontraktual selain dari
yang dapat dipisahkan.
Apabila pihak penjual adalah pihak penyewa, maka ketentuan sewa yang menguntungkan atau
merugikan biasanya akan dapat diambil dalam penilaian wajar dari aset yang mendasari.
j) Hak yang Dibeli Kembali
Di dalam proses suatu kombinasi bisnis, pihak pembeli dapat membeli kembali hak yang
dihibahkan lebih dini kepada pihak penjual, seperti hak franchise, hak paten atau lisensi, merek
dagang dan lain-lain. Pihak pembeli harus dapat memisahkan aset tidak berwujud yang dapat
dipisahkan dari goodwill. Hak tersebut diakui dan diamortisasi selama sisa jangka waktu
kontraktual dari hak tersebut.
k) Penghargaan Berbasis Saham
Apabila, di dalam suatu kombinasi bisnis, pihak penjual mempunyai penghargaan berbasis
saham di mana pihak pembeli harus mengganti dengan penghargaan berbasis saham miliknya,
maka penghargaan yang baru harus diukur dengan menerapkan IFRS 2.
l) Aset yang dikuasai untuk dijual
Kadang-kadang pihak pembeli boleh mengambil alih aset tidak lancar yang dikuasai untuk
dijual menurut suatu kombinasi bisnis. Aset tidak lancar yang dikuasai untuk dijual dinilai
dengan menerapkan IFRS 5.
m) Klasifikasi Aset dan Liabilitas
Setelah diidentifikasi aset yang diakuisisi dan liabilitas yang ditanggung, maka aset dan
liabilitas diklasifikasi, agar berikutnya dapat menerapkan IFRS. Misalnya, pihak pembeli harus
mengklasifikasikan aset keuangan sebagai :
 Nilai wajar melalui ekuitas
 Tersedia untuk dijual
 Dikuasai hingga jatuh tempo yang tergantung kepada maksud dan tujuan manajemen
Contoh lainnya meliputi :

 Derivatif sebagai instrumen lindung nilai, menurut IAS 39


 Apakah suatu derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utama
Tidak perlu melakukan klasifikasi :

 Kontrak sewa guna sebagai sewa guna operasi atau sewa guna pembiayaan; dan
 Kontrak asuransi menurut IFRS 4 per tanggal akuisisi. c. Prinsip Pengukuran
Langkah berikutnya adalah untuk menerapkan prinsip pengukuran nilai wajar untuk
mengidentifikasi aset dan liabilitas.
 Tidak ada pemisahan cadangan penilaian yang diizinkan bagi arus kas yang tidak pasti.
Sambil mengukur nilai wajar aset/liabilitas, elemen yang tidak pasti dari arus kas harus
disesuaikan untuk ruang lingkup penilaian. Entitas tidak harus mengakui suatu
cadangan penilaian yang terpisah.
 Penilaian aset menurut suatu sewa guna operasi di mana pihak penjual adalah pihak
yang menyewakan. Aset dinilai setelah memperhitungkan jangka waktu sewa dan nilai
pasar terkait. Oleh karena itu, tidak ada aset tidak berwujud yang terpisah yang diakui
atas dasar jangka sewa yang menguntungkan sebagaimana dibandingkan dengan
kondisi pasar.
 Penilaian aset yang diakuisisi bahwa pihak pembeli tidak berharap untuk menggunakan
cara-cara yang tradisional bahwa peserta pasar lainnya biasanya akan menggunakan
aset tersebut. Aset tersebut harus dinilai atas dasar nilai wajar sesuai dengan
penggunaannya oleh peserta pasar lainnya.
Penilaian Goodwill
Goodwill didefinisikan sebagai satu aset yang mewakili manfaat ekonomi masa datang yang
timbul karena pembelian aset lain di dalam suatu kombinasi bisnis yang tidak secara individu
diidentifikasi dan diakui secara terpisah. IFRS 3 mengharuskan pihak pembeli untuk mengakui
goodwill pada tanggal akuisisi, diukur sebagai selisih antara (1) dan (2):
1) Keseluruhan dari
 Nilai wajar tanggal akuisisi dari jumlah yang ditransfer
 Jumlah dari setiap kepentingan non-pengendali di dalam entitas yang diakuisisi;
dan
 Di dalam suatu kombinasi bisnis yang tercapai dalam tahapannya, nilai wajar
tanggal akuisisi dari penyertaan ekuitas yang dikuasai pihak pembeli
sebelumnya di dalam entitas yang diakuisisi.
2) Jumlah tanggal akuisisi neto dari aset yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi dan
liabilitas yang ditanggung, keduanya diukur sesuai IFRS 3.
PERTIMBANGAN NILAI WAJAR
Untuk perhitungan goodwill karena akuisisi, pihak pembeli harus mengukur :
 Nilai wajar dari aset yang ditransfer atau ekuitas yang diterbitkan; dan
 Nilai wajar dari liabilitas yang terjadi mengarah ke mantan pemilik dari pihak penjual.
Bilamana aset yang ditransfer sebagai imbalan yang memiliki suatu nilai wajar yang
berbeda dari nilai buku, maka pihak pembeli harus mengukur ulang nilai wajar aset
semacam itu dan mengakui keuntungan atau kerugian di dalam laporan laba atau
ruginya
Goodwill Penuh dan Godwill Sebagian
 Goodwill penuh berarti bahwa goodwill diakui di dalam suatu kombinasi bisnis untuk
kepentingan non-pengendali dan juga untuk kepentingan pengendali di dalam suatu
entitas anak.
 Suatu goodwill sebagian pihak pembeli dapat diakui kepentingan non-pengendali di
dalam entitas anak atas dasar nilai wajar atau pihak pembeli dapat mengakui
kepentingan non- pengendali di dalam aset neto tidak termasuk goodwill.
 Mengakui goodwill penuh akan meningkatkan aset neto yang dilaporkan pada laporan
posisi keuangan.
Akuntansi untuk Beban atas Kombinasi Bisnis
Beban pada suatu kombinasi bisnis termasuk hal-hal berikut :

 Imbalan penemu.
 Imbalan bagi penasehat, legal, akuntansi, penilai dan jasa profesional lainnya atau jasa
konsultasi lainnya.
 Beban administrasi umum termasuk beban pemeliharaan suatu departemen pembelian
internal.
 Biaya pendaftaran dan penerbitan surat hutang dan surat berharga ekuitas.
Beban ini dicatat di dalam periode dimana terjadinya dan jasa yang diterima. Biaya perolehan
tersebut tidak dapat lagi dimasukkan sebagai bagian dari biaya perolehan atas kombinasi bisnis.
Menurut IFRS 3 sebelumnya, biaya perolehan tersebut dapat dimasukkan sebagai bagian dari
penggabungan badan usaha. Biaya untuk menerbitkan hutang atau surat berharga ekuitas harus
diakui sesuai dengan IAS 32 dan IAS 39.
Tawar Menawar Pembelian
Tawar menawar pembelian menciptakan suatu keuntungan atas akuisisi. Apabila nilai wajar
dari jumlah yang ditransfer lebih rendah daripada nilai wajar aset bersih yang diakuisisi dan
kepentingan non-pengendali, selanjutnya keuntungan ini diakui di dalam laba dan rugi pihak
pembeli. Sebelum mengakui keuntungan ini, pihak pembeli harus mengkaji :
a. Apakah semua aset yang dibeli dan liabilitas yang ditanggung diakui;
b. Apakah kepentingan non-pengendali dicatat dengan tepat;
c. Apakah penyertaan yang dikuasai sebelumnya termasuk dengan pertimbangan (dalam
hal akuisis tahap per tahap); dan
d. Apakah jumlah yang ditransfer diukur dengan tepat

PERIODE PENGUKURAN
1) Periode pengukuran tidak boleh melebihi satu tahun dari tanggal akuisisi.
2) Selama periode ini, pihak pembeli dapat menyusun laporan keuangan yang didasarkan
pada informasi yang merupakan provisional dan informasi baru yang dikumpulkan.
3) Periode pengukuran berakhir bilamana informasi baru menjadi tersedia, dan tidak
melebihi satu tahun.
4) Apabila suatu pengukuran difinalisasikan setelah satu tahun, selanjutnya diperlakukan
sesuai dengan IAS 8.
Akuntansi untuk suatu “Akuisisi yang Terbalik” (Reverse Acquisition)
 Di dalam suatu akuisisi yang terbalik (reverse acquisition), entitas pihak pembeli yang
lebih kecil membeli entitas yang lebih besar.
 Di dalam periode pasca akuisisi, entitas yang lebih besar melakukan pengendalian.
 Melalui teknik ini suatu entitas swasta dapat go public.
 Pihak pembeli adalah entitas anak yang legal.
 Nilai dari jumlah pembelian adalah nilai wajar dari tambahan saham bahwa entitas anak
legal harus menerbitkan pemegang saham dari entitas induk legal sebelum akuisisi
untuk penyertaan sekarang di dalam kombinasi bisnis entitas.

PENGUNGKAPAN
Pengakuisisi diperlukan untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna
laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi bisnis yang
terjadi baik selama periode pelaporan saat atau setelah akhir periode tetapi sebelum laporan
keuangan untuk diterbitkan. Di antara pengungkapan diperlukan untuk memenuhi tujuan
tersebut di atas adalah sebagai berikut ;
 nama dan deskripsi yang diakuisisi,
 tanggal akuisisi,
 persentase kepemilikan saham voting diperoleh, alasan utama untuk kombinasi bisnis
dan deskripsi tentang bagaimana pengakuisisi memperoleh kendali yang diakuisisi,
 deskripsi faktor yang membentuk goodwill diakui,
 deskripsi kualitatif faktor yang membentuk goodwill diakui, seperti sinergi yang
diharapkan dari operasi menggabungkan,
 aset tidak berwujud yang tidak memenuhi syarat untuk diakui secara terpisah, nilai
wajar akuisisi-tanggal pertimbangan jumlah yang ditransfer dan nilai wajar akuisisi-
tanggal masing-masing kelas utama pertimbangan,
 rincian pengaturan pertimbangan kontinjensi dan aset ganti rugi,
 rincian piutang diperoleh, jumlah yang diakui pada tanggal akuisisi untuk setiap kelas
utama aktiva dan kewajiban yang diperoleh diasumsikan,
 rincian dari kewajiban kontinjensi diakui, Jumlah total goodwill yang diharapkan akan
dikurangkan untuk tujuan pajak,
 rincian tentang transaksi yang diakui secara terpisah dari akuisisi aset dan asumsi
kewajiban dalam kombinasi bisnis,
 informasi tentang pembelian murah,
 informasi tentang pengukuran kepentingan non-pengendali,
 rincian tentang kombinasi bisnis dicapai secara bertahap,
 informasi tentang pendapatan yang diakuisisi dan laba atau rugi,
 informasi tentang kombinasi bisnis yang tanggal akuisisi adalah setelah akhir periode
pelaporan tapi sebelum laporan keuangan untuk diterbitkan
Pengakuisisi diperlukan untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna
laporan keuangan untuk mengevaluasi dampak keuangan dari penyesuaian diakui pada periode
pelaporan saat ini yang berhubungan dengan kombinasi bisnis yang terjadi pada periode atau
periode pelaporan sebelumnya. Di antara pengungkapan diperlukan untuk memenuhi tujuan
tersebut di atas adalah sebagai berikut :
“Rincian ketika akuntansi awal untuk kombinasi bisnis belum lengkap untuk aset tertentu,
kewajiban, kepentingan nonpengendali atau item dari pertimbangan (dan jumlah yang diakui
dalam laporan keuangan untuk kombinasi bisnis sehingga telah ditentukan hanya sementara) ,
tindak lanjut informasi pertimbangan kontingen, tindak mlanjut informasi tentang kewajiban
kontinjensi diakui dalam kombinasi bisnis, rekonsiliasi nilai tercatat goodwill pada awal dan
akhir periode pelaporan, dengan berbagai rincian ditampilkan secara terpisah, jumlah dan
penjelasan dari setiap keuntungan atau kerugian diakui pada periode pelaporan.”

TRANSISI
Aset dan kewajiban yang timbul dari kombinasi bisnis yang akuisisi tanggal didahului
penerapan IFRS ini tidak akan disesuaikan pada aplikasi IFRS ini. Jika perjanjian
penggabungan usaha menyediakan untuk penyesuaian biaya kombiasi bergantung pada
kejadian masa depan, perusahaan pengakuisisi harus mencakup jumlah yang penyesuaian biaya
kombinasi pada tanggal akuisisi jika penyesuaian tersebut kemungkinan dapat diukur secara
andal.
Sebuah perjanjian penggabungan usaha memungkinkan untuk penyesuaian biaya kombinasi
yang tergantung pada satu atau lebih peristiwa di masa depan. Penyesuaian mungkin, misalnya,
menjadi bergantung pada tingkat tertentu laba dipertahankan atau dicapai di masa mendatang,
atau pada harga pasar dari instrument yang diterbitkan dipertahankan. Hal ini biasanya
mungkin untuk memperkirakan jumlah setiap penyesuaian tersebut pada saat awalnya
akuntansi untuk kombinasi tanpa merusak keandalan informasi, meskipun beberapa
ketidakpastian ada. Jika peristiwa masa depan tidak terjadi atau estimasi perlu direvisi, biaya
kombinasi bisnis harus disesuaikan.
Namun, ketika perjanjian penggabungan usaha menyediakan untuk penyesuian tersebut,
penyesuaian yang tidak termasuk dalam biaya kombinasi pada saat awalnya akuntansi untuk
kombinasi jika itu baik tidak mungkin atau tidak dapat diukur dengan andal. Jika penyesuaian
yang kemudian menjadi mungkin dan dapat diukur secara andal, pertimbangan tambahan harus
diperlakukan sebagai penyesuaian biaya kombinasi.
Dalam beberapa keadaan, perusahaan pengakuisisi mungkin diperlukan untuk melakukan
pembayaran berikutnya ke penjual sebagai kompensasi atas pengurangan nilai aset yang
diserahkan, instrument ekuitas yang diterbitkan atau kewajiban yang terjadi atau diasumsikan
oleh perusahaan pengakuisisi dalam pertukaran untuk kontrol dari pihak yang diakuisisi. Hal
ini terjadi, misalnya, ketika perusahaan pengakuisisi menjamin harga pasar instrument ekuitas
atau utang yang diterbitkan sebagai bagian dari biaya bisnis kombinasi dan diperlukan untuk
mengeluarkan tambahan saham atau utang instrument untuk mengembalikan yang biaya
awalnya ditentukan. Dalam kasus tersebut, ada kenaikan biaya kombinasi bisnis yang diakui.
Dalam kasus instrument ekuitas, nlai wajar dari pembayaran tambahan diimbangi oleh
penurunan yang sama dalam nilai dikaitkan dengan instrument yang awalnya diterbitkan.
Dalam hal instrument hutang, pembayaran tambahan dianggap sebaai pengurangan premium
atau peningkatan diskon pada masalah awal.
Entitas, seperti entitas bersama, yang belum diterapkan IFRS 3 dan memiliki satu atau lebih
kombinasi bisnis yang dicatat dengan menggunakan metode pembelian akan berlaku transisi
dalam paragraph B68 dan B68

Contoh Soal Kasus

PT Andaika, misalkan harga wajar kepentingan nonpengendali merujuk pada harga wajar ekuitas
yang diakusisi PT Intiseka, sehingga total harga wajar adalah Rp 7 miliar yang mencerminkan 80%
harga ekuitas yang diakusisi (Rp 5,6 miliar), dan 20% harga wajar berkepentingan nonpengendali
(Rp 1,4 miliar), jadi perhitungan goodwill adalah:
Aset yang dapat diendefikasi yang diperoleh 9.450.000.000

Kas 5.420.000.000

Liabilitas yang diaambil-alih 2.650.000.000

Keuntungan dari pembelian dengan diskon 20.000.000

Ekuitas-kepentingan nonpengenndali 1.360.000.000


Lampiran Laporan Keuangan
Penjelasan Laporan Keuangan
Dalam laporan arus kas tersebut dijelaskan bahwa arus kas yang dikeluarkan untuk aktivitas investasi di tahun
2019 sebesar Rp 924.002.000.000 sedangkan di tahun 2020 sebesar Rp 303.726.000.000 digunakan untuk
mengakuisisi PT Bank Royal Indonesia dan PT Bank Interim Indonesia (PT Rabobank International
Indonesia).

Anda mungkin juga menyukai